Share

5. Terhalang Jodoh

Penulis: Skuka_V
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-01 20:24:03

Kedua netra Seina dan Laras saling bertatapan.

"Aku tidak akan membiarkan kamu mengkhianati sahabatku," ucap Laras.

"Auh ... Aku takut, katakan apa yang ingin kau katakan kepada Arya. Perlu kau ingat, meski dia sahabatmu, kau tidak berhak mencampuri urusan pribadinya."

"Jelas aku harus mencampuri urusan pribadinya karena dia sahabatku!" oceh Laras semakin panas.

"Kalau kau mau mengurusi urusan pribadinya, kenapa tidak sekalian kau urus cicilan mobil, apartemen, listrik, air dan hutangnya yang lain. Kau hanya ikut campur masalah hubungannya denganku. Kenapa, apa kau cemburu kepadaku?"

Laras kehabisan kata-kata, temannya yang ada di sana mencoba menenangkan Laras dan menyuruhnya untuk kembali ke meja mereka. Sedangkan Seina menatap tajam ke arah Laras yang kembali duduk di kursinya.

Darel tersenyum melihat wajah Seina yang penuh dengan emosi.

"Jadi siapa yang kalah?" tanya Darel. “Melihat wajahmu aku yakin dia yang kalah. Kau memang tidak pernah berubah.”

"Kau tidak lihat tadi aku berubah menjadi Ultraman!"

Uhuk ... Uhuk ... Uhuk ...

Darel tersedak minumannya mendengar ucapan Seina. Dengan santainya Seina menyendok makanan kemulutnya tanpa mempedulikan Darel yang tersedak.

Setelah selesai makan, Darel mengajak Seina pulang. Sepanjang perjalanan, Darel melirik ke arah Seina yang sibuk mengetik di ponselnya.

"Apa pacarmu marah?" tanya Darel.

"Tidak, aku hanya sedang mengetik," jawabnya.

“Tolong ambilkan plastik buku yang akau beli di belakang,” ucapnya.

Saina mengambil plastik tersebut dan memberikannya kepada Darel. Darel mengambil novel yang tadi ia beli. Sebelumnya novel itu sudah di pegang oleh Seina, Darel pikir Seina menginginkan novel tersebut

"Ini untukmu." Mata Seina melihat ke novel yang Darel simpan di lahunannya.

"Hahaha ... sepertinya ada kesalahpahaman di sini, aku tidak menginginkan novel ini, Darel. Tadi aku hanya ingin melihat harga novel ini, asal kau tau ini salah satu novel karyaku," ucap Seina penuh kebanggaan.

"Benarkah, kau seorang penulis?" ujar Darel terkejut di buatnya.

"Lebih tepatnya, si pengagum imajinasi. Sepertinya buku ini cocok untukmu, jadi kau simpan saja."

Seina tersenyum, lalu kembali mengetik di ponselnya. Kejadian tadi restoran dengan Laras, membuat imajinasi Seina berjalan dengan baik. Ia kemudian menumpahkan semua yang ada di otaknya ke dalam tulisan.

Dua puluh menit kemudian, mobil mereka sampai di gedung apartemen. Darel memarkirkan mobilnya, sedangkan Seina keluar lebih dulu di ikuti Darel dari belakang. Mereka berdua masuk ke dalam lift, dengan Seina yang masih fokus dengan ponselnya.

Pintu lift terbuka. “Tunggu, ini bukan lantai apartemen kita,” oceh Seina.

“Memang bukan, tadi kau menekan lantai sembilan,” tukas Darel.

“Kenapa kau tidak memberitahuku!” kesal Seina.

“Aku hanya ingin tau sefokus apa saat kau sedang bekerja. Ternyata, hahaha ... kenapa kau tidak menekan lantai dua puluh,” cibir Darel. Kedua pun kembali masuk ke dalam lift yang akan turun.

Pintu lift kembali terbuka, Seina dan Darel tertawa bersama. Mereka saling menggoda menertawakan Seina. Tanpa mereka sadari seseorang sedang memperhatikan mereka berdua.

"Kak Darel."

Seorang wanita berlari ke arah Darel dan memeluknya. Seina yang ada di sana berangsur menjauh, membiarkan mereka berdua.

"Se- Seina ...!" Langkah Seina terhenti lalu membalikkan tubuhnya. "Terima kasih," ucap Darel sambil menyingkirkan tangan wanita yang menempel di perutnya.

"Iya sama-sama."

Seina bergegas masuk ke dalam apartemen setelah berhasil menekan passwordnya. Dibalik pintu Seina menempelkan telinganya, mencoba mendengarkan percakapan Darel dan wanita itu.

"Aku penasaran siapa wanita itu, oh my God ... apa dia kekasih Darel atau mungkin istrinya."

Seina bergidik ngeri sambil mengusap-usap lengannya lalu masuk ke dalam kamar.

***

Arya sudah siap pulang dari kantornya, ia juga sudah memesan makanan untuk di bawa ke rumah Seina. Arya terus mengukir senyum di pipinya, begitu bahagia bisa bertemu dengan Seina dan bermesraan dengannya.

Namun, langkah Arya terhenti saat melihat Laras sedang menunggunya di depan mobil pribadinya.

"Hai Arya," sapa Laras.

Beberapa teman Arya melirik ke arah mereka, sebenarnya ini bukan kali pertama Laras datang ke kantor Arya. Hal itu pun menjadi bahan gosip anak-anak di kantornya, bahkan Arya di tuduh selingkuh ketika mengatakan jika Laras bukan kekasihnya.

"Untuk apa kau datang ke sini?" tanya Arya.

"Ah ... tadi aku ikut pulang bersama dengan Clara, tapi dia malah menurunkan aku di depan kantormu, karena kekasihnya menyuruhnya datang ke apartemennya."

"Oh ...."

Arya hanya ber-ohria mendengar penjelasan Laras. Laras menyeringai, ia tahu jika saat ini Arya kembali masuk perangkapnya.

Tanpa permisi Laras masuk ke dalam mobil Arya, saat Arya membuka mobil di sebelah kemudi. Arya lalu menyimpan makanan Seina di sampingnya.

"Ah Arya, kau tahu saja kalau aku sedang lapar," oceh Laras.

Arya menarik makanan yang akan di buka oleh Laras, kemudian memasukkan lagi ke dalam plastik.

"Itu makanan Seina, jika kau lapar kau makan saja di rumahmu."

Laras mencebikkan bibirnya, kesal dengan penolakan yang Arya lakukan kepadanya.

"Apa kau mau ke rumah Seina?" tanya Laras.

"Hm ...," jadwal Arya singkat sambil mengemudikan mobilnya. "Jadi turunlah di halte depan, karena aku akan ke apartemen Seina.

"Tak bisakah kau mengantar aku ke rumah?" rengek Laras.

"Maaf aku sudah janji dengan Seina."

Terlihat jelas kekesalan dari wajah Laras, kali ini Arya tidak mau Seina marah lagi kepadanya hanya karena Laras.

Arya memberhentikan mobilnya di depan halte, ia lalu mempersilahkan Laras untuk keluar dari mobilnya.

"Kamu yakin mau meninggalkan aku di sini?" tanya Laras sebelum keluar dari mobil Arya.

"Ayolah Laras, Seina saat ini sedang menungguku," titah Arya.

"Tapi Arya, aku ini sahabat kamu."

"Iya aku tau kamu sahabat aku, tapi Seina calon istri aku. Jadi cepat turun karena aku tidak mau terlambat. Dan satu lagi, jangan pernah berkata yang tidak-tidak tentang Seina."

Mau tidak mau Laras keluar dari mobil Arya, dengan rasa dongkol dalam hatinya. Mobil Arya berjalan dengan cepat meninggalkan Laras yang sedang berdiri di halte. Laras mengepalkan tangannya, baru kali ini Arya tidak mempedulikan permintaannya.

Apartemen Glory

Ketika pintu lift terbuka Arya melangkahkan kakinya keluar dari dalam lift, saat bersamaan ada seorang pria dan wanita yang masuk ke dalam lift.

Sepintas Arya ingat dengan wajah pria itu, iya ... pria yang tadi siang bersama Seina di restoran. Arya mengingat jelas wajah pria yang di kirimkan fotonya oleh Laras. Arya mencoba mengenyahkan pikirannya, lalu tangannya memencet bel.

"Sayang, kau datang?" sapa Seina membukakan pintu.

Seina berhamburan memeluk tubuh Arya, lalu menariknya masuk ke dalam apartemen.

"Ini aku bawakan makanan kesukaanmu, tapi maaf sudah tidak panas lagi," ungkap  Arya menyesal.

"Tidak apa-apa, terima kasih sayangku."

Arya tersenyum lalu mengusap rambut Seina. Ingatan Arya kembali pada sosok pria yang berpapasan dengannya tadi.

"Ehm ... sayang apa temanmu baru saja dari sini?" tanya Arya hati-hati.

Seina berpikir sejenak, ia mencoba mencerna ucapan Arya sambil menyendok makanan ke dalam mulutnya.

"Ah, maksudmu Darel. Dia tinggal di samping apartemenku, apa kalian sudah bertemu?"

"Iya tadi kami berpapasan."

"Wah, sepertinya Laras memberitahumu dengan detail, sampai kau tau dengan wajah pria yang makan siang bersamaku."

"Maaf, Laras memang orangnya seperti itu. Tapi aku percaya kepadamu, kau tidak mungkin mengkhianatiku."

Seina menyeringai menanggapi ucapan Arya. "Aku akan melakukan apa yang kau lakukan kepadaku Arya," batinnya.

***

Darel mencoba menghilangkan pikirannya tentang Seina, ia sadar saat ini Seina sudah memiliki tunangan dan mustahil kembali kepadanya.

"Sayang, kau kenapa?" tanya Diana.

"Ah tidak apa-apa, oh ya kau mau pesan apa?"

Diana kembali fokus dengan menu makanan yang ada di tangannya.

Diana merupakan calon istri Darel, mereka berdua sudah di jodohkan oleh orang tua mereka saat masih sekolah.

Hal itulah yang membuat Darel dulu memutuskan hubungannya dengan Seina, sepihak. Ia tidak mau jika hubungannya terlalu jauh, Seina akan terluka nantinya.

Sudah hampir lima tahun berpisah, Darel pikir perasaannya untuk Seina sudah hilang. Nyatanya saat ia kembali bertemu dengan Seina, rasa cintanya untuk Seina masih ada. Bahkan Darel berharap Seina juga membalas cintanya yang masih tersimpan hingga saat ini.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Skuka_V
betul, masih ada rasa buat mantan
goodnovel comment avatar
Dewy Saras
bener dugaanku kalau darel masih punya rasa sama Seina
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   6. Pertengkaran

    Seina menikmati malam bersama Arya, sudah hampir seminggu mereka tidak saling berkomunikasi. Sekalinya bertemu semua cerita yang selama ini di tahan, diluapkan begitu saja.Seperti biasa Arya akan bercerita tentang masalahnya di kantor, sedangkan Seina akan menceritakan tentang pembaca yang berkomentar buruk di ceritanya."Kau tidak perlu khawatir, meskipun mereka berkomentar buruk, tapi mereka membaca ceritamu. Mereka itu penggemarmu berkedok haters.”Arya mencoba menyemangati Seina. Seina mencebikkan bibirnya mendengar pendapat Arya yang menurutnya tidak berpihak kepadanya. Arya melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam."Aku pulang dulu, kau juga harus istirahat jangan begadang hanya untuk mengejar target!" titah Arya.“Hm ...." Seina mendekatkan tubuhnya lalu memeluk Arya dengan erat. "Hati-hati di jalan sayang.”Arya mencium bibir Seina kemudian berjalan keluar. Seolah tak ingin berpisah, Seina terus memegang tangan Arya hingga ke pintu keluar. Pintu lif

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   7. Sepenggal Kisah Lama

    Mata Arya melihat ke sekeliling restoran, tidak ada tempat duduk yang kosong. "Kita take away saja ya," ucap Arya. "Makan di sini saja, kita bergabung sama temanku," tukas Seina. "Teman kamu yang mana?" tanya Arya. "Itu yang tadi mamanggil namaku, aku ke sana dulu ya," jawab Seina berjalan ke arah meja Darel. Seina berjalan ke meja Darel. "Hai Darel ... bolehkah aku bergabung di sini? Soalnya tidak ada tempat yang kosong. Boleh ya kak?" lirih Seina menatap Diana. "Boleh, duduk di sini saja," jawab Diana. "Makasih banyak." Seina melambaikan tangan ke arah Arya, tanpa permisi Seina duduk di samping Diana. Tak lama Arya datang sambil membawa makanan mereka. "Hai, kita boleh bergabung di sini kan?" ucap Arya. "Boleh, tadi pacarnya Darel sudah mengizinkan kita makan di sini. Oh iya kak, kenalin nama aku Seina," oceh Seina memperkenalkan diri. Diana menjabat tangan Seina dan berkata, "Namaku Diana, salam kenal." Arya yang juga memperkenalkan diri kepada Darel dan Diana. Setelahny

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   8. Sepenggal Kisah Lama 2

    Seina menunggu Darel sadar, setelah dua orang perawat membersihkan lukanya. Pihak sekolah sudah menghubungi orang tua Darel untuk segera datang ke rumah sakit. Kasus ini pun di tangani pihak berwajib karena ada bukti serta saksi pengeroyokan.Seina melihat ke arah pintu ketika mendengar seseorang masuk ke dalam ruangan Darel. Seina hanya diam, ketika seorang wanita paruh baya berjalan melewatinya."Darel, ya Tuhan nak kenapa bisa jadi seperti ini!" lirih wanita paruh baya.Seina beranjak dari kursinya saat sadar jika yang ada di hadapannya adalah ibu Darel. Mata Seina dan wanita paru baya itu pun saling bertatapan."Ehm ... saya teman Darel, di perintahkan oleh pihak sekolah untuk menjaganya," jelas Seina."Ah iya, terima kasih banyak. Maaf sudah merepotkanmu, oh ya nama kamu siapa?" tanyanya."Seina bu, kalau begitu saya pamit pulang dulu, permisi." Seina mengambil tasnya, kemudian keluar dari ruangan Darel.Lima hari setelah pengeroyokan, tidak ada kabar dari Darel. Bahkan Darel tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   9. Tidak Tahu Malu

    "Buka matamu, saat ini kau sedang berada di apartemenku," kesal Seina, kemudian pergi meninggalkan Darel yang masih mengumpulkan nyawanya. Perlahan Darel terduduk, ia memperhatikan ke sekeliling dan itu benar bukan apartemennya. Dengan tertatih Darel mencoba berjalan ke arah pintu. Seina yang berada di dapur melirik ke arah Bryan. Ada rasa iba di hatinya, Seina pun memanggil Darel dan menyuruhnya untuk duduk di kursi. "Minumlah, ini bisa mengurangi rasa pusingmu karena alkohol," ucap Seina. "Terima kasih." Darel meminum habis air lemon yang di racik oleh Seina. "Maaf Seina, apa semalam aku merancau tak jelas atau mengatakan sesuatu yang penting kepadamu?" "Sepertinya tidak, kau langsung merebahkan tubuhmu di lantai lalu tidur seperti orang mati." Darel memicingkan matanya menatap Seina yang asik mengolesi rotinya. Seina membungkus roti yang sudah ia beri selai untuk Darel. "Bawalah, sepertinya kau akan terlambat untuk bekerja." Seolah di ingatkan oleh Seina, Darel lalu melihat j

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   10. Itik Buruk Rupa

    Diam-diam Seina mendownload aplikasi penyadap yang terpasang dengan ponsel Arya. Ia sengaja melakukan itu, karena penasaran apa yang dilakukan Arya di belakangnya. Tak lupa Seina mematikan notifikasi perangkat yang terhubung agar Arya tidak sadar, jika ponselnya di sadap."Sayang ... sudah selesai?" Seina menghampiri Arya yang baru saja keluar dari toilet."Hm, kita mau kemana lagi?" tanya Arya.Seina melingkarkan tangannya di lengan Arya lalu berucap, "ini sudah malam, kau juga besok harus bekerja, jadi kita pulang saja.""Kau yakin?""Hm ... ayo kita pulang."Seina begitu menikmati kencannya bersama Arya, ia berharap setelah menikah pun Arya akan tetap bersikap baik kepadanya seperti sekarang ini.Sampainya di apartemen, Seina keluar dari lift sambil membawa barang belanjaannya. Matanya memutar saat melihat Darel berdiri di depan apartemen, menatapnya sambil tersenyum."Hai Seina ...," sapa Darel."Hai," jawabnya ketus."Maukah kau datang ke apartemenku?" tanya Darel yang membuat Se

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   11. Darel Yang Menyebalkan

    Seina membuka ponselnya ketika mendengar notif pesan, terlihat nama Dino di sana. Dino : "Undangan terbuka bagi para alumni SMA Pelita Bangsa, agar menghadiri Acara Reuni yang akan di selenggarakan di Gedung Pakuwon. Hari Sabtu, 17 November 2022, jam 18.00 sampai dengan selesai." Seina menyimpan ponselnya, ia sama sekali tak berminat datang ke acara tersebut. Ia kembali fokus dengan pekerjaannya, mendengarkan musik yang di putar dengan suara yang begitu kencang. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, matahari sudah kembali ke tempatnya di ganti terangnya bulan. "Apa telingaku bermasalah, sepertinya tadi ada bel berbunyi," gumam Seina. Bel kembali berbunyi, Seina yang masih asik menikmati dentuman musik yang mengalahkan bunyi bel. Sementara di depan apartemen, Arya berdiri menunggu Seina keluar dari apartemennya. Beberapa kali Arya menghubungi Seina, tapi panggilannya dialihkan. Seina akhirnya tersadar saat ponselnya mati, ia kemudian mengecek ponselnya yang ternyata ada panggila

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   12. Acara Reuni

    Suara bising para pengunjung restoran terdengar begitu nyaring di telinga Darel, ia hanya diam menyeruput secagkir kopi yang ada di hadapannya. Sesekali Darel melihat ponselnya, menunggu pesan dari seseorang. “Sorry telat ...,” ucap Dino yang baru saja datang. Ia kemudian mengangkat tangannya memanggil waiters. “Selamat siang Kak, ada yang bisa saya bantu,” sapa waiters. “Aku pesan ice moccacino," ucap Dino. Waiters tersebut menulis pesanan Dino dan berucap, “Ada tambahan kak?" "Tidak ada." "Baik, jika tidak ada, saya permisi.” Dino hanya tersenyum, kemudian menatap Darel yang sibuk dengan ponselnya. Sepintas ide jahilnya muncul, Dino mengeluarkan ponsel kemudian menghubungi Darel yang berada di hadapannya. “Kau terlalu sibuk dengan ponselmu sampai lupa jika aku berada di depanmu. Oh ya, apa kau mau datang ke acara reuni sekolah?” tanya Dino. “Entahlah, siapa saja yang datang?” ucap Darel tanpa menoleh. “Hampir semuanya datang, hanya tinggal beberapa orang saja termasuk Sei

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   13. Menampar Dengan Elegan

    Salah satu staf menawarkan beberapa model gaun yang cocok dengan Seina. Ia kemudian memilih salah satu gaun yang menurutnya cantik, lalu mencobanya di ruang ganti. Seina melihat tubuhnya di depan cermin, di balut gaun berwarna cokelat dengan dada yang sedikit terbuka serta panjang gaun di atas lutut. “Aku ambil gaun yang ini,” ucap Seina. Seina lalu berjalan ke meja kasir untuk membayar barang yang dia beli. Setelah membeli gaun, Seina kembali berjalan ke sebuah toko sepatu. Tangannya terulur, mengambil heels yang memiliki warna senada dengan gaun yang sudah ia beli. “Kak, yang ini ada ukuran tiga puluh tujuh?” tanya Seina kepada staf toko. “Di tunggu sebentar kak, akan saya ambilkan,” jawab staf tersebut. Sambil menunggu, Seina lalu mencoba beberapa heels yang ada di sana. "Kak ini heelsnya, silahkan di coba terlebih duhulu," ucap staf di sana. Seina mengambil sepatu dari tangan staf toko kemudian mencobanya dan melihatnya di depan kaca. "Bagus aku suka, aku ambil yang ini."

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20

Bab terbaru

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   33. Mempelai Pengganti - Tamat

    Seina menatap pria yang sedang duduk sambil menikmati kopi di depannya. Sudah satu minggu lebih ia tak mendapat kabar dari Arya. Namun, sekalinya ia mendapat kabar dari sepupunya yang melihat Arya sedang bersama seorang wanita. "Brengsek ...!" gumam Seina sembari mengepalkan tangannya. Dengan langkah yang cepat Seina mendekati Arya. "Oh jadi gini kelakuan kamu di belakang aku. Wah ... jadi ini yang katanya sahabat, tapi selingkuh!" "Seina." Arya berusaha memegang tangan Seina, tapi dengan cepat Seina menepis tangan Arya. "Jangan sentuh aku. Ternyata selama ini kamu bohongin aku, tega kamu ya. Kalau kamu memang udah bosan sama hubungan kita, ngomong aja jangan seperti ini." Arya memegang erat tangan Seina mencoba menahannya, sedangkan Laras yang tak lain sahabat Arya sekaligus duri di hubungan mereka pun berjalan mendekati Arya. "Cukup Arya!" Laras menahan tangan Arya lalu menatap Seina dengan tajam. "Aku sedang hamil anak Arya." "Laras ...!" Bagai dihantam batu yang begitu bes

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   32. Pengakuan Cinta

    Hanya tinggal menghitung hari saja, Seina akan resmi berstatus menikah. Biasanya para pengantin sudah mulai mempersiapkan pernikahan mereka, tapi tidak dengan Seina. Ia begitu santai sampai banyak yang menduga jika pernikahan mereka batal meski undangan sudah disebar. “Ayo, pulang. Kau itu harus dipingit, supaya pas nikahan nanti terlihat pangling,” ucap sera terus membujuk Seina untuk pulang ke rumah orang tuanya. Seina tak bergeming, ia menikmati sarapannya dengan tenang. Sera yang melihat Seina bersikap acuh pun menyimpan sendoknya di atas piring lalu memegang dahi Seina. “Kenapa?” tanya Seina melihat sepupunya itu menyamakan suhu tubuhnya. Sera hanya bergumam lalu menyendok makanan ke mulutnya. “Ternyata suhu tubuhmu masih normal, aku pikir kamu sedang memikirkan Darel.” Seina berdecak. “Apa hubungannya!” kesal Seina yang sudah mulai terpancing emosi. Tak bisa di pungkiri sejak pertemuan semalam, wajah Darel terus berputar di pikiran Seina membuatnya ragu untuk menikah. Entah

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   31. Bimbang

    Mengingat apa yang dilakukan Darel semalam cukup membuat Seina takut bertemu dengannya. Bukan karena hal itu saja, ia juga merasa harus menjauh dari Darel karena sebentar lagi akan menikah dengan Arya. "Apa dia sudah berangkat kerja?" gumam Seina selihat dari lubang intip yang menempel di pintunya. Perlahan Nidya membuka pintu apartemennya sembari membawa sampah. Ia pun menutup pintu sepelan mungkin agar Darel tidak mendengar suaranya. Dengan cepat ia melangkah ke lift berharap segera turun ke lantai dasar. Seina bernapas lega karena ia tidak bertemu dengan Darel. Saat lift berhenti di lantai dasar Seina bersiap untuk keluar, tapi saat pintu terbuka ia diam meatung karena tepat di depannya ada pria yang ia hindari sedang berdiri di depannya. 'Darel,' batinnya. Keduanya kompak mengalihkan pandangan mereka lalu melangkah keluar dan masuk ke dalam lift secara bersamaan. Hati Seina berdesir ketika berpasan dengan Darel, ia terus berjalan mencoba mengabaikan Darel dan perasaannya. "

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   30. Gara-gara Mabuk

    Sesaat keduanya saling berpandangan sebelum akhirnya dering ponsel menyadarkan keduanya. Darel menggeser"Halo, Mah. Ada apa?""Kamu yakin mau membatalkan pertunangan kamu dengan Diana?" tanya Mira yang tak lain Ibu Darel. Darel menoleh ke arah Seina yang masih ia genggam tangannya dengan erat. "Mah, diantara kita tidak ada kecocokan. Lagian aku hidup di zaman modern, aku tidak mau mengikuti perjodohan.""Iya tapi, ini semua janji antara Papah dan Ayahnya Diana." Mira masih ngotot agar Darel mau menikahi"Yang membatalkan pertunangan ini dari pihak Diana, bukan aku mah berarti yang memiliki masalah dengan kita itu mereka bukan aku."Darel mematikan panggilannya sepihak, ia menyandarkan punggungnya diatas sofa. Seina menepis tangan darel. Ia tak ingin bertanya, tetapi mulutnya gatal ingin mengeluarkan kata-kata yang sinkron dengan otaknya."Apa pertunangan kamu dengan Diana batal?" tanya Seina dengan hati-hati."Iya, pertunangan kami batal," jawab Darel."Apa kamu tidak mau mempertahan

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   29. Perselingkuhan

    "Tenang semuanya tenang," teriak Arya mencoba menenangkan. Namun bukannya tenang, penyusup tersebut malah melakukan hal-hal yang merugikan mahasiswa. "Den perintahkan semua mahasiswa kita untuk mundur, ada penyusup di antara kita." "Oke," ucap Deni. Tangan Arya masih tertaut dengan tangan Seina. Seina mencoba melepaskan tangannya dari pria itu, tetapi Arya malah merekatkan pegangannya membawa Seina pergi dari sana. "Kamu enggak apa-apa Seina?" Seina terdiam ketika melihat seorang pria yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, tetapi dia tau namanya. "Kamu mengenalku, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Seina. "Apa kamu lupa denganku?" ucap Arya. "Ah, aku pria yang membayar buku yang kamu beli di mini market tak jauh dari SMA Harapan." "Ka-kamu ... Arya." Arya tersenyum bahagia karena Seina ternyata masih ingat dengannya. Pribahasa dunia tak selebar daun kelor, ternyata sangat cocok dengan kehidupan Senia, Darel dan Arya. Sebelumnya mereka pernah dipertemukan dan terlibat

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   28. Mengang Masa Lalu

    Arya mengetuk pintu kamar Seina, ia mencoba untuk merayunya agar dia membukakan pintu untuknya."Sayang, kita harus bicara. Aku jauh-jauh datang ke sini cuma mau nyelesain masalah kita. Please sayang ... aku enggak mau hubungan kita semakin kacau."Seina yang berada di balik pintu hanya diam, ia juga tak mengerti dengan perasaannya yang benar-benar kacau. Di satu sisi dia ingin menikah dengan Arya, di sisi lain ia mulai mencintai Darel. Egois memang, tapi semuanya terjadi begitu saja. Rasa yang dulu telah hilang, kini hadir kembali dengan versi yang berbeda."Sayang ...!"Seina membuka pintu kamarnya, ia berjalan melewati Arya, lalu duduk di sofa. Arya mengikuti langkah Seina, duduk di sampingnya."Kita harus bicara dengan kedua orang tua kita tentang pengunduran acara pernikahan kita. Apa kamu yakin dengan keputusanmu?""Aku sangat yakin, melihat tingkahmu dibelakangku dengan Laras, membuatku hampir membatalkan pernikahan ini. Aku enggak mau terus menerus cemburu, bukan aku yang haru

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   27. Kebohongan Arya

    "Apa kamu capek, biar aku turun saja," ucap Seina merasa tidak enak. Darel diam, lalu membenarkan posisi Seina di punggungnya. Semua mata wanita yang ada di sana menatap iri kepada Seina, mereka saling berbisik membicarakan keharmonisan mereka berdua. "Aku malu, mereka terus menatap," bisik Seina di telinga Darel. "Mereka menatapmu karena iri, karena di gendong pria tampan sepertiku." Seina mencubit bahu Darel hingga ia mengaduh kesakitan. "Aku senang karena bisa menikmati waktu denganmu, Sei." "Perasaan apa ini, kenapa aku juga senang bisa bersama Darel." batin Seina. Tangannya mengeratkan pegangannya lalu bersandar di bahu pria yang sedang mengendongnya. *** Dua jam perjalanan akhirnya Arya sampai di Bandara-Bandung. Ia bergegas naik taksi untuk mengantarkannya ke apartemen Seina. Arya mengeluarkan ponselnya berniat menghubungi tunangannya, tetapi ia urungkan karena ingin memberi kejutan untuknya. Sementara itu, mobil yang di kemudikan Darel baru saja sampai di apartemen mere

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   26. Salah Kostum

    Arya tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, pikirannya terus berputar memikirkan Seina. Ia tidak mau pernikahannya batal hanya karena masalah foto dan pekerjaannya. "Hei, Arya. Apa kamu baik-baik saja?" tanya atasannya melihat Arya terhuyung ke belakang. "Tidak apa-apa pak, hanya saja saya belum terbiasa berdiri lama disorot matahari langsung seperti ini," kilah Arya. "Kalau begitu ikut aku," ajak atasan Arya. Arya mengikuti langkah atasannya yang berhenti di sebuah basecamp. "Ehm ... aku dengar kamu akan menikah?" tanya atasannya memulai percakapan. "Benar, Pak. Tanggal dua puluh lima bulan depan saya akan menikah," jelas Arya. "Begini, soal permintaan saya waktu itu. Sepertinya kamu bisa melihat sendiri jika hanya kamu yang bisa aku percaya dan menyelesaikan proyek ini. Jadi, bisakah kamu mengundur pernikahan kalian?" Arya benar-benar menyesal mengikuti ucapan atasannya, semua yang dia ucapkan hanya demi keuntungannya semata. Arya mencoba berbicara dengan lembut agar atasanny

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   25. Putus

    Makan malam bersama Darel membuat Seina lupa akan segalanya, bahkan dia tidak sadar jika saat ini ada seseorang yang menunggu kabarnya. Arya terus mengirim pesan untuk Seina, ia juga mengirimkan gambar saat Seina sedang makan malam bersama seorang pria. Arya : "Ternyata selama ini kamu berselingkuh dibelakangku. Kamu marah kepadaku melimpahkan semua kesalahan kepadaku, padahal ka,u sendiri yang ingin pisah dariku." Arya : "Angkat panggilanku Seina." Arya : "Beginilah caramu mengakhiri pertunangan kita, hah?" Arya : "Seina!" Arya : "Kumohon angkat panggilanku!" Entah berapa pesan yang Arya kirim untuk Seina dari yang marah hingga berakhir dengan pasrah. Ia terus menanti Seina menghubunginya. Hingga akhirnya pesan Arya terlihat telah masuk ke ponsel Seina. Iya Seina membuka blokiran nomor Arya setelah ia membuka chatan Arya dengan Laras. Hingga saat ini Arya masih belum sadar jika ponselnya disadap oleh Seina. Seina : "Lalu apa hubunganmu dengan Laras? Kamu lebih mempercayai wani

DMCA.com Protection Status