Beranda / Romansa / Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah / 11. Darel Yang Menyebalkan

Share

11. Darel Yang Menyebalkan

Penulis: Skuka_V
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seina membuka ponselnya ketika mendengar notif pesan, terlihat nama Dino di sana.

Dino : "Undangan terbuka bagi para alumni SMA Pelita Bangsa, agar menghadiri Acara Reuni yang akan di selenggarakan di Gedung Pakuwon. Hari Sabtu, 17 November 2022, jam 18.00 sampai dengan selesai."

Seina menyimpan ponselnya, ia sama sekali tak berminat datang ke acara tersebut. Ia kembali fokus dengan pekerjaannya, mendengarkan musik yang di putar dengan suara yang begitu kencang. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, matahari sudah kembali ke tempatnya di ganti terangnya bulan.

"Apa telingaku bermasalah, sepertinya tadi ada bel berbunyi," gumam Seina.

Bel kembali berbunyi, Seina yang masih asik menikmati dentuman musik yang mengalahkan bunyi bel. Sementara di depan apartemen, Arya berdiri menunggu Seina keluar dari apartemennya. Beberapa kali Arya menghubungi Seina, tapi panggilannya dialihkan.

Seina akhirnya tersadar saat ponselnya mati, ia kemudian mengecek ponselnya yang ternyata ada panggila
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewy Saras
ish darel ganggu aja sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   12. Acara Reuni

    Suara bising para pengunjung restoran terdengar begitu nyaring di telinga Darel, ia hanya diam menyeruput secagkir kopi yang ada di hadapannya. Sesekali Darel melihat ponselnya, menunggu pesan dari seseorang. “Sorry telat ...,” ucap Dino yang baru saja datang. Ia kemudian mengangkat tangannya memanggil waiters. “Selamat siang Kak, ada yang bisa saya bantu,” sapa waiters. “Aku pesan ice moccacino," ucap Dino. Waiters tersebut menulis pesanan Dino dan berucap, “Ada tambahan kak?" "Tidak ada." "Baik, jika tidak ada, saya permisi.” Dino hanya tersenyum, kemudian menatap Darel yang sibuk dengan ponselnya. Sepintas ide jahilnya muncul, Dino mengeluarkan ponsel kemudian menghubungi Darel yang berada di hadapannya. “Kau terlalu sibuk dengan ponselmu sampai lupa jika aku berada di depanmu. Oh ya, apa kau mau datang ke acara reuni sekolah?” tanya Dino. “Entahlah, siapa saja yang datang?” ucap Darel tanpa menoleh. “Hampir semuanya datang, hanya tinggal beberapa orang saja termasuk Sei

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   13. Menampar Dengan Elegan

    Salah satu staf menawarkan beberapa model gaun yang cocok dengan Seina. Ia kemudian memilih salah satu gaun yang menurutnya cantik, lalu mencobanya di ruang ganti. Seina melihat tubuhnya di depan cermin, di balut gaun berwarna cokelat dengan dada yang sedikit terbuka serta panjang gaun di atas lutut. “Aku ambil gaun yang ini,” ucap Seina. Seina lalu berjalan ke meja kasir untuk membayar barang yang dia beli. Setelah membeli gaun, Seina kembali berjalan ke sebuah toko sepatu. Tangannya terulur, mengambil heels yang memiliki warna senada dengan gaun yang sudah ia beli. “Kak, yang ini ada ukuran tiga puluh tujuh?” tanya Seina kepada staf toko. “Di tunggu sebentar kak, akan saya ambilkan,” jawab staf tersebut. Sambil menunggu, Seina lalu mencoba beberapa heels yang ada di sana. "Kak ini heelsnya, silahkan di coba terlebih duhulu," ucap staf di sana. Seina mengambil sepatu dari tangan staf toko kemudian mencobanya dan melihatnya di depan kaca. "Bagus aku suka, aku ambil yang ini."

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   14. Pembalasan Seina

    Rani mengepalkan tagannya, ia tidak menyangka jika hidup Seina lebih unggul darinya. Ia lalu merapihkan bajunya, saat ia akan kembali ke dalam matanya menangkap sosok yang ia kenal. Rani pun memicingkan matanya untuk mempertegas penglihatannya ketika melihat seorang pria yang berjalan ke arahnya. "Darel," desis Rani. Rani menatap wajah pria yang dulu begitu ia suka, bahkan ia sampai membenci Seina karena Darel lebih menyukainya. Saat SMA Rani, Lusi dan Seina merupakan teman dekat. Namun hubungan mereka merenggang ketika pria yang Rani sukai lebih memilih temannya sendiri. "Darel," sapa Rani. "Ah ... Hai, Rani. Apa acaranya sudah selesai?" "Belum, ayo kita masuk." Rani berjalan masuk ke gedung bersama Darel, seolah tak mau kehilangan momen ia merangkul tangan Darel saat Seina menatap ke arah mereka. Namun sayangnya, Seina memutar bola matanya, tak mempedulikan Rani dan Darel yang berdiri berdampingan. "Aku heran sama kamu Sei, kamu enggak kerja tapi bisa beli Lamborghini. Apa ka

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   15. LDR

    Darel dan Arya terus berbincang membicarakan hobi mereka yang sama, hingga tak terasa makanan yang Arya belikan untuk Seina pun habis tak bersisa. Waktu menunjukkan pukul sebelas siang, Arya kemudian pamit untuk kembali membangunkan Seina. “Baiklah, terima kasih untuk jamuannya. Aku mau membangunkan Seina dulu, sudah waktunya makan siang,” pamit Arya. “Oke, terima kasih juga atas makanannya. Lain kali kita touring bareng,” ajak Darel. “Baiklah, bye Darel.” Arya mengecek ponselnya dan kembali menghubungi Seina, terdengar suara sambungan telepon. Namun, Seina tak juga mengangkat panggilannya. Ia lalu membuka pesan dari Seina. Seina : “342567, masuklah aku baru saja bangun.” Darel mengintip dari celah pintunya, tapi tetap saja tidak terlihat karena apartemen mereka bersebelahan. Darel kemudian membuka sedikit pintu apartemennya, ia mengintip Arya yang masuk ke dalam apartemen Seina. “Shitt ... apa Seina memberikan password apartemennya!” kesal Darel. Darel menempelkan telinganya d

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   16. Kepercayaan

    Seperti biasa, tiga kali dalam seminggu, Seina akan membuang sampahnya. Dengan langkah gontai, Seina berjalan ke tempat sampah, ia memisahkan sampah organik dan non organik. Tak lama terdengar suara trio gosip yang membicarakan Darel. Seina memicingkan telinganya mencoba mendengarkan percakapan mereka. “Aku dengar kakinya bengkak dan tidak bisa berjalan,” ucap Lili. “Benarkah, apa dia terjatuh?” sahut Sarah yang penasaran. “Aku dengar seseorang tak sengaja memukul kakinya hingga ia tidak bisa jalan,” tukas Lili. Seina menelan salivanya dengan kasar, ia tahu jika pelaku pemukulan yang mereka bicarakan adalah dirinya sendiri. Seina bergegas kembali ke apartemennya, melewati Sarah dan kedua temannya begitu saja. Di dalam apartemen, ia mencoba berpikir mencari alasan untuk datang ke apartemen Darel. Perlahan Seina membuka pintu apartemennya bersamaan terbukanya pintu lift. Mata Seina, Darel serta Dino saling bertatapan, arah pandangan Seina turun ke bawah melihat kaki Darel yang di

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   17. Keraguan Diana

    Aroma masakan menyeruak di dapur, Seina dengan telaten membuat nasi goreng untuk sarapan Darel. Tak lupa ia membuat dadar telur dan juga kopi untuk tetangganya itu. Ia menata semua masakannya dalam wadah, kemudian membawanya ke rumah Darel.Seina menekan password yang di berikan oleh Darel lalu masuk ke dalam apartemen. Mata Seina mengedarkan pandangannya melihat ke sekeliling, ia lalu menyimpan makanannya di meja kemudian mengetuk pintu kamar sang pemilik rumah."Darel, apa kamu di dalam? Rel," ucap Seina mengetuk pintu.Seina mendekatkan telinganya ke daun pintu, tak terdengar suara dari kamar. Akhirnya, Seina kembali mengetuk pintu, untuk memastikan keadaan Darel."Rel, kamu di dalam?"Seina bergegas membuka pintu kamar Darel ketika mendengar suara benda jatuh. Ia begitu panik kalau ketika tidak melihat Darel di sana. Langkahnya berhenti di depan pintu kamar mandi, sesaat dia diam tapi akhirnya ia membuka pintu.“Ah,” teriak Darel dan Seina bersamaan, sebelum akhirnya Seina sadar d

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   18. Kebohongan Darel

    Setiap hari Seina menemani Darel di apartemennya, membantu merawatnya karena merasa bersalah hingga membuatnya cedera. Untungnya hanya cedera ringan jadi Seina tidak perlu takut di tuntut ganti rugi. "Kau sedang menulis apa?" tanya Darel. "Tentang kisah cinta yang belum usai," jawab Seina tanpa menghiraukan Darel yang sedang menatapnya. "Cinta belum usai, apa dia sedang menyinggungku," batin Darel. "Ehm ... bagaimana kisahnya?" imbuh Darel yang penasaran dengan cerita yang di tulis Seina. Seina memalingkan wajahnya, hanya beberapa senti saja bibir keduanya bersentuhan. Mata Darel dan Seina saling bertatapan, Darel mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Seina. "Astaga apa ini, kenapa aku enggak bisa ngelak," batin Seina yang hanya diam mematung.Satu kecupan mendarat di bibir Seina membuatnya tidak sadar dengan apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Dengan santainya Darel kembali duduk, menyandarkan punggungnya di kursi yang berada di samping Seina sambil membaca novel. "Ken

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   19. Si Penguntit

    Seina tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, ingatan tentang ciumannya bersama Darel terus berputar di otaknya. Perlahan Seina mengusap bibirnya dengan jari, merasakan sentuhan bibir Darel yang menempel di bibirnya. ”Aaa ... kenapa aku harus membayangkan yang tidak-tidak, sadarlah Seina!” gumam Seina sambil memegang kepalanya. Seina kembali mengetik. Sepintas muncul ide baru saat membayangkan wajah Darel, yang seolah mengusirnya ketika ada Diana. Dalam cerita yang di tulis olehnya, Diana menjadi orang ketiga dalam hubungannya dan Darel. Namun aslinya, dialah yang menjadi orang ketiga dalam hubungan Darel dan Diana. "Haruskah aku di usir, atau Darel mengejarku?" ucap Seina memikirkan cerita yang akan ia tulis. Terdengar seseorang menekan bel apartemennya, Seina lalu keluar dari kamarnya untuk melihat tamu yang datang malam-malam ke apartemennya. “Diana,” desis Seina saat melihat Diana dari interkom. Seina menyembulkan kepalanya di balik pintu. “Boleh aku masuk?” tanya Diana saat

Bab terbaru

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   33. Mempelai Pengganti - Tamat

    Seina menatap pria yang sedang duduk sambil menikmati kopi di depannya. Sudah satu minggu lebih ia tak mendapat kabar dari Arya. Namun, sekalinya ia mendapat kabar dari sepupunya yang melihat Arya sedang bersama seorang wanita. "Brengsek ...!" gumam Seina sembari mengepalkan tangannya. Dengan langkah yang cepat Seina mendekati Arya. "Oh jadi gini kelakuan kamu di belakang aku. Wah ... jadi ini yang katanya sahabat, tapi selingkuh!" "Seina." Arya berusaha memegang tangan Seina, tapi dengan cepat Seina menepis tangan Arya. "Jangan sentuh aku. Ternyata selama ini kamu bohongin aku, tega kamu ya. Kalau kamu memang udah bosan sama hubungan kita, ngomong aja jangan seperti ini." Arya memegang erat tangan Seina mencoba menahannya, sedangkan Laras yang tak lain sahabat Arya sekaligus duri di hubungan mereka pun berjalan mendekati Arya. "Cukup Arya!" Laras menahan tangan Arya lalu menatap Seina dengan tajam. "Aku sedang hamil anak Arya." "Laras ...!" Bagai dihantam batu yang begitu bes

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   32. Pengakuan Cinta

    Hanya tinggal menghitung hari saja, Seina akan resmi berstatus menikah. Biasanya para pengantin sudah mulai mempersiapkan pernikahan mereka, tapi tidak dengan Seina. Ia begitu santai sampai banyak yang menduga jika pernikahan mereka batal meski undangan sudah disebar. “Ayo, pulang. Kau itu harus dipingit, supaya pas nikahan nanti terlihat pangling,” ucap sera terus membujuk Seina untuk pulang ke rumah orang tuanya. Seina tak bergeming, ia menikmati sarapannya dengan tenang. Sera yang melihat Seina bersikap acuh pun menyimpan sendoknya di atas piring lalu memegang dahi Seina. “Kenapa?” tanya Seina melihat sepupunya itu menyamakan suhu tubuhnya. Sera hanya bergumam lalu menyendok makanan ke mulutnya. “Ternyata suhu tubuhmu masih normal, aku pikir kamu sedang memikirkan Darel.” Seina berdecak. “Apa hubungannya!” kesal Seina yang sudah mulai terpancing emosi. Tak bisa di pungkiri sejak pertemuan semalam, wajah Darel terus berputar di pikiran Seina membuatnya ragu untuk menikah. Entah

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   31. Bimbang

    Mengingat apa yang dilakukan Darel semalam cukup membuat Seina takut bertemu dengannya. Bukan karena hal itu saja, ia juga merasa harus menjauh dari Darel karena sebentar lagi akan menikah dengan Arya. "Apa dia sudah berangkat kerja?" gumam Seina selihat dari lubang intip yang menempel di pintunya. Perlahan Nidya membuka pintu apartemennya sembari membawa sampah. Ia pun menutup pintu sepelan mungkin agar Darel tidak mendengar suaranya. Dengan cepat ia melangkah ke lift berharap segera turun ke lantai dasar. Seina bernapas lega karena ia tidak bertemu dengan Darel. Saat lift berhenti di lantai dasar Seina bersiap untuk keluar, tapi saat pintu terbuka ia diam meatung karena tepat di depannya ada pria yang ia hindari sedang berdiri di depannya. 'Darel,' batinnya. Keduanya kompak mengalihkan pandangan mereka lalu melangkah keluar dan masuk ke dalam lift secara bersamaan. Hati Seina berdesir ketika berpasan dengan Darel, ia terus berjalan mencoba mengabaikan Darel dan perasaannya. "

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   30. Gara-gara Mabuk

    Sesaat keduanya saling berpandangan sebelum akhirnya dering ponsel menyadarkan keduanya. Darel menggeser"Halo, Mah. Ada apa?""Kamu yakin mau membatalkan pertunangan kamu dengan Diana?" tanya Mira yang tak lain Ibu Darel. Darel menoleh ke arah Seina yang masih ia genggam tangannya dengan erat. "Mah, diantara kita tidak ada kecocokan. Lagian aku hidup di zaman modern, aku tidak mau mengikuti perjodohan.""Iya tapi, ini semua janji antara Papah dan Ayahnya Diana." Mira masih ngotot agar Darel mau menikahi"Yang membatalkan pertunangan ini dari pihak Diana, bukan aku mah berarti yang memiliki masalah dengan kita itu mereka bukan aku."Darel mematikan panggilannya sepihak, ia menyandarkan punggungnya diatas sofa. Seina menepis tangan darel. Ia tak ingin bertanya, tetapi mulutnya gatal ingin mengeluarkan kata-kata yang sinkron dengan otaknya."Apa pertunangan kamu dengan Diana batal?" tanya Seina dengan hati-hati."Iya, pertunangan kami batal," jawab Darel."Apa kamu tidak mau mempertahan

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   29. Perselingkuhan

    "Tenang semuanya tenang," teriak Arya mencoba menenangkan. Namun bukannya tenang, penyusup tersebut malah melakukan hal-hal yang merugikan mahasiswa. "Den perintahkan semua mahasiswa kita untuk mundur, ada penyusup di antara kita." "Oke," ucap Deni. Tangan Arya masih tertaut dengan tangan Seina. Seina mencoba melepaskan tangannya dari pria itu, tetapi Arya malah merekatkan pegangannya membawa Seina pergi dari sana. "Kamu enggak apa-apa Seina?" Seina terdiam ketika melihat seorang pria yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, tetapi dia tau namanya. "Kamu mengenalku, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Seina. "Apa kamu lupa denganku?" ucap Arya. "Ah, aku pria yang membayar buku yang kamu beli di mini market tak jauh dari SMA Harapan." "Ka-kamu ... Arya." Arya tersenyum bahagia karena Seina ternyata masih ingat dengannya. Pribahasa dunia tak selebar daun kelor, ternyata sangat cocok dengan kehidupan Senia, Darel dan Arya. Sebelumnya mereka pernah dipertemukan dan terlibat

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   28. Mengang Masa Lalu

    Arya mengetuk pintu kamar Seina, ia mencoba untuk merayunya agar dia membukakan pintu untuknya."Sayang, kita harus bicara. Aku jauh-jauh datang ke sini cuma mau nyelesain masalah kita. Please sayang ... aku enggak mau hubungan kita semakin kacau."Seina yang berada di balik pintu hanya diam, ia juga tak mengerti dengan perasaannya yang benar-benar kacau. Di satu sisi dia ingin menikah dengan Arya, di sisi lain ia mulai mencintai Darel. Egois memang, tapi semuanya terjadi begitu saja. Rasa yang dulu telah hilang, kini hadir kembali dengan versi yang berbeda."Sayang ...!"Seina membuka pintu kamarnya, ia berjalan melewati Arya, lalu duduk di sofa. Arya mengikuti langkah Seina, duduk di sampingnya."Kita harus bicara dengan kedua orang tua kita tentang pengunduran acara pernikahan kita. Apa kamu yakin dengan keputusanmu?""Aku sangat yakin, melihat tingkahmu dibelakangku dengan Laras, membuatku hampir membatalkan pernikahan ini. Aku enggak mau terus menerus cemburu, bukan aku yang haru

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   27. Kebohongan Arya

    "Apa kamu capek, biar aku turun saja," ucap Seina merasa tidak enak. Darel diam, lalu membenarkan posisi Seina di punggungnya. Semua mata wanita yang ada di sana menatap iri kepada Seina, mereka saling berbisik membicarakan keharmonisan mereka berdua. "Aku malu, mereka terus menatap," bisik Seina di telinga Darel. "Mereka menatapmu karena iri, karena di gendong pria tampan sepertiku." Seina mencubit bahu Darel hingga ia mengaduh kesakitan. "Aku senang karena bisa menikmati waktu denganmu, Sei." "Perasaan apa ini, kenapa aku juga senang bisa bersama Darel." batin Seina. Tangannya mengeratkan pegangannya lalu bersandar di bahu pria yang sedang mengendongnya. *** Dua jam perjalanan akhirnya Arya sampai di Bandara-Bandung. Ia bergegas naik taksi untuk mengantarkannya ke apartemen Seina. Arya mengeluarkan ponselnya berniat menghubungi tunangannya, tetapi ia urungkan karena ingin memberi kejutan untuknya. Sementara itu, mobil yang di kemudikan Darel baru saja sampai di apartemen mere

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   26. Salah Kostum

    Arya tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, pikirannya terus berputar memikirkan Seina. Ia tidak mau pernikahannya batal hanya karena masalah foto dan pekerjaannya. "Hei, Arya. Apa kamu baik-baik saja?" tanya atasannya melihat Arya terhuyung ke belakang. "Tidak apa-apa pak, hanya saja saya belum terbiasa berdiri lama disorot matahari langsung seperti ini," kilah Arya. "Kalau begitu ikut aku," ajak atasan Arya. Arya mengikuti langkah atasannya yang berhenti di sebuah basecamp. "Ehm ... aku dengar kamu akan menikah?" tanya atasannya memulai percakapan. "Benar, Pak. Tanggal dua puluh lima bulan depan saya akan menikah," jelas Arya. "Begini, soal permintaan saya waktu itu. Sepertinya kamu bisa melihat sendiri jika hanya kamu yang bisa aku percaya dan menyelesaikan proyek ini. Jadi, bisakah kamu mengundur pernikahan kalian?" Arya benar-benar menyesal mengikuti ucapan atasannya, semua yang dia ucapkan hanya demi keuntungannya semata. Arya mencoba berbicara dengan lembut agar atasanny

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   25. Putus

    Makan malam bersama Darel membuat Seina lupa akan segalanya, bahkan dia tidak sadar jika saat ini ada seseorang yang menunggu kabarnya. Arya terus mengirim pesan untuk Seina, ia juga mengirimkan gambar saat Seina sedang makan malam bersama seorang pria. Arya : "Ternyata selama ini kamu berselingkuh dibelakangku. Kamu marah kepadaku melimpahkan semua kesalahan kepadaku, padahal ka,u sendiri yang ingin pisah dariku." Arya : "Angkat panggilanku Seina." Arya : "Beginilah caramu mengakhiri pertunangan kita, hah?" Arya : "Seina!" Arya : "Kumohon angkat panggilanku!" Entah berapa pesan yang Arya kirim untuk Seina dari yang marah hingga berakhir dengan pasrah. Ia terus menanti Seina menghubunginya. Hingga akhirnya pesan Arya terlihat telah masuk ke ponsel Seina. Iya Seina membuka blokiran nomor Arya setelah ia membuka chatan Arya dengan Laras. Hingga saat ini Arya masih belum sadar jika ponselnya disadap oleh Seina. Seina : "Lalu apa hubunganmu dengan Laras? Kamu lebih mempercayai wani

DMCA.com Protection Status