"Hei, bukankah ini Nona Audrey yang dulu? Istri kecil Pak Zayn yang cantik? Kenapa? Datang untuk minum? Hei ... mau minum ya minum saja, untuk apa pakai pakaian kerja?"Begitu pria itu selesai berbicara, terdengar suara tawa di ruang pribadi.Aku mengencangkan genggamanku pada gerobak dan menarik napas dalam-dalam.Sudahlah, mereka sudah menemukanku dan bertekad untuk mempermalukanku. Aku tidak bisa melarikan diri, jadi sebaiknya aku pergi ke sana dan mungkin mendapatkan beberapa tip dari mereka.Saat ini penagih utang bekerja keras setiap hari, ayahku bilang dia tidak ingin hidup lagi, ibuku menangis setiap hari dan kakakku pergi mengantar makanan setiap hari. Untuk apa aku masih mementingkan harga diri dan kesombongan yang tidak ada artinya itu?Aku mendorong troli minuman dan berusaha keras untuk mempertahankan senyuman kaku namun sopan.Aku tersenyum pada mereka dan berkata, "Kebetulan sekali. Karena kalian sudah datang, mohon lebih memperhatikan pekerjaanku, ya? Kalau kalian senan
Sudut bibirku berkedut dan aku sangat ingin berkata, "Kamu gila!"Akan tetapi, sekarang dia sudah makmur dan bukan 'orang jujur' yang bisa ditindas semua orang sebelumnya.Aku menahan keinginan untuk memakinya dan tersenyum kaku, "Pak Zayn, tolong berhenti bercanda denganku. Aku masih harus bekerja. Sampai jumpa.""Rizky bisa melakukannya, kenapa aku tidak?" Zayn tiba-tiba bertanya dengan serius dan ada cibiran di dalam nadanya.Aku mengerutkan kening, "Rizky bisa melakukannya, tapi kamu tidak bisa apanya? Apa yang kamu bicarakan?""Tadi kamu menyuruh Rizky mengeluarkan 20 miliar dan kamu akan bermain dengannya sepanjang malam. Lalu aku memberi 20 miliar, kenapa kamu tidak mau menemaniku selama satu malam?"Aku hanya bisa memutar bola mataku.Tadi aku hanya tahu Rizky mengeluarkan 200 juta sudah merupakan seluruh hartanya, mengeluarkan 20 miliar itu sama saja dengan membunuhnya, jadi aku sengaja mengatakan 20 miliar untuk memprovokasi Rizky. Tidak kusangka orang ini akan menganggapnya
Aku menoleh dengan gugup dan melihat Zayn berjalan keluar dengan mengenakan handuk mandi.Dia memiliki bahu lebar standar dan pinggang ramping, proporsi tubuhnya sangat bagus.Kulitnya tidak gelap dan juga tidak putih pucat, tetapi memiliki kilauan yang sehat dan kuat.Aku tidak mengizinkannya untuk pamer di depan aku sebelumnya. Selama reuni kelas, aku linglung sepanjang waktu. Itulah sebabnya aku tidak pernah tahu ternyata sosoknya begitu bagus.Menyadari aku terpesona dengan tubuhnya, aku membuang muka dengan canggung.Pria itu bergegas berjalan ke arahku dengan gelombang panas.Aku mundur dengan gugup dan bertanya padanya dengan terbata-bata, "Ka ... kapan kamu kembali? Lapar tidak? Mau aku ... aku masak sesuatu untukmu?""Masak untukku?" Pria itu terkekeh, nadanya agak sinis, "Selain tahu cara makan, apa lagi yang bisa kamu masak?"Kata-kata ini membuatku terdiam.Mungkin di matanya hanyalah seorang putri yang tidak berguna.Akan tetapi, faktanya benar. Selain menari, aku tidak bi
Dia tiba-tiba mematikan rokok di tangannya sebelum mengangkatku dan menciumku dengan gila.Dalam keadaan linglung, pakaianku dilepas dan tubuhku dibaringkan di atas kasur yang empuk ....Ketika rasa sakit yang tajam datang, aku mengerutkan kening. Akan tetapi, sekelebat keraguan muncul di hati saya.Apa yang terjadi?Bukankah itu yang terjadi di reuni kelas, mengapa masih ....Aku tidak punya waktu untuk berpikir terlalu banyak, pikiranku perlahan-lahan melayang ....Entah sudah berapa lama Zayn menyiksaku, hanya merasa dia memiliki tenaga yang tidak ada habisnya.Setelah terbangun lagi, hari sudah siang keesokan harinya.Terdengar suara air keluar dari kamar mandi.Aku duduk dengan tubuhku yang sakit dan tiba-tiba menemukan bekas darah di atas kasur.Eh!Apa yang terjadi?Bukankah aku sudah lama memberikannya pertama kaliku? Mengapa masih berdarah?Aku mengerutkan kening saat memikirkan beberapa kemungkinan.Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi.Aku menggigit bibirku karena malu
Itu sahabatku, Dorin.Begitu panggilan tersambung, suara gembira Dorin terdengar, "Audrey, aku sudah kembali!""Benarkah!?"Setelah mendengar sahabatku telah kembali, kesedihan di hati aku selama beberapa hari terakhir tiba-tiba hilang.Sahabatku pergi ke luar negeri tiga tahun lalu. Sejak dia pergi ke luar negeri, aku tidak punya siapa pun untuk diajak bicara dan tidak ada yang menemaniku berbelanja. Aku sangat merindukannya."Aku baru saja turun dari pesawat. Aku akan kembali dan istirahat dulu, lalu kita bisa keluar dan berkencan di malam hari.""Iya!"Aku menjawab dengan penuh semangat dan baru tersadar setelah mengakhiri panggilan.Benar, sekarang aku tidak punya waktu luang. Aku harus mendapatkan izin Zayn untuk keluar pada malam hari.Sekarang pria itu menjadi sangat sulit diajak bicara, dia pasti tidak akan setuju.Memikirkan hal ini, tiba-tiba aku merasa kesal.Lupakan saja, kita tunggu sampai malam ini.Waktu tidur selalu berlalu sangat cepat dan sudah lewat pukul enam saat b
Seolah tadi bukan dia yang mengirimkan pesan tidak jelas itu.Aku terbatuk dan berkata dengan nada menyanjung, "Tidak apa-apa. Aku cuma ingin bertanya apakah kamu akan kembali malam ini agar aku bisa menyiapkan beberapa bahan untuk memasakkan sesuatu."Itulah yang kukatakan, tetapi aku berharap dia tidak kembali pada malam hari."Kak Zayn ...."Saat menunggu jawabannya, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dari ujung telepon.Aku tertegun sejenak.Apakah itu cinta pertamanya?Sekarang Zayn sedang bersama cinta pertamanya?"Kamu tidak perlu memasak untukku. Aku sudah makan, kamu juga tidak perlu menungguku di malam hari. Tidurlah sendiri.""Oh ...."Aku menjawab dengan datar dan mendengar bunyi 'bip' dari ponselku.Dia telah mengakhiri panggilan.Sekarang Zayn sedang bersama cinta pertamanya dan tidak berpikir akan kembali malam ini.Seharusnya aku bahagia, tetapi ada rasa tidak nyaman yang tak terlukiskan di hatiku.Sambil menyingkirkan pikiranku yang kacau, aku berganti pakaian de
Pada saat ini suara tidak asing tiba-tiba terdengar dari belakang.Sudah lama sekali aku tidak mendengar suara ini.Hatiku agak berdebar dan banyak kejadian masa lalu melintas di benakku.Remaja itu mengenakan kemeja putih bersih dan mengantarku ke sekolah dengan sepedanya.Remaja itu mengambil kertas coretan dan menjelaskan kepadaku soal matematika yang paling sulit.Remaja itu mengetahui menstruasiku, jadi dia menghangatkan es yogurt yang kuidamkan sebelum memberikannya kepadaku.Sampai akhirnya, aku akan menikah dengan Zayn dan dia bertanya bisakah pernikahan ini dibatalkan dengan mata memerah.Masa lalu yang membahagiakan, manis dan penuh penyesalan.Semuanya perlahan berubah menjadi gumpalan debu dan asap yang perlahan menghilang.Hatiku juga benar-benar tenang.Saat berbalik, aku melihat Yosef.Gen keluarga He sangat bagus, baik Zayn maupun Yosef sangat tampan hingga membuat orang sulit untuk mengalihkan pandangan dari mereka.Yang satu dingin dan pendiam, sementara yang lain lem
Memikirkan bagaimana aku belum pernah begitu pengecut dan berhati-hati di depannya sebelumnya.Haist, pada akhirnya semuanya akan berbeda setelah seseorang jatuh terpuruk.Begitu panggilan tersambung, Zayn tertawa di sana.Suara tawa samar itu cukup menyeramkan untuk didengar.Aku memantapkan hati dan berbicara lebih dulu, "Maaf, tadi aku tertidur. Aku baru bangun dan hendak menjawab panggilanmu, tetapi kamu mengakhiri panggilan.""Oh?" Zayn tersenyum, "Lalu sekarang apa yang kamu lakukan?"Aku tertegun dan tanpa sadar berkata, "Tidur, dong. Aku ini dibangunkan oleh panggilanmu. Aku sedang berbaring di atas kasur sambil berbicara denganmu melalui telepon."Aku melihat wajah tanpa ekspresi di cermin dan mengagumi kemampuanku untuk berbohong.Tawa Zayn menjadi semakin keras, hanya saja tawa itu selalu membuat seseorang merinding setelah mendengarnya.Ini membuktikan orang yang tidak tertawa sepanjang tahun tidak cocok untuk tertawa. Itu terlalu aneh."Jadi, aku mengganggu mimpi indahmu?"
Ini tidak ada hubungannya dengan kebaikan atau kepercayaan.Hanya bisa dikatakan bahwa Cindy sudah menyamarkan dirinya dengan sangat baik di depan mereka sejak masih kecil, kesan mereka terhadap Cindy sebagai sosok yang lemah serta baik hati sudah lama berakar dalam hingga tidak bisa diubah.Aku pulang ke rumah dalam keadaan kelelahan. Kakakku sedang memasak di dapur dan ibuku sedang duduk di sofa sambil melihat-lihat foto-foto lama.Begitu melihatku pulang, ibuku segera memanggilku untuk melihat foto-foto itu bersama.Seluruh album ini dipenuhi foto-foto keluarga kami yang beranggotakan empat orang, yang sebagian besar merupakan foto individu atau fotoku bersama kakakku.Ada yang dari masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa.Ibuku menunjuk ke fotoku saat aku masih kecil sambil tersenyum padaku. "Lihatlah fotomu yang sedang menangis. Apa kamu ingat?"Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala.Kakakku tertawa, "Seingatku, foto ini menunjukkan dia sedang tersesat, lalu mulai menangis kera
Saat berbalik, aku melihat Zayn berlari menuju bagian rawat inap dengan cemas.Aku pikir sesuatu terjadi pada ibunya.Aku mempercepat langkahku, ingin mengejar untuk melihat apa yang terjadi, tapi Cindy tiba-tiba menghalangi jalanku.Begitu Zayn pergi, Cindy tidak bisa lagi berpura-pura lemah serta menyedihkan.Cindy menatapku dengan sinis, senyumnya pun terasa dirinya sedang menang."Nona Audrey, kamu terlalu lemah untuk melawanku.""Jadi, apa yang disebut sudah memikirkan segalanya dan menyerah mengejar Zayn lagi itu semua palsu?""Haha, menyerah?"Raut wajah Cindy terlihat begitu gigih. "Apa kamu tahu sudah berapa tahun aku menyukainya? Aku tidak mungkin semudah itu menyerah!""Ini semua karenamu, kalau tidak aku sudah bersamanya sejak lama.""Kamu seorang wanita kaya, jadi kenapa tidak bermain-main di sini saja? Kenapa harus pergi ke desa miskin ini untuk membuat masalah denganku serta kakakku?""Awalnya, akulah satu-satunya di hati dan mata mereka, tapi karena kemunculanmu, mereka
"Nona Audrey, aku sudah bilang dengan jujur. Aku benar-benar tidak kenal wanita ini."Wanita simpanan itu berkata dengan sedih, "Tadi di klub, kamu menyuruh pengawal-pengawal ini menyiksaku. Aku tidak punya pilihan selain mengakui apa yang kamu katakan, bahwa aku memang disewa untuk merayu ayahmu.""Mengenai foto wanita yang baru saja kamu tunjukkan padaku, aku takut kamu akan meminta pengawal-pengawal itu untuk menyiksa aku dengan cara yang lebih kejam, jadi aku mengakui bahwa wanita inilah yang mempekerjakan aku.""Tapi sebenarnya aku tidak mengenal wanita itu sama sekali. Sudah aku katakan berkali-kali bahwa ayahmu dan aku saling mencintai. "Aku memejamkan mata, merasa tidak perlu bertanya lebih jauh.Wanita ini berbalik berkhianat.Atau mungkin ini sebenarnya bagian dari rencana Cindy.Cindy sudah lama menduga bahwa aku akan meminta Zayn untuk menyelidiki wanita ini, jadi saat mempekerjakan wanita ini, sudah melatih adegan ini bersamanya.Oh, ternyata aku terlalu naif.Cindy meras
Di sore hari.Aku menelepon Zayn untuk menanyakan keberadaannya.Zayn saat ini sedang berada di rumah sakit bersama ibunya.Aku bertanya tentang Cindy, Zayn bilang bahwa Cindy sedang bersamanya di rumah sakit untuk menemani ibunya.Kebetulan sekali.Jadi aku langsung membawa Dea ke rumah sakit, tapi aku takut kejadian ini akan membuat Agatha kesal, jadi aku menelepon Zayn untuk meminta Cindy turun.Aku menunggu di halaman.Kali ini, apa pun yang terjadi, aku akan mengungkap wajah jahat Cindy yang sebenarnya.Jangan sampai Zayn melindunginya lagi. Kali ini aku akan memastikan Cindy mendapat hukuman yang pantas.Kalau saja Cindy tidak memakai tipu muslihat licik dan kejam seperti itu, bagaimana mungkin keluarga kami bisa menjadi seperti ini.Aku tidak mengerti kenapa ada orang yang sekejam itu.Sengaja aku pilih pojok halaman yang terpencil, yang jarang ada orang.Aku mengirimkan lokasiku pada Zayn. Mereka pun datang ke sini.Ketika melihat betapa besarnya keributan yang aku buat, Zayn t
Aku tertawa terbahak-bahak, seolah-olah pengawal yang aku bawa hendak menindas wanita itu.Aku terlalu malas memerhatikan ayahku dan langsung menghampiri wanita itu.Raut wajah wanita itu menjadi pucat karena kesakitan.Ya, pengawal itu mengerahkan banyak tenaga, tampak seperti hendak merobek bahunya.Inilah hasil yang aku inginkan.Aku mengangkat dagunya lalu bertanya, "Ada seseorang yang menyewamu untuk merayu ayahku, 'kan?"Wanita itu menggelengkan kepalanya sambil menatap ayahku dengan sedih. "Aku tidak merayu Pak Allen, tidak ada seorang pun yang mempekerjakanku. Pak Allen dan aku bertemu secara kebetulan. Aku mengagumi bakatnya, jadi aku memilih bersamanya."Ayahku mengangguk dengan panik, berkata padaku, "Kamu dengar, 'kan? Dea tulus padaku. Kamu harus segera melepaskannya."Aku mencibir.Apakah pria seperti ayahku suka mendengar pujian seperti itu?Menghargai bakat dari ayahku?Aku menghampiri wanita itu lalu bertanya sambil tersenyum, "Kalau begitu, katakan padaku, bakat dan k
Waktu aku masuk ke klub tempat ayahku sedang bersama sekelompok orang, ayahku sedang minum-minum dan menggoda wanita simpanannya.Mereka berdua bersenang-senang.Ketika ayahku melihatku seperti itu, raut wajahnya berubah karena marah."Dasar anak durhaka! Kamu membantu ibumu untuk memergoki aku!"Aku mencibir, "Benar sekali kata-katamu. Aku di sini untuk memergoki orang yang berselingkuh."Setelah berkata demikian, aku memberi isyarat pada orang-orang di belakangku agar menangkap wanita simpanan itu.Tindakan Asisten Kris sangat efisien.aku meminta beberapa pengawal yang berpenampilan garang, Asisten Kris malah mengatur beberapa pengawal untukku yang berpenampilan seperti premanSekadar melihat sosok dan wajah kejamnya saja membuatku takut."Ah, apa mau kalian? Kenapa kalian menangkapku?" teriak wanita selingkuhan itu.Ayahku juga menjadi cemas saat melihat hal itu.Ayahku mencengkeramku sambil berkata dengan kasar, "Audrey, apa yang kamu lakukan? Lepaskan ibu tirimu.""Huh! Dia hanya
"Aku akan bicara denganmu nanti.""Tapi ...."Sebelum aku sempat menyelesaikan kalimatku, Zayn membekap bibirku.Hasrat seksualnya begitu kuat hingga membanting dokumen dan tempat pena di meja ke lantai.Bahkan camilan yang aku kemas pun tersapu olehnya.Aku melotot marah kepadanya. "Nanti kamu akan mati kelaparan!""Aku tidak akan lapar saat kamu di sini."Dia tertawa jahat sambil menggendongku ke meja.Kali ini, dia tidak bertahan lama, selesai dalam waktu sekitar satu jam.Aku mengusap punggungku yang sakit sambil melotot ke arahnya.Zayn menggendongku ke kamar mandi dengan ekspresi aneh di wajahnya.Setelah merasa lega, Zayn tampak merasa jauh lebih rileks, rasa muram di sekujur tubuhnya pun berkurang.Zayn memelukku untuk mandi.Aku menundukkan mataku untuk melihat perutku yang membuncit dan bertanya padanya, "Zayn, apa kamu benar-benar tidak percaya bahwa aku sedang mengandung bayimu?"Hari itu aku tiba-tiba mengetahui bahwa ibuku sakit parah, kondisi ibunya juga memburuk, jadi a
Aku melihat Zayn berdiri tidak jauh di belakangku.Karena takut Zayn salah paham, aku pun bergegas menghampirinya dan berkata, "Arya baru saja datang menjenguk Ibu dan berpamitan padaku."Zayn tersenyum padaku.Dia merapikan rambut yang menutupi wajahku ke belakang telingaku dan tersenyum padaku, "Jangan gugup begitu, aku tidak marah."Aku menghela napas lega sambil meremas tangannya."Sekarang Ibu seharusnya sudah tidur. Aku baru saja keluar dari sana.""Ya."Zayn memegang tanganku sambil menuntunku ke halaman.Dia mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa, wajahnya tampak seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Aku tahu Zayn pasti khawatir pada ibunya.Saat ini, aku tidak bisa berkata apa-apa untuk menghiburnya.Semuanya masih harus menunggu pemberitahuan dari rumah sakit tentang ditemukannya ginjal yang cocok.Aku teringat foto-foto yang baru saja aku ambil, jadi aku mengeluarkannya dan menunjukkannya kepadanya."Ini adalah wanita simpanan ayahku. Bisakah kamu membantuku meme
Aku mengangguk.Ada beberapa pasien yang sedang berjemur di bawah sinar matahari di halaman bawah.Arya duduk sambil menepuk kursi di sebelahku.Aku duduk dan bertanya padanya, "Apa kamu ke sini untuk menemui Ibu Zayn juga?""Aku membenci ibunya sejak aku masih kecil, ayahku sering memukuli aku karena hal itu."Aku mengerutkan bibirku, tidak tahu harus berkata apa.Lagi pula, memang sangat sedikit anak yang menyukai ibu tirinya."Tapi dia sangat baik padaku dan adikku, bahkan lebih baik dari ibu kami sendiri.""Tapi apa gunanya? Lagi pula, dia bukan ibu kandung kami.""Sekarang kondisinya makin memburuk, mungkin tidak akan bertahan lama. Apa kamu merasa senang?" tanyaku sambil menatap Arya.Alisnya yang tampan sedikit berkerut saat menatap ke kejauhan.Setelah sekian lama, Arya berkata, "Dia punya salah satu ginjal ayahku di dalam tubuhnya, jadi tentu saja aku masih berharap dia bisa hidup.""Oh."Lihatlah, ketulusan masih bisa dibalas dengan ketulusan.Itu karena Agatha sudah memperla