Di belakang Lydia ada sekitar 5 orang yang mengikutinya. Semua orang itu mengenakan jas dan sepatu kulit yang membuat aura mereka terasa lebih dingin. Kemudian Shinta menekan tombol lift yang ada di depannya untuk naik ke lantai atas. Wajah Lydia tampak sangat serius dalam menghadapi masalah ini. Si resepsionis buru-buru memberi tahu sekretaris sekaligus sepupus dari Liana yang bernama Gina yang berada di lantai atas. Dia tampak acuh tak acuh ketika mendengar info dari resepsionis akan kedatangan Lydia. Sepertinya Gina merasa dirinya memiliki dukungan yang kuat dan jauh melebihi Lydia sampai dia bersikap tidak peduli seperti itu.Dia masih saja terus mengoles kutek di jarinya sambil berkata, “Dia langsung datang ketika mendengar perusahaan ini akan menghasilkan uang yang banyak. Dasar nggak tahu diri. Mau enaknya saja dia ....”Lydia bisa mendengar semua cemoohan yang diucapkan oleh Gina ketika dia tiba di lantai atas. Pengawal yang berada di belakang Lydia bergegas melangkah maju l
Lydia duduk di kursi utama ruang rapat sambil terus membuka lembaran dokumen yang diberikan oleh Shinta tanpa sekalipun mengangkat kepalanya untuk melirik ke arah Mila ataupun Liana. Akhirnya dia berkata dengan raut wajah yang terlihat dingin dan penuh penghinaan, “Kalian datang tepat waktu. Sekarang jelaskan padaku, apa yang kalian lakukan sampai bisa menjiplak kecerdasan buatan yang menjadi proyek gabungan antara Agustine Group dan Julist Group?”Mila tampak terkejut dengan perkataan Lydia. Namun, Liana berhasil mengendalikan diri lalu berkata, "Menjiplak? Produk ini adalah hasil kerja keras perusahaan kami. Kami sudah mengeluarkan banyak sekali uang untuk mendanai penelitian terhadap proyek ini. Sekarang kami sudah kebanjiran pesanan dari berbagai perusahaan dan nilai dari penjualan produk ini sudah mencapai dua triliun. Kak Lydia, kami tentu saja nggak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menghasilkan uang ....”Kompensasi yang harus mereka tanggung bisa sampai 3 kali lipat d
Raya berusaha untuk menghentikan perkataan Mila, tapi semua sudah terlambat. Suasana di dalam ruangan seketika berubah menjadi semakin dingin dan mencekam setelah Mila melontarkan kata-kata pedasnya.Semua orang tahu kalau Ibu kandung Lydia sudah meninggal bertahun-tahun yang lalu. Namun, hal in adalah sebuah topik yang sangat sensitif yang tidak bisa diungkit oleh keluarga Agustine. Kemungkinan besar, Rizal akan langsung membunuh Mila di tempat kalau saja dia mendengar perkataan Mila yang mengungkit tentang mendiang istrinya. Bagaimana mungkin seseorang seperti Mila berani menyebut dan memaki ibu kandung Lydia di depan Lydia seperti ini? Liana langsung bisa menyadari ada hal buruk yang akan terjadi ketika melihat raut wajah Lydia yang berubah mengerikan. Tanpa sadar dia juga melirik ke arah Raya yang sekarang tiba-tiba saja terlihat tenang seakan amarahnya benar-benar sudah mereda dalam sekejap mata. Tatapan Lydia yang dingin dan ganas tiba-tiba saja terarah ke Mila lalu Lydia pun
Lydia bukanlah orang yang suka bermurah hati. Dia mungkin terlihat acuh tak acuh ketika orang memarahi dan memakinya, tapi tunggu saja apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Dia menuliskan semua yang terjadi di sebuah memo kecil dan akan kembali untuk membalaskan dendamnya. Lydia terus berjalan dengan sepatu hak tingginya dengan semua hinaan dan makian Liana dan Mila di belakangnya. Dia muak berada satu atap dengan kedua orang itu. Pengawal yang berada di belakangnya bergegas maju dan membukakan pintu untuk Lydia. Lydia melakukan segala hal dengan sikapnya yang arogan dan penuh intimidasi. Perilakunya ini membuat semua orang berpikir kalau Lydia memang terlahir untuk menjadi seseorang yang selalu berada di atas dan memandang rendah semua orang yang dijumpainya. Lydia akhirnya tiba kembali di kantor pusat Agustine Group.Orang-orang yang dikirim untuk melakukan reorganisasi di cabang Kota Jenus sudah mulai menjalankan seluruh prosesnya. Oleh karena itu, Lydia sudah mulai bisa mengab
Suasana tiba-tiba berubah hening. Kemudian seorang wartawan kembali mengajukan pertanyaan yang terdengar lebih spesifik.“Lalu bagaimana pendapat Bu Lydia dengan pengakuan yang diungkapkan Profesor Mario?” Kalau sampai apa yang dilakukan oleh cabang Kota Jenus terbukti plagiarisme, maka itu artinya Profesor Mario sudah bersandiwara yang merupakan masalah yang sangat fatal bagi seorang akademisi. Lydia berdiri sambil tersenyum cerah penuh percaya diri lalu berkata, “Apa yang Profesor Mario akui sebagai hasil penelitiannya sebenarnya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh ketiga perusahaan kami. Dia sudah mencuri hasil penelitian kami. Sekarang izinkan saya untuk memperkenalkan tokoh utama dalam penelitian kami, yaitu Kenny Agustine. Beliau adalah ilmuwan yang sudah memenangkan penghargaan tertinggi dalam bidang ilmu pengetahuan.”Semua orang langsung terpana dan terdiam seperti orang bodoh ketika mendengar perkataan Lydia. Seorang laki-laki tampan tiba-tiba saja keluar dari pint
Begitu orang tersebut selesai berbicara, suasana di dalam ruangan langsung mendadak hening.Detik berikutnya, suara gemuruh orang bersorak langsung memecah keheningan!Para netizen juga semakin gencar membicarakan hal tersebut di internet.“Gila! Perubahan macam apa ini?”“Aku kira aku akan patah hati, Ibu Lydia mau menikah denganku!”“Aaaa! Ketiga Kakak laki-laki Lydia benar-benar tampan seperti Dewa, kenapa nggak bisa bagi aku satu orang saja?”“Aku kira setelah Liam Agustine, keluarga Agustine nggak akan mempunyai rahasia yang lainnya. Bagaimana cara keluarga Agustine membesarkan anaknya hingga begitu handal di berbagai bidang?”“Kenny ternyata keturunan orang kaya! Selama ini dia selalu menyembunyikan latar belakangnya hingga nggak ada orang yang tahu!”“Bisa bergantung sama keluargamu, tapi dia malah keluar untuk membuktikan dirinya sendiri!”“Chuck kita mungkin masih ada kesempatan, Ibu Lydia masih mengingat dia ….”Semua orang yang berada di dalam aula sibuk berbicara satu sama
Haa?Lydia membeku, sedikit terkejut dengan pertanyaan Dylan barusan.Bukankah pada umumnya orang akan menjawab, “Sama-sama, ini hanyalah hal yang kecil saja?”Dylan Tansen, benar-benar tidak tahu aturan.Lydia mengumpat pria itu di dalam hatinya, tapi wajahnya tetap tersenyum dengan sopan.“Aku barusan sudah berterima kasih.”Selesai menjawab Dylan, perempuan itu langsung berbalik badan hendak pergi.Dylan langsung berkata kepada Lydia, dari belakang punggung perempuan itu, “Aku nggak peduli kamu percaya atau nggak, tapi kejadian Aurel pada malam itu nggak ada hubungannya denganku!”Raut wajah pria itu terlihat sedikit tegang dan muram.Dylan orang seperti apa, biasanya pria itu mana mungkin hanya karena masalah kecil terus memikirkannya hingga berusaha untuk menjelaskannya kepada perempuan itu.Raut wajah Lydia ketika menatap dirinya pada malam kejadian itu, terus berulang di dalam otaknya.Benar-benar tidak bisa dipercaya, rasanya seperti sebuah pisau yang menancap tepat di hatinya.
Tubuh Raya terasa sangat kaku, raut wajahnya menjadi muram. “Ka … Kamu mengetahui hal ini?”Pria itu mengira dirinya telah berhasil menutupi semua hal ini dari Lydia dan ayahnya.Dirinya sudah dengan sangat hati-hati memilih pemegang saham kecil yang bergabung dengan Agustine Group lalu membelinya. Siapa sangka, Lydia dan Rizal masih mengetahuinya juga.Lydia tertawa.“Agustine Group adalah hasil kerja keras Ayahku, dan bukan hasil warisan dari leluhur. Secara teori, kamu nggak berhak untuk mendapatkan sepotong kue pun. Aku selalu berusaha untuk mengabaikan semua perbuatanmu, karena Ayahku masih memandang berat rasa persaudaraan. Kalau kamu masih tetap membuat keributan, jangan salahkan aku kalau aku sudah nggak melihat lagi rasa persaudaraan ini ….”Raya hanya menundukkan kepala dan tidak mengatakan apa pun, sorot matanya memancarkan rasa penyesalan.Dirinya saat ini , sudah tidak emosi seperti ketika baru sampai tadi. Lydia menaruh hasil foto yang telah dicetaknya ke tangan Raya, “