Memikirkan bagaimana aku belum pernah begitu pengecut dan berhati-hati di depannya sebelumnya.Haist, pada akhirnya semuanya akan berbeda setelah seseorang jatuh terpuruk.Begitu panggilan tersambung, Zayn tertawa di sana.Suara tawa samar itu cukup menyeramkan untuk didengar.Aku memantapkan hati dan berbicara lebih dulu, "Maaf, tadi aku tertidur. Aku baru bangun dan hendak menjawab panggilanmu, tetapi kamu mengakhiri panggilan.""Oh?" Zayn tersenyum, "Lalu sekarang apa yang kamu lakukan?"Aku tertegun dan tanpa sadar berkata, "Tidur, dong. Aku ini dibangunkan oleh panggilanmu. Aku sedang berbaring di atas kasur sambil berbicara denganmu melalui telepon."Aku melihat wajah tanpa ekspresi di cermin dan mengagumi kemampuanku untuk berbohong.Tawa Zayn menjadi semakin keras, hanya saja tawa itu selalu membuat seseorang merinding setelah mendengarnya.Ini membuktikan orang yang tidak tertawa sepanjang tahun tidak cocok untuk tertawa. Itu terlalu aneh."Jadi, aku mengganggu mimpi indahmu?"
Hal yang paling kutakuti terjadi.Zayn ada di bar ini, dia sudah lama melihatku.Kebohongan yang kukatakan pada Zayn barusan bagaikan tamparan keras yang menghantam wajahku.Seluruh tubuhku tegang dan aku tidak bergerak.Zayn menciumku dengan kuat beberapa saat sebelum melepaskanku.Ujung jarinya yang lentik membelai bibirku yang merah dan bengkak.Sepasang mata gelap menatapku sambil tersenyum, tetapi nadanya dingin, "Kamu tidur sampai di bar?"Aku merasa agak marah ketika berpikir dia tahu aku ada di bar dan hanya menelepon aku untuk bertanya, membuatku terus berbohong.Aku berkata dengan marah, "Karena kamu sudah melihatku, kenapa kamu sengaja menelepon untuk mengujiku?"Mata Zayn gelap dan dia tersenyum, "Kupikir kamu akan mengatakan yang sebenarnya dan bahkan memberimu kesempatan, tapi kamu masih berbohong kepadaku."Jari-jarinya melingkari leherku seolah tangannya yang kuat akan mematahkan leherku pada saat berikutnya.Aku mulai cemas lagi.Dia tersenyum padaku, "Apa kamu pikir a
Begitu memasuki kamar tidur, dia menekanku ke pintu dan menciumku dalam-dalam.Tangannya melingkari pinggangku.Aku dicium begitu kuat olehnya hingga membuatku linglung.Dia tiba-tiba menutup telingaku dan berkata sambil tertawa rendah, "Siapa yang ingin kamu pamerkan dengan berpakaian begitu seksi?"Aku tidak mengatakan apa-apa.Dia membawaku ke kasur lagi dan melepas gaunku dalam dua gerakan.Ada keganasan di matanya yang dalam, "Kamu tahu hari ini dia akan kembali, itulah sebabnya kamu memakai pakaian yang bagus untuk menemuinya?"Aku ingin memelototinya, tetapi aku takut membuatnya semakin kesal.Hanya berkata dengan datar, "Kapan aku tidak berpakaian bagus?"Dia mendengus, ekspresinya dingin dan sinis.Tiba-tiba ponselku berdering lagi dan masih ada panggilan dari Yosef.Zayn mengulurkan tangan dan mengambil ponselku.Dia sengaja bertanya kepadaku, "Mau diangkat?"Aku buru-buru menggelengkan kepalaku.Dia tersenyum jahat padaku, "Mana bisa? Sekarang dia pasti mengkhawatirkanmu. Ka
Cindy?Eh?Siapa ini?Dalam kesanku, sepertinya aku tidak mengenal orang ini, bahkan tidak punya nomor teleponnya.Saat dalam keadaan melamun, telepon di tanganku tiba-tiba diambil seseorang.Aku berbalik dengan kaget dan melihat Zayn yang mengenakan handuk berdiri di belakangku.Aku langsung bereaksi.Ya, ini adalah ponselnya, Cindy adalah seseorang yang Zayn kenal.Tidak, aku harus mengganti ponsel dan nada deringku nanti, jadi tidak akan sama seperti Zayn.Zayn berjalan ke jendela untuk menjawab telepon, tapi matanya menatapku dengan sangat dalam.Aku mengikuti pandangannya dan melihat diriku sendiri.Beberapa detik berikutnya, wajahku menjadi malu, aku mengambil baju tidur di ujung tempat tidur lalu memakainya secepat mungkin.Setelah itu aku duduk di ujung tempat tidur sambil memandangnya seolah tidak terjadi apa-apa.Zayn membuang mukanya.Namun, sudut bibirnya membentuk senyum indah, seolah suasana hatinya sedang bagus.Zayn berkata, "Oke, aku akan ke sana sebentar lagi."Suaran
Zayn tiba-tiba mengerutkan alisnya, ekspresinya juga menjadi muram.Zayn tertawa, "Kamu benar-benar ingin aku bersamanya?"Aku terdiam.Perkataannya ini ....Apa maksudnya kalau aku berharap dia bersama dengan cinta pertamanya? Bukankah Zayn sendiri yang mau bersama dengan cinta pertamanya?Apa kalau aku menyuruhnya jangan bertemu dengan cinta pertamanya, Zayn akan dengar?Haha, apa aku yang hanya sebagai simpanannya yang sangat dia benci begitu hebat?Tepat ketika aku sedang menertawakan diriku sendiri, Zayn tiba-tiba bangkit.Dia menyalakan sebatang rokok dan berkata dengan nada dingin, "Kamu ingin aku menemukan wanita lain secepatnya, lalu kamu tidak sabar untuk bertemu Yosef?""Bukan, jangan sembarangan menebak!"Memang banyak yang bilang kalau wanita suka asal berpikir, bahkan suka curiga.Menurutku, pria ini lebih parah!Zayn mendengus dan tidak berkata apa-apa lagi, hanya bersandar di jendela sambil merokok.Aku masih belum bisa memahaminya.Orang sekejam dia, bagaimana dulu bis
"Halo, siapa?""Audrey ...."Begitu mendengar panggilan lembut ini, hatiku menjadi tegang.Itu Yosef.Suara Yosef penuh dengan rasa sakit hati. "Sekarang aku meneleponmu, kamu tidak mau menjawabnya lagi?""Kenapa kamu mencariku?"Sebenarnya, Yosef dan aku tidak memiliki hubungan yang jelas sebelumnya.Tidak ada janji di antara kami, yang ada hanya perasaan ambigu yang tidak tergambarkan.Namun, aku masih selalu ingin meminta maaf dan merasa bersalah padanya.Yosef ragu-ragu dan akhirnya bertanya, "Tadi malam ... kamu baik-baik saja?"Aku pikir dia mendengar tangisanku tadi malam dan suara menawan yang tak terkendali lalu mengerti apa yang sedang terjadi.Aku berkata, "Tidak apa-apa, hanya ... perilaku normal antara pria dan wanita dewasa."Yosef tiba-tiba terdiam, hanya napas dalam-dalamnya yang terdengar.Dulu, dia dan aku saling menyukai, tapi kini, hubungan ini menjadi belenggu serta beban bagi kami berdua.Aku ingin menutup telepon. "Kalau tidak ada urusan lagi ....""Audrey, kelua
Sebaliknya Yosef menatapku dengan serius dan sedikit mengencangkan tangannya di atas meja.Aku menghela napas dan berkata kepadanya, "Maaf."Yosef memalingkan wajahnya sambil tersenyum. "Tidak perlu meminta maaf, di antara kita sudah tidak ada hubungan. Kamu jatuh cinta padanya bukanlah sebagai pengkhianatan terhadapku."Entah ini hanya imajinasi aku atau bukan.Saat mengatakan ini, cahaya dingin dan menyeramkan muncul di matanya yang selalu lembut.Namun, bagaimana mungkin?Yosef begitu lembut, tidak pernah berwajah dingin, jadi bagaimana bisa memiliki tatapan seperti itu di matanya?Aku pasti salah melihatnya.Dorin masih tidak percaya dan berkata, "Audrey, bagaimana kamu bisa jatuh cinta pada Zayn? Dia jahat, kita benci padanya. Bagaimana kamu bisa ....""Banyak hal terjadi selama tiga tahun aku menikah dengannya, perasaan memang tidak bisa ditebak.""Kalau seperti itu, kenapa kalian bercerai lagi?" Yosef tiba-tiba menatapku dengan serius.Aku mengencangkan tanganku di lutut dan tid
Aku langsung ketakutan.Suara dan tawa ini!Zayn?Nasib buruk apa yang aku alami sehingga aku bisa bertemu Zayn di mana-mana?Kali ini semuanya benar-benar akan berakhir.Zayn berdiri tidak jauh dari situ dengan setelan jas indah yang terlihat sangat bermartabat.Hanya tatapan di matanya yang menunjukkan tekanan yang menakutkan.Terlihat jelas Zayn dulunya terlihat rendah diri, tetapi sekarang memancarkan kekuatan yang mendominasi, membuat orang takut untuk menyinggung perasaannya.Aku menghela napas lagi, perubahan pada pria ini begitu besar, seperti ada yang menggantikan tubuhnya.Dorin dulunya paling tidak menyukai Zayn dan akan selalu marah ketika membicarakan Zayn.Namun saat ini, mungkin karena sangat terkejut dengan keagungan Zayn sehingga Dorin tidak mengucapkan sepatah kata pun.Yosef tertawa, "Kak, bukankah kamu di rumah sakit?"Eh?Zayn pergi ke rumah sakit? Apa Zayn terluka?Aku melihat Zayn dari atas ke bawah, tidak ada luka di mana pun.Kalau dipikir-pikir, malam hari Zay
Suara dering ponselku terdengar sangat keras di dalam kantor CEO yang membuat Sekretaris Rina menghentikan ucapannya.Sekretaris Rina mengerutkan keningnya dan terdapat ekspresi tidak senang di wajahnya.Pak Arya tersenyum ramah padaku dan berkata, "Tidak masalah, kamu bisa jawab panggilan itu."Aku memutuskan panggilan dan menyalakan mode sunyi di ponselku.Aku adalah seorang karyawan baru yang tidak memiliki pengalaman apa pun, tapi CEO bersedia memberiku kesempatan untuk belajar. Ini adalah suatu kehormatan bagiku dan hal yang tidak bisa didapatkan oleh orang lain.Aku harus menghargai hal ini dengan baik dan tidak boleh mengecewakan mereka.Aku berkata pada Sekretaris Rina, "Kak Rina, tolong lanjutkan."Sekretaris Rina melirik CEO, lalu mengangguk padaku dan kembali melanjutkan pembicaraan kami sebelumnya.Rapat ini berakhir setelah berlangsung selama satu jam.Aku mencatat hal-hal penting yang dikatakan oleh Sekretaris Rina dan juga mencatat keterampilan untuk berbicara.Aku meras
Aku baru terbangun setelah jam weker berbunyi untuk yang kedua kalinya.Aku sama sekali tidak merasa terkejut saat melihat Zayn bangun lebih pagi dariku.Hatiku terasa sedih saat teringat dengan kejadian kemarin malam dimana dia menganggapku sebagai Cindy.Sepertinya Zayn terus tinggal di sini selama dua hari ini karena hatinya terluka oleh Cindy.Aku menghilangkan pikiran kacau ini di dalam benakku, lalu segera mandi dan hendak pergi bekerja.Hanya saja, aku melihat Zayn di lantai bawah.Zayn tetap membuat sarapan hari ini, hanya saja sarapan yang dia buat tidak terlalu banyak. Hanya tersisa roti lapis dan beberapa roti kukus.Aku tidak yakin apakah dia membuatkan sarapan untukku atau bukan.Aku tidak berani merasa terlalu percaya diri lagi setelah mengalami kejadian pada beberapa hari sebelumnya.Aku memegang tasku dan berjalan keluar dalam diam.Zayn tiba-tiba memanggilku.Langkahku berhenti dan menoleh untuk menatapnya, "Kenapa?"Zayn berkata dengan datar tanpa menatapku, "Bereskan
"Besok malam Keluarga Hale akan mengadakan pesta ulang tahun untuk nenekku dan kamu harus pergi ke Kediaman Keluarga Hale bersamaku.""Aku?" Aku menatap Zayn dengan terkejut, "Tapi kita sudah tidak punya hubungan apa pun, aku ....""Huh, tidak punya hubungan apa pun?" ujar Zayn sambil tersenyum mengejek.Aku segera menjelaskan, "Maksudku adalah orang lain tahu kalau kita sudah bercerai dan tidak punya hubungan apa pun, bukankah tidak pantas bagiku untuk pergi ke sana?""Tidak ada yang pantas atau tidak pantas," ujar Zayn dengan datar sambil menghembuskan asap rokok.Aku berkata dengan cemas, "Tentu saja ada. Aku sama sekali tidak pantas datang ke acara seperti itu dan Cindy sangat pantas untuk datang ke sana."Zayn melirikku dengan dingin dan berkata sambil mencibir, "Kamu kira aku mau bawa kamu jalan-jalan? Sekarang keluargamu sudah bangkrut dan aku bawa kamu menghadiri perjamuan cuma untuk mempermalukanmu.""Jangan lupa bagaimana kamu mengejek anggota Keluarga Hale dengan sikap sombo
Zayn mendengus setelah mendengar ini, "Pikiranmu berlebihan, aku cuma merasa aku akan dibilang pelit kalau tidak kasih mobil pada kekasihku."Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum kecil, tidak ada orang yang murah hati di dunia ini kalau orang seperti Zayn dibilang pelit.Aku diam-diam melirik Zayn dan kembali merasa dia sebenarnya adalah orang yang sangat baik.Zayn melirikku mungkin karena senyumanku terlalu lebar dan berkata dengan dingin, "Cepat makan dan cuci piring.""Oh, baik."Hari ini Zayn kembali memasak ayam saus tiram dan nafsu makanku langsung meningkat.Aku teringat dengan pujian teman kerjaku terhadap sarapan yang dibuat oleh Zayn dan tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Zayn, keterampilan memasakmu benar-benar sangat bagus.""Semua orang berebut untuk makan sarapan yang aku bawa ke perusahaan tadi pagi dan mereka semua bilang masakanmu sangat enak.""Bahkan CEO-ku juga makan sarapan buatanmu dan bilang enak. Keterampilan memasakmu ...."Aku tiba-tiba melihat ra
Suasana hatiku yang sedang baik sedikit memudar saat memikirkan Cindy.Aku tidak membenci Cindy karena tidak terdapat dendam apa pun di antara kami, aku hanya tidak menyukainya.Aku merasa dia sangat menyebalkan.Aku berdiri di tengah halaman dan merasa ragu untuk masuk ke dalam vila.Karena vila ini sudah menjadi milik Zayn.Cindy adalah nyonya rumah di sini jika dia datang ke sini, sedangkan aku bukanlah siapa-siapa.Sedangkan ini adalah maksud Zayn.Zayn tidak ingin melukai hati Cindy, tidak ingin Cindy melihat hubunganku dengannya yang tidak jelas ini.Jadi tentu saja aku tidak boleh masuk ke dalam pada saat ini, kalau tidak akan sulit untuk menjelaskan hal ini.Aku berencana untuk pergi saat memikirkan hal ini.Zayn tiba-tiba muncul di depan pintu dan berkata padaku saat aku hendak membalikkan badanku dan pergi, "Kenapa tidak masuk dan malah berdiri di luar?""Tapi ...."Zayn sudah memasuki vila sebelum aku selesai bicara.Aku menggigit bibirku dan hanya bisa berjalan ke dalam.Za
"Aku tidak keberatan!"Pak Arya sudah tersenyum padaku sebelum aku selesai bicara.Aku tertegun selama beberapa detik, lalu segera menyerahkan sarapan yang kubawa ke hadapannya dan bertanya, "Kamu bisa pilih makanan yang kamu suka.""Hm ... aku ambil roti lapis dan roti kukus saja."Aku merasa terkejut, tidak disangka makanan kesukaan CEO sama denganku.Pak Arya memilih roti lapis dan roti kukus, kemudian pergi setelah berterima kasih padaku.Aku melihat sosoknya yang menghilang di pintu lift dan merasa seperti sedang bermimpi.Tidak disangka CEO dari Perusahaan Eka Media begitu mudah untuk didekati dan juga memakan sarapan yang kubawa?!Terdapat beberapa orang yang sedang merias wajah di cermin dan ada juga yang sedang berbicara saat aku memasuki kantor.Pekerjaan hari ini masih belum dimulai dan suasana pagi ini masih sedikit lebih santai.Aku mendatangi teman kerjaku yang membantuku mengganti tinta kemarin dan berkata, "Kalian sudah sarapan belum? Aku ada bawa beberapa sarapan hari
Uh ....Aku melihat sarapan di atas meja.Ada roti lapis, omelet, panekuk, bubur dan juga roti kukus.Ini bukan membuat lebih, tapi terlalu banyak.Aku bertanya padanya, "Kamu sudah makan belum?"Zayn menjawab tanpa mengangkat kepalanya, "Sudah."Aku tersedak dan mengambil dua kantung makanan.Aku memasukkan roti lapis dan roti kukus ke dalam kantung makanan, tapi masih terdapat banyak sarapan yang tersisa di atas meja.Aku tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Sebenarnya kamu tidak perlu buat sarapan sebanyak ini, tidak cuma mubazir dan juga merepotkan.""Kamu bisa pesan dari luar karena cuma kamu sendiri yang makan atau kamu bisa beli sarapan dalam perjalanan ke perusahaan atau kamu juga bisa suruh sekretarismu beli sarapan untukmu."Lihatlah, bukankah sangat mubazir dan juga menghabiskan banyak waktumu saat membuat sarapan sebanyak ini?"Zayn akhirnya mengangkat kepalanya untuk menatapku.Zayn dengan perlahan menyipitkan matanya dan kedua matanya sangat dingin serta tajam seperti
Dokumen proyek ini dibuat dengan sangat rinci dan jelas, yang membuatku bisa langsung memahaminya dalam waktu yang singkat.Entah kapan aku tertidur sambil bersandar di kursi.Aku terkejut dengan sebuah tatapan panas yang sedang menatapku setelah aku terbangun.Aku membuka mataku dengan linglung dan melihat Zayn yang mengenakan piama sedang berdiri di sampingku sambil memegang dokumen proyek di tangannya.Aku terkejut dan segera berdiri untuk merebut kembali dokumen itu.Zayn juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang media yang merupakan saingan dari Perusahaan Eka Media, jadi sama sekali tidak boleh membiarkan Zayn melihat dokumen proyek dari perusahaan kami.Zayn mendengus saat melihatku begitu panik, "Tenang saja, aku cuma mengambilkannya untukmu dan tidak lihat isinya.""Oh ... terima kasih."Aku menggulung dokumen itu dan tidak berani menatap Zayn, tapi aku bisa merasakan aura dingin yang terpancar dari tubuhnya.Untung saja Zayn tidak mengatakan apa pun dan berbaring di at
Hanya saja ... dia tetap masuk.Zayn berdiri di depan pintu dan menatapku dengan tatapan yang dalam.Kondisiku terlihat sangat mengenaskan saat ini dan merasa sangat malu.Zayn berjalan mendekat.Aku menutupi dadaku dan wajahku tanpa sadar memerah.Zayn berjongkok di hadapanku dan berkata sambil tersenyum padaku, "Kamu mau merangkak keluar kalau aku tidak masuk?"Aku menurunkan tatapanku dan tidak menjawab.Aku merasa sangat malu sampai ingin menangis saat memikirkan situasi mengenaskanku pada saat ini.Zayn menghela napas dan menggendongku.Zayn menundukkan kepalanya untuk menatap wajahku yang memerah dan berkata sambil terkekeh, "Aku bukannya belum pernah lihat, apakah perlu sampai semalu ini?"Situasinya berbeda.Aku hanya merasa diriku sangat menyedihkan dan bukannya merasa malu pada saat ini.Zayn menurunkanku di atas sofa, kemudian memberikan sebuah jubah mandi padaku.Aku segera mengenakan jubah mandi itu, tapi wajahku masih memerah.Zayn menatapku selama beberapa detik dan berk