Share

Kekhawatiran Dev.

Demi memberikan dokumen yang baru tadi pagi diantar oleh pengacara pilihannya, Dev rela mengundur jam makan siangnya, dan memilih untuk pergi menuju ke sebuah gedung bertingkat itu. Entah dorongan dari mana, keinginan untuk menuju ke tempat yang beberapa hari ini sering dia datangi begitu menggebu-gebu. Bahkan, Dev tak pernah merasa bersemangat seperti sekarang ini.

Aneh, pikir Dev yang tengah menunggu pintu ruang berjalan itu berhenti dan terbuka. Untungnya, hanya ada dia seorang di dalam lift, jika tidak—kemungkinan saat ini Dev akan jadi bahan perhatian dari penghuni lain.

Pria berusia empat puluh lima tahun itu nyaris terlihat sempurna, dengan balutan kemeja warna putih serta setelan jas warna navy. Terlihat gagah, dan berkharisma.

ting!

Bunyi pertanda pintu lift terbuka membuat kedua sudut bibir Dev spontan tertarik ke samping, kemudian mengayunkan kakinya ke luar ruangan baja itu. Jam tangan bermerek dengan harga selangit menjadi perhatian pria itu sekilas.

Ternyata, masih p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status