Beranda / Romansa / Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar / Bab 23 : Tamu Yang Dikucilkan Ternyata Lebih Tangguh

Share

Bab 23 : Tamu Yang Dikucilkan Ternyata Lebih Tangguh

Penulis: Backin_parade
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 04:00:24

Nadine keluar dari kamarnya, tampak sudah siap untuk pergi. Kala itu Bu Muti menghampiri Nadine.

"Bu, saya tinggal dulu. Nanti mungkin saya pulangnya agak malam."

"Iya, Nyonya. Tapi itu ada tamu nyariin Nyonya."

"Siapa, Bu?"

Bu Muti menggeleng. "Saya nggak pernah lihat, Nyonya. Udah tua, pakai kursi roda. Katanya kenal sama Nyonya."

"Ya udah, saya lihat dulu tamunya."

Nadine bergegas ke depan. Ia menemukan seorang pria tua di kursi roda yang memunggunginya.

"Siapa ya, Pak?" tegur Nadine ketika sampai di hadapan pria itu.

Pria itu mengangkat pandangannya, tersenyum ramah dan membuat Nadine terkejut.

"Bagaimana kabar kamu, Nadine?"

"Pak Raymond?"

•••••

Nayra menahan lengan Damian yang hendak memasuki aula pesta. Ia sedikit canggung, lebih tepatnya malu karena ketahuan tengah membual.

"Yang tadi itu... itu cuma omong kosong."

"Tentang apa?"

"Semuanya."<
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 24 : Taruhan Yang Konyol

    Nayra berdiri di dekat pintu masuk. Tak ada pembicaraan khusus ketika ia bertemu dengan Nadine. Tapi Nayra merasa aneh dengan sikap ibunya."Kenapa mama tiba-tiba ngundang Damian ke rumah? Bukannya waktu itu mama ngelarang aku pulang? Nggak mungkin mama berubah pikiran gitu aja."Nayra mengeluarkan ponselnya, mencari artikel mengenai perusahaan keluarganya. Berita perselingkuhannya masih menjadi berita utama terkait pencarian itu. Nayra menemukan berita terbaru yang membahas saham Salim Group yang semakin anjlok, bahkan ada yang menyebutkan bahwa perusahaan keluarganya tengah bersiap untuk gulung tikar. Nayra refleks menggaruk keningnya. Akibat kesalahannya, banyak orang yang menanggung akibatnya."Pasti ada sesuatu, nggak mungkin mama biarin Damian masuk ke rumah gitu aja."Nayra tertegun ketika ia menemukan sepasang sepatu berada tepat di hadapannya. Nayra langsung mengangkat pandangannya dan lebih terkejut lagi ketika ia menemukan Julian sudah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 25 : Mendadak Direstui

    Nayra dan Damian tiba di rumah saat tengah malam. Zizan pun langsung pulang setelah mengantarkan keduanya. Nayra duduk di tepi ranjang, menunggu Damian masuk karena ada hal yang ingin ia bicarakan. Beberapa saat kemudian pintu terbuka, Damian melangkah masuk."Kenapa belum mandi?" tegur Damian."Mama mengundang kita makan malam di rumah."Damian sejenak terdiam. Tak begitu terkejut karena sebelumnya ia dihubungi Grandpa terkait pertemuan pria tua itu dengan ibu Nayra."Kapan tepatnya?" tanya Damian."Besok."Damian berjalan menuju meja rias. Pria itu melepas jam tangannya dan Nayra memperhatikan setiap gerak-gerik pria itu seperti masih ada hal yang perlu dibicarakan."Jika tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, silakan mandi," ujar Damian.Nayra langsung berdiri dan terlihat ragu-ragu. "Damian."Damian berbalik, bersandar pada meja rias."Sekarang kamu jawab dengan jujur. Sebenarnya apa tujuan kamu datang ke sini? Kehidupan kamu di Australia lebih baik dari keadaan keluarga Wiratama.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 26 : Rahasia Besar Evelyn

    Nayra kembali ke kamarnya dan menemukan Damian tengah melihat-lihat barangnya. Ia langsung menghampiri Damian dan menepis tangan pria itu dengan ketus."Saya bilang jangan sentuh barang saya!""Kamu ingin balas dendam?" tegur Damian.Nayra hanya menatap sinis. Ia sedikit tersentak kala Damian tiba-tiba menarik dagunya."Jangankan barang-barang tidak berharga ini, kamu bahkan sudah menjadi milik saya."Nayra menepis tangan Damian."Apa yang kamu bicarakan dengan mama? Kamu mengancam mama sampai-sampai mama mau menerima kamu?""Itu berarti mama mertua bisa menilai orang dengan baik," sahut Damian tak acuh dan berjalan ke ranjang. Ia kemudian duduk dan Nayra yang masih belum puas pun mendekatinya kembali."Tabiat kamu bukan orang baik. Jangan kamu pikir saya akan—"Ucapan Nayra terhenti saat tubuhnya tersentak ke depan ketika Damian meraih pinggangnya dan dalam satu tarikan langsung menjatuhkannya ke ranjang dengan aman lalu mengurungnya menggunakan kedua tangan."Kamu terlalu banyak bic

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 27 : Kehamilan Palsu

    Nayra keluar ke halaman untuk mencari seseorang. Tapi bahkan Zizan tak terlihat. "Ini Zizan juga ke mana? Kok nggak ada orang sih?" Saat Nayra akan masuk kembali, pendengarannya menangkap suara pedagang bakso yang biasanya ia lihat lewat di depan rumah. Sejenak mempertimbangkan sesuatu, Nayra kemudian menuju gerbang dan membukanya. "Pak." Nayra memanggil bapak-bapak penjual bakso yang tengah mendorong gerobak. "Baksonya, Neng?" Nayra mengangguk. Sudah lama ia tidak makan bakso. "Dimakan di sini atau dibungkus, Neng?" "Oh? Saya ambil mangkuk saya boleh, kan, Pak?" "Boleh... saya tungguin." "Ya udah, Pak. Tunggu sebentar ya." Nayra berbalik dan berjalan sedikit terburu-buru. "Pelan-pelan aja, Neng, jalannya. Nggak usah buru-buru. Saya tungguin." "Tungguin ya, Pak," teriak Nayra. Bapak penjual bakso itu memperhatikan bangunan rumah Nayra dan bergumam, "baru kali ini ketemu sama yang punya rumah. Ternyata masih muda." Beberapa menit kemudian Nayra kembali denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 28 : Tuan Muda Yang Berusaha Untuk Merakyat

    Hari baru bagi Damian dimulai. Senin pagi itu ia mulai bekerja sebagai Direktur Operasional di Wiratama Group. Meski hidupnya di Australia bak Tuan Muda dari keluarga bangsawan, ia tidak keberatan mendapatkan posisi di bawah Julian.Dan mulai pagi itu Damian memberikan tugas resmi pada Nayra. Sebagai seorang istri, Nayra harus menyiapkan pakaian Damian dan bahkan memasangkan dasi untuk sang suami. Meski penasaran, Nayra tak ingin bertanya kenapa Damian menerima jabatan itu karena ia tak ingin insiden lima menit terulang kembali."Kamu cari kandidat untuk menjadi ART," ujar Damian ketika Nayra sibuk memasangkan dasi."Tinggal ambil dari makelar," sahut Nayra yang tengah fokus pada satu hal."Saya tidak ingin ada orang luar yang tinggal di sini. Pastikan dia bekerja saat siang dan pulang saat malam."Nayra sekilas menatap sinis. Dalam hati ia menggerutu betapa rewelnya Damian."Kamu cari kandidat, saya yang akan memilih."Nayra sudah cukup kesal karena ia tak kunjung berhasil mengikat d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 29 : Konspirasi Di Atas Konspirasi

    Salim Group.Nadine memasuki ruang kerjanya setelah menyelesaikan pekerjaan di luar. Nayra yang sudah cukup lama menunggu pun bangkit untuk menyambut kedatangan sang ibu."Ma.""Kamu udah lama?"Nayra menggeleng. Ia kemudian memindahkan beberapa camilan ringan yang ia belikan untuk sang ibu."Ini tadi aku beliin buat Mama."Keduanya kemudian duduk berdampingan dan Nadine menyentuh perut Nayra."Kandungan kamu bagaimana?""Sehat, Ma.""Udah tahu cowok apa cewek?""Cowok, Ma."Nadine tersenyum tipis, tampak sudah benar-benar menerima pernikahan putrinya dengan orang dari keluarga Sylvester."Suami kamu?""Mulai hari ini dia kerja di perusahaan papa sebagai Direktur Operasional."Nadine menghela napas, terlihat kecewa. "Padahal mama bisa kasih jabatan yang lebih layak. Tapi dia justru memilih pergi ke Wiratama Group dan menjadi Direktur Operasional."Nayra tersenyum tipis. "Itu yang dia mau, Ma. Jadi biarin aja.""Hubungan kalian baik-baik aja, kan?"Nayra mengangguk meski tiada hari tan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 30 : Kunjungan Yang Tak Diharapkan

    Sore itu Nadine hendak meninggalkan kantor ketika seseorang tiba-tiba datang dan menegurnya."Mbak Nadine."Nadine menoleh ke sumber suara dan tertegun."Roni?"Pria yang tidak lain adalah saudara dari suami Nadine itu mendekat. Dia adalah ayah dari Evelyn yang baru saja keluar dari penjara karena kasus penggelapan uang perusahaan."Apa kabar, Mbak? Masih ingat saya, kan?"Nadine kemudian membawa Roni ke salah satu kafe terdekat untuk berbicara."Kapan kamu keluar?" Nadine membuka pembicaraan."Belum lama, Mbak. Saya dengar Nayra sudah menikah.""Bagaimana kabar kamu?""Seperti yang Mbak Nadine lihat. Saya melihat di berita tentang perusahaan.""Hal itu tidak perlu dibicarakan lagi," Nadine menyela. "Lagi pula sekarang Evelyn juga sudah menikah dengan Julian."Roni tersenyum simpul."Kamu ada perlu apa mengunjungi saya?""Saya ingin kembali ke perusahaan."Nadine terdiam dengan penuh pertimbangan sebelum menyahut. "Saya tidak bisa menerima kamu kembali ke perusahaan.""Kenapa tidak, M

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 31

    Menjelang siang hari Nayra tiba di gedung Wiratama Group. Tapi kali ini dia datang bukan atas keinginannya sendiri melainkan diminta oleh Damian membawakan makan siang.Zizan hanya mengantarkan sampai di depan gedung dan Nayra berjalan masuk sendirian. Karena hanya karyawan yang memiliki akses untuk masuk lebih jauh, Nayra menghampiri seorang petugas keamanan yang berjaga di dekat pintu."Permisi, Mas." Nayra menegur dengan ramah."Iya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?""Bisa tolong buka pintunya?"Pria yang terlihat tak lebih tua dari Nayra itu terdiam sejenak dengan penuh pertimbangan. Sepertinya ia mengenali siapa Nayra."Ibu ada keperluan apa?""Saya ingin bertemu dengan Pak Damian, Direktur Operasional di sini. Saya juga udah buat janji dengan beliau."Sebuah panggilan tiba-tiba mengalihkan perhatian Nayra."Sebentar, Mas."Nayra sedikit menjauh untuk menerima panggilan dari ibunya. Dan kala itu Evelyn tiba. Wanita itu langsung menyadari keberadaan Nayra, tapi lebih memilih untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21

Bab terbaru

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 63 : Sifat Asli Yang Terlupakan

    "Mau apa kamu datang kemari?!" Nadine langsung menghardik, ia baru ingat jika bulan ini hukuman Ibrahim berakhir."Saya datang ke sini karena ada hal yang harus kita bicarakan, Bu Nadine," ujar Ibrahim tanpa rasa malu."Tidak ada hal yang perlu saya bicarakan dengan kamu! Setelah apa yang kamu lakukan pada suami dan anak saya, kamu masih berani datang ke sini!"Ibrahim tersenyum tipis. "Saya minta maaf atas semua yang saya lakukan, Bu Nadine. Tapi Bu Nadine juga harus tahu cerita sebenarnya di balik kejadian itu.""Jika kamu ingin mengaku, seharusnya kamu lakukan dulu di pengadilan. Kamu hanya ingin mencari pembelaan yang terlambat, Ibrahim. Keluarga saya baik ke kamu, bahkan saya juga merestui hubungan Nayra dengan anak kamu. Tapi tega-teganya kamu melakukan hal sekeji itu. Apa alasan kamu? Bukan hanya menghancurkan keluarga saya, kamu juga sampai hati menghancurkan hidup anak kamu sendiri.""Saya mengakuinya, Bu Nadine. Itu adalah tindakan bodoh yang pernah saya lakukan. Tapi saya m

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 62 : Kunjungan Petaka

    Damian turun ke bawah untuk mengambil sesuatu di mobilnya. Namun, kala itu ia tidak sengaja melihat Zizan."Nayra ada di sini?" gumam Damian yang lantas menghampiri Zizan yang kala itu tengah mengobrol dengan resepsionis."Wih, Big Bos." Zizan langsung menegur begitu melihat kedatangan Damian."Pagi menjelang siang, Big Bos.""Di mana istri saya?"Zizan menatap heran. "Loh? Kok tanya ke saya?""Maksud kamu?""Saya ke sini disuruh sama Bu Bos. Tadi Bu Bos telepon nggak usah dijemput, katanya ketemu di kantornya Big Bos aja. Saya kirain Bu Bos udah di sini."Mendengar penuturan Zizan, Damian pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Nayra. Tapi setelah beberapa saat, panggilan Damian tak mendapatkan respon."Kamu ambilkan berkas di mobil saya," ujar Damian pada Zizan."Siap, Big Bos." Pemuda itu langsung melenggang pergi.Damian kemudian menghubungi rumah dan pekerja harian yang ada di sana menjawab panggilan Damian."Bu, ini saya. Istri saya ada di rumah?""Nyonya udah pergi, Tuan. Ta

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 61 : Mengungkap Identitas Haedar Ibrahim

    Pagi itu Nayra hendak pergi menyusul Nayra ke kantor karena hari itu ia ingin membuat kejutan untuk Damian. Baru saja keluar dari pekarangan rumah, Nayra menghentikan mobilnya saat melihat si Agen 1 berdiri bersandar pada pagar rumahnya. Melihat hal itu, si Agen 1 pun mendekat dan langsung masuk ke mobil Nayra, duduk tepat di samping Nayra."Mau apa kamu?" tegur Nayra."Jalan," gumam si Agen 1, terkesan menghindari kontak mata dengan Nayra."Semalam Haedar Ibrahim datang ke rumah saya," celetuk Nayra.Refleks si Agen 1, orang yang dibicarakan Nayra langsung memandangnya."Lo—""Saya tahu dari Julian, adik suami saya."Haedar tampak lega, ia pikir jika Nayra sudah tahu bahwa orang yang sedang dibicarakan berada tepat di sampingnya."Melihat dia berani datang ke rumah saya, itu berarti dia tahu jika saya sedang mencari tahu tentang dia. Itu berarti dia memang terlibat. Saya mau kamu—""Gue kerja buat suami lo, bukan buat lo." Haedar menyela. "Kalau lo butuh apa-apa, bilang ke suami lo."

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 60 : Hubungan Yang Disembunyikan

    "Haedar Ibrahim," panggil Damian.Ia sempat ragu jika orang yang dicari oleh Nayra adalah si Agen 1. Tapi setelah melihat informasi yang diberikan si Agen 1 pada Nayra, ia tahu bahwa Haedar Ibrahim adalah orang yang ia kenal dan saat ini berdiri di hadapannya."Saya butuh jawaban kamu," Damian kembali menegur."Tanya ke istri lo sendiri," si Agen 1, Haedar Ibrahim menyahut dengan jengah."Saya akan mengganti pertanyaan. Alasan kamu membuat sopir truk melakukan kesaksian palsu. Itu ada hubungannya dengan istri saya?"Bukan tidak tahu, Damian tahu sejak awal dari Agen 2 jika Haedar Ibrahim lah yang membuat si sopir truk mengubah kesaksiannya di hadapan polisi. Sejak awal Haedar Ibrahim menargetkan Evelyn dan ibunya seperti yang diucapkan oleh Evelyn. Seolah dendam pribadinya lebih penting, ia mengabaikan tugas yang diberikan oleh Damian."Saya memberi kamu uang bukan untuk memenuhi keinginan kamu sendiri."Si Agen 1 tetap bergeming, ia bahkan tak merasa telah melakukan kesalahan.Damian

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 59 : Sosok Di Balik Topeng

    Damian berada di ruang kerjanya di rumah saat Nayra datang menghampirinya. Dengan santai Damian menyingkirkan berkas tentang Haedar Ibrahim dari mejanya dan menyambut kedatangan istrinya."Masih sibuk?"Damian menggeleng, ia mengulurkan tangannya. Membawa Nayra duduk di pangkuannya, salah satu hal yang ia suka."Hari ini mau makan apa buat makan malam?""Terserah kamu.""Lagi banyak pikiran?""Memangnya ada apa?""Kamu kelihatan banyak pikiran." Nayra menatap penuh selidik. Wajah Damian terlihat sangat serius dan itu mengganggu pikirannya."Saya harus beradaptasi dengan tempat baru.""Paling nggak di sana nggak ada orang yang merendahkan kamu," sahut Nayra."Siapa yang memasak hari ini?""Saya.""Hanya untuk dua orang."Nayra mengangguk dengan senyuman tipis. Ia kemudian turun dari pangkuan Damian."Saya mau masak dulu."Damian bergeming, tak menahan Nayra dan hanya memperhatikan Nayra hingga tak lagi terlihat. Damian kemudian meraih ponselnya dan menghubungi seseorang."Datang ke rum

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 58 : Orang Paling Dicari Saat Ini

    "Hai, Mas. Gimana kabar kamu?"Evelyn menegur Julian dengan wajah yang sumringah. Keduanya sebelumnya sudah membuat janji temu di salah satu restoran. Evelyn langsung duduk berhadapan dengan Julian. Ia tetap tersenyum meski melihat wajah suram Julian."Gimana kabar kamu, Mas? Baik-baik aja, kan setelah ceraiin aku?""Kamu mau apa lagi? Kamu udah dapat dua miliar," sahut Julian tanpa minat."Ya aku cuma mau tahu kabar kamu aja. Aku udah dengar, sekarang Wiratama Group jadi milik Salim Group."Julian memalingkan wajahnya, ia datang bukan untuk menerima penghinaan seperti ini."Aku itu sekarang kalau lihat kamu itu ngerasa kasihan, Mas. Gimana kalau kita rujuk aja?"Sudut bibir Julian tersungging. "Jangan bermimpi kamu.""Kamu itu jangan sok keras. Memangnya apa sih untungnya kamu menceraikan aku? Nggak ada, kan? Nayra juga udah nggak mau sama kamu. Coba aja kalau kamu dulu nggak gugat aku, kamu nggak perlu bayar penalti.""Buat apa aku menikahi wanita mandul seperti kamu. Bukan cuma itu

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 57 : Perang Terbuka

    Pagi itu di meja makan hanya ada Nayra dan Damian, tak ada Suganda atau pun Julian. Sedangkan Veronica memang tidak pernah bergabung di meja makan sejak mereka datang. Tapi meski begitu, Damian tak merasa terganggu. Ia justru menarik kursi Nayra agar lebih dekat dengannya."Ini hari pertama kamu di Salim Group," ujar Nayra seolah tak ada apapun yang terjadi kemarin.Damian tersenyum tipis sebagai tanggapan. Sebuah notofikasi pesan terdengar dari ponsel Damian. Nayra yang lebih dekat dengan ponsel Damian pun mengambil benda pipih itu."Dari papa.""Coba kamu buka."Nayra membuka pesan dari ayah mertuanya dan membaca isinya bersama Damian.'Damian, papa tidak sempat berpamitan. Papa dan mama akan menempati rumah yang lain. Sampaikan salam papa ke istri kamu.'"Papa udah pindah?" guman Nayra."Memang seharusnya seperti itu sejak awal.""Tapi saya jadi nggak bisa ngawasin Tante Veronica."Sebelah alis Damian terangkat. "Mengawasi?"Nayra mengangguk. "Untuk jaga-jaga kalau-kalau dia ada re

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 56 : Digoyahkan Oleh Masa Lalu

    Rombongan Salim Group meninggalkan gedung. Mobil yang dikendarai mereka sudah berjajar di depan gedung. Namun, Damian langsung mengenali mobil yang digunakan oleh Nayra. "Mama akan kembali ke kantor," ujar Nadine yang diangguki oleh Damian. Seorang petugas keamanan memberikan kunci mobil pada Damian. "Silakan, Pak, kuncinya." "Ini mobil istri saya, sejak kapan ada di sini?" tegur Damian. "Sudah agak lama, Pak. Tapi tadi istri Bapak tidak masuk." "Lalu istri saya pergi ke mana?" "Tadi istri Bapak pergi bersama Pak Julian." "Ya sudah." Damian menggaruk keningnya. Ia hendak menghubungi Nayra, tapi sebuah panggilan lebih dulu masuk. Damian pun segera menerima panggilan dari Suganda tersebut. "Kamu belum pergi, kan? Papa harus berbicara." "Saya ke sana sekarang," sahut Damian yang langsung memutuskan sambungan dan kembali memasuki gedung. Damian masuk ke ruangan Suganda. "Kamu duduk." Keduanya duduk di sofa yang diperuntukkan bagi tamu. Suganda tampak canggung untuk memulai p

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 55 : Mencari Alasan Untuk Saling Mengahncurkan

    Julian duduk termenung di antara para petinggi perusahaan yang hadir di ruang rapat. Mereka duduk berjajar di meja panjang, menunggu para petinggi dari Salim Group datang. Hari itu akusisi akan berlangsung dan Julian tak bisa berbuat apa-apa meski ia menentang keputusan sang ayah. Ia pikir perusahaan baik-baik saja, tak menyangka jika perusahaan akan runtuh dengan begitu mudah. Satu helaan napas keluar dari mulut Julian. Ia seperti tengah mendapatkan kutukan, kehidupannya tak diberkati. Dan di saat ia tak bisa lagi berambisi, ia tiba-tiba teringat satu nama. "Haedar Ibrahim?" gumam Julian, menyadarkannya dari keterpurukan. "Kenapa Nayra tiba-tiba tanya soal orang itu kalau ingatannya belum kembali?" Julian bertanya-tanya dalam hati. Sebuah panggilan mengalihkan perhatian Julian. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Evelyn. Julian refleks menggaruk keningnya, ia beranjak dan hendak meninggalkan ruang rapat. Tapi sebelum ia menjangkau pintu, pintu terbuka dari luar. Para

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status