HAPPY READING***Naomi melangkahkan kakinya menuju wastafel, ia menatap penampilannya di cermin. Ia berdiri sejenak menenangkan hatinya, sejujurnya ia bingung apa yang harus ia lakukan untuk menghadapi Kafka dan Tigran. Kedua pria itu seolah mengusik hatinya secara bersamaan.Oke, jujur ia memang memiliki kedekatan secara emosional jika berhadapan dengan Tigran. Ia dan Tigran memang tidak memiliki hubungan apa-apa, bahkan status juga tidak ada. Mereka dekat hanya karena Kayla, ya Kayla yang menyatukan mereka. Entahlah hatinya lebih prefer dengan Tigran dibanding Kafka.Bahkan ia dan Tigran sudah tidur bersama, tidak hanya sekali, mereka melakukannya lebih dari sekali. Ia tahu bahwa ia dan Tigran itu suatu hubungan yang consent, di mana di dalamnya sudah terlibat persetujuan untuk melakukan aktifitas. Persetujuan ini terjadi atas semua pihak yang sepakat dan sukarela. Ia juga melakukannya tanpa merasa tertekan, keputusan yang ia ambil juga tanpa keraguan dengan rasa nyaman. N
HAPPY READINGSementara di sisi lain, Kafka menatap Naomi sudah datang menghampirinya. Wanita itu tersenyum dan lalu duduk di sampingnya kembali. Ia tidak tahu hubungan Naomi dan Tigran seperti apa. Yang ia lihat tadi ketika Naomi pamit ke toilet, tidak lama kemudian Tigran hilang entah ke mana. Instingnya cukup kuat, kalau Tigran menghampiri Naomi di luar sana.Naomi memandang hidangan sudah tersaji di meja, sebelum makan ia menyesap wine nya lagi, ia merasa tenang sekarang. Tigran kembali dan lalu duduk di samping mereka. Mereka kini makan bersama. Naomi melirik Tigran yang makan dengan tenang, tanpa menatapnya.Sementara Tigran masih berdebat dengan isi kepalanya, ia cemburu mungkin itu hal yang normal. Ia pernah berada di fase ini sebelumnya. Namun tetap saja, ia tidak rela wanitanya bersanding dengan pria lain, walau pria itu hanya sebatas teman. Ia tidak bisa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.Jujur ia cemburu, merasa bahwa kebahagiannya di ambil oleh orang lain. Ia bukan
HAPPY READING“Apa kamu bermain media social?” Tanya Naomi membuka topik pembicaraan.Bibir Tigran tersenyum lalu tertawa, “Apa menurut kamu saya ada waktu untuk bermain media social?”“Saya nggak tau, siapa tau kamu bermain media social,” ucap Naomi.“No, saya nggak main media social, kecuali whatsapp. To be honest, I learned about it the hard way.”“Sebernernya saya bukan pria yang senang mengumbar seluruh kehidupan saya di media social. Saya bersikap biasa saja ketika ada social media baru yang bermunculan. Saya juga tidak suka dengan linimasa yang penuh dengan konten kemesraan.”“Saya nggak bilang aneh, jika ada pria bangga memiliki pasangan, lalu mengupload pasangannya di media social, laki-laki sama dengan wanita, yang berhak mengekpresikan kebahagiaanya ke public.”“Selama saya produktif dan mempunyai prioritas yang jelas di kehidupan offline, rasanya wajar saya tidak aktif di media social. Hanya perkara fokus melakukan hal baik di dunia off atau on.”“Perlu kamu ingat, kala
HAPPY READING***Tigran mengedarkan pandangannya kesegala penjuru area kamar. Kamar ini tidak berubah, masih sama seperti yang kemarin. Ia membuka membuka kancing kemejanya, kini hanya menyisakan kaos hitam. Kemeja itu ia taruh di dekat sofa, suasana kamar sangat tenang menurutnya.Sementara Naomi di dalam walk in closet, bingung akan mengenakan piyama yang mana. Pilihannya jatuh kepada piyama satin berwarna merah maroon. Sebenarnya ia sudah catching feeling dengan Tigran, karena jujur Tigran itu sangat menarik, bagaimana cara dia bersikap, berbicara dan pembawaan diri saat bertemu.Hubungannya dengan Tigran lebih dari sekedar pegangan tangan. Mereka sudah tahap berbagi tempat tidur yang sama, kamar mandi yang sama dan peralatan mandi yang sama. Ia keluar dari walk in closet, ia tidak mendapati Tigran di kamarnya. Ia mengambil kemeja Tigran yang berada di sofa, ia simpan kemeja itu di box baju kotornya. Ia melangkah menuju meja hias, ia mendengar derap langkah, lalu menoleh ke bela
HAPPY READING“Thank you.”“Maaf, soal tadi di acara pesta. Sungguh saya dan Kafka tidak memiliki hubungan apa-apa. Saya melakukan itu karena tidak enak menolaknya.”“I know, jangan bahas dia.”“Saya harap kamu jangan cemburu.”Tigran tersenyum, ia lalu mengecup seluruh wajahnya, mulai dari kening, pipi, hidung lalu turun ke bibir. Bibir mereka saling berpangutan satu sama lain. Bibir Tigran menghisap bibir bawah Naomi, mereka saling menghisap bibir secara bergantian. Sementara tangan Tigran menelusuri rahang dengan telunjuknya.Naomi merasakan jutaan kupu-kupu terbang di perutnya, ia juga merinding ketika Tigran memainkan lidahnya, saling bertukar saliva mengigit pelan dan menghisap. Mata Naomi terpejam, menikmati ciuman mereka.Tigran membuka piyama yang dikenakannya, satu persatu lolos dari tubuhnya. Begitu juga dengan Tigran melepaskan pakaiannya, kini mereka sama-sama naked. Mereka sama-sama nyaman dalam posisi polos seperti ini. Lidah mereka saling membelit memberi kenikmatan.
HAPPY READING“Besok aku ngenalin Kayla sama mama.”“Siapa Kayla.”“Anak aku ma.”“Serius kamu punya anak? Anak dari siapa?” Tanya mama lagi.“Anak dari istri aku mama,” ucap Tigran tersenyum penuh arti.“Kapan kamu nikah Tigran. Mama nggak becanda loh ya. Mama selama ini nggak pernah denger kamu nikahin anak orang.”Tigran lalu tertawa, “Tigran juga nggak lagi becanda mama. Kayla memang anak aku. Besok ya.”“Awas kamu ya. Kamu ada di mana sekarang?”“Ada di tempat istri. Udah dulu ya ma, besok aku ke tempat mama sama Kayla.”Tigran mematikan sambungan telfonnya, ia lalu tersenyum penuh kebahagiaan. Beberapa menit kemudian, ia menatap Naomi keluar dari kamar mandi. Wanita itu menatapnya, karena dia mendengar Tigran berbicara dengan seseorang, namun tidak terlalu jelas di telinganya.“Kamu bicara sama siapa?” Tanya Naomi, menatap Tigran.Tigran beranjak dari duduknya, “Sama mama.”“Owh ya?”“Kemarin aku bawa Kayla ke kantor. Dan gosipnya sudah sampai ke telinga mama.”Alis Naomi teran
HAPPY READING“Exactly. Kok kamu tau sih.”“Tau lah.”Tigran menatap iris mata Naomi, dan Naomi menatap balik, “Kamu cantik sekali.”Naomi tersenyum, “Kapan aku nggak cantik di mata kamu. Setiap lihat aku, kamu selalu mengatakan begitu.”“Kamu itu makhluk yang indah, sayang. Apalagi kamu adalah wanita aku. Aku mengatakan ini, memang seperti itu lah keadaan kamu. Masa istri sendiri aku ngatain jelek, itu juga nggak sesuai keadaan.”Naomi tertawa, ia sebagai wanita memang menyukai pujian, baginya sebuah pujian membunuh perasaan insecure dan meningkatkan kepercayaan diri wanita. Saat menatap diri ke cermin, wanita selalu berpikir bahwa di dalam fisiknya kurang cantik, kurang putih, kurang tinggi dan sebagainya.Kebanyakan wanita di dunia ini lebih rentan merasa insecure dibanding pria. Pujian yang diberikan Tigran membuatnya merasa lebih dicintai.“Aku beruntung memiliki kamu,” ucap Tigran.Pujian Tigran seperti itu membuatnya merasa nyaman. Ia tahu mana ucapan yang tulus dan tidak.“Y
HAPPY READINGTigran menatap ekpresi kepuasan dari Naomi, “Better?” Bisik Tigran.Naomi mengangguk, “Yes,” tubuh Naomi lemas.Tigran menatap wajah kepuasan di sana, ia lalu memasukan miliknya ke miss v. Ia mendorong pinggulnya mengikuti ritme. Mereka sama-sama melenguh, dorongan itu semakin cepat dan kuat. Ketika ingin mencapai klimaks. Tigran menghentikannya, ia membalikan tubuh Naomi.Tigran memasukan miliknya dari belakang, sementara Naomi memegang dinding, dan Tigran aktif menusuknya dari belakang dengan hentakan cepat dan kuat. Rasanya sangat luar biasa.“Lebih dalam sayang,” bisik Naomi.Tigran dan Naomi terbakar gairah, ia meminta Tigran terus menusuknya lebih cepat dan dalam. Ketika ingin keluar, Tigran kembali menghentikannya. Ia memasukan miliknya lagi dari depan, kaki Naomi terangkat satu di dadanya. Ia memasukan dengan hentakan cepat dan kuat. Mereka saling melenguh tanpa henti.“Aku mau keluar sayang,” bisik Tigran.“Aku juga,” ucap Naomi, ia tidak berhenti melenguh.Hing