Share

MMSK-75

Penulis: Na_Vya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-06 13:56:11

"Kamu udah jalan?"

Dev bertanya saat sang istri menjawab panggilan teleponnya dari seberang sana. Pria itu baru saja keluar dari ruang meeting, dan saat ini tengah masuk ke lift. Di sampingnya ada Marvin yang akan mengantarnya ke bandara.

"Udah, Dad. Dari lima belas menit yang lalu," jawab Selena. "Daddy udah selesai pertemuannya?"

"Udah. Baru aja selesai." Kaki Dev melangkah keluar dari lift saat pintunya terbuka. Dia berjalan beriringan dengan Marvin menuju lobby.

"Daddy langsung ke bandara 'kan?"

"Ya, ini daddy lagi mau jalan." Semua staf yang berpapasan dengan Dev, menundukkan kepala sekilas, sebagai sapaan mereka terhadap Presdir di perusahaan tersebut. Dev membalasnya dengan anggukan sekilas pula, sambil terus berjalan menuju luar kantor.

"Ya udah, Daddy cepetan nyusul. Hati-hati di jalan," kata Selena.

Langkah Dev berhenti di depan pintu masuk gedung miliknya. "Ya. Kamu juga. Sampai ketemu di bandara."

"Hmm."

Obrolan singkat itu berakhir. Dev memasukkan ponselnya ke da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-76

    Roda empat yang kini sudah berganti pengemudi itu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Sementara di belakang mobil tersebut ada mobil lain yang juga melaju begitu kencang. Jalanan beraspal mulus, yang di setiap sisi terdapat jurang itu terlihat lengang dan basah. Hujan deras masih menyisakan rintik gerimis. "Sedikit lagi kita sampai ke tempat Darwin dan Selena berada," kata Marvin, yang saat ini sudah berpindah tempat duduk—di depan kemudi. Di sampingnya ada Dev, sedangkan di jok belakang diisi oleh Pak Didi. Dev hanya menggertakkan giginya. Telapak tangannya terkepal kuat, seakan kemarahan yang menyelimuti siap meledak. Sepasang manik kelamnya berkabut, menyorot tajam ke arah kaca depan yang mengembun. Pikirannya benar-benar sedang kalut. Dia tak berhenti memikirkan nasib sang istri yang entah seperti apa. "Itu dia!" Marvin memelankan laju mobil ketika pandangannya menangkap sebuah mobil yang tak asing berada tak jauh dari jangkauannya. Disusul dengan mobil yang mengekor d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-77

    "Buka! Buka! Siapa saja, tolong bukakan pintu ini! Buka!"Suara Selena nyaris habis, bahkan tenggorokannya sampai terasa sangat sakit, karena sejak tadi dia terus saja berteriak—memanggil siapa pun yang berkenan dan berbaik hati membukakan pintu untuknya. Namun, tak seorang pun mengindahkan teriakannya. Tak ada seorang pun yang tersentuh hatinya mendengar tangisan permohonannya. "Buka ... Aku mohon ... Aku gak mau ada di sini ...." Kedua tangannya pun mulai terasa pegal dan nyeri, akibat memukuli benda keras di hadapan yang tak kunjung dibuka. Merasa jika usahanya hanya sia-sia saja, Selena lantas menyudahinya. Tubuh kecilnya luruh ke lantai marmer yang dingin, beserta tangisan yang kian menjadi. "Daddy ... tolong aku, Daddy. Tolong aku. Aku takut, Dad." Selena menekuk kedua lutut, lalu memeluknya erat. Dia menundukkan kepala, dan menumpahkan tangisan. "Selena takut ...." Di ruangan minim cahaya itu, Selena berada saat ini. Sejak terakhir kali dia dibawa paksa oleh sekelompok ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-78

    Diculiknya Selena membuat Dev benar-benar dilanda kekalutan. Pria itu sampai harus mengerahkan semua koneksi untuk membantunya melacak keberadaan sang istri. Dev bahkan tidak ragu meminta bantuan kepada teman-teman lamanya. Tak peduli meski dia harus menggeledah seluruh kota. Tak lupa Dev juga melibatkan pihak yang berwajib untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Entah apa motif di balik penculikan tersebut. Hingga Dev harus kembali berurusan dengan mantan teman sekaligus musuhnya itu.Dan untuk mencari tahu keterlibatan kakak tiri Selena yaitu Rania dalam penculikan ini, Dev memutuskan untuk mendatangi langsung apartemen perempuan itu. Sementara Marvin diberi tugas untuk mencari tahu melalui rekaman CCTV di gedung tempat Rania tinggal saat ini. Di sinilah Dev berada sekarang, di dalam unit yang terbilang cukup luas bersama Herlin. Mantan besan yang saat ini berstatus ibu mertua. Sejak tiga puluh menit yang lalu, Dev duduk di ruang tamu. Menunggu Herlin berbicara mengenai keb

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-79

    "Bagaimana kondisimu? Apa ada yang sakit?" Pertanyaan tersebut terlontar saat Dev baru saja masuk ke ruang rawat Darwin. Karena terlalu sibuk mencari bantuan, Dev belum sempat melihat kondisi Darwin. "Udah agak baikan, sih, Dad. Cuma yang masih kerasa sakit di sini." Darwin menunjuk pinggangnya yang sempat terkena tendangan dari orang-orang tak dikenal itu. "kayaknya paling parah di sini." Dev mengangguk. "Besok hasil ronsennya keluar. Nanti dokter bisa jelasin untuk tindakan selanjutnya," ujar Dev, menatap iba Darwin yang terbaring tak berdaya di ranjang pasien. "kamu bisa bilang ke dokter apa saja keluhanmu. Daddy udah minta staf dokter jaga untuk mengawasi selama dua puluh empat jam." Telapak tangan Dev menepuk-nepuk pundak Darwin. "Makasih, Dad," ucap Darwin, tak menyangka jika Dev sangat-sangat memedulikan keadaannya. Namun, ada satu hal yang masih mengganjal di hati pemuda itu. "Dad, aku sungguh minta maaf karena gak bisa ngelindungin Selena. Seandainya aja—" "Sudah. Semuany

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-80

    "Daddy ..." Selena menghampiri sang suami yang tengah berada di balkon kamar mereka. Semringah di rautnya, menunjukkan bila saat ini gadis itu sedang merasa bahagia. Dengan tangan kiri yang mengepal di balik punggungnya, Selena telah berdiri di balik punggung suaminya. Dev memasukkan ponselnya ke saku celana, lalu menoleh ke sang istri yang pagi ini terlihat sangat cantik. Bibir ranumnya merekahkan senyum yang sangat manis. "Ada apa? Kayaknya kamu lagi bahagia." Senyum itu semakin mengembang. "Aku punya kejutan buat Daddy," ucap Selena. Sejak keluar dari kamar mandi, jantungnya tak berhenti berdebar-debar saking senangnya. Kebahagiaan yang sudah lama dia nantikan, akhirnya terwujud. "Apa itu?" Telapak tangan Dev menempel di kulit pipi sang istri yang sedikit merona. "Hmm ... Coba Daddy merem dulu," pinta Selena. Semoga kejutan yang dia berikan dapat membuat suaminya ini bahagia. "Merem?" Sepasang alis Dev naik. "Hmm." "Oke." Demi menuruti kemauan Selena, Dev pun memejamkan mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-81

    Perjalanan yang ditempuh Dev demi mendatangi Selena rupanya cukup memakan waktu. Jalanan yang di setiap sisinya terdapat pepohonan pinus itu terasa asing bagi Dev. Belum lagi kabut yang menghalangi jalan sepi itu. Malam pun kian larut, tetapi tak sedikitpun membuat semangat Dev surut. Di mobil yang dikemudikan Marvin, terdapat satu sosok yang sempat membuat Dev terheran-heran. Pasalnya, dia tidak mengira sama sekali jika Monica akan ikut dengannya. Monica menawarkan diri untuk ikut serta karena dia cukup tahu—di mana Lexy menyembunyikan Selena. Di sebuah Villa pribadi milik mantan selingkuhannya itu yang letaknya sangat jauh dari keramaian kota. Dahulu kala, dia dan Lexy sering mendatangi Villa tersebut jika Dev sedang berpergian ke luar negeri mengurus bisnisnya. Tempat yang menjadi saksi bisu hubungan gelapnya bersama Lexy. "Nanti habis dari jembatan, kamu belok ke kanan, Vin," kata Monica memberi petunjuk dari tempatnya berada. Di belakang kursi Dev. "Oke." Marvin mengiyakan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-82

    Untuk ke sekian kalinya, kedua orang yang dulu pernah dekat dan akrab, kini saling berhadapan dengan sorot kebencian. Suasana semakin memanas ketika ujung pistol sama-sama mengarah ke kening masing-masing. Bisa saja dengan sekali tarik, diantara mereka akan tumbang. Entah Dev atau Lexy yang akan kalah lebih dulu. Di samping Lexy, sosok perempuan yang menjadi tujuan utama Dev mendatangi tempat ini justru terlihat marah. Sorot kebencian yang terpancar menandakan bila Selena sama sekali tidak merasa senang melihat kedatangan suaminya. Aura dingin makin menyeruak ketika Selena dengan sengaja mengalihkan pandangan saat Dev menatapnya. Sedangkan Rania tak berani bergerak di tempatnya lantaran ketakutan seolah-olah mengikat kedua kakinya.Pias serta sedikit merasa kecewa, itulah raut yang menghiasi wajah Dev saat ini. Sang istri terlihat begitu marah, hingga tak sudi membalas tatapan kerinduannya.Apakah Selena sudah mengetahui fakta yang sengaja dia sembunyikan selama ini? Pikir Dev—merasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-83

    "Apa maksudmu kalau semua itu tiba-tiba? Mana videonya? Aku mau liat sendiri." Monica merasa penasaran dengan video rekaman tersebut. "kamu ada videonya?" Telapak tangannya menengadah seraya menatap bergantian Dev dan Marvin."Aku gak pegang videonya. Yang pegang Bu Herlin," kata Dev."Bu Herlin? Tapi kenapa Lexy bisa tau? Apa mereka juga bekerja sama?" Monica mengerutkan kening, lalu menurunkan perlahan telapak tangannya yang semula terangkat. Keinginan untuk melihat video tersebut untuk sementara dia tunda."Rania yang melakukannya. Dia gak sengaja liat video itu di hape Bu Herlin. Dan ...." "Rania bocorin semua itu ke Lexy?" tebak Monica. "Hmm." Dev mengangguk, lantas melirik sang istri yang belum sadarkan diri. "Dan Lexy menunjukkan video itu ke Selena," imbuh Dev, menarik panjang napasnya. Monica merutuk Lexy dalam hati atas apa yang dilakukan oleh pria itu. Benar-benar selalu mengambil kesempatan di saat yang tidak tepat. "Selena marah sama kamu, Dev?" Tiba-tiba saja Monica i

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17

Bab terbaru

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   Last chapter!

    Setelah lama menyandang status duda dari pernikahan sebelumnya. Pada akhirnya, Darwin memantapkan diri—melangsungkan pernikahan untuk yang kedua kali dengan gadis pilihannya. Emma—seorang gadis yang berprofesi sebagai model majalah dan catwalk telah menjerat hati seorang Darwin. Bisa dikatakan, jika Darwin jatuh cinta pada pandangan pertama waktu pertama kali dia bertemu sang calon istri di sebuah acara amal yang diadakan di Singapur. Pada hari itu, Darwin sangat yakin jika Emma adalah jodoh yang dikirim Tuhan untuknya. Bagaimana tidak? Di saat dia bertahun-tahun menyandang status duda serta mencoba memperbaiki diri, takdir dengan segala perannya telah menuntunnya pada sosok Emma. Bak gayung bersambut, tak membutuhkan waktu yang lama Darwin mencoba mendekati Emma kala itu. Perempuan berparas indo itu menerima pinangan Darwin enam bulan yang lalu. Prosesnya pun begitu singkat. Darwin tak ingin berlama-lama menyendiri lagi.Dan, pernikahan yang seharusnya digelar dua pekan lagi, terpa

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   bonus chapter#1

    "Daddy ...." Seorang gadis kecil berusia enam tahun, yang baru saja tiba memanggil sang daddy sambil berlarian di ruangan yang seluruhnya didominasi kaca. Sang ibu yang membuntuti sampai kewalahan. "Naomi, jangan lari-lari, Nak!" Selena menggeleng berkali-kali, merasa gemas dengan gadis kecilnya yang selalu tidak sabaran menemui daddy-nya. Dev yang siang itu baru saja selesai meeting, dan masih mengobrol dengan dua orang kolega bisnisnya seketika menoleh ke arah putrinya. "Naomi ...." Kedua kolega bisnis Dev pun melakukan hal yang sama. Mereka tersenyum melihat tingkah lucu Naomi yang tak malu-malu di hadapan orang asing. "Daddy!" Naomi menghambur memeluk Dev. "Daddy kenapa gak jadi jemput Naomi?" protes gadis kecil itu, dengan raut cemberut. Bibir mungilnya mencebik. Merasa bila sang anak protes, Dev pun lekas meminta maaf. "Maafin daddy, ya? Daddy lagi ada tamu. Tuh!" Dev mengedikkan dagu ke arah kedua tamunya.Bibir mungil Naomi mengatup rapat, seraya menelengkan kepala ke a

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-Ending...

    Beberapa bulan kemudian...."Mbok ... Mbok Nung." Siang itu Selena terlihat baru saja keluar dari kamar sambil berulang kali mengusap perut yang sudah makin membesar. Dia juga sesekali meringis seperti orang menahan sakit. Yang paling terasa ialah di bagian perut dan pinggang. Mbok Nung muncul dari dapur, kemudian tergopoh-gopoh menghampiri istri Dev itu. "Ya, Non ....""Mbok, perut aku kok kenceng-kenceng terus, ya?" adu Selena, lantas dibantu mbok Nung gadis itu duduk di sofa ruang tamu. Dia menarik napas dalam-dalam kemudian membuangnya perlahan. Mbok Nung duduk di samping Selena, lalu memegang perut gadis itu. Mbok Nung terlihat sedang berpikir sambil meraba perut yang memang mengencang. "Iya, Non. Kenceng-kencengnya timbul hilang gitu, Non? Kayaknya dedeknya mau keluar, Non. Soalnya 'kan udah lewat dari perkiraan lahir." Selena terus mencoba mengatur napasnya, kendati dia begitu gugup saat ini. "Iya-ya, Mbok? Kayaknya gitu. Pas aku cek tadi udah ngeflek di celana." ujarnya."

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-106

    Setelah menghubungi pihak kepolisian, Marvin juga menghubungi Dev. Sementara Darwin terlihat sedang berjaga-jaga di depan pintu utama. Security rumah yang sempat kecolongan pun diperintahkan untuk mengawasi di bagian halaman belakang. Sedangkan Lexy yang tidak menyadari jika dirinya akan digelandang masih terlihat duduk bersama Monica di ruang tamu rumah itu. Keduanya masih terlibat perdebatan yang tak kunjung selesai. Lexy merasa kecewa sekaligus marah dengan mantan selingkuhannya yang selama bertahun-tahun menyembunyikan kebenaran. Suasana siang itu cukup menegangkan bagi Darwin, yang baru kali pertama akan menyaksikan penangkapan pelaku penembakan sang ayah secara langsung. 'Apa aku sudah melakukan hal yang tepat?' Benak pemuda itu tak berhenti bertanya-tanya sendiri, memikirkan sesuatu yang telah dia putuskan dengan matang. Melaporkan pria yang baru dia ketahui sebagai ayah kandungnya, merupakan hal yang sama sekali tidak pernah terlintas di pikiran Darwin. Namun, dia pun tak

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-105

    "Aku bisa minta tolong, Vin. Tolong kamu ke rumahnya Monica. Tanya keberadaan Darwin sama dia." Dev berbicara dengan Marvin lewat panggilan telepon sejak sepuluh menit yang lalu. Sejak dia tidak bisa menghubungi Darwin, Dev merasa khawatir. Dia hanya ingin mengabarkan jika dia sudah kembali dari rumah sakit. "Baik, Dev. Kebetulan banget aku lagi perjalanan ke rumahnya." Marvin menyahut. Kening Dev mengernyit, "Oh, ada urusan apa?" tanyanya sambil beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan ke arah balkon."Aku mau minta tanda tanda Monica. Ini 'kan mau akhir bulan. Kamu lupa kalau dia juga pemilik saham di perusahaan?" Terdengar kekehan dari Marvin, dan suara-suara bising kendaraan. "Hmm, ya ... ya ... Aku bahkan gak sadar kalau udah mau akhir bulan. Baiklah. Nanti, kalau kamu udah dapet kabar soal Darwin langsung hubungi aku aja. Oh, ya ... Gimana soal asisten rumah yang aku minta kemarin?" Dev hampir lupa menanyakan perihal itu. "Nanti siang orangnya diantar ke tempatmu. Namanya

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-104

    "Perutku laper banget." Pagi-pagi sekali Selena terlihat sudah memasuki pantry sambil mengusap-usap perut. Sejak subuh tadi Selena merasa sangat lapar, karenanya dia pergi ke pantry untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Pertama-tama yang gadis itu lakukan adalah membuka kulkas, kemudian mengambil satu buah apel merah. Setelah mengambil apel, tak lupa dia turut mengambil susu hamil kemasan siap minum rasa mocca. Selena lantas menduduki kursi meja makan, lalu meminum susu hamil terlebih dahulu, baru setelah itu mengigit apel."Non ..." Mbok Nung muncul di pantry dan agak kaget melihat Selena yang sudah berada di sana. Rupa-rupanya, istri majikannya itu tengah menyantap buah dan minum susu. "Non Selena laper, ya?" "Iya, Mbok. Dari tadi subuh perutku laper banget," cicit Selena sambil mengunyah apel. "Tau-tau kayak gini, padahal kemarin-kemarin enggak, Mbok." Selena merasa aneh, sebab sejak awal-awal hamil dia tidak pernah merasa kelaparan seperti ini."Hormon, Non. Biasanya bawaan

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-103

    Marvin mendorong kursi roda Dev sampai ke kamar. Beberapa saat yang lalu mereka baru saja tiba di apartemen setelah melakukan perjalanan cukup jauh. "Akhirnya, habis ini kamu bisa tidur nyenyak," cicit Marvin menggoda sang sahabat. Marvin yang tahu betul—bagaimana kacaunya jadwal tidur Dev selama Selena pergi. Hari-hari Dev hanya diisi dengan mencari keberadaan sang istri, sampai-sampai tidak memerhatikan penampilan serta kesehatannya. Namun, setelah Selena ditemukan, tentu saja semua itu tidak akan terjadi lagi. Selena sudah ditemukan dan sudah mau kembali padanya. Mulai detik ini Dev akan mengisi hari-harinya bersama sang istri dan calon anaknya. "Aku bisa minta tolong, Vin?" tanya Dev, menatap Marvin dengan serius. "Apa?" "Tolong carikan satu lagi asisten rumah tangga buat bantuin mbok Nung. Soalnya nanti mbok Nung cuma aku minta ngurusin Selena," kata Dev. Niat itu sudah Dev pikirkan sejak dia tahu Selena hamil. Berhubung ada masalah tak terduga, dia jadi harus menundanya."

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-102

    "Kondisi Pak Dev sudah cukup baik. Tinggal menunggu jahitannya kering." Dokter yang selama tiga hari ini memantau kondisi Dev berkata sambil mengecek bekas jahitan luka tembak Dev. "Itu artinya saya sudah diperbolehkan pulang?" Dev nampak antusias mendengar keterangan dokter. Dia benar-benar sudah bosan berada di rumah sakit. Terlebih, Dev tidak bisa leluasa berinteraksi dengan sang istri saat berada di ruangan rawat itu. Selena menghela panjang seraya menggeleng. Heran dengan suaminya yang begitu terburu-buru ingin pulang. Padahal, dia berharap jika Dev bisa berada di rumah sakit dua atau tiga hari lagi, sampai kondisinya benar-benar pulih. "Dad, bukankah lebih bagus kita tunggu sampai kondisi Daddy benar-benar pulih?" ujar Selena terpaksa menyela perbincangan antara suaminya dan dokter. Dev menatap sang istri, kemudian menggeleng. "Daddy udah pulih, Selena. Lagi pula ini bukan yang pertama kalinya Daddy kena tembak. Daddy sudah terbiasa dengan ini." Tatapan Dev berubah penuh art

  • Mantan Mertuaku, Suami Keduaku.   MMSK-101

    "Daddy ... Selena temenin tidur, ya?" Setelah mendapat izin dari dokter, Selena langsung mendatangi ruangan sang suami dengan perasaan bahagia. Malam ini dia akan tidur di samping Dev, dan berharap akan ada keajaiban. "Daddy cepetan bangun, karena Selena udah gak sabar pengen cerita banyak sama Daddy." Selena naik ke bed dengan perlahan, dan hati-hati. Tubuhnya yang mungil tidak mengalami kesulitan berarti saat mencoba berbaring di samping Dev. Selena tidur dalam posisi miring, tangan kanannya melingkar di pinggang suaminya. "Selama Selena jauh dari Daddy, jujur Selena gak bisa tidur. Selena terus kepikiran Daddy. Tapi, akal dan hati Selena bertolak belakang. Selena benci sekaligus cinta mati sama Daddy," kata Selena, seakan-akan Dev mendengarnya. Gadis itu meletakkan kepalanya tepat di dada Dev. Meresapi kehangatan yang begitu dia rindukan. Selena tak menampik, jika hatinya benar-benar sudah tertambat pada satu nama yakni Dev. "Dad, kira-kira Daddy pengen punya anak laki-laki at

DMCA.com Protection Status