Share

Bab 249. Masih Bertahan

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Hey Sarah! Aku mau ke pasar dulu ya sama Dewi," ucap Bu Mila dengan ketus seperti biasanya, sembari menoel pundak Sarah dari belakang. Saat jam lima pagi seperti ini, Sarah sudah mulai mencuci baju di halaman belakang.

"Iya Bu." Dengan cepat Sarah menjawab sambil sedikit melonjak kaget, karena tadi memang dia sedang fokus mengucek pakaian kotor dengan begitu fokus. "Iya." Sarah mengulangi jawabannya, saat ini dia sudah berbalik badan, sehingga berhadapan dengan Bu Mila yang menenteng tas belanja.

"Masak yang ada di kulkas. Pokoknya pas kami sudah pulang kembali ke rumah, sarapan pagi harus sudah tersedia!" Bu Mila berucap sambil melototkan matanya.

Rasanya, sejak Sarah tinggal disini, menjadi istri Ardi, belum pernah sekalipun Bu Mila berkata lembut atau dengan nada yang datar pada Sarah. Selalu dengan ketus, penuh emosi, mata melotot, bahkan tak jarang disertai dengan sapuan tangan di kepala, sebuah toyoran atau pun cubitan di lengan sang menantu.

"I-iya saya usahakan, Bu. Tapi ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 250. Bugh!

    HufftLega, itu dia rasakan ketika tas sudah berada di tangganya. Tetapi kemudian sebuah suara membuat Sarah begitu kaget."Halo cantik, kamu kangen ya sama aku?"Suara parau yang ternyata tak lain adalah suara Yudi itu, membuat Sarah terlonjak kaget. Wanita itu sampai memegangi dadanya karena saking kagetnya. Apa yang dia takutkan tadi ternyata menjadi sebuah kenyataan. Spontan saja wanita itu menoleh ke belakang. "Mas Yudi?!" katanya sembari beringsut mundur hingga dia mengenai tas yang berisi pakaian itu.Saat menoleh itu, Sarah melihat Yudi yang tadi terlihat sedang tertidur pulas, malah saat ini sudah berdiri tak jauh darinya. Pria bertubuh lumayan tambun itu, hanya mengenakan celana kolor tanpa atasan. Hal itu tentu saja membuat Sarah langsung menutup matanya. "Tolong Mas, jangan berbuat yang aneh-aneh. Saya masuk ke sini karena disuruh sama Mbak Dewi untuk mengambil pakaian kotor Mas Yudi, dan akan segera saya cuci," ucap Sarah dengan wajah yang ketakutan.Sebenarnya tadi keti

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 251. Aku Tahu Rahasiamu

    "Kurang ajar! Ternyata tendangan Sarah kuat juga. Tapi aku tak akan pernah menyerah. Aku akan terus berusaha mendapatkan Sarah. Aku pasti bisa menikmati tubuhnya!"Kali ini Yudi tak mengejar Sarah, pria itu masih meringis sambil memegangi rudalnya yang masih terasa nyeri. Kini dia pun kembali membaringkan diri di ranjang."Kenapa sih sulit banget dapetin si Sarah itu? Padahal di luar sana, dengan sedikit uang saja aku bisa dapat perempuan." Yudi bergumam dengan kesal. "Tapi justru ini tantangan. Aku harus bisa menikmati tubuh istrinya Ardi itu!"Bukannya kapok atas peristiwa tadi dan penolakan yang sering sekali diberikan oleh Sarah, Yudi yang ada makin berambisi untuk mendapatkan Sarah. Pria yang di luar sana sering 'jajan' itu, memang sudah merasa tertarik saat pertama kali melihat Sarah. Wajah cantik, tubuh semampai dengan kulit putih, membuat Yudi ngiler. Dewi sama sekali tak pernah tahu, jika suaminya itu suka bergonta ganti pasangan di luar rumah. Karena memang saat di rumah,

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 252. Aku Tak Takut

    "Kamu jangan sombong Sarah! Aku sudah memegang kartu kamu. Jika kamu tak menuruti keinginan aku, maka aku akan mengadu pada Ardi dan ibu, jika kemarin kamu datang ke rumah ibumu. Kamu tahu kan apa yang akan terjadi?"Spontan saja, mendengar suara yang sangat di kenal itu, Sarah langsung membalikan badannya. "Mas Yudi, berani sekali kamu kesini?" ucap Sarah emosi. Sembari matanya menatap ke arah pintu dapur, pintu yang menghubungkan antara ruman dan halaman belakang. Kebetulan memang halaman belakang rumah Ardi itu diberi tembok setinggi dua meter, sehingga tak terlihat bagian luar.Yudi terkekeh dan menunjukan raut wajah yang menjengkelkan. "Duh, kamu jangan terlalu kaget dan khawatir seperti itu dong." Melihat wajah pias Sarah, sepertinya merupakan sebuah kepuasan tersendiri bagi Yudi. "Mereka semua masih pada asyik sarapan kok. Menikmati makanan lezat yang kamu hidangkan itu."Pandangan mata Sarah masih nyalang ke arah pintu, tetapi dia sembari beringsut mundur. Tak mau dekat dengan

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 253. Maaf Raja ....

    "Aku benar-benar mencintai kamu Stella. Maukah kamu menjadi kekasihku? Menjadi wanita yang akan mendampingi aku akhir hayat nanti."Kedua alis Stella langsung terangkat ke atas, mulutnya melongo demi mendengar apa yang dikatakan oleh Raja baru saja itu. Tetapi artis cantik itu tak bisa berkata apa-apa, seper sekian detik dia hanya diam. Tetapi dalam hati dia sempat bicara akhirnya, 'apakah ini jawaban dari doa-doa ku ya Tuhan?'"Apa aku tak salah dengar?" Akhirnya Stella berkata setelah beberapa saat tadi terdiam. "Aku tak ingin dipermainkan Raja, aku hanya ingin mendengar itu jika itu tulus dari hati mu. Bukan hanya untuk melanjutkan sandiwara ini atau mungkin juga untuk menaikkan lagi rating produk mu!" ucap Stella dengan ketus.Raja memejamkan matanya beberapa saat. Pria itu terlihat menarik nafas dalam-dalam dan kembali berkata, "tidak Stella, aku sedang tidak bercanda. Aku sedang tidak di tekan oleh apapun. Aku bicara apa adanya, tulus dari dasar hatiku. Aku mencintai kamu Stell

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 254. Maju Sarah

    "Hey jalang! Awas saja ya kalau kamu sampai berani ganggu Mas Yudi!" Wanita bertubuh tambun itu melotot pada Sarah, dengan suara penuh penekanan tapi lirih. "Kalau sampai aku lihat kmu berani goda suamiku, aku akan cincang cincang kamu, biar jadi makanan anjing!"Mungkin saja, tadi Dewi ini melihat saat Yudi berbincang dengan Sarah di belakang. Kadang juga meski belum tahu kebenarannya, seorang istri akan punya firasat jika suaminya melenceng sedikit saja."Aku tahu kok jika kamu suka goda Mas Yudi kan? Dasar murahan!" Belum sempat Sarah menimpali, Dewi sudah melanjutkan ucapannya. "Ingat ya, Mas Yudi itu nggak doyan sama perempuan dekil macam kamu itu!"Dewi menatap tajam pada Sarah, seakan dia adalah wanita yang paling sempurna di dunia ini.Sarah terkekeh, entah dia sadar atau tidak, tetapi ini adalah untuk yang pertama kalinya Sarah berekspresi seperti itu di depan sang kakak ipar."Hey! Kamu tertawain aku?!"Spontan saja Dewi makin mendelik, wanita bertubuh tambun itu langsung me

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 255. Akhirnya ...

    Beberapa kejadian pagi itu bersama dengan Yudi dan Dewi, seperti tekad yang ada di dalam hatinya, Sarah mulai berubah. Terutama sikapnya pada Dewi dan Dita. Hanya saja sepetinya hal itu belum sampai ke telinga Ardi."Capek banget!" ucap Sarah sore ini ketika baru saja pulang kerja. Wanita ayu itu pun langsung merebahkan tubuhnya ke ranjang. "Hufft!"Hari ini memang Sarah pulang terlebih dahulu, karena Ardi harus lembur. Untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Sarah harus pulang naik ojek online kali ini.Tok tok tok"Sarah!"Belum sempat Sarah memejamkan mata, barang satu menit saja, ketukan keras di pintu dan suara ibu mertua sudah begitu nyaring terdengar. "Ya ampun.""Sarah! Keluar kamu!"Brak brak Mungkin karena sang menantu tak juga menyahut, Bu Mira kembali berteriak. Kali ini ketukan pintu itu berganti menjadi gedoran.Sarah mendengus kasar dan segera bangkit dari tidurnya. "Iya Bu!" sahutnya setengah berteriak juga.Meski malas dan sedikit merasa tak enak badan, Sar

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 256. Penyesalan Sinta

    "Ma, mamahkenapa sih kok kelihatan cemberut sekali dari kemarin? Apa Mama sakit?" tanya Jeny saat melihat Sinta memang tengah murung. Kali ini wanita paruh baya itu sedang menggendong sang cucu, baby Thea.Sinta menggeleng dengan cepat, "?ama tidak apa-apa kok, Jen. Mama tidak sakit hanya saja memang ada sesuatu hal yang sedang mama pikirkan," ucap Sinta lirih.Jeny segera mengambil posisi duduk tepat di samping Mamanya. Kali ini baby Thea memang sedang tidur di pangkuan sang nenek. "Ada apa sih Ma ?kKatakan saja pada Jeny siapa tahu Jeny bisa membantu. Nggak enak lho kalau lihat Mama terus murung kayak gini. Nanti takutnya si baby juga akan ikut sedih kalau neneknya sedih," ucap Jeny tengah merayu dan membujuk sang Mama.Sinta terkekeh tetapi senyuman itu hanya sesaat saja, wanita paruh baya itu menghela nafas panjang. Kemudian dia pun mulai bercerita. "Mama begitu merasa bisalah pada Raja, karena telah memaksakan kehendak. Mama sudah ingin memisahkan dia dengan Stella, Mama juga men

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   BAB 257. Terkuak

    PyarrRasanya ada sakit di dalam hati dan dada Sinta, mendengar jawaban dari Sinta tersebut. Tetapi kembali lagi dia ingat dengan semua ucapan tajamnya beberapa waktu yang lalu. Kemungkinan besar hal itu lah yang membuat Stella tak bisa lagi menerima Raja."Maafkan semua yang pernah Tante lakukan dan katakan pada kamu Stella. Itu semua tak ada hubungannya sama sekali dengan Raja." Sinta merasa sangat perlu menjabarkan hal ini. "Tante lah yang berandil besar memisahkan kamu dengan Raja. Padahal Tante sangat tahu jika Raja itu begitu mencintai kamu."Sekuat tenaga Sinta menahan tangis, karena dia ingin berbicara dengan jelas. Sehingga Stella mau menerima Raja lagi.Ah .. waktu memang berputar dengan begitu cepat, kemarin A, sekarang bisa saja langsung berubah menjadi B. Semua tak ada yang bisa ditebak.Sementara itu, di sebrang saat ini Stella sedang memejamkan matanya, sembari tangan kanannya memegang bagian kening yang sepertinya sakit itu.Tanpa Sinta mengatakan hal itu, sebenarnya

Bab terbaru

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab Ending

    "Selamat menempuh hidup baru ya, Raja, Stella. Doa kami semua yang terbaik untuk kamu. Semoga segera memiliki momongan."Rara kembali memberikan selamat pada sahabatnya ini, kali ini saat Raja dan Stella baru saja tadi mengungkapkan janji suci pernikahan. Setelah dua bulan yang lalu mereka juga menggelar acara pertunangan yang mewah."Terima kasih banyak ya. Tanpa kalian,mungkin kali ini kami pun belum bisa bersatu." Stella terus mengenggam tangan Rara. Sahabat yang memang menjadi support utama hubungannya dengan Raja. "Sepetinya para baby gemoy ini nunggu Tante dan Om nya resmi dulu, baru mau launching nih."Stella mengelus perut Rara yang begitu buncit. Rara dan Arjuna yang berada di sampingnya pun terkekeh. "Bisa jadi seperti itu. Karena harusnya HPL kemarin."Ya, memang meski telah terlewat HPL sehari, tetapi Rara belum merasakan tanda tanda kehamilan yang datang. Itu Lah kenapa hari ini dia kekeh untuk datang ke pesta pernikahan itu. "Ah iya, kak Satria juga akan segera melamar

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 267. Part Menuju Ending

    "Bu, Mas Ardi tumben banget sih jam segini belum keluar kamar ya?" Dita yang baru duduk di meja makan, bertanya pada sang ibu sambil menoleh pada kamar sang kakak, yang sejak kemarin sore tak terbuka sama sekali."Iya, dari pulang kerja sudah nggak keluar. Nggak makan malam juga kan?"Ketika Bu Mira masih terdiam, Dewi malah menimpali ucapan adiknya itu. "Halah ... Paling dia itu masih meratapi si Sarah itu," ucap Bu Mira ketus. "Dasar Cemen!"Bu Mira sebenarnya juga sedikit merasa khawatir dengan Ardi. Karena memang setelah Sarah pergi dari rumah ini, putranya itu bahkan tak pernah mau makan. Ardi yang biasanya begitu hangat dengan keluarga, berubah menjadi Ardi yang tertutup dan begitu muram.Padahal ini bukanlah untuk pertama kalinya Ardi menalak istrinya, Sarah adalah yang ketiga, tetapi sungguh saat ini berbeda.Biasanya Ardi biasa saja dan seperti tak lagi memikirkan tentang mantan mantan istrinya itu."Aku kok khawatir ya Bu sama Ardi. Dia itu kayaknya patah hati banget deh keh

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 266. Pasangan Serasi

    "Selamat ya Stella, aku benar benar ikut bahagia. Kalian memang pasangan yang sangat serasi loh." Rara mencium pipi kanan kiri sahabatnya yang malam ini terlihat begitu cantik dalam balutan dres warna putih itu. "Ini semua nggak akan pernah terjadi tanpa bantuan kamu Ra. Pokoknya terima kasih banget loh." Stella memeluk Rara. "Kamu memang sahabat terbaikku."Air mata telah menumpuk di pelupuk mata, tetapi tangis bahagia itu memang sengaja ditekan oleh Stella, karena takut merusak riasan. Malam ini adalah malam pertunangan Stella dengan Raja Sanjaya. Hanya satu hari berselang dari acara jumpa pers yang berakhir menyenangkan itu, keluarga Sanjaya menggelar pesta pertunangan keduanya dengan begitu mewah."Nggak juga. Lebih tepatnya aku hanya perantara sih, yang berperan penting tentu masih tetap Tuhan. Gimana, enak rasanya lebih wow kan, jika cinta di dapat setelah begitu banyak rintangan?" Rara kembali berucap.Kali ini tidak hanya Stella yang tertawa, tetapi Raja juga. Raja pun ter

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 265. Akhirnya Diterima.

    "Raja?!" Stella langsung memekik, saat melihat sosok yang saat ini paling ingin dia hindari berjalan masuk dari pintu keluar. Raja tidak sendiri, tetapi saat ini pria tampan itu bersama dengan Sinta dan juga Jeni."Hei mau apa dia ke sini? Apa kamu bilang juga sama si Raja jika saat ini kamu mengadakan konversi press?" Romi pun langsung bertanya sembari berbisik. Pria kemayu itu benar-benar tak menyangka sama sekali, jika Raja datang. Bukan apa-apa, tetapi setelah tadi Stella mengambil keputusan bahwa akan menjauhi Raja, dan sekarang Raja datang kembali, itu berarti Romi harus kembali menghadapi Stella yang banyak masalah dan banyak pikiran. Dan, itu berarti juga Stella pun akan menunda beberapa jadwal shooting, karena tak bisa fokus untuk melakonkan perannya. Semua itu tentu saja berimbas pada Romi yang merupakan manajernya."Entahlah, Rom. Aku tak tahu." Stella menjawab sembari menggelengkan kepalanya.Stella yang memang menghindari Raja, ingin segera pergi dari ruangan itu. Teta

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 264. Konferensi Pers

    "Duh kenapa aku jadi grogi banget gini sih ROM?" tanya Stella, yang sebentar lagi akan melakukan jumpa pers, pada manajernya yang kemayu itu. Romi menepuk-nepuk pundak sang artis. "Ih kamu ini kayak apa aja sih Stella? Kamu ini kan artis besar, masa sih gini aja Kamu demam panggung? Nggak level banget sih."Apa yang dikatakan oleh Romi itu tadi, sebenarnya bukanlah sebuah ejekan. Tetapi Romi melakukan hal itu untuk memantik semangat Stella yang sepertinya memang telah mulai mengendur."Romi, ini kan bukan sandiwara atau film-film yang sering aku bintangi. Ini nyata Romi, ini hal yang benar-benar terjadi dalam hidupku. Jadi rasanya wajar dong jika aku grogi banget seperti ini." Stella mengelak. Romi memutar bola matanya dengan malas. Dia tahu jika memang konferensi pers yang akan diadakan oleh Stella ini, seperti suatu hal yang tidak diinginkan oleh hatinya Stella. Tetapi artis cantik itu memaksakan kehendak."Makanya dong Stella, Aku kan udah bilang sama kamu, jangan bohongin hati

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 263. Setelan Awal

    Brak brak brak"Dewi bangun!" Pagi buta itu, Bu Mira sudah menggedor pintu kamar Dewi. Setelahnya, wanita itu ganti menggedor kamar Dita, yang terletak tepat di samping kamar Dewi.Brak BrakBrak"Dita bangun kamu. Ini sudah siang! Kamu itu anak gadis, jadi jangan bangun siang-siang!" eriak bu Mira dengan penuh emosi.Merasa tak mendapatkan respon sama sekali dari kedua putrinya, bu Mira pun kembali menggedor dengan keras pintu kamar itu, dengan teriakan yang sangat melengking di pagi hari."Duh ternyata repot banget kalau nggak ada Sarah. Ngapain sih Ardi kemarin itu sampai menalak Sarah? Coba saja ada Sarah, pasti aku sekarang masih tidur dan mainan hp di kamar." Bu Mira begitu emosi dengan dirinya sendiri saat ini.Sejak kemarin malam setelah kepergian Sarah, wanita paruh baya itu tak dapat memejamkan matanya sama sekali. sSepertinya dia merasakan apa yang sedang dirasakan oleh Ardi saat ini. Rasa penyesalan karena telah mengusir Sarah dari rumah ini."Seharusnya Ardi juga menge

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 262. Menyesal?

    "Dasar perempuan jalang! Cepat pergi kamu dari rumah ini!" Bu Mira kembali berteriak, saat itu Ardi pun sedikit kaget. "Cepat pergi atau kuse-ret kamu!!"Bu Mira sudah akan maju untuk menyeret Stella, sedangkan Dewi dan Dita mengikuti di belakangnya."Hentikan Bu!" Yang berteriak ternyata bukan Sarah, tetapi Ardi. "Jangan lagi menghina Sarah."Raut wajah para anggota keluarga itu nampak terkejut dengan ucapan pria itu. Kemudian Ardi menoleh pada Sarah. "Pergilah Sarah. Semoga kamu bisa mendapatkan ganti yang lebih baik dariku. Maafkan aku ya."Sarah sedikit kaget juga dengan perubahan sikap Ardi yang begitu drastis setelah mengucapkan kata talak tadi. Dia sempat berpikir jika mungkin mantan suaminya itu menyesal karena telah mengakhiri hubungan itu. Tetapi sejurus kemudian seperti ada yang kembali mengingatkan pada Sarah. Seperti apa sikap Ardi, yang selama mereka menikah malah sama sekali tak pernah memperlakukan dia seperti layaknya seorang istri."Tentu Mas. Tuhan tak pernah tidur.

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 261. Badai Pasti Berlalu

    "Terima kasih telah terus bersama dengan Sarah, Bu. Jika tak ada ibu, mungkin Sarah sudah semakin hilang arah." Sarah kemudian memeluk ibunya .Tak terkira rasa terima kasih Sarah pada sang ibu. Karena memang tak ada lagi tempat kita kembali selain pada ibu. Wanita yang benar benar menyayangi kita apa adanya tanpa balas jasa.Terhitung sudah dua hari Sarah kembali pulang ke rumah kontrakan Bu Endang. Setelah kemarin ditalak Ardi dan diusir dari rumah mantan suaminya itu. Untung saja pernikahan mereka hanya pernikahan siri alias secara agama, jadi tak perlu repot repot menuju ke pengadilan agama. Tak butuh proses lama untuk menjadikan Sarah berstatus menjadi janda.Kadang memang banyak hal rasanya seperti membuat kita kecewa, seakan Tuhan tak menuruti segala keinginan kita. Padahal sebenarnya semua itu adalah berkah, karena Tuhan nyatanya tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi apa yang kita butuhkan."Maaf ya, dulu ibu sempat melarang karena kamu hanya akan dinikahi di balik t

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 260. Janda Bahagia

    "Kamu nggak kerja, Sarah?" Bu Endang bertanya pada Sarah setelah mereka berdua baru saja selesai melaksanakan salat subuh.Sarah mencium punggung tangan ibunya dengan takdzim. "Belum untuk sekarang Bu. Mungkin besok." Sarah berkata sambil tersenyum manis."Jika memang kamu sudah tak nyaman kerja disana, lebih baik kamu cari kerja di tempat lain saja, Sarah." Raut wajah wanita paruh baya itu nampak khawatir.Tak salah jika akhirnya Bu Endang jadi mengkhawatirkan tentang tempat kerja Sarah. Setelah kini Sarah tak lagi menjadi istri Ardi, Bu Endang merasa takut jika Sarah tak akan nyaman bekerja satu kantor dengan sang mantan suami. Apa lagi mengingat jika hubungan yang pernah terjalin dulu begitu tidak baik.Sarah tersenyum penuh artis, ditepuknya telapak tangan Bu Endang yang sejak tadi masih digenggamnya. "Sarah belum memikirkan hal itu Bu. Nanti malam saja." Ada hal yang tentu saja disembunyikan oleh Sarah. Apa lagi jika bukan rasa sakit hati. Hanya saja tentu wanita itu tak ingin me

DMCA.com Protection Status