Aroma parfum yang dingin dan mahal bisa tercium dengan jelas keluar dari tubuh Aurel. Lydia bisa mencium aroma ini dari tubuh Aurel setiap kali mereka bertemu, seperti di acara pelelangan, di rumah Thomas, dan acara ulang tahunnya hari ini. Aurel selalu menggunakan parfum yang sama di setiap kesempatan. “Bu Lydia pintar sekali. Bisa langsung tahu kalau ini saya,” ujar Aurel sambil terkekeh. Lydia langsung memutar bola matanya dengan malas ketika mendengar perkataan Aurel. Namun, sayangnya Aurel tidak bisa melihat ekspresi malasnya ini dalam kegelapan malam. Sungguh sia-sia saja dia memasang ekspresi ini. Lydia juga tidak habis pikir, kenapa perempuan yang dianggap orang sangatlah hebat dan bisa melakukan apa pun, bahkan sampai membuat sebuah kerajaan bisnis akan melakukan hal seperti ini padanya? Namun, Aurel melakukan semua ini pastinya bukan karena iseng ataupun karena faktor uang. “Bu Aurel, apa yang sebenarnya Ibu mau katakan sama saya? Saya yakin pastinya Ibu tidak mau ngomong
Dua laki-laki bertubuh tegap dan kuat langsung melangkah maju ketika Aurel menggerakkan tangannya. Namun, kedua laki-laki itu merasa seperti ada angin yang berembus melewati mereka ketika mereka hendak memegang Lydia. Orang yang menjadi target mereka sudah hilang begitu saja bagaikan angin ketika mereka belum sempat bereaksi. Lydia bergerak dengan sangat cepat! Kegelapan sangat menguntungkan posisinya saat ini. Dia menunduk dan berputar sampai berada di belakang kedua laki-laki itu dengan sangat cepat. Lydia sudah melepaskan sepatu hak tingginya dan meletakkan sepatu itu di tangannya sebelum kedua laki-laki itu sempat berbalik. Lydia mengambil ancang-ancang dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi hendak memukul ke arah kedua laki-laki tegap itu.Salah seorang dari kedua laki-laki itu bisa merasakan angin berembus di dekatnya. Dia dengan cepat merunduk untuk menghindari serangan Lydia. Namun, Lydia tiba-tiba memutar arahnya dan mengarahkan pukulannya ke arah Aurel. Gerakan itu sangat
Raut wajah Aurel seketika berubah marah dengan tatapan yang berapi-api memenuhi matanya. Bagaimanapun juga dia adalah pemimpin dari Group Sutiono yang sangat disegani di Kota Canang, tapi kenapa dia terus direndahkan seperti ini? Dia menatap ke arah si laki-laki kuat itu lalu berkata, “Kenapa kamu diam saja?”Si laki-laki kuat yang tersisa langsung mendekati Lydia setelah mendengar perkataan Aurel. Dia berencana ingin membuat Lydia pingsan agar dirinya juga bisa segera keluar dari masalah ini. Lydia bisa merasakan bahaya yang akan menghampirinya. Dia pun langsung melirik dingin dengan gaya arogan ke arah si laki-laki kuat. Dia langsung mengencangkan genggaman tangannya yang memegang sepatu hak tinggi. Tinju si laki-laki kuat tiba-tiba saja muncul dari belakang Lydia diikuti dengan tangan kirinya yang hendak memegang bahu Lydia agar Lydia tidak bisa menghindar. Lucas dan Tony terkejut ketika melihat serangan itu. Mereka ingin memberikan peringatan kepada Lydia, tetapi ....Dylan tib
Suasana di sekitar mereka saat ini terasa sangat dingin membekukan sampai membuat siapa pun sulit bernapas dibuatnya.Dylan menoleh dengan tatapan dingin dengan sedikit keterkejutan yang tersirat di dalamnya, sedangkan Lydia menatapnya dengan santai. Dylan bisa melihat tatapan penuh rasa curiga yang tersirat dalam mata Lydia ketika tatapan mereka saling bertemu satu sama lain. Dada Dylan terasa sangat sakit dibuatnya lalu dia pun berkata, “Kamu curiga kalau aku yang menyuruh Aurel untuk melakukan semua ini?”Dylan memicingkan matanya dengan tajam. Lydia sama sekali tidak melontarkan sepatah kata pun. Dia hanya mencibir seakan menjawab semua pertanyaan Dylan tanpa harus mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Lucas yang berada di dekat mereka tampak gemetaran seakan dia sedang berusaha menahan situasi yang sangat dingin di sekitarnya. Apa ini?“Kenapa kamu muncul di sini kalau memang bukan kamu yang rencanain ini semua?” tanya Lydia yang membuat suasana dingin di sekitarnya tera
Aurel langsung gemetar ketakutan setelah mendengar perkataan Thomas. Thomas yang biasanya selalu bersikap sopan dan lembut tiba-tiba berubah menjadi ganas dan menyeramkan seakan siap untuk menerkamnya. Saat ini, semua kekaguman dan kegigihan yang ditunjukkan Aurel selama bertahun-tahun seakan tidak ada artinya lagi bagi Thomas. Raut wajah Aurel menyiratkan kalau dia sedang kesakitan, tapi tidak ada orang yang memedulikannya sama sekali.Lydia bisa mengetahui makna dari ekspresi wajah Aurel. Akhirnya dia pun berkata, “Perempuan itu nggak akan bisa memukulku.”Nixon dan Thomas langsung bernapas dengan lega setelah mendengar jawaban Lydia. Kemudian Nixon langsung mengalihkan pandangannya ke arah Dylan. Perangkat alarm itu tidak akan mungkin berbunyi kalau Lydia tidak sedang berada dalam mara bahaya. Jadi, apakah Aurel atau Dylan yang menjadi sumber bahaya bagi Lydia? “Kenapa Pak Dylan ada di sini?” tanya Nixon dengan tatapan rumit. Dylan langsung menatap ke arah Lydia dengan ekspresi
Lydia benar-benar tidak ingin tinggal di tempat ini lebih lama lagi. Jadi, dia memutuskan untuk kembali ke rumah untuk beristirahat. Malam sudah sangat larut ketika Lydia tiba di rumah. Keesokan paginya, hal pertama yang Lydia lihat di luar jendela ketika dia membuka mata adalah sebidang tanah yang dipenuhi dengan tumbuhan hijau yang sangat menyegarkan. Cahaya matahari terlihat mengintip dari sela-sela dedaunan dan langsung menyinari wajah Lydia. Sungguh pagi hari yang tenang dan indah. Lydia langsung melupakan semua kekesalannya akan semua kejadian tadi malam. Lydia bergegas bangun dari tempat tidurnya lalu membuka tablet untuk melihat kondisi pasar saat ini setelah sejenak menyegarkan dirinya di atas kasur. Nixon mengirimkannya pesan pada pukul 4 pagi. “Urusan Aurel sudah selesai. Kamu tidurlah yang nyenyak.”Nixon benar-benar cepat dalam mengurus masalah ini. Laki-laki itu tipe kakak yang akan sangat melindungi adik perempuannya. Jadi, Nixon pasti tidak akan sungkan untuk memba
Lydia tidak berkata apa-apa. Dia hanya terus menatap Kevin. Laki-laki ini sama sekali tidak terlihat sedang bercanda dengan kata-katanya. Suasana hening langsung menyeruak ke seluruh ruangan. Lydia juga merasa sedikit jatuh dengan apa yang dikatakan oleh Kevin. Keunggulan kecerdasan buatan yang mereka buat adalah kemampuan alat ini untuk mendeteksi penyakit yang diderita manusia secara dini. Ini adalah sebuah produk terobosan baru di dunia yang pastinya akan sangat bermanfaat. Mereka menggabungkan para perancang dari ketiga perusahaan ke dalam laboratorium gabungan milik Julist, Agustine dan Tansen Group. Hal ini mereka lakukan agar tidak mempersulit Kenny dalam mengerjakan proyek ini. Group Agustine tidak berencana untuk mengumumkan hak eksklusif akan teknologi chip ini kepada khalayak ramai saat ini. Karena mereka tahu hal itu hanya akan membuat kerja sama di antara ketiga perusahaan hancur. Pasar saham juga akan bergejolak dan akan ada banyak masalah yang tidak seharusnya muncul
Di belakang Lydia ada sekitar 5 orang yang mengikutinya. Semua orang itu mengenakan jas dan sepatu kulit yang membuat aura mereka terasa lebih dingin. Kemudian Shinta menekan tombol lift yang ada di depannya untuk naik ke lantai atas. Wajah Lydia tampak sangat serius dalam menghadapi masalah ini. Si resepsionis buru-buru memberi tahu sekretaris sekaligus sepupus dari Liana yang bernama Gina yang berada di lantai atas. Dia tampak acuh tak acuh ketika mendengar info dari resepsionis akan kedatangan Lydia. Sepertinya Gina merasa dirinya memiliki dukungan yang kuat dan jauh melebihi Lydia sampai dia bersikap tidak peduli seperti itu.Dia masih saja terus mengoles kutek di jarinya sambil berkata, “Dia langsung datang ketika mendengar perusahaan ini akan menghasilkan uang yang banyak. Dasar nggak tahu diri. Mau enaknya saja dia ....”Lydia bisa mendengar semua cemoohan yang diucapkan oleh Gina ketika dia tiba di lantai atas. Pengawal yang berada di belakang Lydia bergegas melangkah maju l