“Telat?”
Lita menatap tidak enak pada mereka semua “Maaf, kakak dan kakak ipar tiba-tiba datang jadinya ngobrol panjang. Udah ngapain aja?”“Mas Pras sama Andre lagi pastiin konsepnya. Minum habis itu perbaiki riasan, nanti Mas Pras lihat lo begini bisa marah.” Farah mengatakan sambil berjalan kearah lain.Lita melakukan apa yang dikatakan Farah, Pras memang tidak menyukai jika timnya memiliki penampilan yang berantakan saat bekerja. Hembusan napas lega ketika melihat penampilannya sudah seperti sebelumnya, menatap sekitar barangkali ada yang harus dilakukannya tapi tampaknya mereka semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing.Membuka laptopnya saat melihat tidak ada yang bisa dibantu dari teman-temannya, mengingat jika memang dirinya akan pergi bertemu dengan temannya yang paham tentang pesta rakyat. Lita sebenarnya sudah berbicara singkat dengan temannya, Malik. Pembicaraan inti saja tidak sampai terlalu dalam, pasalnya Lita sendiri t“Kenapa, mas?” Pras menggelengkan kepalanya “Nggak papa.”“Mas berubah setelah ketemu sama teman Lita, memang kenapa?” Andre mendekati meja Pras dengan rasa penasaran.Lita yang berada tidak jauh dari Pras secara otomatis menatap kearah mereka, tatapan mereka sempat bertemu sebelum akhirnya Pras yang mengalihkan terlebih dahulu karena Andre sudah dekat dengan mejanya. Lita mengerutkan keningnya saat melihat interaksi mereka berdua, tidak lama tepukan ringan diberikan Andre sebelum melangkahkan kakinya ke mejanya.“Ada masalah, mas?” tanya Lita langsung.“Nggak ada, aku keluar bentar. Kamu selesaikan laporannya nanti aku periksa.” Lita menatap punggung Pras yang berjalan keluar dari ruangan, hembusan napas panjang dikeluarkannya. Lita tidak tahu banyak tentang informasi yang masuk, email masuk semuanya ke Pras dan nanti baru dikirim ke mereka setelah dibaca keseluruhan sama Pras. Lita mengalihkan pandangan kearah And
“Maaf kalau mengganggu waktu kamu, apalagi ini masih jam kerja. Alasan sama Rendra tadi apa? Dia agak sulit memberikan ijin teamnya pulang cepat.” “Nggak papa, tante. Pekerjaan sudah selesai juga, makanya Mas Rendra kasih ijin.” Lita tersenyum tipis menatap wanita yang ada dihadapannya. “Kamu nyaman sama Rendra? Sudah berapa lama kalian hubungan?” Lita terdiam mencoba agar jawaban yang diberikan tidak menyakitkan perasaan wanita yang melahirkan atasannya “Nyaman, tante.” “Kenapa panggil tante? Panggil mama saja.” Aminah menegur Lita dengan nada suara jengkel. Lita menelan saliva kasar, memanggil mama itu sama sekali tidak ada dalam bayangannya. Kedatangan dirinya dalam pertemuan ini karena permintaan wanita yang melahirkan atasannya, tidak hanya itu hal gila yang dilakukan pada saat itu memberikan dampak yang luar biasa. Kedua orang tuanya beberapa kali mengirim pesan, terutama wanita dihadapannya. Pesan
“Bagaimana kamu bisa bertemu sama mama? Kalian komunikasi?” “Mas kenapa nggak bilang sebenarnya tentang status kita sebenarnya?” Pertanyaan yang keluar dari mereka berdua secara bersamaan, helaan napas panjang mereka keluarkan agar bisa tenang dalam menyelesaikan masalah. Permintaan mama atasan yang sekarang dihadapannya sangat sulit, Lita tidak yakin bisa melakukannya karena akan merasa jijik setiap membayangkan penglihatannya.“Aku makan dulu.”“Mas belum makan?” Lita terkejut mengetahui Pras atau Rendra belum makan “Aku suka bingung manggil nama mas ini Pras atau Rendra.” “Rendra, kamu bisa panggil itu dan aku lebih suka kamu panggil Rendra dibandingkan Pras. Nama itu memang khusus buat keluarga dan orang terdekat. Kamu sudah makan? Pastinya kamu sudah makan tadi sama mama.” Rendra meletakkan bungkusan diatas meja.Lita yang melihat isi dari bungkusan seketika rasa lapar hadir kembali, tanpa basa-basi langsung m
“Kamu sudah yakin?” Lita menganggukkan kepalanya tanpa ragu “Pras sudah tahu?” “Kalau keluar bulan depan belum, tapi Mas Pras tahu kalau bakal resign cepat atau lambat. Pengganti aku sudah ada, mbak?” Cindy menghembuskan napas panjangnya “Harusnya udah, kemungkinan minggu depan masuk. Aku sih berharap Pras bisa cocok sama dia, kamu tahu kalau dia sulit kerjasama dengan anak baru? Aku aja kaget pas lihat kalian berdua bisa cocok dan kerjasama, bahkan anak-anak bilang Pras suka sama kinerja kamu.” Lita terdiam tidak tahu harus menanggapi apa “Selamat kamu bisa masuk di perusahaan itu, seleksinya sulit ya? Makanya aku paham kenapa Pras cocok sama kinerja kamu.”Lita hanya tersenyum mendengar semua kalimat yang dikatakan Cindy, semua orang tidak tahu Pras seperti apa dan tampaknya hanya dirinya saja yang tahu. Sekarang dirinya memiliki tugas besar dengan membuat Pras bisa cocok dengan penggantinya, tidak boleh hanya bertahan beberapa bulan saja.
“Kenalkan karyawan baru yang akan menggantikan Lita, Celine namanya.” Cindy membawa pengganti Lita dalam ruangan Pras “Kamu bisa duduk disamping Lita.”Lita menarik kursi agar Celine bisa duduk disampingnya, menatap meja yang ditempati Pras dan tidak ada reaksi apapun dari pria tersebut. Semenjak interview yang dilakukan Di rumah sakit beberapa hari lalu sikap Pras seketika berubah, Lita tidak tahu alasan dibalik perubahannya.“Lo bener resign?” Farah memecah keheningan di ruangan.“Ya, mbak.” Lita menganggukkan kepalanya sambil meminta Celine menutup kembali laptopnya dan memasukkan kedalam tas “Nanti pakai laptop ini, jadi nggak perlu bawa laptop dari rumah. Kebetulan aku masih kerja jadi kamu hanya mengamati saja sambil aku kasih tahu pekerjaan kamu nantinya.”“Formal banget, Lit.” Farah menggelengkan kepalanya “Baguslah buat image team kita. Mas, gue berangkat setelah ini ketemu klien. Mas sudah lihat kan designnya? Sudah ok juga, kan
“Kamu melamar di rumah sakit sebagai staf legal? Kenapa nggak bilang? Papa bisa bantuin kamu.”Rendra menggelengkan kepalanya “Aku mau masuk dengan kemampuan bukan menggunakan nama besar papa sebagai dokter senior.” Radian menganggukkan kepalanya “Tetap saja kalau kamu masuk berita negatif itu akan keluar dengan sendirinya, lagian semua yang ada disini sudah tahu kamu siapa jadi kamu nggak bisa membantah lagi.” “Aku bukan membantah, tapi aku ingin menikmati proses pada umumnya yang dialami mereka-mereka pencari kerja. Rasanya berbeda, aku bisa melihat tatapan penuh harap agar diterima di tempatnya melamar.” Radian menganggukkan kepalanya paham dengan apa yang dirasakan putranya “Apa yang membuat kamu berubah? Gadis itu? Kamu rela melakukan apapun untuk dia? Kamu mencintai dia? Kapan kita akan datang ke rumah orang tuanya? Usia kamu sudah cukup untuk menikah.”Rendra menghembuskan napas panjangnya “Memang aku hanya berubah kar
“Aku ingat dan tahu jika tidak boleh masuk dalam masalah pribadi, tapi aku hanya penasaran saja. Apa yang membuat kamu melamar di rumah sakit, padahal suamiku bilang kalau kamu nggak mau berhubungan dengan dunia kesehatan.” Evi membela dirinya dengan memberikan alasan yang masuk akal.“Rumah sakit bukan hanya tentang dunia kesehatan, bukan? Tenang saja aku nggak akan berinteraksi langsung dengan suami kamu.” Rendra menenangkan Evi dengan senyum andalannya.Evi menghembuskan napas panjangnya “Suami aku sepertinya memiliki wanita lain.” Rendra mengangkat alisnya mendengar pengakuan Evi “Bagaimana kamu tahu? Wanita itu datang ke rumah?” Evi menggelengkan kepalanya “Lalu?” “Aku nggak sengaja membuka ponselnya dan terdapat pesan yang sangat romantis, kalimat-kalimat yang pernah suamiku katakan ke aku dulu saat kita masih muda. Aku mengambil tindakan dengan menyadap ponselnya, sedikit terkejut dengan semua kalimat-kalimat romantis dan penuh go
“Nggak ada pesta perpisahan, mas? Lita terakhir loh hari ini dan mumpung semua ada.” Andre membuka suaranya.“Sekalian pajak jadian kalian,” sambung Farah dengan tatapan menggoda.“Kalian cari aja mau makan-makan dimana.” Suara heboh mulai terdengar di ruangan, membuat mereka yang berada diluar mendatangi ruangan untuk melihat apa yang terjadi. Lita hanya menggelengkan kepalanya melihat team mereka sibuk mencari tempat makan untuk perpisahan dirinya, mengalihkan pandangan dimana Celine juga melakukan hal yang sama.“Ada apa ini?” suara Cindy menghentikan mereka semua “Perpisahannya Lita?”“Keluar, Lit? Pantas ada makhluk cantik disamping kamu.” Teguh mengeluarkan nada menggoda pada Celine.“Kalau mau tebar pesona sama team sendiri.” Pras menegur Teguh yang memilih tidak peduli dengan mendatangi Celine.“Nggak ngajak aku, Lit?” tanya Cindy yang membuat Lita menatap kearahnya.“Ini bukan hanya per