Share

56. Kabar Kehamilan

last update Last Updated: 2024-09-30 22:43:30

"Tapi lebih baik jangan yang masih saudara. Mmm... kata bu Santi, ada duda yang senang sama kamu. Anton namanya. Betul begitu?" Aini hanya menyeringai saja. Bu Santi benar-benar ember bocor! Gumam Aini dalam hati.

"Oh, itu, Aini belum memikirkan sampai ke sana Opa. Biarlah mengalir begitu saja. Kalau jodohnya, pasti ketemu. Lagian, Aini masih kapok berumah tangga." Aini mengulum senyum.

"Opa paham!"

"Oh, iya, Opa. M-mas Dhuha dan Mbak Luna bagaimana kabarnya?" tanya Aini berbasa-basi.

"Luna sedang hamil anak Dhuha. Baru saja ketahuan beberapa hari lalu." Wajah Aini langsung mematung.

"Kamu gak papa'kan?"

"Oh, gak papa, Opa. Alhamdulillah, akhirnya Opa punya cicit beneran." Aini berusaha meredakan gejolak hati yang tak menentu setelah ucapan opa Fauzi. Wanita itu sampai harus mengepalkan tangan agar tidak ketahuan gemetar.

"Opa jemput Izzam sekolah dulu, setelah itu, baru Opa ke kantor."

"Baik, Opa, maaf sudah merepotkan Opa." Pria paruh baya itu hanya tersenyum saja sambil menga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
hamil jd alesan
goodnovel comment avatar
febi febrina
gak seruuu masa gk tau luna udal doll pas ML sm dhuna
goodnovel comment avatar
Nur Sofia
aini keknya hamil kak,, filing ku bakaln Hamil cuma blm dirasa keknya dah ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   57. Ponsel Siapa?

    "Dhuha, kenapa kamu belum pilih mau model undangan yang mana? Sudah sepuluh macam Mama kirim ke kamu. Masa gak ada satu pun yang kamu suka. Heran, deh, sama pernikahan sendiri gak semangat!" Dhuha melirik jam dinding di kantornya yang sudah berada di angka sembilan malam. Ia baru saja selesai meeting zoom dan mamanya langsung menelepon begitu ponsel ia aktifkan. "Dhuha terserah Mama aja. Tanya Luna saja.""Kalian ini, Luna bilang tanya kamu karena takut nanti salah kalau pilihan dia." "Nggak, Ma, pilih aja bebas. Mau pake undangan online dan offline bebas. Dhuha mau balik dulu, Ma. Udah kemalaman ini. Udah ya, Ma." Lelaki itu segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Berjalan menuju lift dengan langkah tak semangat. Di satu sisi ia bahagia akan menjadi ayah, tetapi rasa bahagianya masih mengganjal. Ada yang tidak beres dengannya, tetapi ia tidak tahu apa. "Malam Pak Dhuha.""Malam Pak Adi." Dhuha menahan kakinya yang baru saja akan keluar dari lobi utama. "Pak Adi sopir o

    Last Updated : 2024-10-01
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   58. Rekaman Video

    "M-mas, itu bukan punyaku! A-aku gak tahu itu milik siapa? Dari mana kamu mendapatkannya dan.... ""Ini, lihat lagi yang jelas. Ini rekaman ada di dalam mobil kamu kan? Aku menemukan benda ini di mobil kamu, di bawah jok." Dhuha memperlihatkan video tak jelas yang menampakkan sedikit kejadian di dalam mobil. Ponsel lipat tadi diluruskan memanjang oleh lelaki itu agar sang Istri dapat melihatnya dengan jelas. "Sini, Mas!" Luna hendak merampas ponsel tersebut. "Tidak, ponsel ini aku pegang, sampai aku menemukan siapa pemiliknya.""Tanggal video adalah tanggal di mana, pertama kali kamu menggodaku bukan? Kamu mengejarku dan ini kejadian sebelum kita malam pertama. Aku bahkan tak sadar kalau kamu memang sudah tak perawan. Lebih baik, kita ke rumah sakit sekarang.""Mas, apa yang kamu lakukan? Kamu meragukan bayi kita, Mas!" Luna menangis ketakutan. Tubuhnya gemetar hebat karena ia tak siap dengan malapetaka yang pernah ia ciptakan sendiri. "Aku hanya ingin memastikan saja. Ikut aku ke

    Last Updated : 2024-10-02
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   59. Menguntit

    PoV "Kamu yakin opa saya sering ke rumah itu?" tanyaku pada Leo. Jam satu malam kami berhenti di depan sebuah rumah sederhana, tetapi berpagar. Aku terus memperhatikan dengan seksama. Apa selingkuhan opa yang ada di sana? Apa istri baru? Aku semakin cemas saja membayangkan wanita yang mungkin saja menjadi simpanan opa ku. Sudah pasti, wanita muda yang mau dengan kakek-kakek itu, hanya mengejar hartanya saja. Bukan murni mencintai opa. Tapi siapa? "Siapa nama pemililik rumah itu?" "Gak tahu, Bos, belom nanya saya." Aku mnecebik. "Kamu ini, harusnya dapat informasi jelas dong, siapa pemilik rumah itu. Kerja apa? Ketemu di mana sama opa. Apa dia LC, biduan organ tunggal, atau sekretaris nakal yang mengejar harta opa ku saja? Jangan setengah-setengah gini, jadinya nanggung kan?""I-iya, Bos, maaf, saya terlalu senang karena berhasil dapat informasi, jadinya langsung kabari bos Dhuha. Jadi, sekarang bagaimana, Bos?""Ck, gue salah bayar orang kayaknya. Udah, lo tunggu di sini dah, gue

    Last Updated : 2024-10-03
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   60. Nikahnya Sudah, Malam Pertamanya Belum

    "Halo, lu di mana, Dhu?""Gue lagi ada urusan, Kim." Aku memperhatikan Aini yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil menggendong Intan yang baru saja habis mandi. Aku masih saja dicemberuti gara-gara aku sebal saat nama Anton disebut Aini. "Urusan apa? Tumben lo gak ngantor? Tumben juga gak ada info ke sekretaris lo.""Iya, dadakan urusannya. Mungkin tiga hari aku ijin gak ngantor dulu. Udah dulu ya, Kim, gue lagi beneran sibuk."Aku segera menutup panggilan dari Hakim. Ponsel pun aku matikan setelah aku berikan pesan pada sekretarisku untuk reschedule jadwal meeting hari ini. Aku tidak ingin ada yang mengangguku saat ini karena aku harus berbaikan dengan Aini. Dari pada dengan Luna yang penuh dengan kebohongan, lebih baik dengan Aini. Gak jelek juga, manis malah, meski kulitnya agak coklat. "Mau sampai kapan di sini?" tanya Aini ketus. Tangannya berada di pinggang seolah-olah tengah menantangku. "Suka-suka saya. Kamu itu istri saya, kenapa saya harus pergi dari sini?" Aini

    Last Updated : 2024-10-05
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   61. Minta Dukungan

    PoV Luna"Apa yang sebenarnya terjadi Luna? Apa maksud video yang ditunjukkan Dhuha kemarin? Kenapa bisa ada video suara kamu di dalam mobil kamu pula bersama lelaki lain? Siapa lelaki itu?" cecar papaku dengan suara yang lemas. Aku tahu ia kecewa dan juga syok. "Pa, sudah, Luna sendiri masih syok. Mama percaya anak kita, pasti hanya salah paham. Bisa saja itu kerjaan orang yang mau merusak rumah tangga Luna dan Dhuha. Kita harus cari tahu dan jangan gegabah. Kamu juga harus bilang mama mertua kamu, Luna. Bukankah beliau yang paling mendukung hubungan ini?" mama mengusap pundakku pelan. Air mata ini tidak mau berhenti, sehingga aku tak bisa menjawab ucapan mama dan papaku. Semuanya masih menyesakkan dada. Ditambah nomor ponselku di blokir mas Dhuha. Aku tidak ingat persis kejadian hari itu, tapi.... "Terserah Mama saja. Papa pusing. Jika saja anak kita ini tidak tertipu bule di sana, tidak akan mungkin kita bangkrut, Ma. Sekarang, disaat kita berharap bisa membangun usaha kembali d

    Last Updated : 2024-10-05
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   62.

    Mama mertuaku melemparkan ponselnya begitu saja sambil mengurut dada. "A-ada apa, Mbak?" tanya mamaku. "Itu, ada orang nomornya gak dikenal, kirim video aneh-aneh. Mereka kira, saya remaja labil atau perempuan gak bener. Dasar anak jaman sekarang!" Mama dan aku akhirnya bisa bernapas lega. Namun, aku tidak yakin setelah ini jika mama mertuaku memperhatikan video itu kembali. Aku yakin sekali, Dhuha yang mengirimkan pada mamanya, tetapi kenapa mama bilang nomornya gak dikenal? "Tadi, sambung yang tadi. M-maksud kamu gimana, Luna? Anak Mama menceraikan kamu?" aku mengangguk. Drama air mata mulai aku peragakan agar mama mertuaku iba. "Gak mungkin. Kalian mau akad ulang dan resepsi. Undangan cetak sudah dipercetakan dan undangan online sedang dirapikan. Kamu pasti salah dengar, Nak. Gak mungkin Dhuha melakukan hal bodoh seperti itu. Sebentar Mama telepon anak itu." Mama mengambil kembali telepon genggam yang tadi ia lemparkan di atas sofa. Wajahnya menyiratkan keadaan khawatir dan ti

    Last Updated : 2024-10-06
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   63. Wawancara Kerja

    "Dion, kamu mau tolong Mbak?" tanyaku pada Dion yang tengah bermain video game di kamarnya. "Tolong apa?" tanyanya balik tanpa melihat ke arahku. "Cari informasi tentang suamiku." Dion meletakkan remote game-nya. Ia menghela napas. "Kata papa, Mbak dicerai?" "Iya, tapi talak itu tidak berlaku karena aku sedang hamil.""Mas Dhuha bukannya tidak KDRT, tidak galak, tidak pelit, baik malah. Tapi kenapa bisa Mbak ditalak?" cecar Dion sambil terus menatap kearahku. "Suamiku itu.... ck, udahlah, kamu gak perlu tahu detail urusan Mbak. Mbak cuma minta tolong sama kamu untuk menguntit mas Dhuha. Ke mana saja dia? Apa yang dia lakukan, sama siapa? Cek ke kantornya juga. Kamu libur kan?""Iya, nanti Dion cari. Sekarang Dion mau main dulu, sorean Dion keluar." Dion malah menarikku keluar dari kamarnya. Dasar anak itu, susah sekali dimintai tolong. Selalu saja sibuk dengan urusannya. Padahal, jika bukan suamiku yang bayarin kuliah, Dion pasti sudah putus kuliah, orang papaku bangkrut. Merasa

    Last Updated : 2024-10-07
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   64. Malam Pengantin Lagi

    "Apa kamu siap bertanggung jawab jika ada hal buruk terjadi pada Aini, ketika kamu memutuskan kembali menikahinya?! " tanya opa Fauzi pada siang Cucu. "Mama gak akan tega melakukan hal jahat, Pa. Dhuha kenal mama.""Yang kenal dengan diri kita adalah kita sendiri. Bukan orang lain. Apalagi kamu tidak tinggal satu rumah lagi dengan mama kamu. Opa hanya ingatkan, jika sesuatu hal buruk terjadi pada Aini dan anak-anaknya karena kamu, maka Opa tidak akan tinggal diam!""Opa, jangan begitu! Bagaimana juga, mas Dhuha cucu Opa. Darah daging keluarga Opa dari anak sulung. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya orang lain yang datang dengan membawa dua anak. Saya pun, mungkin jika menjadi bu Maria, akan melakukan hal yang sama. Menolak anak lelaki hebat saya menikahi sembarangan perempuan. Maka dari itu.... ""Saya mau Mas Dhuha menolak saya!" Sambung Dhuha jelas. "Itu-itu terus yang kamu ucapkan, Aini. Gak ada yang lain? Aku udah bilang, aku gak mau ceraikan kamu, titik! Ada urusan yang harus a

    Last Updated : 2024-10-07

Latest chapter

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   208. Ai, Aku Boleh Tidur Di sini gak?

    Pagi-pagi sekali, bik Emi sudah sampai di apartemen Dhuha dengan membawa bahan masakan. Semalam Dhuha mengirimkan pesan pada wanita itu agar bisa datang lebih pagi dan membawa bahan masakan. Wanita itu sudah sibuk di dapur, sambil terus melihat ke arah ruang tengah, dimana bosnya sedang tidur pulas. Mendengar suara sedikit berisik di dapur, Dhuha terbangun. "Oh, udah datang, Bik," sapanya. "Sudah, Pak. Bapak tidur di luar? Lagi ada tamu ya?" Dhuha mengangguk "Iya, ada mama dan saudara saya. Makanya kamu semalam saya suruh datang cepat untuk masak. Biar Aini gak usah masak.""Baik, Pak, saya masak kwetiau kuah seafood, nasi goreng, dan ada jus buah. Apa itu cukup, Pak?""Cukup, Bik. Lanjutkan saja pekerjaan kamu." Dhuha berjalan masuk ke kamar mandi yang berada di luar. Ia tidak mau menganggu tidur mamanya dan juga Monic. Suara gemericik air dari wastafel dan aroma tumisan bawang putih memenuhi dapur apartemen Dhuha. Bik Emi sibuk mengaduk wajan sambil memotong sayuran di sampingn

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   207. Biarkan Aku Menyentuhmu

    Tok! Tok! Anton menoleh ke arah pintu kamar yang diketuk dua kali. Siapa lagi kalau bukan Luna. Pria itu menekan layar ponselnya untuk melihat jam. Sudah jam dua belas malam. Di luar hujan dan saat ini baru saja mati lampu. "Anton." Pria itu menghela napas. "Kenapa?""Maaf, apa kamu punya lilin lagi? Lilin di kamar udah mau habis." Anton melirik lilin yang ada di lantai kamar yang juga tinggal kurang lebih lima senti saja. Pria itu akhirnya membuka pintu kamar. "Di dapur gak ada?" Luna menggelengkan kepala. "Ya sudah, tunggu sebentar." Anton berjalan ke dapur, sedangkan Luna masuk ke kamar yang dulu pernah ia tiduri selama empat tahun lamanya. Kamarnya masih sama, ranjangnya juga. Ia bisa melihat keadaan kamar itu dari temaram cahaya lilin. Lalu ia melihat ke arah dinding yang biasanya ada foto pernikahannya, tetapi kini sudah tidak ada. Foto pernikahan di mana posenya seperti singa yang hendak menerkam mangsa. Beda dengan Anton yang tersenyum. "Ngapain kamu di sini?" tanya Anto

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   206. Siapa Suruh Cium Bibirku?

    "Jadi, lo berangkat malam ini ke Surabaya?" Dhuha mengaduk latte-nya dengan malas, matanya mengamati Hakim yang tampak sibuk memeriksa pesan di ponselnya. Kedua sepupu itu ketemu di sebuah kafe dekat dengan kantor Hakim. "Iya, gue udah pesen tiket tadi pagi," jawab Hakim tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel. "Resepsi pernikahannya Kinanti kan besok pagi. Gue nggak mungkin datang telat. Mama, papa, sama Amel udah di sana dari jumat karena menyaksikan aksi nikah. Lo beneran gak datang?" "Kayaknya bakal rame, ya. Semua keluarga ngumpul," Dhuha menyesap minumannya."Iya, kalau lagi ada momen nikahan, emang selalu kumpul kan. Mami Maria juga gak datang kayaknya karena masih belum pulih ya?" tanya Hakim. Dhuha pun mengangguk. Ia yang melarang mamanya terbang ke Surabaya karena kondisi kesehatan. "Gue udah transfer langsung ke Kinanti. Dari gue sama mama. Mungkin kalau mama udah enakan, baru ke sana." Hakim pun mengangguk mafhum. "By the way, gimana kabar Amel? Udah lama gue n

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   205. Siapa yang Harus Aku Pilih?

    “Amel, kamu yakin nggak mau mencoba mengenal Levi lebih jauh?” suara Viona terdengar lembut, tapi tetap mendesak.Amel menatap ibunya dengan alis bertaut. Ia baru saja turun ke ruang makan untuk sarapan, tapi Viona sudah memulai lagi topik yang sama. “Ma, aku sudah bilang, aku masih sama Anton. Aku nggak tertarik untuk mengenal siapa pun lagi. Mama tahu kan, aku perempuan yang jarang sekali pacaran dan baru kali ini aku senang sama lelaki dewasa yang bertanggung jawab."Viona menghela napas panjang, menahan diri agar tidak meledak. Fahri yang duduk di sebelahnya ikut menimpali. “Amel, kami hanya ingin yang terbaik buat kamu. Anton itu... ya, kamu tahu sendiri, dia punya banyak masalah. Dia duda dengan satu anak. Kami nggak yakin dia bisa membuatmu bahagia. Apalagi dia duda bercerai, bukan ditinggal meninggal istrinya. Mama dan papa harap, kamu mau memikirkan perkenalan dengan Levi. Just friends, girl!"“Papa, Mama, aku tahu kalian nggak setuju sama hubungan kami,” jawab Amel, suaranya

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   204. Maafkan Aku

    “Mas, Luna masih di sana?” suara Amel terdengar di ujung telepon, nadanya penuh kehati-hatian namun sarat kecurigaan.Anton menghela napas panjang sebelum menjawab, “Iya, Sayang. Luna masih di sini. Tapi, percayalah, dia cuma di sini sampai urusan perceraian kami selesai.”“Tapi kenapa dia harus tinggal di rumahmu? Bukankah itu bisa diselesaikan tanpa harus tinggal bersama?” suara Amel sedikit bergetar. “Aku ini cemburu, Mas. Aku nggak bisa bohong soal itu. Aku takut kalau kalian berdua jadi rujuk. Apalagi, aku harus di Surabaya sampai tiga hari. Ck, ingin banget aku buru-buru pulang, tapi gak bisa. Acara nikahan sodaraku rumit."“Amel, dengarkan aku.” Anton menekankan suaranya, mencoba meyakinkan Amel. “Aku dan Luna sudah selesai. Tidak ada lagi apa-apa di antara kami selain tanggung jawab sebagai orang tua untuk Aris. Dia hanya di sini demi anak kami. Aku mohon, percayalah padaku. Kamu masih gak percaya sama aku?"Namun, jawaban itu tidak sepenuhnya membuat hati Amel tenang. Ia ter

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   203. Aku Masih Istrimu, Mas!

    “Luna, kamu sebaiknya pergi dari sini,” ujar Anton dengan nada tegas, meski suaranya terdengar lelah. Ia berdiri di ruang tamu, menatap Luna yang sedang menyapu lantai dengan gerakan santai, seolah-olah dia adalah pemilik sah rumah itu. Dan memang saat ini statusnya masih istri Anton, tentu saja tak ada masalah dengan kegiatannya membereskan rumah. “Aku tidak akan pergi, Mas,” jawab Luna tanpa menoleh, tetap melanjutkan pekerjaannya. “Aku istrimu, dan sampai pengadilan memutuskan sebaliknya, aku akan tetap di sini.”Tumben sekali panggil, Mas! Apa dia kesambet? Batin Anton. “Kita sedang dalam proses perceraian,” balas Anton, suaranya meninggi. “Kamu tahu itu. Apa yang kamu harapkan dengan tinggal di sini? Rumah tangga ini gak ada harapan. Sejak awal rumah tangga ini berdiri tanpa cinta."Luna berhenti menyapu. Dia menatap Anton dengan mata yang tenang, seolah kata-kata pria itu tidak ada artinya. “Aku tidak di sini untuk cinta, Mas. Aku di sini untuk Aris. Untuk rumah ini. Dan untuk

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   202. Dibuang ke Jurang

    "Jika kamu mau bicara, bicara padaku, bukan dengan Aini. Jika tidak, sebaiknya kamu pergi! Ini unitku dan aku bisa mengusirmu kapan saja!" Alex menahan diri agar tidak emosi di depan Dhuha. Ia tahu jika ia melawan maka ia akan diusir dari apartemen. Apalagi dua security yang menemani Dhuha sudah siap sedia untuk menyeretnya. Bisa dilihat dari tatapan dua pria bertubuh tinggi besar itu. "Jika mau, kita bicara di kafe di bawah. Sebagai lelaki, bagaimana?" tawar Dhuha. Alex tidak menyahut, tapi pria itu pun pergi masuk ke dalam lift. Dhuha mengikuti dari belakang. Kini keduanya sudah duduk di kafe yang berada di lantai satu apartemen. "Lo udah sarapan? Mau pesan makan?" Alex tak menjawab. “Dhuha,” suara Alex terdengar serak, berusaha menahan gejolak di dadanya. Mereka berdua duduk di beranda rumah Dhuha, malam yang sunyi hanya ditemani suara alunan khas musik kafe pagi hari. “Aku ingin kamu jawab jujur satu hal.”Dhuha menatap Alex, ekspresinya datar namun matanya tajam. “Tanya saja,

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   201. Keramas Pagi-pagi

    Ruang televisi yang tadinya dipenuhi suara tawa dari film komedi romantis kini senyap, hanya menyisakan desahan napas tertahan dari dua insan yang saling berpandangan. Dhuha masih duduk di sofa, matanya membulat, sementara Aini berdiri terburu-buru. Wajahnya memerah hingga ke telinga. Ia tidak menunggu lama untuk berlari masuk ke kamarnya, meninggalkan Dhuha yang masih membeku di tempat. Detak jantungnya masih tak beraturan. Di kamar, Aini menjatuhkan dirinya ke ranjang. Jantungnya berdetak terlalu cepat, tangannya gemetar saat menyentuh bibirnya sendiri. "Apa yang aku lakukan?!" bisiknya. Ia menutup wajah dengan kedua tangannya, berharap rasa malu itu bisa mereda. Tapi semakin ia mengingat kejadian tadi, semakin panas wajahnya."Kenapa aku nekat cium Dhuha? Ya ampun, malunya!"Ia telah mencium Dhuha. Bukan kecupan iseng, melainkan ciuman yang terasa nyata, penuh emosi. Dan yang membuatnya semakin sulit menerima adalah kenyataan bahwa ia yang memulai. Ia yang duduk di pangkuan Dhuha,

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   200. Ajak Aku Bercinta

    Telepon genggam Aini kembali berdering dan kali ini tak kunjung berhenti. Alex menghentikan gerakan mencium Aini dengan membabi-buta. "Sialan!" Alex mengumpat kesal. Tok! Tok! Suara pintu apartemen digedor dengan keras. Wajah Alex berubah tegang. Dia melepaskan cengkeramannya pada Aini, lalu melangkah mundur."Aini, aku tahu kamu di dalam. Kalau kamu nggak buka, aku dobrak pintunya!" seru Hakim lagi.Bugh! Disaat Alex lengah, Aini berhasil mendorong suaminya itu hingga jatuh duduk. Lalu Aini mengumpulkan keberanian untuk berlari ke pintu dan membukanya. Begitu pintu terbuka, Hakim langsung masuk dan melihat Alex yang berdiri di tengah ruangan dengan wajah marah. Melihat pakaian Aini kocar-kacir, Hakim langsung mengambil taplak meja berbahan kain, lalu ia berikan pada Aini sambil memalingkan wajahnya. "Kamu lagi?!" Hakim mendengus, berjalan mendekati Alex. "Nggak cukup kemarin kamu bikin masalah?""Ini bukan urusanmu, Hakim," balas Alex dengan nada dingin."Tapi ini urusan sepupu

DMCA.com Protection Status