Home / Romansa / Mantan, Nikah Yuk! / Bab 4 Penguntit

Share

Bab 4 Penguntit

Author: Amea81
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di luar restoran...

Maura segera masuk ke dalam mobil, disusul Caroline yang duduk di sampingnya. Mobil mulai berjalan meninggalkan depan restoran, dan melaju menuju ke arah GWK.

"Lo, Kenapa?" tanya Caroline yang melihat wajah datar Maura.

"Kagak kenapa-napa," jawab Maura dengan singkat.

"Lo, marah sama siapa? Si buaya buntung itu apa Gue?" cecar Caroline.

"Gak ada alasan buat marah ke Lo," jawab Maura yang masih fokus dengan jalanan.

"By the way, ini kita mau ke mana?" tanya Caroline yang baru sadar mereka ke arah GWK.

"Mau ketemu klien sebentar di restoran dengan GWK," jawab Maura santai.

"Bener nih kita mau ke sana? Kan ada acara meet and greet band Noah, Maura! Lo serius mau ajak ke sana?!" cecar Caroline yang sangat bahagia.

Maura tersenyum lebar melihat ekspresi bahagia sahabatnya itu, dan sedikit melupakan rasa kesalnya pada Rayhan.

Mobil Maura terus melaju dengan kecepatan sedang ke arah Uluwatu, dan menuju ke restoran tempat dia bertemu dengan Bagus.

Wajah Caroline tampak bahagia, dan senyum lebar pun tersungging di bibirnya. 

"Gue bahagia banget pokoknya, nanti mau minta foto sama si Aa," ujar Caroline.

"Gak usah lebay dah! Biasa aja keles," cibir Maura.

"Masa bodo, Ah! Yang penting nanti ketemu sama personil Noah," sahut Caroline.

"Terserah Lo dah!" jawab Maura.

Maura mulai melambatkan laju mobilnya, dan berbelok memasuki halaman restoran. Maura dan Caroline langsung turun, dan masuk ke dalam restoran.

Maura menghubungi Bagus, untuk menanyakan di mana dia saat ini. "Halo, saya masuk ke restoran. Anda di mana?" tanya Maura.

"Saya di outdoor, langsung ke sini saja," pinta Bagus.

"Baiklah, saya ke sana sekarang," jawab Maura.

"Yuk, ke bagian outdoor," ajaknya pada Caroline.

Mereka berjalan menuju ke area outdoor, Maura tersenyum saat melihat Bagus melambaikan tangannya.

Wajah Caroline seketika berubah datar, saat melihat orang yang mau Mereka temui adalah Bagus.

"Maura! Klien yang Lo bilang tadi, si Bagus?" tanya Caroline.

"Iya, dia minta bertemu untuk bahas pekerjaan," jawab Maura santai.

Caroline hanya memasang wajah datar, saat berada di depan meja Bagus.

"Hai, ayo silakan duduk," pinta Bagus sambil tersenyum pada Maura.

Maura duduk di depan Bagus, disusul Caroline yang duduk di samping Maura. "Bukankah jadwal meeting kita besok? Kenapa harus malam ini juga di luar jam kerja?" tanya Caroline dengan datar, wajahnya sudah tampak masam.

"Besok saya harus ke luar kota, jadi saya majukan saja meeting kita, Nona Caroline," jawab Bagus dengan santai.

"Apa ini bukan akal-akalan Anda saja, Tuan Bagus?" tanya Caroline.

"Tidak ada maksud lain, kecuali membahas pekerjaan kita, Nona Caroline," sanggah Bagus.

Di ruangan sebelah, terdengar sorak sorai, saat personil Noah datang. 

Caroline tampak gelisah, dia ingin sekali ke ruangan sebelah. Tetapi gara-gara Bagus sialan itu, dia gagal bertemu personil band kesukaan dia.

Maura yang melihat kegelisahan sahabatnya, dia menepuk pundak Caroline. "Lo pergi ke sebelah saja tidak apa-apa, biar Gue yang meeting dengan Tuan Bagus," ujar Maura.

"Cakra! Antar Nona Caroline bertemu personil Noah," titah Bagus pada asistennya.

"Mari saya antar bertemu mereka, Nona Caroline," ajak Cakra.

"Benar nih, Lo gak apa-apa Gue tinggal?" tanya Caroline memastikan lagi.

"Iya, Lo ke sana saja," jawab Maura.

"Oke deh. Gue ke sana dulu," sahut Caroline, yang langsung berjalan bersama Cakra, meninggalkan Maura berdua dengan Bagus.

"Jadi konsep desain kemarin, apa ada revisi, Tuan Bagus?" tanya Maura.

"Tidak ada, Saya suka desain interior hotel baru Saya. Tampak lebih elegan, dan berkelas," jawab Bagus.

"Baguslah, kalau ada yang perlu direvisi. Nanti Saya revisi," ujar Maura.

"Maura! Kita bertemu lagi di sini." Suara itu membuat wajah Maura langsung berubah kesal.

Maura menoleh ke arah Rayhan, yang sudah berdiri di sampingnya. "Apa Anda menguntit Saya, Tuan Rayhan?!" tanya Maura dengan kesal.

Rayhan menundukkan tubuhnya, dan wajah mereka sangat dekat.

Maura harus menjauhkan tubuhnya, hingga bersandar pada pagar pembatas mejanya. "Jauhkan wajah Anda dari Saya, Tuan Rayhan!" sentak Maura.

"Kalau Saya membuntuti kamu, di mana letak salahnya Maura. Bukankah tadi sudah Saya bilang, kamu harus siap saya teror dan buntuti sampai kamu mau bicara berdua dengan Saya," ucap Rayhan lirih, bahkan seperti bisik-bisik di telinga Maura.

Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Tuan Rayhan yang terhormat. Jadi silakan enyah dari hadapan Saya, karena Saya sedang meeting dengan klien!" usir Maura dengan sarkas.

"Ini bukan jam kerja, Maura. Klien seperti apakah Anda Tuan Bagus, yang memaksakan kehendak meeting di saat jam rehat!" cibir Rayhan, dan tersenyum mengejek Bagus.

Wajah Bagus terlihat menahan amarahnya, setelah mendengar perkataan sarkas Rayhan yang juga rival bisnisnya.

"Saya rasa itu bukan urusan Anda, Tuan Rayhan! Saya minta pergilah dari sini, karena kami mau melanjutkan meeting kami dulu!" usir Bagus, dengan senyum seringai di bibirnya.

"Baiklah! Saya pergi dari meja ini, dan duduk di meja depan Anda," jawab Rayhan, yang langsung duduk di meja samping meja Maura dan Bagus.

"Dasar orang gila," umpat Maura lirih.

"Terimakasih pujiannya, Maura. Kok kamu tahu! Kalau Saya jadi gila, setelah kamu meninggalkan saya!" sahut Rayhan.

"Gak lucu deh!" seru Maura yang kesal.

"Wajah kamu yang lucu, saat marah seperti itu," ujar Rayhan, yang membuat Maura memutar bola matanya jengah.

"Tuan Bagus, kita lanjutkan saja meeting nya. Abaikan pengacau itu, anggap saja hantu," pinta Maura dengan sarkas.

Rayhan terkekeh mendengar perkataan Maura, entah kenapa wajah kesal Maura sangat menggemaskan baginya.

"Wajah kamu jadi sangat menggemaskan, kalau sedang marah begitu. Jadi pengen mencubit pipimu yang chubby itu deh!" goda Rayhan, yang terus mengganggu konsentrasi meeting Maura.

Maura memejamkan matanya, dan menahan rasa kesal. Karena Rayhan terus saja, mengganggu meeting dia dengan Bagus.

Rayhan semakin tersenyum lebar, saat melihat wajah Maura yang tambah kesal. 

"Maura kalau kesal tidak usah ditahan, lepaskan saja nanti jadi bisul loh," ujat Rayhan yang terus menggoda Maura.

Maura langsung menoleh dan menatap tajam, yang setajam silet ke arah Rayhan. 

"Diam lah, Ray! Jangan menggangguku yang sedang meeting dengan klien!" sentak Maura, yang sudah tidak bisa menahan lagi rasa kesalnya.

"Kamu manis sekali kalau memanggilku dengan panggilan itu, Maura. Jadi teringat masa lalu kita deh," ujar Rayhan, yang sukses membuat mulut Maura menganga. Dan tidak percaya ada orang, yang punya rasa pede yang tinggi sekali.

"Bisa diem gak sih Lo, Rayhan Satya Bagaskara!" sentak Maura, yang sudah memuncak amarahnya.

"Bisa kok, Maura. Sayangku," jawab Rayhan sambil mengedipkan matanya pada Maura.

Maura hanya bisa mengumpat dalam hati, melihat sikap Rayhan yang tidak tahu malu.

"Whatever!" sentak Maura.

"Apa Anda mau kalau kita pindah ke tempat lain saja, Nona Maura?" tanya Bagus.

Bersambung…

Related chapters

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 5 Kamu Itu Jodohku!

    Maura mengembuskan nafasnya panjang, lalu dia menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Tuan Bagus. Kita lanjutkan saja meeting kita,x tolak Maura."Baiklah, kalau dia mengganggu lagi. Saya terpaksa meminta penjaga mengusirnya dari sini," ujar Bagus."Wow, takut!" seru Rayhan dengan gaya tengilnya.Maura mengembuskan nafasnya kasar, dia tidak menyangka melihat sikap Rayhan, yang tak ubahnya seperti anak SMA yang sedang cemburu.Maura dan Bagus melanjutkan membahas proyek, yang akan ditangani Maura dan perusahaan interior design miliknya.Maura dan Bagus mengabaikan Rayhan yang sedang kesal, Karena Maura benar-benar malas meladeni Rayhan, yang sangat menganggu meeting mereka.Setelah satu jam Maura dan Bagus membahas pekerjaan mereka, akhirnya meeting mereka pun selesai, dan ditutup dengan minum wine bersama.Rayhan yang tahu, jika Maura lemah dengan minuman beralkohol. Dia hendak melarang Maura minum wine itu, agar tidak membuat kekacauan nantinya.Namun, Rayhan akhirnya mengurungkan nia

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 6 Semalam Bersama

    Akhirnya Rayhan harus menuntaskan hasratnya, dengan permainan tangan dan sambil membayangkan tubuh Maura, yang sangat menggodanya untuk dia sentuh tadi.Namun, Rayhan berjanji tidak akan mencumbu Maura di saat Maura tidak sadar seperti sekarang.Dia akan melakukannya, jika keduanya suka sama suka. Dan itu nanti setelah mereka resmi menikah, walau dia tidak tahu apa Maura masih perawan atau tidak itu tidak jadi masalah baginya.Baginya, Maura Wanita istimewa dan dia sudah janji pada orang tuanya, akan menjadikan Maura sebagai menantu mereka satu-satunya.Tubuh Rayhan mulai bergetar kedinginan, karena suhu air yang semakin dingin. Tangannya langsung menutup kran air, dan mengambil handuk untuk menutupi pinggangnya.Dia berjalan keluar dari kamar mandi, dan kembali masuk ke dalam kamarnya.Tok! Tok!Rayhan melihat ke arah pintu, lalu dia berjalan menuju pintu kamar suite pribadinya.Ada Bayu yang sudah berdiri di depan pintu kamar suite Rayhan. "Ini pakaian Nona Maura, Bos. Kebetulan tadi

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 7 Seperti Jelangkung

    "Kamu pasti Aku dapatkan lagi, Nawang."Bayu yang mengikuti Rayhan sejak keluar dari kamarnya, dia langsung menekan tombol lantai bawah."Ini bawa ke laundry," pinta Rayhan sambil menyerahkan paper bag ke Bayu."Baik, Bos. Oh, iya. Kita ada meeting dengan perusahaan Mahendrata Group pukul sepuluh nanti," tutur Bayu."Okay," jawab Rayhan yang tampak malas."Kok lesu amat, Bos?" tanya Bayu yang penasaran."Semalaman Saya tersiksa gara-gara Maura, kalau saja bukan dia yang ada di ranjang ku. Sudah pasti Saya tidak main Solo di kamar mandi," keluh Rayhan.Pfft!Bayu menahan tawanya saat mendengar perkataan bosnya. "Tumben, Bos bisa tahan," cibir Bayu, yang tahu black record bosnya dalam hal Wanita."Diam lah! Saya tidak mungkin meniduri Maura, saat dia tidak sadar. Lagipula Saya ingin melakukannya dengan Maura, setelah kami menikah, Bayu," ujar Rayhan.Bayu langsung menoleh ke Rayhan, dia tidak percaya bosnya itu masih terobsesi pada mantan kekasihnya."Anda masih tidak bisa melupakan No

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 8 Kepergok Kencan

    Maura berjalan cepat keluar dari warung bakso langganannya itu, dan menuju mobilnya yang terparkir di depan warung bakso."Sialan! Mengganggu saja orang lagi mau makan bakso, benar-benar seperti jelangkung dia!" umpat Maura yang kesal.Matanya menatap tajam Rayhan yang tersenyum padanya, dan menikmati bakso di mejanya.Maura langsung menjalankan mobilnya meninggalkan warung bakso, dia harus mencari tempat makan lain. Karena baru makan dua sendok bakso, itu jelangkung datang mengganggunya.Mobil Maura melaju ke daerah Legian, dia mau makan ke restoran langganannya. Setelah sampai di Legian dia melambatkan laju mobil dan memarkir mobilnya.Namun, saat berada di di depan restoran. Mata Maura langsung terpaku, melihat ke arah restoran yang mau dia datangi. Dia melihat ada Caroline, yang sedang makan bersama Cakra asisten Bagus."Gelo! Itu anak satu udah dekat aja sama asisten Bagus, tapi kenapa dia gak suka sama Bagus. Hemm ... kayaknya Aku harus cari tahu," Monolog Maura yang langsung ber

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 9 Peringatan Rayhan

    "Maura! Kamu ternyata ada di sini, dan kenapa kamu bisa sama dia?" tanya Caroline yang baru datang, dan langsung duduk di samping Maura."Tadi gak sengaja ketemu di depan restoran, dia bilang mau traktir gelato di sini. Siapa yang bisa nolak," jawab Maura dengan santai."Modus saja tuh!" cibir Caroline ceplas-ceplos.Maura langsung tersenyum meringis, saat mendengar perkataan Caroline pada Bagus. "Hei, jadi orang jangan miss julid napa," tegur Maura pelan."Gue kan bicara apa adanya, kalau dia gak modus gak mungkin alasan traktir gelato di sini," jawab Caroline yang mulai kesal."Bagaimana kencan sama Cakra tadi?" tanya Bagus menggoda Caroline."Biasa saja, satu hal lagi. Kami tidak ada hubungan apa-apa selain profesional kerja, itu juga kami makan siang bersama masalah proyek desain interior hotel Anda," ujar Caroline menegaskan pada Bagus."Tapi Cakra bilang kalau menyukai Anda loh, sepertinya dia harus lebih aktif mendekati Anda," ujar Bagus."Sorry to say. Saya tidak berminat!" to

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 10 Permintaan Orang Tua Maura

    "Bukan hak kamu, untuk melarang Saya dekat dengan siapa saja!" sentak Maura dengan nada kesal, wajahnya memancarkan kemarahan yang sulit disembunyikan.Rayhan, yang merasa tersinggung dengan sikap Maura, tidak bisa menahan diri untuk ikut campur dalam hidupnya."Alright! Tapi jangan menyesal kalau kamu jadi korban selanjutnya, dan saat itu terjadi kamu akan tahu kalau semua yang Aku katakan padamu itu adalah yang sebenarnya!" seru Rayhan dengan nada tinggi, mencoba menunjukkan ketegasannya. Tatapan matanya penuh dengan kekesalan dan kekecewaan.Rayhan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke Uluwatu, dia akan mengantar Maura setelah itu baru kembali ke apartemen.Mobil itu meluncur dengan kecepatan tinggi, meninggalkan jejak asap hitam di belakangnya.Maura, yang duduk di sampingnya, hanya bisa menggenggam erat pegangan pintu mobil, mencoba menahan ketakutannya.Dia tahu betul bahwa Rayhan sedang marah, karena itulah yang selalu terjadi setiap kali mereka bertengkar.Kenan

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 11 Maura Dan Bagus

    Maura merasa hatinya dipenuhi dengan rasa syukur dan keberanian. Dia tahu bahwa perjalanan hidupnya tidak akan mudah, tetapi dengan dukungan dari orang-orang terdekatnya, dia merasa yakin bahwa dia bisa menghadapinya."Pi, please deh. Untuk masalah yang satu itu, biarkan Maura memilih sendiri calon suaminya," pinta Maura dengan suara lembut, mencoba meyakinkan ayahnya."Aku tahu kalian hanya ingin yang terbaik untukku, tapi aku juga perlu mengikuti hatiku sendiri."Abimana, ayah Maura, hanya bisa mengembuskan nafasnya kasar. Dia merasa khawatir akan masa depan putrinya, dan ingin melindunginya dari kesalahan yang mungkin terjadi."Ada yang sudah pasti, kamu mau mencari yang seperti apa lagi?" tanya Abimana dengan nada khawatir.Dia tidak ingin Maura terluka lagi seperti yang pernah terjadi sebelumnya.Maura menatap ayahnya dengan penuh pengertian. "Pi, aku mengerti kekhawatiranmu. Tapi aku juga perlu belajar dari pengalaman dan membuat keputusan sendiri. Aku tidak ingin hidupku dikend

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 1 Bertemu Pria Masa Lalu

    Maura terburu-buru masuk ke dalam bandara internasional Ngurah Rai Bali, untuk menemui orang tua dan saudaranya yang mau kembali ke Jakarta.BUGH!"Aauuuw!" pekik Maura saat menabrak seseorang di depannya."Sorry ... Sorry Anda tidak apa-apa, Nona?" tanya Pria itu.Maura terdiam, nafasnya rasanya tercekat saat mendengar suara bariton itu. Suara yang sangat dia kenal, yang selalu ingin dia enyahkan dari pikirannya.Dia mendongak dan terpaku, menatap wajah pria itu. "Ah, maafkan Saya, Tuan. Saya sedang buru-buru!"Maura langsung berjalan meninggalkan pria tampan itu, yang menatapnya dengan tatapan lekat.Namun, langkahnya terhenti saat lengannya dicekal pria yang ingin dia hindari itu."Maura! Kamu Maura Dyah Nawangwulan kan?!" tanya pria itu yang semakin menarik lengan Maura, hingga Maura mendekat pada pria itu.Maura masih diam, dan masih membelakangi Rayhan Satya Bagaskara. Dia tidak mau menatap ke arah Pria itu, yang sudah tujuh tahun dia berusaha lupakan dari pikirannya."Kamu ke m

Latest chapter

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 11 Maura Dan Bagus

    Maura merasa hatinya dipenuhi dengan rasa syukur dan keberanian. Dia tahu bahwa perjalanan hidupnya tidak akan mudah, tetapi dengan dukungan dari orang-orang terdekatnya, dia merasa yakin bahwa dia bisa menghadapinya."Pi, please deh. Untuk masalah yang satu itu, biarkan Maura memilih sendiri calon suaminya," pinta Maura dengan suara lembut, mencoba meyakinkan ayahnya."Aku tahu kalian hanya ingin yang terbaik untukku, tapi aku juga perlu mengikuti hatiku sendiri."Abimana, ayah Maura, hanya bisa mengembuskan nafasnya kasar. Dia merasa khawatir akan masa depan putrinya, dan ingin melindunginya dari kesalahan yang mungkin terjadi."Ada yang sudah pasti, kamu mau mencari yang seperti apa lagi?" tanya Abimana dengan nada khawatir.Dia tidak ingin Maura terluka lagi seperti yang pernah terjadi sebelumnya.Maura menatap ayahnya dengan penuh pengertian. "Pi, aku mengerti kekhawatiranmu. Tapi aku juga perlu belajar dari pengalaman dan membuat keputusan sendiri. Aku tidak ingin hidupku dikend

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 10 Permintaan Orang Tua Maura

    "Bukan hak kamu, untuk melarang Saya dekat dengan siapa saja!" sentak Maura dengan nada kesal, wajahnya memancarkan kemarahan yang sulit disembunyikan.Rayhan, yang merasa tersinggung dengan sikap Maura, tidak bisa menahan diri untuk ikut campur dalam hidupnya."Alright! Tapi jangan menyesal kalau kamu jadi korban selanjutnya, dan saat itu terjadi kamu akan tahu kalau semua yang Aku katakan padamu itu adalah yang sebenarnya!" seru Rayhan dengan nada tinggi, mencoba menunjukkan ketegasannya. Tatapan matanya penuh dengan kekesalan dan kekecewaan.Rayhan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke Uluwatu, dia akan mengantar Maura setelah itu baru kembali ke apartemen.Mobil itu meluncur dengan kecepatan tinggi, meninggalkan jejak asap hitam di belakangnya.Maura, yang duduk di sampingnya, hanya bisa menggenggam erat pegangan pintu mobil, mencoba menahan ketakutannya.Dia tahu betul bahwa Rayhan sedang marah, karena itulah yang selalu terjadi setiap kali mereka bertengkar.Kenan

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 9 Peringatan Rayhan

    "Maura! Kamu ternyata ada di sini, dan kenapa kamu bisa sama dia?" tanya Caroline yang baru datang, dan langsung duduk di samping Maura."Tadi gak sengaja ketemu di depan restoran, dia bilang mau traktir gelato di sini. Siapa yang bisa nolak," jawab Maura dengan santai."Modus saja tuh!" cibir Caroline ceplas-ceplos.Maura langsung tersenyum meringis, saat mendengar perkataan Caroline pada Bagus. "Hei, jadi orang jangan miss julid napa," tegur Maura pelan."Gue kan bicara apa adanya, kalau dia gak modus gak mungkin alasan traktir gelato di sini," jawab Caroline yang mulai kesal."Bagaimana kencan sama Cakra tadi?" tanya Bagus menggoda Caroline."Biasa saja, satu hal lagi. Kami tidak ada hubungan apa-apa selain profesional kerja, itu juga kami makan siang bersama masalah proyek desain interior hotel Anda," ujar Caroline menegaskan pada Bagus."Tapi Cakra bilang kalau menyukai Anda loh, sepertinya dia harus lebih aktif mendekati Anda," ujar Bagus."Sorry to say. Saya tidak berminat!" to

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 8 Kepergok Kencan

    Maura berjalan cepat keluar dari warung bakso langganannya itu, dan menuju mobilnya yang terparkir di depan warung bakso."Sialan! Mengganggu saja orang lagi mau makan bakso, benar-benar seperti jelangkung dia!" umpat Maura yang kesal.Matanya menatap tajam Rayhan yang tersenyum padanya, dan menikmati bakso di mejanya.Maura langsung menjalankan mobilnya meninggalkan warung bakso, dia harus mencari tempat makan lain. Karena baru makan dua sendok bakso, itu jelangkung datang mengganggunya.Mobil Maura melaju ke daerah Legian, dia mau makan ke restoran langganannya. Setelah sampai di Legian dia melambatkan laju mobil dan memarkir mobilnya.Namun, saat berada di di depan restoran. Mata Maura langsung terpaku, melihat ke arah restoran yang mau dia datangi. Dia melihat ada Caroline, yang sedang makan bersama Cakra asisten Bagus."Gelo! Itu anak satu udah dekat aja sama asisten Bagus, tapi kenapa dia gak suka sama Bagus. Hemm ... kayaknya Aku harus cari tahu," Monolog Maura yang langsung ber

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 7 Seperti Jelangkung

    "Kamu pasti Aku dapatkan lagi, Nawang."Bayu yang mengikuti Rayhan sejak keluar dari kamarnya, dia langsung menekan tombol lantai bawah."Ini bawa ke laundry," pinta Rayhan sambil menyerahkan paper bag ke Bayu."Baik, Bos. Oh, iya. Kita ada meeting dengan perusahaan Mahendrata Group pukul sepuluh nanti," tutur Bayu."Okay," jawab Rayhan yang tampak malas."Kok lesu amat, Bos?" tanya Bayu yang penasaran."Semalaman Saya tersiksa gara-gara Maura, kalau saja bukan dia yang ada di ranjang ku. Sudah pasti Saya tidak main Solo di kamar mandi," keluh Rayhan.Pfft!Bayu menahan tawanya saat mendengar perkataan bosnya. "Tumben, Bos bisa tahan," cibir Bayu, yang tahu black record bosnya dalam hal Wanita."Diam lah! Saya tidak mungkin meniduri Maura, saat dia tidak sadar. Lagipula Saya ingin melakukannya dengan Maura, setelah kami menikah, Bayu," ujar Rayhan.Bayu langsung menoleh ke Rayhan, dia tidak percaya bosnya itu masih terobsesi pada mantan kekasihnya."Anda masih tidak bisa melupakan No

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 6 Semalam Bersama

    Akhirnya Rayhan harus menuntaskan hasratnya, dengan permainan tangan dan sambil membayangkan tubuh Maura, yang sangat menggodanya untuk dia sentuh tadi.Namun, Rayhan berjanji tidak akan mencumbu Maura di saat Maura tidak sadar seperti sekarang.Dia akan melakukannya, jika keduanya suka sama suka. Dan itu nanti setelah mereka resmi menikah, walau dia tidak tahu apa Maura masih perawan atau tidak itu tidak jadi masalah baginya.Baginya, Maura Wanita istimewa dan dia sudah janji pada orang tuanya, akan menjadikan Maura sebagai menantu mereka satu-satunya.Tubuh Rayhan mulai bergetar kedinginan, karena suhu air yang semakin dingin. Tangannya langsung menutup kran air, dan mengambil handuk untuk menutupi pinggangnya.Dia berjalan keluar dari kamar mandi, dan kembali masuk ke dalam kamarnya.Tok! Tok!Rayhan melihat ke arah pintu, lalu dia berjalan menuju pintu kamar suite pribadinya.Ada Bayu yang sudah berdiri di depan pintu kamar suite Rayhan. "Ini pakaian Nona Maura, Bos. Kebetulan tadi

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 5 Kamu Itu Jodohku!

    Maura mengembuskan nafasnya panjang, lalu dia menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Tuan Bagus. Kita lanjutkan saja meeting kita,x tolak Maura."Baiklah, kalau dia mengganggu lagi. Saya terpaksa meminta penjaga mengusirnya dari sini," ujar Bagus."Wow, takut!" seru Rayhan dengan gaya tengilnya.Maura mengembuskan nafasnya kasar, dia tidak menyangka melihat sikap Rayhan, yang tak ubahnya seperti anak SMA yang sedang cemburu.Maura dan Bagus melanjutkan membahas proyek, yang akan ditangani Maura dan perusahaan interior design miliknya.Maura dan Bagus mengabaikan Rayhan yang sedang kesal, Karena Maura benar-benar malas meladeni Rayhan, yang sangat menganggu meeting mereka.Setelah satu jam Maura dan Bagus membahas pekerjaan mereka, akhirnya meeting mereka pun selesai, dan ditutup dengan minum wine bersama.Rayhan yang tahu, jika Maura lemah dengan minuman beralkohol. Dia hendak melarang Maura minum wine itu, agar tidak membuat kekacauan nantinya.Namun, Rayhan akhirnya mengurungkan nia

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 4 Penguntit

    Di luar restoran...Maura segera masuk ke dalam mobil, disusul Caroline yang duduk di sampingnya. Mobil mulai berjalan meninggalkan depan restoran, dan melaju menuju ke arah GWK."Lo, Kenapa?" tanya Caroline yang melihat wajah datar Maura."Kagak kenapa-napa," jawab Maura dengan singkat."Lo, marah sama siapa? Si buaya buntung itu apa Gue?" cecar Caroline."Gak ada alasan buat marah ke Lo," jawab Maura yang masih fokus dengan jalanan."By the way, ini kita mau ke mana?" tanya Caroline yang baru sadar mereka ke arah GWK."Mau ketemu klien sebentar di restoran dengan GWK," jawab Maura santai."Bener nih kita mau ke sana? Kan ada acara meet and greet band Noah, Maura! Lo serius mau ajak ke sana?!" cecar Caroline yang sangat bahagia.Maura tersenyum lebar melihat ekspresi bahagia sahabatnya itu, dan sedikit melupakan rasa kesalnya pada Rayhan.Mobil Maura terus melaju dengan kecepatan sedang ke arah Uluwatu, dan menuju ke restoran tempat dia bertemu dengan Bagus.Wajah Caroline tampak bah

  • Mantan, Nikah Yuk!   Bab 3 Usaha Rayhan

    "Duduk dulu, Nawang! Kita jadi pusat perhatian pengunjung lainnya," pinta Rayhan."Maura, kita duduk dulu deh!" sahut Caroline."Lo aja deh yang nego! Gue tunggu di mobil saja," ujar Maura yang hendak meninggalkan meja Rayhan."Nawang! Duduk dulu, jangan kayak anak kecil!" tegur Rayhan sambil mencekal lengan Maura.Dengan terpaksa Maura kembali duduk, karena tidak enak melihat tatapan penasaran, dari para pengunjung yang ada di lantai dua."Lo nego dah, Aline!" pinta Maura yang langsung melihat ponselnya, karena dia malas melihat tatapan mata Rayhan padanya."Okay, tidak usah membuang waktu lagi. Berapa harga unit nomor delapan lima? Kalau cocok saya ambil," ujar Caroline to the point.Rayhan tersenyum tipis melihat sikap ceplas-ceplos Caroline. "Ternyata kamu tidak berubah juga, Caroline. Masih ceplas-ceplos seperti dulu," ujar Rayhan."Ya, dan itu sudah jadi ciri khas saya, Tuan Rayhan. Jadi tidak mungkin berubah, sampai kapan pun," jawab Caroline."Tidak usah terlalu formal, kita

DMCA.com Protection Status