Share

49. Mandul

Author: missingty
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Helena terlihat kembali bingung menjawab pertanyaan Shane. 'Pasti dia mendengarku saat memanggil nama lengkap Primrose tadi. Apa yang harus aku katakan?'

Pertanyaan Shane tak kunjung mendapat jawaban dari mantan istrinya, hingga pria berambut abu gelap itu melirik ke arah wanita di sebelahnya. "Apa pertanyaan itu terlalu personil untukmu?"

"Ah tidak!" jawab Helena spontan dan ia langsung menyesal menjawab seperti itu.

'Kenapa tidak bilang iya saja sih! Sekarang aku akan menjawab apa?'

Helena menoleh ke jendela mobil melihat pemandangan luar yang memukau, mencoba menyingkirkan rasa 'kering' di tenggorokannya sambil mencari inspirasi nama ayah Primrose.

"Nama pria itu- maksudku Papa Pim terdengar sangat konyol, yah karena itu-." Helena seperti ingin melanjutkan ucapannya tapi ia kehabisan kata untuk kebohongannya. "yah karena itu saja aku tak memakai namanya," tandas wanita bersurai hitam itu.

Shane tertawa kecil mendengar jawaban Helena.

'Apa menurutnya itu alasan yang konyol?
missingty

Terima kasih sudah membaca. Komentar dan vote jangan lupa.^^

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mantan Istri CEO Dingin   50. Melepaskan Kembali

    Helena terpengarah mendengar ucapan Shane. Bibir tipisnya bahkan sampai terbuka lebar sebagai tanggapan atas perkataan Shane. Sebenarnya Helena ingin mengucapkan ‘tidak mungkin’ tapi suaranya tertahan di tenggorokan. Shane tersenyum tipis melihat reaksi tak percaya Helena. Pria itu kemudian menaikkan jendela mobilnya dan dengan perlahan kembali memutar setir mobilnya ke arah jalan raya. “Kau tak percaya?” Shane bertanya sambil tertawa pelan, tapi Helena tak menjawab. Manik hijau zamrud wanita itu masih menatap lurus pada mantan suaminya.Shane tersenyum tipis, ia menjulurkan tangan kanannya dan menyentuh dagu Helena agar menutup mulut. Shane melakukan itu sambil kembali tertawa kecil, seakan menyadarkan wanita berambut panjang itu kalau dirinya tak mengubah ekspresi sedari tadi. “Apa hal itu terlalu mengejutkan untukmu? Anggap saja itu balasan Tuhan untukku karena terlalu arogan selama ini, Helena.”Helena masih menggeleng, ia bahkan menggenggam tangan Shane yang sedang berada di seti

  • Mantan Istri CEO Dingin   51. Toxic

    Karena pemikirannya itu, dalam perjalanan menuju Digory Valley, Shane menelpon Jasper. "Ya Tuan?" "Jasper carikan aku sebuah tempat yang bisa dijadikan cafe atau restoran di sekitar sekolah dasar Salt Lake yang pernah kita beri sumbangan." Dahi Jasper membentuk dua garis lurus. 'Salt Lake lagi,' batinnya. "Ketiga sekolah itu, Tuan?” “Tidak hanya satu sekolah saja, tepat di sebelah toko es krim kalau bisa. Kukira ada beberapa toko di deretan depan sekolah itu. Ah tidak, beli saja satu daerah itu dari pemilik gedungnya, dan kosongkan satu untuk cafe, tak perlu terlalu besar, aku ingin cafe itu buka hanya sampai sore saja. Cafe dengan konsep minimalis.” Jasper mencatat semuanya dengan teliti di buku notesnya. Sekretaris Shane itu adalah pria yang kuno, ia masih menggunakan catatan ketimbang menyimpan suara bosnya di voice note. Alat tulis Jasper langsung terjatuh dari genggamannya saat bosnya itu memerintahkan hal selanjutnya. “Buka besok ya.” “Hah?” gumam Jasper terkejut. “Tapi Tu

  • Mantan Istri CEO Dingin   52. Pekerja Baru

    Helena mengerjapkan matanya saat melihat antrian orang-orang yang berderet di depan toko baru tepat di samping toko es krim. Ia baru saja mengantar Primrose sekolah saat tulisan lowongan pekerjaan begitu besar menghiasi pintu toko itu dan lusinan orang mulai mengantri. "Apa syaratnya harus memiliki ijazah atau minimal sertifikat?" tanya Helena pada salah satu pelamar yang tampak jauh lebih tua darinya. Antrian itu banyak dipenuhi orang lanjut usia. Tampaknya mereka mendapat info ketika mengantar cucu-cucu ke sekolah, sepagi ini hanya para kakek dan nenek saja yang mengantar cucunya ke sekolah. Sedangkan orang tua murid lainnya tampak sudah banyak memiliki pekerjaan tetap yang lebih baik jadi tak tertarik dengan lowongan itu. Sisanya -yang seumuran dengan Helena- lebih banyak bekerja di malam hari. Jadi untuk melihat lowongan pekerjaan yang tiba-tiba muncul di pagi hari ini tampaknya sangat kecil kemungkinannya. "Tidak ada, karena tidak membutuhkan hal itu jadi sangat menarik untukku

  • Mantan Istri CEO Dingin   53. Ponsel Lama

    Wajah Helena langsung berbinar mendengar itu “Betulkah?” “Ya! Sebentar aku harus menandatangani kontrak kerja-.” Jeremy membongkar tumpukan yang ada di meja kasir. “Dimana aku menaruh kontrak kerja sialan itu.” Tak lama ia meletakan dua lembar kertas di meja tepat depan Helena. “Nah silahkan dibaca.”Manik hijau zamrud Helena langsung membulat, ia tak menyangka upah bulanan yang akan ia terima lebih besar tiga kali lipat dari pendapatannya selama ini. Tanpa sadar air matanya menetes. “Ah maafkan aku, aku tak menyangka akan mendapat upah sebesar ini, ak- akan aku tandatangani- sebentar.” Helena mengusap air matanya dengan tergesa-gesa, ia tak pernah menangis sedih di depan orang lain, tapi rasa lega dan kebahagiaan yang ia rasakan sekarang membuatnya meneteskan air mata. Jeremy dan Barbara ikut tersenyum tulus melihat Helena, ada perasaan hangat di punggung mereka masing-masing. Sepasang kekasih itu tak pernah menyangka bisa memberikan sesuatu yang sangat dibutuhkan orang lain. Baik J

  • Mantan Istri CEO Dingin   54. Keraguan

    Ponsel pribadi Shane kembali berbunyi, sebuah nada yang berbeda dari deringan panggilan lainnya. Athena. “Sayang, makan siang yuk! Bareng!” ajakan manja di ujung panggilan. Shane melihat jam tangan edisi terbatas dari brand terkenal yang melingkar di pergelangan tangannya. ‘Sudah waktunya makan siang ya?’ “Dimana kau sekarang? Aku akan menjemputmu.” Tak lama kedua insan yang menjadi perhatian publik itu sampai di restoran tempat mereka akan makan siang. Tangan Athena bergelayut manja di lengan Shane. Mereka berdua tak mempedulikan tatapan kagum dari para pengunjung restoran lainnya. Manajer restoran langsung mengantar sendiri dua tamu penting itu ke mejanya. Sebuah tempat vip dengan pemandangan kota Digory yang luar biasa, menghadap ke ujung selatan kota itu yang terdapat pantai dan bangunan mercusuar. Athena masih semangat untuk bercerita betapa buruknya beberapa wedding organizer yang ia seleksi. “Benar-benar tak ada satupun yang bagus menurutku! Ini menjengkelkan sekali Shan

  • Mantan Istri CEO Dingin   55. Gelang Mutiara

    Pasangan kekasih paling terkenal seantero Digory Valley itu masih terlihat makan siang di restoran mahal itu. Athena meninggalkan meja makannya dan menuju ke toilet restoran. Di sana ia tak sengaja berpapasan dengan pelayan berambut hitam itu. Athena tersenyum tipis sebelum memanggil pelayan yang baru saja melewatinya itu. “Hei kamu.”Pelayan itu menoleh, karena hanya mereka berdua yang berada di lorong sepi itu. “Nona Athena memanggil saya?”“Iya, bisa tolong bantu aku sebentar?” tanya Athena dengan sopan sambil menunjuk ke arah toilet. Memberi kode pada pelayan itu untuk mengikutinya.‘Cantik sekali,’ batin pelayan wanita yang bernama Dahlia itu sambil mengangguk kemudian mengikuti langkah Athena ke toilet perempuan.Di dalam toilet restoran yang diselimuti dengan interior mewah itu, Athena berdiri berhadap-hadapan dengan pelayan wanita itu. Wanita cantik berambut merah tembaga itu tersenyum manis. “Siapa namamu?”“Dah-dahlia, Nona Athena,” jawabnya dengan gugup. ‘Apa ia marah karen

  • Mantan Istri CEO Dingin   56. Perubahan Penampilan

    Shane menatap dirinya di cermin besar yang menutupi seluruh tembok tepat di lorong kanan sebelum ruang kerjanya. Lelaki tampan itu bolak balik melihat tampilan dirinya dari berbagai sisi. ‘Apa penampilanku terlalu kaku untuk menemani Pim? Aku harus terlihat bagaimana?’ Hal itu membuat Jasper penasaran. "Ada apa, Tuan?" "Bagaimana menurutmu?" Shane berkata begitu kemudian memberi gestur pada Jasper untuk melihat keseluruhan tampilannya. Jasper mengerutkan keningnya. ‘Apanya yang bagaimana?’ Melihat Jasper belum menjawab pertanyaannya, Shane kembali bertanya ulang. “Menurutmu penampilan bagaimana yang disukai anak-anak?” Jasper tersenyum atas pertanyaan yang ia tahu pasti jawabannya. “Anak-anak sangat menyukai warna-warna cerah Tuan. Penampilan yang seperti karakter fantasy, Tuan.” Shane mengangguk-angguk sambil melihat bayangannya di cermin. “Baiklah!” serunya seakan mendapat pencerahan. “Rapat siang ini dimajukan sebelum jam makan siang ya, dan buatkan aku janji temu dengan Jer

  • Mantan Istri CEO Dingin   57. Outing Class

    Kedua bocah kecil yang ada di ruang kelas itu langsung menoleh ke arah sumber suara. “Shane!” teriak Primrose dengan kencang, ia terlihat sangat lega, seseorang akan membantunya keluar dari kejahilan anak laki-laki di depannya.Leon hanya berdiri terpaku saat sosok tinggi besar datang mendekatinya. Pria itu memasang senyum lebar di wajahnya tapi aura kegelapan turut serta dibelakangnya, seakan siap menelan siapapun di depannya -menurut Leon- . Kemudian dengan cepat kotak pensil merah muda itu berpindah dari tangan bocah lelaki kecil ke genggaman pria dengan lengan kekar itu.“Temanmu Pim?” tanya Shane sambil menyerahkan kotak pensil merah muda itu pada Primrose.Gadis kecil itu mengangguk. “Iya teman sekelas, tapi Leon sering mengganggu Pim.” Primrose baru saja mengadu dan ucapannya itu langsung membuat Leon pucat pasi. “Oh,” ujar Shane sambil menyeringai ke arah bocah lelaki itu. “Kau balik ke tempat tunggu saja Pim, aku ingin berbicara pada Leon.”Primrose mengerutkan keningnya.

Latest chapter

  • Mantan Istri CEO Dingin   Epilog

    “Tes… Tes… satu, dua, tiga, tes, tes. Pim di sini.” Pim ketuk-ketuk dulu microphone ini ya. Kedengaran tidak? Pim mau cerita, ini ada kaitannya sama mainan baru, Pim. Kemarin Shane kasih ini diam-diam ke Pim ini. “Kamera buat ngerekam. Jadi sekarang Pim akan buat Vlog tentang keseharian Pim!” Pim semangat banget bicara di depan kamera. Sebentar, coba Pim ketok-ketok dulu kamera ini. Sudah jalan belum ya? Oh oke sudah baik. Mari kita rekaman lagi. “Hai selamat datang di Pim Vlog.” Sebentar Pim mikir dulu mau bilang apa lagi. “Okeh, terus apa lagi ya? Oh ya! Di Pim Vlog akan menceritakan-.” Cerita apa ya? Pim mau cerita apa ya? Mama nikah sama Shane? Rumah baru? Kamar baru? Boneka baru yang banyak? Tinggal di kota besar terus kemarin lewat toko kue yang warnanya merah muda. Duh mana duluan ya yang Pim ceritakan? Coba minta usulan Mama ah! “Mama, Mama!” Pim berlari-lari kecil ke dapur. Pasti Mama lagi di dapur. Kata Mama mau buat makan malam sih tadi. “Kenapa, Sayang?” Mama nany

  • Mantan Istri CEO Dingin   130. TAMAT.

    Helena menautkan keningnya. “Tapi masih banyak masakan yang harus aku buat lagi pula bukankah banyak waiters di depan?” Jam makan siang baru saja dimulai, pesanan silih berganti tak henti-henti masuk ke dalam dapur. Helena juga turut sibuk menyiapkan hidangan untuk para pelanggan. Jeremy menggeleng kencang. “Tolong, hanya kau yang bisa melakukannya.” Helena menoleh ke arah pegawai lain yang berada di dalam dapur. Wajah semua orang tampak tidak keberatan, bahkan salah satu chef senior berkata, “tolong bantu Tuan Jeremy saja Nyonya Helena. Disini biar aku yang mengatasi.” Helena menangguk dan mengikuti Jeremy keluar dapur. “Memangnya ada apa, Jeremy?” tanya wanita berambut panjang itu masih bingung. “Itu, Tuan Besar Shane Digory. Ia -seperti biasa- ingin dilayani olehmu,” jelas Jeremy dengan senyuman lebar. Helena langsung terlihat kesal. Ia mengira terjadi sesuatu yang begitu darurat. Tapi bagi Jeremy dan semua pegawai lain, kehadiran Shane Digory adalah sesuatu yang darurat d

  • Mantan Istri CEO Dingin   129. Tamu Penting

    “Nyonya Helena!” sambut Jeremy dengan nada riang sambil membuka pintu cafe. Ia memakai kemeja merah muda dan celana bahan berwarna coklat kopi yang senada dengan keseluruhan warna bangunan di belakangnya. “Aku sudah menunggumu dari tadi.” Helena masih terpaku di tempatnya dan tak memperdulikan kedatangan Jeremy. Lelaki itu akhirnya mengikuti arah pandang wanita itu. “Nama yang norak ya?” Jeremy kemudian menyemburkan tawanya setelah mengatakan hal itu, tak lama sampai ia sadar Helena menatapnya tajam. “Ah, maafkan aku Nyonya Hel, tolong jangan laporkan pada suamimu. Aku masih harus mengumpulkan uang untuk membiayai pernikahanku dengan Barbara.” Helena langsung tertawa pelan. “Kalau begitu cepatlah kalian menikah agar kau lebih sadar.” “Tapi kulihat Tuan Shane semakin tak waras karena menikah Lihat aku tak menyangka ia akan memilih nama senorak itu. Dan kurasa hanya itu kekurangan cafe ini, semua sangat sempurna, dari bangunan, suasana, rasa masakan, promosi, dan para pengunjung sa

  • Mantan Istri CEO Dingin   128. Shane Mati

    Lelaki tampan itu akhirnya mengekori kembaran dengan ukuran mininya itu menunggu di meja makan. Helena kemudian menggulung rambutnya ke atas dan mulai memasak sekaligus merapikan keadaan dapur yang berantakan. Shane tak bisa melepaskan tatapannya pada sosok wanita itu. Helena terlihat sangat luar biasa saat ini. ‘Cara ia menjepitkan rambutnya begitu seksi.’. “Ckck. Kau harus ingat ini, Shane.” Primrose merapatkan tubuhnya pada pria tinggi besar itu. “Jangan pernah membuang-buang makanan. Terakhir kali aku melakukannya, Mama membuatku menulis tulisan ‘aku menyesal’ sebanyak tiga lembar halaman folio dan Mama tak banyak bicara selama tiga hari.” Shane langsung menghela napasnya dengan berat. “Jadi aku melakukan kesalah lagi?” Ketimbang hukuman menulis tiga lembar halam folio, Shane lebih sedih ucapan Primrose yang mengatakan kalau Helena makin irit bicara selama tiga hari. ‘Aku ingin mendengar wanita itu bercerita padaku.’ Helena menghentikan obrolan ayah dan anak itu saat menghi

  • Mantan Istri CEO Dingin   127. Masakan Shane

    “Shane,” panggil Helena. Seketika laki-laki itu menoleh dengan wajah sangat terkejut, bahkan sutil di tangannya ikut terjatuh. “Kau sudah bangun, Helena?” Shane terlihat gugup sambil berusaha menyembunyikan ponselnya yang ia taruh di atas meja counter dapur. “Apa aku terlalu ribut hingga kau terbangun?” Helena memiringkan kepalanya, tapi tubuh besar Shane sudah menutupi layar ponselnya. ‘Seorang wanita ya? Kenapa aku berpikir setelah Athena ia tak memiliki wanita lain? Tunggu, kenapa aku harus peduli? Apa karena ia mengungkapkan rasa sukanya denganku kemarin jadi aku berharap lebih?’ “Helena…,” panggil Shane mengembalikan kesadaran wanita itu dari lamunannya. “Tunggu saja di ruang baca. Apa kau butuh sesuatu di dapur? Aku akan mengantarkanmu.” Helena langsung tersadar penyebab dia buru-buru ke dapur karena ada bau gosong yang sekarang mulai perlahan menghilang karena alat penghisap asap yang berada di atas kompor. “Tidak, aku hanya mencium bau masakan tadi-.” “Kau sudah lapar?” Sh

  • Mantan Istri CEO Dingin   126. Video Call dengan Wanita Lain

    “Hah!” Helena bergumam terkejut. “Apa maksudmu?” “Apa kau tidak tahu, aku sudah dipindah-tugaskan ke cabang Digory Valley cafe itu. Begitu juga Barbara.” Helena menelan salivanya. ‘Ini pasti semua ulah Shane. Selain memindahkan sekolah Pim ke sini, ia bahkan memindahkan penempatan kerja orang tua sahabat-sahabat Pim, hingga mereka juga ikut pindah sekolah ke Digory Valley bersama dengan Pim. Astaga, pria itu benar-benar berniat kami berada di sini. “Baiklah aku akan ke cafe Shiny yang berada di Digory Valley untuk bekerja besok.” Jeremy tertawa. “Maksudmu bekerja sebagai owner dan mengawasi kami kan?” “Hentikan candaanmu. Aku masih anak buahmu, Jeremy,” bantah Helena serius. Selang beberapa lama panggilan ponsel itu Helena akhiri. Jeremy masih tak serius menganggapnya akan kembali bekerja -benar-benar bekerja sebagai waiters. ‘Aku dan Shane Digory tak ada kaitannya. Sama seperti dahulu, pernikahan ini sama seperti dahulu, kan?’ Ketika malam hari, Helena mendapat panggilan dari

  • Mantan Istri CEO Dingin   125. Mau Adik

    Helena masih tak bereaksi apa pun, ekspresinya terlihat dingin di mata Shane. “Kau tak percaya ya?” Shane tak menunggu jawaban Helena, ia langsung melanjutkan perkataannya. “Aku pun tak percaya, aku tak percaya telah jatuh cinta padamu sejak hari itu. Hari terakhir kita bertemu. Dan sejak hari itu aku selalu menunggumu, Helena.” Helena tertawa sinis dengan pelan. Aku mengambil apa yang kau berikan padaku, Shane. “Jangan buat kesalahan yg sama dua kali, Shane. Kita pernah berumah tangga dan itu gagal, atau lebih tepatnya hancur berantakan dengan sangat parah. Apa bedanya dengan sekarang?” “Saat itu aku bahkan tak berusaha sama sekali.” Shane membalas perkataan Helena dengan penuh tekad. “Sekarang berbeda Helena. Aku akan berusaha, aku akan merubah apa yang terjadi dulu.” Helena mengangkat alisnya. Luka yang ia dapat dari laki-laki di hadapannya sudah terlalu dalam. “Percuma jika hanya salah satu saja yang berusaha. Karena kurasa aku tak sanggup berusaha lagi bersamamu.” Shane sad

  • Mantan Istri CEO Dingin   124. Menungguku?

    Helena awalnya berpikir kalau Shane sudah lama tak menempati bangunan ini, tapi tak ada setitik debu pun di setiap furniture yang ada. ‘Kukira ia tak tinggal disini, karena setahuku Athena tak suka bangunan tua bergaya klasik seperti rumah ini. Apa ia bisa membujuk Athena dan akhirnya tinggal berdua di sini?’ Helena melangkah menuju rak buku yang memenuhi dinding ruang tengah rumah itu. ‘Bahkan urutan buku yang ku susun tak berubah.’ Seulas senyum muncul di wajah wanita cantik itu. “Beberapa pembantu menyusun kembali urutan bukunya, tapi tak ada yang seperti kau lakukan hingga membuatku nyaman membacanya kembali,” celetuk Shane yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Helena. “Kau tinggal di rumah ini?” Helena tak dapat menutupi rasa penasarannya. Shane tersenyum. “Ya, terutama setelah tahun-tahun awal kita bercerai,” jawab Shane sambil perlahan berjalan mendekat ke arah Helena. “Aku berpikir kau akan kembali setelah pergi begitu saja tanpa berkata apa pun hari itu, hari dimana ki

  • Mantan Istri CEO Dingin   123. Rumah Kita

    Jasper tersenyum. “Betul, Tuan.” Shane tak pernah menceritakan apa pun isi hatinya pada orang lain. Tapi kali ini berbeda, lelaki itu tak tahu harus berbuat apa pada Helena. “Apa yang harus kulakukan, Jasper?” Jasper terkejut, majikannya itu tak pernah bingung dalam menentukan sikap tapi kali ini ia benar-benar terlihat putus asa. “Apa ini berkaitan dengan Nyonya Helena?” “Ya,” jawab Shane terdengar pelan. “Ketika tadi pagi saya menemuinya, Nyonya juga terlihat tak kalah terlukanya dengan Anda, Tuan Shane.” Shane langsung menegakkan punggungnya, karena terkejut sekaligus tertarik dengan informasi yang Jasper sampaikan. “Kenapa? Bukankah ia membenciku- ah ya tentu saja aku pantas dibenci olehnya. Ia tak mungkin memaafkanku atas apa yang telah aku lakukan padanya kan?” Jasper menoleh ke arah Tuannya. “Anda akan membiarkan hal ini berjalan seperti ini, Tuan?” Shane tersenyum menangkap maksud Jasper. “Tidak. Tentu saja tidak!” Tapi pundak Shane langsung turun kembali. “Tapi aku t

DMCA.com Protection Status