Share

28

Author: Gleoriud
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Puskesmas sudah mulai sepi karena matahari hampir terbenam. Raras sibuk membereskan semua peralatan medis yang selesai dipakai seharian, dia cukup lelah, bahkan yang datang berobat juga berasal dari desa-desa tetangga yang sudah mengantri dari subuh.

" Ras, anakku sakit." Wajah Yuli terlihat murung dan gelisah.

Yuli adalah bidan yang ikut menginap di rumah dinas di samping pukesmas, sekali seminggu dia pulang ke rumahnya yang berjarak enam jam dari sini. Dia memiliki anak berusia dua tahun, baru dua bulan ini dia terangkat menjadi PNS yang ditempatkan di sini.

"Aku ikut khawatir, mbak."

"Bolehkah, Ras? aku pulang? Hatiku tidak tenang."

Raras tersenyum lembut, mengangguk tanpa ragu, wajah putus asa milik Yuli langsung berbinar bahagia, dia memeluk Raras dengan erat.

"Terimakasih, Ras."

"Sama-sama, mbak."

"Kau tidak takut sendiri kan Ras? jika ada tamu dimalam hari kau harus berhati-hati," pesannya.

Raras mengangguk paham.

*****

Hujan tidak berhenti turun mulai dari habis magrib, daerah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Kusnadi kusnandar Kusnandar
seru jg ceritanya
goodnovel comment avatar
Prapto Vera
waduh, pdhl Raras menghadapinya dgn tenang lo.aku yg baca malah tegang, deg²an. Wow.. authornya top markotop nih, bisa bikin cerita romance, bisa bikin yg tegang² kek gini pula. smoga sehat selalu, Thor
goodnovel comment avatar
Ratna
Mantaap raras,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   29

    Puskesmas cukup ramai walaupun sudah tidak seramai tadi pagi, kebanyakan yang datang adalah ibu -ibu hamil dan balita. Di sini jarak kehamilan sangat dekat, rata-rata anak pertama dengan anak kedua dan seterusnya hanya berjarak satu tahun, kurangnya pemahaman akan pemakaian alat kontrasepsi membuat wanita tidak bisa memprogram kehamilannya sendiri.Raras memasang wajah ramah pada pasien yang ditanganinya. Beberapa dari mereka memuji kecantikan Raras, kulit seputih porselen itu sangat mencolok dibandingkan warna kulit penduduk asli setempat.Dalam senyumnya Raras tetap berfikir, puncak operasi akan berlangsung hari ini, akan ada hal tak terduga yang akan terjadi mengingat kelompok pemberontak bukan orang sembarangan. Jumlah mereka cukup banyak, mereka memiliki ketangkasan dalam memakai senjata, memahami ilmu militer dasar yang dipelajari secara otodidak.Raras menerima informasi bahwa polisi sudah berjarak lumayan dekat dengan lokasi transaksi, berdasarkan pengakuan anggota yang tertan

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   30

    Hari yang dijanjikan Raras tiba, hari ini tepat enam belas hari Raras pergi ke Papua. Hari ini begitu ditunggu oleh Wisnu, dia sudah bangun sejak jam tiga dini hari, mendirikan shalat malam dan melanjutkannya dengan zikir. Sambil menunggu waktu subuh laki-laki itu meneruskan tilawahnya yang hampir khatam untuk yang ketiga kalinya dibulan ini.Pagi datang, seperti biasanya dipagi hari sampai siang adalah tugas Wisnu menjaga toko mereka, walaupun dibantu oleh dua karyawan. Wisnu tetap turun tangan melayani pembeli. Toko maju pesat dan semakin banyak pelanggan yang datang bahkan berasal dari desa-desa tetangga, Wisnu berencana menambah satu karyawan lagi karena banyaknya pembeli yang tidak terlayani.Apa saja yang dibutuhkan ada di tokonya, mulai dari barang dapur sampai barang harian dan kosmetik beserta obat-obatan ada di sana. Wisnu menghela nafas, setiap shalatnya dia mendoakan orang misterius yang telah menyampaikan rejeki Allah melalui tangan orang itu. Wisnu selalu mendoakan agar

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   31

    Dua Minggu Pasca OperasiDua laki-laki bertubuh tegap dan berseragam militer mengamati tubuh yang terbaring lemah di atas bangkar. Matanya masih terpejam bahkan setelah operasi besar dilakukan, belum ada tanda-tanda wanita milik negara itu akan sadar. Setelah menjadi korban penembakan, Raras langsung dibawa kerumah sakit oleh beberapa orang aparat, dia kehilangan banyak darah karena paru -parunya bocor tertembus peluru. Operasi berjalan selama tiga jam dan melibatkan dokter terbaik yang dimiliki oleh rumah sakit di Papua. Wanita itu hampir tidak tertolong karena parahnya akibat dari tembakan yang melukai paru -parunya, namun sebuah keajaiban terjadi, dia tetap bertahan hidup walaupun secara logika dia seharusnya sudah meninggal karena kehabisan darah.Kondisi Raras sudah berangsur membaik, Proyektil peluru yang berjumlah dua buah berhasil diangkat dari paru-parunya. Dokter yang menanganinya mengatakan, butuh waktu untuk membuat dia pulih kembali setelah dia melewati masa kritis.San

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   32

    Wisnu membuka tokonya lebih cepat dari biasanya, padahal waktu subuh belum masuk. Dia tidak patah semangat, dengan penuh keyakinan dia merasa Raras pasti akan kembali. Ini sudah 68 hari keterlambatan Raras berdasarkan janjinya. Seperti biasa, Wisnu menunggu sampai jam satu malam, bangun lebih cepat, mandi dan membersihkan kamar. Bahkan kamar mandi darurat dulu sudah berganti dengan kamar mandi minimalis yang memiliki bathtup sederhana bewarna biru kesukaan Raras.Yono muncul dari pintu rumah, mendekati Wisnu yang asik menyusun barang-barangnya agar lebih rapi, karena biasanya dia takkan sempat melakukannya sebab sehabis subuh pembeli sudah berdatangan.Yono mengusap wajahnya yang masih basah oleh air wudhuk, mengamati ekspresi Wisnu sekilas. Dia harus bicara, menyusun kata dengan hati -hati agar abangnya tidak tersinggung dan tidak merasa di gurui."Bang," sapa Yono hati-hati."Hmmm?" Wisnu mengangkat tabung gas dan menatanya, memisahkan tabung yang kosong dan yang masih berisi."Aba

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   33

    Apa yang lebih berbahaya dari pada cinta? Saat kau merasa rindumu berakhir putus asa dan serasa kau ingin mati. Dan apa lagi yang berbahaya dari cinta, kau gelisah setiap saat memikirkan cinta yang terkadang tidak punya bahasa yang pantas untuk mengungkapkannya.Dua manusia yang terlanjur berkubang dengan cinta sama-sama menangis dengan makna yang berbeda, mengenggam tangan satu sama lain dan tak ingin berpisah lagi. Dua cinta yang berjalan seperti siang dengan terang, melekat erat seperti malam berlalu bersama dengan kelam, beriringan seperti denyut dengan nadi. Seperti Raras dan Wisnu, mereka merasa terlahir kembali, setelah berkubang derita kerinduan yang berkepanjangan.Wisnu merebahkan kepalanya di pangkuan Raras, menghirup aroma wangi yang dua bulan ini hanya disimpan di mememorinya dan sekarang tercium nyata. Jemari halus yang biasa memegang pistol dan pisau itu mengelus rambut Wisnu dengan lembut."Maafkan aku, Ras! Kau melihatku dalam keadaan begini, aku terlihat jelek dan me

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   34

    Dalam pernikahan, sejatinya yang harus dicintai itu adalah kekurangan pasangan terlebih dahulu, karena setiap kelebihan akan siap diterima siapapun, namun kekurangan adalah ujian dan batu sandungan jika pasangan yang menikah tidak bisa menerima dengan rela apa yang terdapat pada pasangannya. Pernikahan bukan seberapa lama berpacaran sebelumnya, bukan tentang seberapa cinta yang dimiliki untuk memulainya, namun seberapa besar ketangguhan dalam mempertahankan dan mensyukurinya.Dua manusia yang tidak sempurna akan bersatu jiwa raga dan menyatukan visi yang sama. Sama seperti Wisnu dan Raras, mereka berbeda, dari segi apapun mereka jauh berbeda, namun kekuatan tekad dan kerelaan mereka mencintai setiap yang dianggap tak sempurna, menjadikan cinta mereka tercipta.Raras masih fokus pada dengan pisau cukur di tangannya, membersihkan setiap bulu liar yang tumbuh subur diwajah Wisnu. Tidak berapa lama, wajah itu kembali bersih seperti dulu, walaupun pipinya tirus dan mata yang cekung, tak se

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   35

    Raras mengusap rambut hitam milik Wisnu, suaminya itu tertidur lelap setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dokter. Dia masih saja muntah-muntah, padahal dokter menjelaskan tidak ada masalah di lambungnya, lambungnya sehat dan tidak ada penyakit mag sedikitpun.Hasil labor sudah keluar, tidak ada virus apa pun yang menyerang suaminya. Dia hanya Anemia karena kurang tidur dan kurang istirahat. Dokter mengatakan bahwa sore nanti suaminya itu sudah boleh pulang karena tidak memiliki penyakit yang berbahaya. Sekarang Wisnu diberi suntikan dan asupan makanan dari infus biar dia lebih bertenaga, dokter tidak bisa menganalisa secara medis kenapa suaminya itu terus muntah. Lamunan Raras dikejutkan oleh mbak Harti, wanita ramah yang sangat menyayangi Wisnu seperti adiknya sendiri."Bagaimana kata dokter, Ras?""Tidak ada masalah apapun, mbak. Lambungnya sehat, dia cuma anemia dan kurang tidur."Mbak Harti diam mencoba menganalisa, wanita di sampingnya adalah wanita modrn yang takkan percay

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   36

    Sesuai dengan janjinya, Raras membawa Wisnu ikut dengannya ke rumahnya di kota. Suaminya itu menikmati setiap waktu, memandang jalan dengan sumringah serta mata berbinar-binar. Raras hanya ingin memastikan ayahnya baik-baik saja, selebihnya dia tidak peduli."Apa kau lelah? Biar aku yang menyetir." Tawaran Wisnu dibalas dengan senyuman sambil berkata."Kau belum pulih betul, untuk saat ini cukup kau duduk manis saja.""Baiklah, ternyata rumahmu jauh ya, Ras. Padahal kita sudah berkendara selama tiga jam, aku tak habis fikir saat kau pulang mengendarai mobil dimalam buta," kata Wisnu."Sudah biasa ," jawab Raras singkat."Siapa saja, Ras? yang ada dirumahmu?" Tanya Wisnu."Ada ayah, kau sudah mengenalnya, sebenarnya ayah adalah laki-laki yang baik, dia hanya tidak membuka mata lebih lebar sehingga menilai sesuatu secara tidak objektif.""Iya aku tau, Ras. Walaupun dulu ayahmu pernah menekanku namun aku bisa menilai sebenarnya dia laki -laki yang baik dan bertanggung jawab." Raras memu

Latest chapter

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   89

    Tidak ada yang berbeda ketika Wisnu berada di rumah. Dia suka memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan, walaupun Raras berusaha membujuknya, pria itu tetap tak terpengaruh sama sekali."Rumah ini sudah terlihat berbeda dari terakhir kita meninggalkannya, bukan?" kata Raras, Raras berusaha bercakap-cakap, tetapi pria itu hanya diam saja."Kau masih ingat ketika kau lumpuh dulu? aku menggendongmu kesana kemari, alangkah indahnya masa itu, tidak terasa sudah bertahun-tahun berlalu, dan sekarang kita kembali di sini, tetapi suasananya sudah berbeda, tidak ada lagi tawamu seperti itu." Suara Raras serak.Raras menghela napasnya, sebenarnya, ia sudah lelah juga membujuk Wisnu. Akan tetapi, pria itu tetap teguh dengan pendiriannya, tidak terpengaruh sama sekali, ia tetap menjawab apa yang dikatakan Raras, tapi tidak seperti biasa, hanya perkataan 'iya' dan 'tidak' saja."Aku masih ingat bagaimana senyum lebarmu menyambutku ketika aku datang, dan untuk pertama kalinya, seumur hidupku,

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   88

    Felicia tidak berdaya menolak kuasa Andrew. Pria itu memaksanya, dengan cara yang kasar, memerintahkan Felicia mengikutinya.Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, mereka memutuskan untuk istirahat di sebuah kafe. Sebuah kafe dengan tema alam yang bisa membuat pikiran mereka sedikit dingin, setelah perdebatan panjang selama beberapa saat.Felicia hanya perlu memasang taktik, untuk sementara ini, dia hanya perlu pura-pura patuh mengikuti Andrew. Dia hanya perlu cara licik, karena Andrew si pengawal dingin, bisa melukainya."Puas?" kata Felicia kemudian kepada Andrew."Untuk alasan apa?" tanya Andrew dengan senyum dingin."Kau berhasil menekanku, sehingga aku akhirnya takluk dan menuruti semua kemauanmu.""Sudahlah, Felicia. Kita ini adalah orang yang sama, kamu mencintai uang dan aku pun sama, aku tau ... kau menikah dengan suamimu karena uang, dan aku bekerja dengannya juga karena uang, jadi ... tidak ada yang lebih baik di antara kita, bukan?" Andrew menyantap santai steaknya."

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   87

    Hujan tidak berhenti mengguyur desa sejak tadi malam, bahkan udara dingin ini tidak mematahkan semangat Wisnu untuk bangun jam 03.00 Subuh menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim yang taat. Dia mendirikan dua rakaat salat tahajud yang tidak pernah absen dilakukannya. Dia adalah pria yang dibesarkan dengan agama yang kuat. Akan tetapi, sejauh ini, sebuah ujian sebagai suami, dia belum mampu membuat Raras untuk istiqomah dalam menjalankan ibadahnya. Wanita itu bahkan belum bisa menutup auratnya secara sempurna. Dia dulu pernah sempat memakai hijab, lalu kembali berhenti memakainya, alasannya karena merasa tidak nyaman. Entah untuk alasan apa, yang jelas ... Wisnu tidak pernah memaksakan. Yang penting, Raras bisa menunaikan kewajiban salat lima waktu. Memang benar, pengalaman agama Raras begitu minim, dia dibesarkan di lingkungan keluarga yang moderat dan tidak begitu mementingkan persoalan agama, aqidah serta ibadah, akan tetapi Wisnu berusaha membimbingnya.Seusai salat tahaju

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   86

    Walau keadaan terasa berbeda saat ini, Wisnu memutuskan untuk duduk di beranda rumahnya. Mengamati Aryo yang sibuk melayani pembeli.Adiknya itu tumbuh menjadi anak yang tampan, pemuda baik hati dan pengganti Wisnu di rumah itu. Dua adik Wisnu pun sudah tumbuh menjadi remaja yang cantik. Begitu cepat waktu berlalu, membuat Wisnu merasa terharu. Andaikan ibunya masih hidup, tentu dia akan bangga memiliki anak-anak yang begitu pintar, cerdas, tampan dan cantik seperti mereka.Wisnu kemudian berusaha menghabiskan air mineral yang ada di tangannya. Sudah tiga hari dia berada di sini, dan sama sekali dia belum berniat untuk menghubungi Raras. Dia sengaja mematikan ponselnya, bahkan beberapa kali Raras menelepon ke ponsel adiknya, Wisnu melarang untuk mengangkatnya, entah kenapa ... dia hanya butuh sendiri. Ketika mengingat tuduhan Raras, hatinya benar-benar sakit.Setelah pelanggan cukup sepi, Aryo kemudian mendekati Wisnu, pria yang tingginya sudah menyamai Wisnu itu, menatap sang kakak d

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   85

    Katakanlah Felicia adalah jalang yang sesungguhnya. Wanita itu bahkan tidak butuh waktu lama untuk ditaklukkan oleh Andrew. Dalam beberapa menit saja, dia mengerang dan memohon kepada pria itu.Mungkin Andrew adalah pria yang bisa memperlakukan dia seperti apa yang dia butuhkan. Dia begitu lihai dalam memanjakan setiap inci kulitnya, semua itu membuat Felicia mengakui, bahwa Andrew adalah pria terbaik yang pernah menemaninya."Sialan kau, Andrew!" Felicia memakai pria itu, di tangah napasnya yang tersengal. Sedangkan Andrew memamerkan senyum iblisnya.Felicia menyumpahi dirinya yang begitu bodoh, seakan tidak lagi memiliki harga diri di depan pria itu. Dengan mudahnya Andrew menghancurkan semua keangkuhannya, bahkan dengan status sebagai atasan itu, sama sekali tidak membuat Andrew segan padanya.Setelah pertempuran semalaman itu, paginya Felicia dihantam oleh kesadaran, bahwa apa yang terjadi pada dirinya saat ini, adalah hal gila yang selalu terulang. Ditambah kenyataan, dia tengah

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   84

    Putus asa, sedih serta merasa tertekan, itu yang dirasakan oleh wanita cantik berambut lurus bernama Raras. Tidak terhitung sudah berapa jam dia berkeliling di pulau kecil itu. Dia mendatangi tempat-tempat yang mungkin bisa jadi akan didatangi oleh Wisnu. Akan tetapi suaminya itu sama sekali tidak terlihat batang hidungnya.Raras kemudian mematikan motornya. Jam 01.00 dini hari, sewajarnya tidak pantas wanita sendirian di malam hari dengan suasana yang teramat sepi di tepi pantai.Wanita itu kemudian membuka jaket kulitnya. Menanggalkan helm. Tak lupa sepatu sportnya. Kakinya yang jenjang, menapak pasir basah. Mata wanita itu terlihat basah, dengan semua keputus-asaannya, dia tak tau, apa yang harus dilakukannya."Kenapa ponselmu mati?"Raras menyugar rambutnya yang berantakan. Dia lebih memilih, bertengkar hebat asalkan dia bisa melihat suaminya walaupun tak menegurnya sama sekali.Ketika Wisnu lebih memilih untuk diam saja, maka itu adalah sebuah wujud kemarahan yang tidak bisa dib

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   83

    Raras masih termangu di tempatnya semula. Kedua tangannya menopang dagunya yang berada di atas meja makan. Bahkan wanita itu tidak berniat menyalakan lampu sama sekali. Ruangan gelap dan hanya ada cahaya lampu di luar sana yang menerangi."Apa yang terjadi padaku, Tuhan?" Raras menutup wajahnya. Hatinya campur aduk.Lauk yang dimasak Wisnu masih utuh di atas meja makan. Pria yang tak pernah gengsi mengerjakan pekerjaan rumah itu, adalah suami idaman siapa saja."Kenapa aku begitu bodoh!" Rara memijit kepalanya. Perasaan hampa dan kehilangan begitu menyiksanya. Bahkan ratusan kali dia menelepon, tak sekalipun panggilannya masuk ke nomor suaminya itu."Beginikah rasanya ditinggalkan?* kata Raras pada dirinya. Dia sering pergi ke luar kota meninggalkan Wisnu, bahkan dalam waktu berhari-hari. Bahkan ketika Wisnu memohon untuk pulang, dia tetap saja bertahan di Jakarta dengan alasan sangat sibuk.Baru beberapa jam suaminya itu meninggalkan rumah, Raras merasa hatinya kosong dan hampa.Otak

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   82

    Mata Mega memerah, dia merasa nyawanya sudah berada di ujung tanduk. Sepertinya, Raras memang serius ingin menghabisi dirinya. Buktinya cengkraman wanita itu bahkan mampu mengangkat tubuhnya dari lantai. Pandangan Mega mulai buram, dia tak bisa bernapas, bahkan kakinya kejang menendang udara.Mega merasakan dadanya seperti terbakar. Dia yakin, sebentar lagi, dia akan mati. Pandangannya mulai gelap.Brak!Tiba-tiba Raras melemparnya begitu saja ke sudut ruangan. Pinggangnya menabrak dinding."Arggggh!" erang Mega.Mega takjub dengan kekuatan wanita itu, bahkan dengan satu tangan saja, mampu mengangkat beban tubuhnya yang memiliki berat 56 kg.Mega mengambil nafas sepuasnya. Oksigen memenuhi paru-parunya. Tadi dia merasakan paru-paru itu akan meledak. Mega terbatuk-batuk. Dia meraba lehernya yang merasa seperti masih ada cengkraman tangan Raras di sana."Bagaimana rasanya sakit?" Raras menatap Mega dengan tatapan sinis. Dia marah dan Mega cocok untuk pelampiasan.Mega masih dilanda pusi

  • Malam Pertama dengan Suami Lumpuh   81

    Mega gentar, selama dia mengenal Raras, dia tidak pernah melihat tatapan murka seperti itu. Tatapan tajam rasa seakan-akan bisa mengoyaknya."Aku perlu bicara!"Mega tergagap. Tapi, saat inilah dia perlu melangkah maju. Dia takkan menyerah, memperjuangkan apa yang dia inginkan."Baik, katakan saja apa yang ingin Mbak katakan."Raras mengamati sekeliling, pengunjung kafe sedang sepi, sedangkan ada satu asisten yang bertugas sebagai koki, tengah santai di meja kasir. "Di dalam saja," ucap Raras ketus, kakinya menapak anak tangga. Mega mengikuti dari belakang. "Duduk!" ketus Raras saat mereka sampai di ruang tengah."Apa yang terjadi? Apa benar kau masuk ke dalam kamarku saat aku tak ada di rumah?"Raras ingin mendengar kalimat bantahan Mega. Akan tetapi, beberapa detik menunggu, wanita itu tak menyanggah."Tepatnya, Mas Wisnu yang masuk ke kamar saya!"Seperti petir yang menyambar di siang hari, sebuah kalimat itu menampar harga diri Raras. Dia berusaha menahan emosinya ketika mendeng

DMCA.com Protection Status