Pagi semua ... Saran bakal ngelakuin apa nih?
"Apa yang terjadi di sini?"Mendengar keributan, manager restoran langsung menghampiri dengan tergopoh-gopoh. Mata sang manager pun bersitatap dengan pria yang bersama dengan Sarah tadi."Tuan Daniel?" Manager restoran langsung kenal bahwa si pria itu adalah tuan muda keluarga Mahendra. Salah satu keluarga pejabat paling terhormat di negara itu. Demikian, menyinggung Daniel sama saja mengambil risiko restoran itu ditutup!"Perempuan itu jalan nggak pakai mata dan nabrak aku dengan seenaknya! Lagi ngapain sih? Jalan kok meleng aja?" Ketika melihat sang manager datang, Sarah pun mencoba menjelaskan situasinya, tentu saja dengan cara menyalahkan Rara.Daniel pun tak mau tunggal diam. "Bener banget, hanya membuat repot saja! Cepat usir dia dari sini!" Sembari tetap menatap jijik pada Rara."Tuan Daniel mohon sabar sebentar ya," ucap sang manager yang merasa tak enak. "Saya akan membereskan ini semua dengan cepat."Kemudian sang manager itu malah menoleh kepada Rika yang masih berdiri di
"Manager yang baru? Apa maksudnya ini?" Ketika para pembeli disana sedang saling berbisik karena telepon yang dilakukan oleh Rara, sang manager restoran malah semakin geram. "Jangan banyak akting kamu!" Sang manager menganggap apa yang saat itu dilakukan oleh Rara adalah sebuah sandiwara belaka untuk menakutinya.Saat itu Sarah yang juga sejak tadi terus memperhatikan Rara terkekeh. "Rara, kamu tuh lagi ngapain sih? Udah nggak waras ya?" Sembari menghempaskan telapak tangannya ke udara.Daniel yang mendengar hal itu pun langsung menimpali. "Sepertinya memang begitu, Sar. Hanya mencari perhatian agar nggak diusir dari sini. Sakit jiwa …!"Perkataan Daniel itu sontak membuat Sarah tertawa sembari menatap jijik pada Rara. Sebaliknya, sang manager malah merasa marah karena merasa dirinya tengah diremehkan dengan sandiwara itu.Saat tim security tiba, sang manager pun berkata, “Cepat seret wanita tidak tahu diri ini keluar dari resto–”Belum selesai kalimatnya, lagi-lagi kalimat sang mana
Kedatangan Arjuna membuat seisi restoran yang sebagian besar adalah kalangan orang kelas atas langsung heboh.“Itu Arjuna Pramana, bukan?!”“Astaga, itu benar! Itu pewaris Keluarga Pramana!”Sama seperti orang-orang itu, Daniel juga langsung mengenali Arjuna. Pria itu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan reputasi luar biasa! Tidak berani Daniel menyinggungnya!Namun … pria semacam itu mengenal wanita yang disebut Sarah sebagai mantan pembantunya itu?!”Jijik dengan sikap Daniel, Arjuna langsung mengempaskan tangan pria tersebut. Dia menoleh pada security dan berkata, “Seret mereka pergi!”Perintah Arjuna yang memang sama dengan perintah atasan mereka membuat para security langsung menyeret Sarah dan Daniel keluar.“Eh! Lepasin! Jangan sentuh-sentuh saya, ya! Lepas!!” Sarah berteriak nyaring, menolak untuk pergi.Sedangkan Daniel, dia sudah mati kutu setelah berhadapan dengan Arjuna. Alhasil, dia pun tidak banyak bicara maupun meronta. Sampai di luar, Sarah yang didorong keluar ol
"Berarti dia itu kaya banget ya?" Sarah kembali ingin mempertegas.Kali ini Jeny hanya menjawab dengan anggukan kepala saja. Tetapi isyarat itu sudah membuat Sarah puas.Senyum licik kemudian terlihat dari wajah perempuan berpenampilan glamor itu. 'Aku harus cari cara untuk mendekati Arjuna!' Dia pun melirik Jeny dan Nizam. “Kudengar kalian akan menghadiri pesta penggalangan dana dua minggu lagi, ‘kan?”Nizam dan Jeny langsung membeku di tempat. Sarah tidak mungkin mau ikut, ‘kan?“Kenapa memangnya?” tanya Nizam, merasa curiga.Sarah mengangkat kedua bahunya. “Bukan apa-apa, hanya bertanya saja. Soalnya aku akan datang ke sana juga.”Mata Jeny membesar. “Bagaimana bisa?”Senyuman lebar menghiasi wajah Sarah. “Karena aku memaksa Daniel untuk membawaku tentu saja!” Dia menambahkan, “Arjuna juga pasti ada di sana ‘kan, ya?”Di saat itu, Nizam dan Jeny baru teringat apa identitas kekasih Sarah saat ini. Tuan muda dari keluarga pejabat ternama, tentu saja dia juga diundang ke pesta kalangan
Jeny memutar bola matanya malas mendengar tuduhan dari sang kekasih itu. "Siapa sih cewek yang nggak suka sama pria seperti Arjuna? Tampan dan matang dalam segala aspek?"Jujur sekali Jeny mengatakan hal itu. Akan tetapi, memang benar. Memang pesona ketampanan Arjuna tak bisa terbantahkan!Tidak peduli apakah usia Jeny dan Arjuna terpaut jauh, tapi pria itu adalah sosok pria ideal! Terlepas dari apakah pria itu sudah punya anak atau tidak!Nizam mendengus mendengar hal itu, ada rasa cemburu dan marah bercampur jadi satu. “Ya terus kenapa kamu nggak kejar dia aja?!” Nada bicaranya agak meninggi.Pertanyaan Nizam membuat Jeny menggelengkan kepala. “Ya karena aku sadar levelku di mana. Arjuna itu siapa? Pewaris keluarga kaya dan presdir salah satu perusahaan terbesar negara. Dia mau wanita mana saja juga bisa, kenapa harus aku yang dari keluarga kaya biasa?”Nizam menarik salah satu sudut bibirnya karena merasa kesal, perkataan Jeny itu secara tak langsung mengatakan jika Arjuna lebih ti
Seakan bisa membaca pikiran Rara, Arjuna berkata, “Kalau ingin tahu lebih jauh mengenai Linda, tanyakanlah pada Satria.”Mata Rara agak membesar, terkejut dengan usulan itu. “Apa Linda dekat dengan Kak Satria?”Tanpa sadar maksud pertanyaan Rara yang sesungguhnya, Arjuna menganggukkan kepala. “Mereka dekat sejak lama, mungkin … tujuh tahun?”Mulut Rara membentuk huruf ‘O’. Setahunya, Linda baru berusia dua puluh delapan tahun. Kalau dia sudah dekat dengan Satria sejak tujuh tahun yang lalu, berarti Linda sudah bekerja sama dengan Satria sejak usia dua puluh satu tahun!? Semenjak dirinya lulus kuliah, Linda tidak pernah pindah?!Walau penasaran dengan hubungan Satria dan Linda, tapi Rara tidak merasa baik bertanya lebih jauh pada Arjuna. Akhirnya, dia pun terdiam dan mengalihkan pembicaraan ke hal lain.Makan siang itu berjalan menyenangkan, tak terasa satu jam sudah mereka habiskan di Restoran Deli itu. Mereka berdua pun akan kembali ke kantor masing-masing.Saat sudah mau berpisah jal
"Kenapa dia terus menolak untuk bertemu denganku?!" Suara Raja meninggi ketika berbincang melalui sambungan telepon dengan salah satu anak buahnya. “Sudah berapa kali ini terjadi!?”Sudah beberapa hari sejak Raja berusaha untuk bertemu dengan presiden direktur Jaya Corp, tetapi hasilnya tetap nihil. Penolakan secara terus-menerus dilakukan oleh sang presiden direktur dengan berbagai dalih yang berbeda. Hal itu membuat kesabaran Raja pun perlahan habis. Tangan Raja mengepal dan rahangnya mengeras. "Siapkan mobil! Aku akan langsung ke sana sendiri."“T-tapi, Tuan … perwakilan Jaya Corp siang ini–”“Persetan dengan apa jadwalnya siang ini! Aku akan lihat sendiri apa dia memang sesibuk itu!”Tanpa kompromi lagi Raja pun langsung pergi ke kantor Jaya Corp. Dia tidak lagi peduli apakah menerobos kantor tersebut akan merusak hubungan kerja samanya dengan perusahaan itu. Lagi pula, terlepas dari masalah Jeny yang perlu dia bantu, Raja juga merasa sangat tersinggung ditolak sesering itu!Sampa
Setelah keluar dari ruang presdir Jaya Corp itu, Raja duduk termangu dalam mobilnya. Hati pria itu dipenuhi dengan perasaan yang campur aduk. Walau ada rasa kecewa karena belum bisa membantu Jeny, tapi ada perasaan menarik dalam hatinya yang sedikit berbunga-bunga setelah bertemu dengan sosok adik Satria Wijaya yang menawan, wanita yang entah kenapa bisa menggugah hatinya.Sampai detik ini, Raja tidak pernah menjalin cinta dengan wanita mana pun. Itu semua berkat sang ayah yang meminta Raja untuk selalu fokus dengan kedudukannya sebagai calon pewaris dan juga adiknya yang selalu mengkhawatirkan dirinya. Selain itu, penampilannya di mata semua orang terkesan galak dan menyeramkan, dan hal itu membuat para wanita tidak berani mendekatinya. Kalaupun ada, mereka hanya menarget kekayaan dan kedudukan Raja saja. Jauh berbeda dengan adik Satria Wijaya yang hari ini dia temui. Wanita itu dengan berani menatap lurus dirinya, bahkan menegurnya atas sikapnya yang patut Raja akui cenderung kelew