Pada saat melihat Gabrielle, ekspresi wajah Olivia seketika berubah. Kalau Gabrielle bisa datang ke sini, maka Lydia juga ....Apakah orang yang tadi dia lihat itu benar-benar Lydia? Olivia spontan mengepalkan tangannya dan menatap lekat perempuan yang duduk di samping Gabrielle dan membelakangi mereka.“Kamu nggak dengar? Cepat ke sini foto sama aku!” Monika merasa sangat kesal karena diabaikan begitu saja.Gabrielle tertawa pelan, seperti sedang melihat orang yang konyol.“Siapa kamu? Kenapa juga dia harus turuti perintahmu?”Monika menggertakkan giginya dengan kesal, “Nggak ada hubungannya denganmu, nggak usah ikut campur.”Usai berkata, Monika melihat ke arah model yang masih tidak bergerak, “Hei, aku putri keluarga Tansen. Kamu mau dibayar berapa baru mau foto denganku?”Hanya mengambil selembar foto saja sok jual mahal sekali. Seandainya bukan karena Monika ingin pamer, dia tidak akan meminta lebih dulu. Dulu, orang-orang yang akan mengerumuninya dan meminta untuk berfoto dengan
Olivia spontan mengerutkan keningnya ketika mendengar kata-kata Lydia. Monika juga tidak menyangka kalau Lydia memiliki hubungan dengan Share.Ternyata pendiri Share yang paling Monika dambakan, merek yang paling dia sukai adalah Lydia?Monika tidak ingin diusir satpam. Kalau tidak, besok dia akan menjadi berita utama dan bahan tertawaan. Monika mendengus sinis dan berkata, “Untuk apa sombong begitu? Aku nggak akan mau datang ke tempat bobrok ini lagi!”Monika menggertakkan giginya dan menarik Olivia pergi. Sesampainya di bawah, baru sampai di depan pintu, Olivia tiba-tiba berhenti, “Tunggu sebentar.”“Ada apa?”Meskipun Monika tidak ingin pergi seperti ini, kalau tidak pergi sekarang, bukankah akan lebih memalukan lagi jika Lydia menyuruh satpam untuk usir mereka kalau mereka?“Aku tadi lihat kakakmu. Bagaimana kalau kita tunggu dia?”Kalau Dylan mengenali Lydia, apakah kedua orang itu akan bertemu? Akankah cinta lama bersemi kembali?Olivia memikirkan tentang perubahan sikap Dylan te
Liam terdiam sesaat. Meskipun merasa sakit hati harus mengeluarkan banyak uang, dia telah berkata seperti itu. Dia tidak dapat menarik kembali kata-katanya.Sedangkan Bella cepat-cepat mengibaskan tangan, “Nggak usah, terlalu boros, aku nggak butuh juga.”Lydia bersikeras, “Nggak bisa, kita boleh nggak membutuhkannya, tapi nggak boleh nggak punya. Kamu harus terima. Aktor Terbaik punya banyak uang. Benar, kan?” ujar Lydia yang menatap Liam sambil tersenyum.Lagi pula, Liam yang akan mengeluarkan uang. Lydia senang bukan main.Liam tertawa tanpa daya, “Iya, kapal pesiar doang, kan? Beli saja. Lydia sudah bilang, anggap saja hadiah kecil untuk kamu. Kakak mampu belikan untuk kamu ....”Bagi Liam, bualan adiknya harus diwujudkan. Bella tahu kemampuan keluarga Agustine. Terlebih lagi, mereka sudah begitu akrab satu sama lain. Oleh karena itu, rasanya tidak pantas kalau dia terus menolak.“Kalau begitu, terima kasih, Kak Liam.”Liam mengangkat alisnya, lalu mengulurkan tangan untuk mengelus
Langit malam begitu suram. Pada detik Lydia mendengar kata-kata itu, langkah kakinya seketika berhenti. Wajahnya spontan memucat. Kata-kata Lucas bagaikan pisau yang menusuk hati Lydia, membuat hatinya terus meneteskan darah.Bekas luka yang Lydia coba sembunyikan dengan susah payah terbuka kembali. Dia tidak bisa lagi menganggap seolah-olah itu bukan apa-apa.Lydia berusaha keras melupakan semuanya dalam tiga tahun itu. Namun, selalu ada yang mengingatkannya kalau keberadaannya sama sekali tidak berharga.Liam tertawa sinis, lalu berkata dengan nada bicara yang sangat berbahaya, “Lucas, apakah itu ucapan yang akan diucapkan oleh seorang manusia?”Liam tahu selama tiga tahun, Lydia menjalani kehidupan yang buruk. Namun, dia tidak tahu secara detail. Rizal tidak mengizinkan siapa pun untuk bertanya. Mereka pun tidak berani bertanya.Namun sekarang, ada orang yang mengungkit sedikit tentang masa lalu Lydia. Kata-kata Lucas membuat Liam seketika marah. Seperti inikah cara mereka memperlak
Bagaimana mungkin Lydia tidak tahu kalau Olivia hanya berpura-pura? Mungkin saja Olivia memang sengaja. Hanya karena pengaruh malam hari, sedikit darah itu membuat orang merasa lebih takut dan khawatir.Sejak awal Lydia sudah mengusir mereka. Namun, mereka bersikeras tidak mau pergi, hanya karena ingin membuat sandiwara seperti ini? Demi membuktikan kalau Olivia lebih penting di hati Dylan?Begitu Olivia terluka, semua orang langsung mengelilinginya. Apalah arti Lydia di mata orang lain?Sayang sekali, Lydia tidak mengikuti skenario yang dibuat Olivia. Dia tidak terlalu sedih, juga tidak berpura-pura kuat. Lydia justru membuat Olivia benar-benar terluka. Sungguh menyenangkan!Lydia tertawa pelan, lalu dia pun berbalik dan pergi. Sedangkan Liam tersenyum puas. Dia sama sekali tidak menyalahkan perbuatan Lydia. Sebaliknya, dia malah mengacungkan jempol pada adiknya, “Bagus sekali, ini baru Lydia yang aku kenal.”Bukan perempuan bodoh yang hidup dalam ketakutan.Usai berkata, wajah Liam y
Apa yang tadi Lucas katakan benar-benar membuat orang marah. Tendangan yang Olivia terima kemungkin besar disebabkan oleh kata-kata Lucas, benar-benar adil. Olivia juga pantas mendapatkannya!Sudut bibir Lucas berkedut. Dia melihat ke arah Dylan dan berkata, “Dia bilang aku nggak punya otak? Kapan aku salah ngomong?”Dylan menatap Lucas dengan mata gelapnya, lalu menjawab dengan dingin, “Menurutmu?”Baiklah, Lucas mengakui kalau tadi dia sudah bersikap keterlaluan. Namun, dia juga terlalu khawatir dengan keselamatan Olivia. Olivia adalah orang yang paling Richard pedulikan. Siapa sangka luka Olivia yang hanya sedikit lecet terlihat begitu serius?“Tapi dia juga nggak boleh main tendang begitu, dong. Perempuan itu ....”Betapa marahnya Lydia!Sungguh menjengkelkan, Lucas telah menyinggung perasaan perempuan itu. Lydia tidak akan menyebar foto telanjangnya karena marah, bukan?Dylan mengerutkan kening dan berkata, “Bawa dia ke rumah sakit untuk diperiksa. Aku pergi dulu, masih ada urusan
“Ada apa?”“Ada orang posting tulisan pakai nama aslimu. Dia buat karangan tentang hal kotor yang kamu lakukan dengan sangat bagus. Masalahnya, postingan-postingan itu sudah nggak bisa diredam!”Gabrielle berkata dengan panik, “Kamu cepat lihat.”Lydia menutup telepon dan langsung membuka halaman pencarian. Benar saja, namanya kembali menjadi trending pencarian teratas. Setelah menghela napas, Lydia membuka salah satu artikel.“Lydia nggak punya status dan latar belakang keluarga yang bagus. Bagaimana dia bisa menjadi wakil direktur di sebuah perusahaan tercatat?”“Lydia nggak minta sepeser pun dengan suaminya saat bercerai. Mana mungkin dia bisa beli Cayenne?”“Siapa pria kaya di belakang Lydia?”“Kita tunggu saja rahasianya terungkap.”“....”Foto interaksi Lydia dengan Nixon, Liam, bahkan Thomas serta beberapa klien kerja sama semuanya diposting sebagai bukti. Seolah-olah kehidupan pribadi Lydia sangat kacau. Alasan di balik perceraiannya pun jadi tidak begitu bersih. Semua opini pu
Bahkan Tony sendiri juga merasa sulit untuk percaya ketika dia mengetahui masalah ini. Sugiono memperlakukan mantan cucu menantunya dengan cara yang begitu kejam dan tercela. Sungguh tidak dapat dipercaya. Tony mulai bersimpati pada perempuan itu.Dylan terdiam cukup lama. Suasana di dalam kantor begitu hening mencekam. Tiba-tiba terdengar bunyi ‘gedebuk’. Begitu Tony mendongakkan kepalanya, dia melihat Dylan telah menendang kursinya. Kemudian, Dylan mengambil jasnya dan berjalan keluar dengan raut wajah dingin.Sesaat kemudian, mobil Dylan melaju dengan cepat menuju rumah kakeknya. Sesampainya di sana, Dylan bertanya pada pelayan, “Kakek mana?”Pelayan menjawab dengan suara gemetar, “Pak Sugiono pergi ke Vila Purnama.”Dylan langsung berbalik dan hendak pergi. Namun, pelayan langsung mengejarnya dan berkata, “Pak Dylan, Pak Sugiono bilang beliau nggak akan biarkan Pak Dylan menemukannya sampai masalah terselesaikan.”Dylan menghentikan langkah kakinya, lalu menatap pelayan itu dengan