Share

Obsesi Wulan

"Mas, aku sangat capek dan perjalanan ke kampung masih cukup jauh. Belum lagi kita akan tiba menjelang malam dan tidak mungkin untuk melakukan perjalanan ke kampung di tengah malam. Kau tahu sendiri bagaimana jalan kesana itu, tidak mungkin akan ada sopir yang mau mengantarkan kita," balas Wulan kukuh dengan argumentasinya.

"Aku sudah mempersiapkan perjalanan yang nyaman untukmu karena aku tahu kau pasti letih kalau tidak beristirahat terlebih dahulu di Surabaya. Hmm?"

Baskoro melihat sepintas wajah Wulan yang memohon.

Memang benar, perjalanan ke kampung halaman Wulan cukup sepi dan rawan perampokan. Tentunya tidak akan ada sopir yang mau memasuki kampung tersebut lewat tengah malam.

"Baiklah. Terserah padamu saja. Tapi lepaskan tanganmu dan jangan main sentuh seenaknya," kata Baskoro sedikit kasar. Ia tak pernah sekasar ini pada Wulan sebelumnya.

"Mas...jangan marah dong. Aku bermaksud baik dan tidak punya tujuan apa apa kok," ujarnya dengan menunduk kecewa.

Baskoro melihatnya, mera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status