Share

Bab 35 : Nayra Diculik

Penulis: Backin_parade
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-25 23:29:39

Damian tiba di kafe dan justru mengabaikan Zizan yang tengah menunggu dengan panik.

"Big Bos—"

Pak Diddy yang berjalan di belakang Damian langsung mengangkat tangannya sebagai teguran pada Zizan. Keduanya kemudian mengikuti Damian memasuki kafe. Di dalam, Damian langsung ke meja kasir.

"Saya perlu berbicara dengan manager kafe. Saya harus melihat rekaman CCTV tempat ini," ujar Damian tanpa basa-basi.

"Maaf, Pak. Sebelumnya ada masalah apa ya?"

"Mbak, ini suami bos saya yang tadi," Zizan menyela. "Bos saya hilang terus handphone-nya ketemu di toilet."

"Oh, kalau begitu sebentar, Mas. Saya panggil manager dulu."

Setelah mendapatkan persetujuan dari manager kafe, Damian langsung melihat rekaman CCTV dari mulai Nayra datang hingga apa yang terjadi di depan pintu toilet. Memang benar jika Nayra pergi ke toilet. Tapi tak lama setelah itu seorang pria bermasker terlihat memasuki toilet dan sesaat kemudian pria itu keluar sembari menggendong Nayra dengan kedua tangannya. Dari sudut rekaman CC
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 36 : Mencari Pelaku

    Damian tiba di kediaman Wiratama dan secara kebetulan Julian baru saja turun dari mobil bersama dengan Evelyn. Damian bergegas menghampiri Julian dan membuat Julian terkejut akan kedatangannya."Damian?"Damian langsung menghantamkan tongkatnya ke kepala Julian hingga jatuh tersungkur. Evelyn yang melihatnya pun langsung berteriak."Julian!"Belum sempat Julian bangun, Damian langsung memukulinya sehingga Julian meringkuk sembari melindungi kepalanya."Damian! Kamu gila! Berhenti!"Evelyn menghampiri Damian. Ia menarik lengan Damian tapi Damian menepis tangannya dengan kasar hingga ia terjatuh. Damian kemudian berhenti memukuli Julian, mendorong tubuh Julian menggunakan kaki dan menekan dada Julian dengan tongkat di tangannya."Brengsek!" gumam Julian menahan sakit di sekujur tubuhnya. Ia sedikit merintih ketika Damian menekan dadanya."Gila kamu, Damian! Apa masalah kamu!" teriak Julian, ia menahan tongkat yang menusuk dadanya."Di mana istri saya," ujar Damian, tenang dengan sikap y

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 37 : Konflik Keluarga

    Hari berganti, tak kunjung ada kabar tentang Nayra. Pagi itu Nadine pergi ke kantor polisi untuk melapor dan itu atas izin dari Damian. Sedangkan Damian yang meragukan kinerja kepolisian lebih memilih mencari Nayra dengan caranya sendiri.Pagi itu Evelyn mampir ke rumah orang tuanya dengan membawa berita menghilangnya Nayra."Ma.""Evelyn, kamu udah dengar kalau Nayra diculik?" tegur Sukma."Mama udah tahu?""Tadi mama dengar kalau Tante Nadine pergi ke kantor polisi. Tapi kalau memang Nayra diculik, kenapa harus Tante Nadine yang membuat laporan? Bukannya lebih masuk akal kalau suaminya yang cacat itu?""Itu bukan urusan kita, Ma. Mau siapapun yang lapor, itu nggak penting. Tapi sekarang orang cacat itu mencurigai Julian."Sukma sedikit terkejut. "Kok bisa?"Evelyn tampak kesal. "Semalam orang cacat itu datang ke rumah dan gebukin Julian. Dia pikir Julian yang culik Nayra karena Julian sempat ngajak Nayra ketemu.""Suami kamu?" Sukma menatap tak percaya dan meraih lengan putrinya."J

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 38 : Mengakhiri Sandiwara

    Waktu menunjukkan tepat pukul dua belas malam ketika ponsel Damian berdering. Sebuah panggilan dari sang Administrator. Damian lantas menerima panggilan tersebut."Kami sudah mendapatkan lokasinya, Tuan. Lokasinya akan segera saya kirimkan."Damian mengakhiri panggilan setelah sang Administrator berbicara dan sesaat kemudian sebuah pesan Damian dapatkan. Ia beranjak berdiri dan meninggalkan ruang kerjanya. Malam itu mobilnya melaju meninggalkan kota. Setelah perjalanan yang cukup jauh, Damian memasuki tanah kosong yang terdaftar sebagai salah satu aset Salim Group. Tanah kosong yang begitu luas dengan beberapa bangunan terbengkalai di dalamnya.Damian kemudian menghentikan mobilnya di depan salah satu bangunan berlantai dua di mana terlihat ada beberapa mobil di sana. Tapi meski bangunan terbengkalai, tampak lampu di lantai satu menyala. Damian turun dari mobilnya, ujung tongkatnya tak lagi menyentuh tanah, posisinya saat memegang tongkat tak lagi vertikal, melainkan horisontal dan Da

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 39 : Kembali Bersandiwara

    Damian kembali ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Nayra sudah siuman. Memasuki ruang rawat, tongkat itu kembali ke tangan Damian. Ia yang sebelumnya sudah bisa berjalan dengan normal kini kembali berjalan dengan pincang. Seolah menegaskan bahwa kecacatan yang ia miliki hanyalah sandiwara belaka. Damian tak benar-benar cacat. Operasinya dua puluh satu tahun yang lalu memang gagal. Akan tetapi saat pindah ke Australia, Damian kembali menjalani operasi dan berhasil. Damian mengincar sesuatu sehingga ia datang dengan keadaan yang sama dengan saat ia pergi. Dan Nadine tak tampak terkejut karena ia sudah mengetahui situasi Damian dari grandpa.Nayra yang masih terbaring di ranjang memandang Damian. Tatapannya tampak kosong. Tapi mata Nayra tertuju pada kaki Damian, seolah baru pertama kali melihat kekurangan suaminya.Damian berdiri di samping ranjang, sejenak berdiam diri sebelum memberikan teguran."Kamu aman sekarang, bajingan itu akan membusuk di penjara."Damian melihatnya, air

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 40 : Kebenaran Yang Samar

    "Julian mengatakan hal seperti itu?" Nadine tampak tak percaya setelah mendengar alasan Nayra berpikir jika penculik itu adalah Julian."Aku dengar sendiri, Ma. Dari mulut Julian.""Tapi bukan Julian yang menculik kamu, Nayra. Tapi Om Roni."Nayra tampak Kaget. Nadine tak bisa menyembunyikan fakta itu ketika Nayra salah paham kepada Julian."Om Roni? Tapi dia di penjara, Ma.""Om kamu udah keluar. Dia sempat menemui mama dan meminta harta warisan papa kamu. Karena mama menolak, mungkin dia sakit hati dam melampiaskannya ke kamu."Nayra terdiam sejenak, kini ia tahu sosok tak asing yang sempat ia lihat."Om Roni?" gumam Nayra."Tante Sukma dan Evelyn belum tentu terlibat, tapi sekarang polisi masih menyelidiki. Kamu jangan memikirkan apapun dan fokus dengan pemulihan kamu.""Damian mendapatkan pengakuan dari Papa Suganda karena aku hamil anak laki-laki, Ma. Tapi sekarang bayi aku udah nggak ada."Nadine meraih tangan putrinya. "Kamu nggak perlu memikirkan hal itu, mama pernah bilang ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 41 : Memutuskan Untuk Menerima Pernikahan

    Proses hukum Roni berjalan. Setelah keadaannya membaik, Nayra turut hadir di persidangan pertama untuk memberikan kesaksian. Dan hingga akhir pun Roni tidak menyebutkan nama istri serta anaknya. Meski belum lama dibebaskan, pria itu harus kembali mendekam di penjara.Setelah vonis dijatuhkan, sebelum meninggalkan pengadilan, Sukma dan Evelyn memghampiri Nadine."Mbak Nadine," Sukma menahan lengan Nadine dengan tatapan memelas."Mbak, aku minta maaf atas apa yang dilakukan oleh Mas Roni. Aku nggak pernah menyangka kalau dia bisa berbuat sekejam itu pada Nayra. Aku benar-benar minta maaf, Mbak.""Yang salah itu suami kamu dan dia udah mendapatkan hukuman yang layak. Justru aku yang ingin minta maaf, Sukma."Sukma menatap bingung. "Maksud Mbak Nadine itu apa?"Nadine meraih tangan Sukma. "Aku minta maaf. Sama seperti dulu, aku nggak akan menyelamatkan suami kamu. Dia harus dihukum atas perbuatannya."Sukma terdiam. Ucapan Nadine mengingatkannya pada masa lalu saat kali pertama Roni dipen

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 42 : Istri Tangguh Tuan Muda

    Hari itu Suganda mengundang Nayra dan Damian untuk bergabung dengan acara makan malam keluarga yang diselenggarakan di salah satu hotel ternama. Akhir-akhir ini suasana hati Nayra cukup buruk. Hal itu dikarenakan ia mendengar jika Damian terus diintimidasi di kantor oleh Julian. Bahkan beberapa karyawan masih berani mengolok-olok Damian di belakang.Terlebih kemarin saat Nayra singgah di salah satu kafe. Nayra tak sengaja melihat Evelyn tengah bersama teman-teman mereka. Di sana Evelyn tengah memamerkan perut palsunya yang tampak lebih besar. Bukan hanya itu, mereka juga membicarakan tentang Damian, termasuk soal urusan ranjang yang membuat Nayra merasa tak terima. Untung saja ada Zizan yang langsung menariknya pergi sebelum ia mengamuk."Kamu lihat, Evelyn. Ini balasan karena kamu udah nguji kesabaran aku," gumam Nayra, berdiri di depan cermin. Tatapan matanya seolah tengah mengutuk seseorang."Kalian berdua tamat hari ini."Nayra sedikit kaget saat Damian tiba-tiba memeluknya dari b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 43 : Selangkah Menjadi Tuan Rumah

    "Kamu sudah merencanakan ini sejak dari rumah?" Damian menarik Nayra hingga duduk di pangkuannya."Saya pikir bisa memaafkan keluarga Evelyn. Tapi ternyata sulit.""Jadi Evelyn benar-benar mandul?"Nayra mengangguk. "Saya baru tahu dari mama waktu di rumah sakit. Tapi sebelum itu saya tahu kalau Evelyn pura-pura hamil.""Tahu dari siapa?""Julian."Jawaban Nayra membuat Damian berpikir. Sesaat kemudian ia menyadarinya. Itulah alasan yang membuat Nayra tiba-tiba meninggalkan kantor waktu itu."Itu berarti anak manja itu juga sudah tahu."Nayra menggeleng. "Memang benar yang menyuruh Evelyn pura-pura hamil itu Julian. Tapi dia nggak tahu soal Evelyn yang mandul.""Jadi dia takut jika anak kita lahir lebih dulu, itu sebabnya dia berbohong tentang kehamilan Evelyn.Nayra mengangguk."Mereka memang cocok, sama-sama licik. Kita juga harus buru-buru.""Ke mana?""Membuat anak," celetuk Damian membuat Nayra tak bisa berkata-kata."Mau menginap di sini?""Boleh," sahut Nayra malu-malu.Damian

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31

Bab terbaru

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 63 : Sifat Asli Yang Terlupakan

    "Mau apa kamu datang kemari?!" Nadine langsung menghardik, ia baru ingat jika bulan ini hukuman Ibrahim berakhir."Saya datang ke sini karena ada hal yang harus kita bicarakan, Bu Nadine," ujar Ibrahim tanpa rasa malu."Tidak ada hal yang perlu saya bicarakan dengan kamu! Setelah apa yang kamu lakukan pada suami dan anak saya, kamu masih berani datang ke sini!"Ibrahim tersenyum tipis. "Saya minta maaf atas semua yang saya lakukan, Bu Nadine. Tapi Bu Nadine juga harus tahu cerita sebenarnya di balik kejadian itu.""Jika kamu ingin mengaku, seharusnya kamu lakukan dulu di pengadilan. Kamu hanya ingin mencari pembelaan yang terlambat, Ibrahim. Keluarga saya baik ke kamu, bahkan saya juga merestui hubungan Nayra dengan anak kamu. Tapi tega-teganya kamu melakukan hal sekeji itu. Apa alasan kamu? Bukan hanya menghancurkan keluarga saya, kamu juga sampai hati menghancurkan hidup anak kamu sendiri.""Saya mengakuinya, Bu Nadine. Itu adalah tindakan bodoh yang pernah saya lakukan. Tapi saya m

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 62 : Kunjungan Petaka

    Damian turun ke bawah untuk mengambil sesuatu di mobilnya. Namun, kala itu ia tidak sengaja melihat Zizan."Nayra ada di sini?" gumam Damian yang lantas menghampiri Zizan yang kala itu tengah mengobrol dengan resepsionis."Wih, Big Bos." Zizan langsung menegur begitu melihat kedatangan Damian."Pagi menjelang siang, Big Bos.""Di mana istri saya?"Zizan menatap heran. "Loh? Kok tanya ke saya?""Maksud kamu?""Saya ke sini disuruh sama Bu Bos. Tadi Bu Bos telepon nggak usah dijemput, katanya ketemu di kantornya Big Bos aja. Saya kirain Bu Bos udah di sini."Mendengar penuturan Zizan, Damian pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Nayra. Tapi setelah beberapa saat, panggilan Damian tak mendapatkan respon."Kamu ambilkan berkas di mobil saya," ujar Damian pada Zizan."Siap, Big Bos." Pemuda itu langsung melenggang pergi.Damian kemudian menghubungi rumah dan pekerja harian yang ada di sana menjawab panggilan Damian."Bu, ini saya. Istri saya ada di rumah?""Nyonya udah pergi, Tuan. Ta

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 61 : Mengungkap Identitas Haedar Ibrahim

    Pagi itu Nayra hendak pergi menyusul Nayra ke kantor karena hari itu ia ingin membuat kejutan untuk Damian. Baru saja keluar dari pekarangan rumah, Nayra menghentikan mobilnya saat melihat si Agen 1 berdiri bersandar pada pagar rumahnya. Melihat hal itu, si Agen 1 pun mendekat dan langsung masuk ke mobil Nayra, duduk tepat di samping Nayra."Mau apa kamu?" tegur Nayra."Jalan," gumam si Agen 1, terkesan menghindari kontak mata dengan Nayra."Semalam Haedar Ibrahim datang ke rumah saya," celetuk Nayra.Refleks si Agen 1, orang yang dibicarakan Nayra langsung memandangnya."Lo—""Saya tahu dari Julian, adik suami saya."Haedar tampak lega, ia pikir jika Nayra sudah tahu bahwa orang yang sedang dibicarakan berada tepat di sampingnya."Melihat dia berani datang ke rumah saya, itu berarti dia tahu jika saya sedang mencari tahu tentang dia. Itu berarti dia memang terlibat. Saya mau kamu—""Gue kerja buat suami lo, bukan buat lo." Haedar menyela. "Kalau lo butuh apa-apa, bilang ke suami lo."

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 60 : Hubungan Yang Disembunyikan

    "Haedar Ibrahim," panggil Damian.Ia sempat ragu jika orang yang dicari oleh Nayra adalah si Agen 1. Tapi setelah melihat informasi yang diberikan si Agen 1 pada Nayra, ia tahu bahwa Haedar Ibrahim adalah orang yang ia kenal dan saat ini berdiri di hadapannya."Saya butuh jawaban kamu," Damian kembali menegur."Tanya ke istri lo sendiri," si Agen 1, Haedar Ibrahim menyahut dengan jengah."Saya akan mengganti pertanyaan. Alasan kamu membuat sopir truk melakukan kesaksian palsu. Itu ada hubungannya dengan istri saya?"Bukan tidak tahu, Damian tahu sejak awal dari Agen 2 jika Haedar Ibrahim lah yang membuat si sopir truk mengubah kesaksiannya di hadapan polisi. Sejak awal Haedar Ibrahim menargetkan Evelyn dan ibunya seperti yang diucapkan oleh Evelyn. Seolah dendam pribadinya lebih penting, ia mengabaikan tugas yang diberikan oleh Damian."Saya memberi kamu uang bukan untuk memenuhi keinginan kamu sendiri."Si Agen 1 tetap bergeming, ia bahkan tak merasa telah melakukan kesalahan.Damian

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 59 : Sosok Di Balik Topeng

    Damian berada di ruang kerjanya di rumah saat Nayra datang menghampirinya. Dengan santai Damian menyingkirkan berkas tentang Haedar Ibrahim dari mejanya dan menyambut kedatangan istrinya."Masih sibuk?"Damian menggeleng, ia mengulurkan tangannya. Membawa Nayra duduk di pangkuannya, salah satu hal yang ia suka."Hari ini mau makan apa buat makan malam?""Terserah kamu.""Lagi banyak pikiran?""Memangnya ada apa?""Kamu kelihatan banyak pikiran." Nayra menatap penuh selidik. Wajah Damian terlihat sangat serius dan itu mengganggu pikirannya."Saya harus beradaptasi dengan tempat baru.""Paling nggak di sana nggak ada orang yang merendahkan kamu," sahut Nayra."Siapa yang memasak hari ini?""Saya.""Hanya untuk dua orang."Nayra mengangguk dengan senyuman tipis. Ia kemudian turun dari pangkuan Damian."Saya mau masak dulu."Damian bergeming, tak menahan Nayra dan hanya memperhatikan Nayra hingga tak lagi terlihat. Damian kemudian meraih ponselnya dan menghubungi seseorang."Datang ke rum

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 58 : Orang Paling Dicari Saat Ini

    "Hai, Mas. Gimana kabar kamu?"Evelyn menegur Julian dengan wajah yang sumringah. Keduanya sebelumnya sudah membuat janji temu di salah satu restoran. Evelyn langsung duduk berhadapan dengan Julian. Ia tetap tersenyum meski melihat wajah suram Julian."Gimana kabar kamu, Mas? Baik-baik aja, kan setelah ceraiin aku?""Kamu mau apa lagi? Kamu udah dapat dua miliar," sahut Julian tanpa minat."Ya aku cuma mau tahu kabar kamu aja. Aku udah dengar, sekarang Wiratama Group jadi milik Salim Group."Julian memalingkan wajahnya, ia datang bukan untuk menerima penghinaan seperti ini."Aku itu sekarang kalau lihat kamu itu ngerasa kasihan, Mas. Gimana kalau kita rujuk aja?"Sudut bibir Julian tersungging. "Jangan bermimpi kamu.""Kamu itu jangan sok keras. Memangnya apa sih untungnya kamu menceraikan aku? Nggak ada, kan? Nayra juga udah nggak mau sama kamu. Coba aja kalau kamu dulu nggak gugat aku, kamu nggak perlu bayar penalti.""Buat apa aku menikahi wanita mandul seperti kamu. Bukan cuma itu

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 57 : Perang Terbuka

    Pagi itu di meja makan hanya ada Nayra dan Damian, tak ada Suganda atau pun Julian. Sedangkan Veronica memang tidak pernah bergabung di meja makan sejak mereka datang. Tapi meski begitu, Damian tak merasa terganggu. Ia justru menarik kursi Nayra agar lebih dekat dengannya."Ini hari pertama kamu di Salim Group," ujar Nayra seolah tak ada apapun yang terjadi kemarin.Damian tersenyum tipis sebagai tanggapan. Sebuah notofikasi pesan terdengar dari ponsel Damian. Nayra yang lebih dekat dengan ponsel Damian pun mengambil benda pipih itu."Dari papa.""Coba kamu buka."Nayra membuka pesan dari ayah mertuanya dan membaca isinya bersama Damian.'Damian, papa tidak sempat berpamitan. Papa dan mama akan menempati rumah yang lain. Sampaikan salam papa ke istri kamu.'"Papa udah pindah?" guman Nayra."Memang seharusnya seperti itu sejak awal.""Tapi saya jadi nggak bisa ngawasin Tante Veronica."Sebelah alis Damian terangkat. "Mengawasi?"Nayra mengangguk. "Untuk jaga-jaga kalau-kalau dia ada re

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 56 : Digoyahkan Oleh Masa Lalu

    Rombongan Salim Group meninggalkan gedung. Mobil yang dikendarai mereka sudah berjajar di depan gedung. Namun, Damian langsung mengenali mobil yang digunakan oleh Nayra. "Mama akan kembali ke kantor," ujar Nadine yang diangguki oleh Damian. Seorang petugas keamanan memberikan kunci mobil pada Damian. "Silakan, Pak, kuncinya." "Ini mobil istri saya, sejak kapan ada di sini?" tegur Damian. "Sudah agak lama, Pak. Tapi tadi istri Bapak tidak masuk." "Lalu istri saya pergi ke mana?" "Tadi istri Bapak pergi bersama Pak Julian." "Ya sudah." Damian menggaruk keningnya. Ia hendak menghubungi Nayra, tapi sebuah panggilan lebih dulu masuk. Damian pun segera menerima panggilan dari Suganda tersebut. "Kamu belum pergi, kan? Papa harus berbicara." "Saya ke sana sekarang," sahut Damian yang langsung memutuskan sambungan dan kembali memasuki gedung. Damian masuk ke ruangan Suganda. "Kamu duduk." Keduanya duduk di sofa yang diperuntukkan bagi tamu. Suganda tampak canggung untuk memulai p

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 55 : Mencari Alasan Untuk Saling Mengahncurkan

    Julian duduk termenung di antara para petinggi perusahaan yang hadir di ruang rapat. Mereka duduk berjajar di meja panjang, menunggu para petinggi dari Salim Group datang. Hari itu akusisi akan berlangsung dan Julian tak bisa berbuat apa-apa meski ia menentang keputusan sang ayah. Ia pikir perusahaan baik-baik saja, tak menyangka jika perusahaan akan runtuh dengan begitu mudah. Satu helaan napas keluar dari mulut Julian. Ia seperti tengah mendapatkan kutukan, kehidupannya tak diberkati. Dan di saat ia tak bisa lagi berambisi, ia tiba-tiba teringat satu nama. "Haedar Ibrahim?" gumam Julian, menyadarkannya dari keterpurukan. "Kenapa Nayra tiba-tiba tanya soal orang itu kalau ingatannya belum kembali?" Julian bertanya-tanya dalam hati. Sebuah panggilan mengalihkan perhatian Julian. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Evelyn. Julian refleks menggaruk keningnya, ia beranjak dan hendak meninggalkan ruang rapat. Tapi sebelum ia menjangkau pintu, pintu terbuka dari luar. Para

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status