Share

17. Keraguan Diana

Penulis: Skuka_V
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aroma masakan menyeruak di dapur, Seina dengan telaten membuat nasi goreng untuk sarapan Darel. Tak lupa ia membuat dadar telur dan juga kopi untuk tetangganya itu. Ia menata semua masakannya dalam wadah, kemudian membawanya ke rumah Darel.

Seina menekan password yang di berikan oleh Darel lalu masuk ke dalam apartemen. Mata Seina mengedarkan pandangannya melihat ke sekeliling, ia lalu menyimpan makanannya di meja kemudian mengetuk pintu kamar sang pemilik rumah.

"Darel, apa kamu di dalam? Rel," ucap Seina mengetuk pintu.

Seina mendekatkan telinganya ke daun pintu, tak terdengar suara dari kamar. Akhirnya, Seina kembali mengetuk pintu, untuk memastikan keadaan Darel.

"Rel, kamu di dalam?"

Seina bergegas membuka pintu kamar Darel ketika mendengar suara benda jatuh. Ia begitu panik kalau ketika tidak melihat Darel di sana. Langkahnya berhenti di depan pintu kamar mandi, sesaat dia diam tapi akhirnya ia membuka pintu.

“Ah,” teriak Darel dan Seina bersamaan, sebelum akhirnya Seina sadar d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewy Saras
haduh semakin runyam ya, mereka sama-sama udah punya tunangan tapi aduh aku di buat baper sama author
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   18. Kebohongan Darel

    Setiap hari Seina menemani Darel di apartemennya, membantu merawatnya karena merasa bersalah hingga membuatnya cedera. Untungnya hanya cedera ringan jadi Seina tidak perlu takut di tuntut ganti rugi. "Kau sedang menulis apa?" tanya Darel. "Tentang kisah cinta yang belum usai," jawab Seina tanpa menghiraukan Darel yang sedang menatapnya. "Cinta belum usai, apa dia sedang menyinggungku," batin Darel. "Ehm ... bagaimana kisahnya?" imbuh Darel yang penasaran dengan cerita yang di tulis Seina. Seina memalingkan wajahnya, hanya beberapa senti saja bibir keduanya bersentuhan. Mata Darel dan Seina saling bertatapan, Darel mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Seina. "Astaga apa ini, kenapa aku enggak bisa ngelak," batin Seina yang hanya diam mematung.Satu kecupan mendarat di bibir Seina membuatnya tidak sadar dengan apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Dengan santainya Darel kembali duduk, menyandarkan punggungnya di kursi yang berada di samping Seina sambil membaca novel. "Ken

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   19. Si Penguntit

    Seina tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, ingatan tentang ciumannya bersama Darel terus berputar di otaknya. Perlahan Seina mengusap bibirnya dengan jari, merasakan sentuhan bibir Darel yang menempel di bibirnya. ”Aaa ... kenapa aku harus membayangkan yang tidak-tidak, sadarlah Seina!” gumam Seina sambil memegang kepalanya. Seina kembali mengetik. Sepintas muncul ide baru saat membayangkan wajah Darel, yang seolah mengusirnya ketika ada Diana. Dalam cerita yang di tulis olehnya, Diana menjadi orang ketiga dalam hubungannya dan Darel. Namun aslinya, dialah yang menjadi orang ketiga dalam hubungan Darel dan Diana. "Haruskah aku di usir, atau Darel mengejarku?" ucap Seina memikirkan cerita yang akan ia tulis. Terdengar seseorang menekan bel apartemennya, Seina lalu keluar dari kamarnya untuk melihat tamu yang datang malam-malam ke apartemennya. “Diana,” desis Seina saat melihat Diana dari interkom. Seina menyembulkan kepalanya di balik pintu. “Boleh aku masuk?” tanya Diana saat

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   20. Pernyataan Cinta

    Hanya bisa merindukannya dalam diam. Tak bisa melihat apa lagi menyentuh. Sebuah rasa yang tak bisa tersampaikan. Dan ... hanya tersimpan dalam hati. Seina menulis kata-kata yang menyentuk di akhir bab yang dia buat. Jika di pikir lagi itu sebagian dari apa yang ada di hatinya kini. Setelah pertemuannya dengan Diana, Seina yakin jika hubungannya dengan Darel cukup hanya sebatas teman tidak lebih. "Argh ... Seina apa yang sedang kamu pikirkan," gerutu Seina memegangi kepalanya. Ia beranjak dari meja kerjanya lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Semalaman hanya fokus membuat cerita, sampai ia lupa untuk tidur. "Tunggu, sampah belum aku buang," ucap Seina berlari ke dapur. *** Darel diam termangu saat melihat Diana yang sedang menyiapkan sarapan di atas meja makan. "Kamu sudah bangun, aku sudah masak nasi goreng untukmu,” ucap Diana sambil menyiapkan kopi untuk Darel. “Terima kasih.” “Apa kamu mau ke mengajar hari ini?” tanya Diana.“ "Hm ... sudah lama aku enggak ngajar,

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   21. Gadis SMA

    Pukul tiga sore, Darel bersiap untuk pulang. Ia berharap saat ia pulang nanti tidak ada Diana di apartemennya atau berpapasan dengan Seina. Dua puluh menit perjalanan akhirnya Darel sampai di gedung apartemennya. Dengan hati-hati ia masuk ke dalam lift, berharap tidak bertemu dengan Seina untuk sementara waktu karena dia masih malu. "Aman," ucap Darel masuk ke dalam lift.Sesampainya di lantai enam, Darel bergegas menekan password apartemenya, kemudian masuk ke dalam apartemennya. Mata Darel melihat keluar dari celah lubang intip. Darel bernafas lega karena tidak bertemu dengan Seina, ia tersenyum sambil mengusap dadanya yang terasa plong. “Syukurlah aku tidak bertemu dengan Seina,” batin Darel. “Kau sedang apa?” terdengar suara wanita yang tak asing di telinga Darel. “Ah ....” Darel terkejut bukan main saat melihat Seina berdiri di belakangnya dan berada di dalam apartemennya. “Kamu, kenapa ka-kamu ada di sini!” Tak lama Diana juga menghampiri mereka. Kini Darel berhadapan den

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   22. Masa Lalu Yang Tertinggal

    Penampilan Seina mengingatkan Darel saat ia pertama kali bertemu di mini market yang tidak jauh dari sekolah mereka. Darel sengaja bolos sekolah dan berkumpul dengan teman-temannya di atas mini market yang biasa di gunakan untuk anak mudah berkumpul. Bermodalkan hoddie, ia bisa menutup bet-nya agar tidak di laporkan oleh kasir dan karyawan di sana. “Gaes kalian duduk aja, aku beli rokok dan minuman dulu di bawah.” “Oke,” ucap teman-teman Darel serempak. Darel masuk ke dalam mini market kemudian berjalan ke arah showcase untuk mengambil beberapa kaleng minuman. Darel memasukan dua kaleng kopi ke dalam keranjangnya, saat ia akan membuka showcase lainnya Darel melihat seorang gadis yang sedang memilih minuman. Gadis itu menarik perhatian Darel dengan hoodie yang berukuran jumbo, membuatnya seperti tidak memakai celana. Diam-diam Darel mencuri-curi pandang, ingin melihat wajah gadis itu dari dekat. “Ehm ... permisi,” ucap Darel berpura-pura mengambil minuman kaleng. Gadis tersebut t

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   23. Aku Mencintaimu, Seina

    Pukul lima pagi Seina dan Mita sudah sampai di stasiun dan membeli sarapan di sana. Seina mengantar Diana ke stasiun karena ia akan kembali ke Surabaya. “Terima kasih Seina. Tolong jangan beri tahu Darel jika kamu mengantarkan aku ke stasiun dan mengijinkan aku menginap di rumahmu. Aku ingin dia menyesal karena sudah mengusirku,” kesal Diana. “Di usir ... Darel mengusirmu?” Seina terkejut mendengar penuturan Diana. Diana mengangguk mengiayakan ucapan Seina. “Sepertinya aku harus membatalkan perjodohan ini. Enggak adil jika hanya aku yang menyukainya sedangkan dia, menyukai orang lain.” “Aku enggak tahu masalah apa yang kalian hadapi saat ini, yang pasti berpikirlah dulu sebelum mengambil keputusan, jangan sampai kamu menyesal nantinya.” Diana tersenyum, kemudian memeluk tubuh Seina. “Terima kasih banyak Sei.” "Sama-sama. Jangan pernah berpikir yang bukan-bukan. Jika kamu mencintainya pertahankan hubungan kalian," ucap Seina menyemangati. "Terima kasih ya. Aku selalu berdoa untuk

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   24. Tertangkap Basah

    Jantungnya berdetak dengan kencang seperti berpacu dengan detik jam yang berada di tangannya. Ia membayangkan kejadian yang beberapa menit lalu ia lalui bersama Darel, kata-kata yang dulu Seina harapkan kini meluncur dari bibir Darel. "Ak-," ucap Seina tertahan. "Kau enggak perlu jawab, tapi kamu hanya perlu merasakannya," ujar Darel lalu mencium bibir Seina. Seketika Seina memejamkan matanya merasakan, debaran jantung yang membuatnya melayang entah kemana. Perlahan Seina membuka mulutnya membiarkan Darel mengaksesnya lebih dalam serta mengimbangi permainannya. Seina melepaskan pagutannya setelah nafasnya terasa sesak. Ia terus menghirup udara di sekitarnya, sambil menundukkan kepalanya tak mau melihat wajah Darel. Pria itu memegang wajah Seina yang menurutnya terasa panas, mengangkat kepalanya agar melihat ke arahnya. Seina menepis kedua tangan Darel lalu berlari ke kamarnya. "Argh ... Ada apa denganku," gumam Seina mengacak rambutnya frustasi. Seina menempelkan telinganya, mend

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   25. Putus

    Makan malam bersama Darel membuat Seina lupa akan segalanya, bahkan dia tidak sadar jika saat ini ada seseorang yang menunggu kabarnya. Arya terus mengirim pesan untuk Seina, ia juga mengirimkan gambar saat Seina sedang makan malam bersama seorang pria. Arya : "Ternyata selama ini kamu berselingkuh dibelakangku. Kamu marah kepadaku melimpahkan semua kesalahan kepadaku, padahal ka,u sendiri yang ingin pisah dariku." Arya : "Angkat panggilanku Seina." Arya : "Beginilah caramu mengakhiri pertunangan kita, hah?" Arya : "Seina!" Arya : "Kumohon angkat panggilanku!" Entah berapa pesan yang Arya kirim untuk Seina dari yang marah hingga berakhir dengan pasrah. Ia terus menanti Seina menghubunginya. Hingga akhirnya pesan Arya terlihat telah masuk ke ponsel Seina. Iya Seina membuka blokiran nomor Arya setelah ia membuka chatan Arya dengan Laras. Hingga saat ini Arya masih belum sadar jika ponselnya disadap oleh Seina. Seina : "Lalu apa hubunganmu dengan Laras? Kamu lebih mempercayai wani

Bab terbaru

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   33. Mempelai Pengganti - Tamat

    Seina menatap pria yang sedang duduk sambil menikmati kopi di depannya. Sudah satu minggu lebih ia tak mendapat kabar dari Arya. Namun, sekalinya ia mendapat kabar dari sepupunya yang melihat Arya sedang bersama seorang wanita. "Brengsek ...!" gumam Seina sembari mengepalkan tangannya. Dengan langkah yang cepat Seina mendekati Arya. "Oh jadi gini kelakuan kamu di belakang aku. Wah ... jadi ini yang katanya sahabat, tapi selingkuh!" "Seina." Arya berusaha memegang tangan Seina, tapi dengan cepat Seina menepis tangan Arya. "Jangan sentuh aku. Ternyata selama ini kamu bohongin aku, tega kamu ya. Kalau kamu memang udah bosan sama hubungan kita, ngomong aja jangan seperti ini." Arya memegang erat tangan Seina mencoba menahannya, sedangkan Laras yang tak lain sahabat Arya sekaligus duri di hubungan mereka pun berjalan mendekati Arya. "Cukup Arya!" Laras menahan tangan Arya lalu menatap Seina dengan tajam. "Aku sedang hamil anak Arya." "Laras ...!" Bagai dihantam batu yang begitu bes

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   32. Pengakuan Cinta

    Hanya tinggal menghitung hari saja, Seina akan resmi berstatus menikah. Biasanya para pengantin sudah mulai mempersiapkan pernikahan mereka, tapi tidak dengan Seina. Ia begitu santai sampai banyak yang menduga jika pernikahan mereka batal meski undangan sudah disebar. “Ayo, pulang. Kau itu harus dipingit, supaya pas nikahan nanti terlihat pangling,” ucap sera terus membujuk Seina untuk pulang ke rumah orang tuanya. Seina tak bergeming, ia menikmati sarapannya dengan tenang. Sera yang melihat Seina bersikap acuh pun menyimpan sendoknya di atas piring lalu memegang dahi Seina. “Kenapa?” tanya Seina melihat sepupunya itu menyamakan suhu tubuhnya. Sera hanya bergumam lalu menyendok makanan ke mulutnya. “Ternyata suhu tubuhmu masih normal, aku pikir kamu sedang memikirkan Darel.” Seina berdecak. “Apa hubungannya!” kesal Seina yang sudah mulai terpancing emosi. Tak bisa di pungkiri sejak pertemuan semalam, wajah Darel terus berputar di pikiran Seina membuatnya ragu untuk menikah. Entah

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   31. Bimbang

    Mengingat apa yang dilakukan Darel semalam cukup membuat Seina takut bertemu dengannya. Bukan karena hal itu saja, ia juga merasa harus menjauh dari Darel karena sebentar lagi akan menikah dengan Arya. "Apa dia sudah berangkat kerja?" gumam Seina selihat dari lubang intip yang menempel di pintunya. Perlahan Nidya membuka pintu apartemennya sembari membawa sampah. Ia pun menutup pintu sepelan mungkin agar Darel tidak mendengar suaranya. Dengan cepat ia melangkah ke lift berharap segera turun ke lantai dasar. Seina bernapas lega karena ia tidak bertemu dengan Darel. Saat lift berhenti di lantai dasar Seina bersiap untuk keluar, tapi saat pintu terbuka ia diam meatung karena tepat di depannya ada pria yang ia hindari sedang berdiri di depannya. 'Darel,' batinnya. Keduanya kompak mengalihkan pandangan mereka lalu melangkah keluar dan masuk ke dalam lift secara bersamaan. Hati Seina berdesir ketika berpasan dengan Darel, ia terus berjalan mencoba mengabaikan Darel dan perasaannya. "

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   30. Gara-gara Mabuk

    Sesaat keduanya saling berpandangan sebelum akhirnya dering ponsel menyadarkan keduanya. Darel menggeser"Halo, Mah. Ada apa?""Kamu yakin mau membatalkan pertunangan kamu dengan Diana?" tanya Mira yang tak lain Ibu Darel. Darel menoleh ke arah Seina yang masih ia genggam tangannya dengan erat. "Mah, diantara kita tidak ada kecocokan. Lagian aku hidup di zaman modern, aku tidak mau mengikuti perjodohan.""Iya tapi, ini semua janji antara Papah dan Ayahnya Diana." Mira masih ngotot agar Darel mau menikahi"Yang membatalkan pertunangan ini dari pihak Diana, bukan aku mah berarti yang memiliki masalah dengan kita itu mereka bukan aku."Darel mematikan panggilannya sepihak, ia menyandarkan punggungnya diatas sofa. Seina menepis tangan darel. Ia tak ingin bertanya, tetapi mulutnya gatal ingin mengeluarkan kata-kata yang sinkron dengan otaknya."Apa pertunangan kamu dengan Diana batal?" tanya Seina dengan hati-hati."Iya, pertunangan kami batal," jawab Darel."Apa kamu tidak mau mempertahan

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   29. Perselingkuhan

    "Tenang semuanya tenang," teriak Arya mencoba menenangkan. Namun bukannya tenang, penyusup tersebut malah melakukan hal-hal yang merugikan mahasiswa. "Den perintahkan semua mahasiswa kita untuk mundur, ada penyusup di antara kita." "Oke," ucap Deni. Tangan Arya masih tertaut dengan tangan Seina. Seina mencoba melepaskan tangannya dari pria itu, tetapi Arya malah merekatkan pegangannya membawa Seina pergi dari sana. "Kamu enggak apa-apa Seina?" Seina terdiam ketika melihat seorang pria yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, tetapi dia tau namanya. "Kamu mengenalku, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Seina. "Apa kamu lupa denganku?" ucap Arya. "Ah, aku pria yang membayar buku yang kamu beli di mini market tak jauh dari SMA Harapan." "Ka-kamu ... Arya." Arya tersenyum bahagia karena Seina ternyata masih ingat dengannya. Pribahasa dunia tak selebar daun kelor, ternyata sangat cocok dengan kehidupan Senia, Darel dan Arya. Sebelumnya mereka pernah dipertemukan dan terlibat

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   28. Mengang Masa Lalu

    Arya mengetuk pintu kamar Seina, ia mencoba untuk merayunya agar dia membukakan pintu untuknya."Sayang, kita harus bicara. Aku jauh-jauh datang ke sini cuma mau nyelesain masalah kita. Please sayang ... aku enggak mau hubungan kita semakin kacau."Seina yang berada di balik pintu hanya diam, ia juga tak mengerti dengan perasaannya yang benar-benar kacau. Di satu sisi dia ingin menikah dengan Arya, di sisi lain ia mulai mencintai Darel. Egois memang, tapi semuanya terjadi begitu saja. Rasa yang dulu telah hilang, kini hadir kembali dengan versi yang berbeda."Sayang ...!"Seina membuka pintu kamarnya, ia berjalan melewati Arya, lalu duduk di sofa. Arya mengikuti langkah Seina, duduk di sampingnya."Kita harus bicara dengan kedua orang tua kita tentang pengunduran acara pernikahan kita. Apa kamu yakin dengan keputusanmu?""Aku sangat yakin, melihat tingkahmu dibelakangku dengan Laras, membuatku hampir membatalkan pernikahan ini. Aku enggak mau terus menerus cemburu, bukan aku yang haru

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   27. Kebohongan Arya

    "Apa kamu capek, biar aku turun saja," ucap Seina merasa tidak enak. Darel diam, lalu membenarkan posisi Seina di punggungnya. Semua mata wanita yang ada di sana menatap iri kepada Seina, mereka saling berbisik membicarakan keharmonisan mereka berdua. "Aku malu, mereka terus menatap," bisik Seina di telinga Darel. "Mereka menatapmu karena iri, karena di gendong pria tampan sepertiku." Seina mencubit bahu Darel hingga ia mengaduh kesakitan. "Aku senang karena bisa menikmati waktu denganmu, Sei." "Perasaan apa ini, kenapa aku juga senang bisa bersama Darel." batin Seina. Tangannya mengeratkan pegangannya lalu bersandar di bahu pria yang sedang mengendongnya. *** Dua jam perjalanan akhirnya Arya sampai di Bandara-Bandung. Ia bergegas naik taksi untuk mengantarkannya ke apartemen Seina. Arya mengeluarkan ponselnya berniat menghubungi tunangannya, tetapi ia urungkan karena ingin memberi kejutan untuknya. Sementara itu, mobil yang di kemudikan Darel baru saja sampai di apartemen mere

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   26. Salah Kostum

    Arya tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, pikirannya terus berputar memikirkan Seina. Ia tidak mau pernikahannya batal hanya karena masalah foto dan pekerjaannya. "Hei, Arya. Apa kamu baik-baik saja?" tanya atasannya melihat Arya terhuyung ke belakang. "Tidak apa-apa pak, hanya saja saya belum terbiasa berdiri lama disorot matahari langsung seperti ini," kilah Arya. "Kalau begitu ikut aku," ajak atasan Arya. Arya mengikuti langkah atasannya yang berhenti di sebuah basecamp. "Ehm ... aku dengar kamu akan menikah?" tanya atasannya memulai percakapan. "Benar, Pak. Tanggal dua puluh lima bulan depan saya akan menikah," jelas Arya. "Begini, soal permintaan saya waktu itu. Sepertinya kamu bisa melihat sendiri jika hanya kamu yang bisa aku percaya dan menyelesaikan proyek ini. Jadi, bisakah kamu mengundur pernikahan kalian?" Arya benar-benar menyesal mengikuti ucapan atasannya, semua yang dia ucapkan hanya demi keuntungannya semata. Arya mencoba berbicara dengan lembut agar atasanny

  • Mantan Tampanku Di Pintu Sebelah   25. Putus

    Makan malam bersama Darel membuat Seina lupa akan segalanya, bahkan dia tidak sadar jika saat ini ada seseorang yang menunggu kabarnya. Arya terus mengirim pesan untuk Seina, ia juga mengirimkan gambar saat Seina sedang makan malam bersama seorang pria. Arya : "Ternyata selama ini kamu berselingkuh dibelakangku. Kamu marah kepadaku melimpahkan semua kesalahan kepadaku, padahal ka,u sendiri yang ingin pisah dariku." Arya : "Angkat panggilanku Seina." Arya : "Beginilah caramu mengakhiri pertunangan kita, hah?" Arya : "Seina!" Arya : "Kumohon angkat panggilanku!" Entah berapa pesan yang Arya kirim untuk Seina dari yang marah hingga berakhir dengan pasrah. Ia terus menanti Seina menghubunginya. Hingga akhirnya pesan Arya terlihat telah masuk ke ponsel Seina. Iya Seina membuka blokiran nomor Arya setelah ia membuka chatan Arya dengan Laras. Hingga saat ini Arya masih belum sadar jika ponselnya disadap oleh Seina. Seina : "Lalu apa hubunganmu dengan Laras? Kamu lebih mempercayai wani

DMCA.com Protection Status