"Halo, Mister Jason Cheng. Kakak Anda sudah menghubungi saya barusan. Besok pagi kami akan membicarakan pembatalan pernikahan," ujar Benjamin Kirby melalui telepon.Jason sedang berada di ruang kerjanya bersama Joel Yi sebelum jam kerjanya berakhir. Dia pun menjawab, "Saya ingatkan Mister Kirby, jangan katakan keberadaan Eva Xin bersama denganku saat ini. Pria itu hanya perlu menanda tangani surat pembatalan pernikahannya saja. Mungkin Anda bisa membicarakan tentang Eva telah memiliki janin di rahimnya dengan pasangan baru pilihannya.""Ohh ... itu alasan yang sangat kuat untuk membatalkan sebuah pernikahan, Sir. Akan saya sampaikan hasil pertemuan kami besok pagi," pungkas Mister Benjamin Kirby.Setelah telepon itu berakhir, Jason bertanya kepada Joel Yi, "Bagaimana perkembangan rencana pembukaan restoran istriku?""Semua sudah selesai dikerjakan, Tuan Muda. Bawahan saya sedang membantu persiapan grand opening untuk besok malam. Apa Anda juga akan hadir?" jawab Joel Yi.Jason bangkit
"Eva, perkenalkan ini Tuan Chou Jin Chen. Beliau ini gubernur di Pulau K, sahabat dekatku!" Jason mendampingi istrinya keliling ruangan berkenalan dengan kolega-koleganya yang berstatus tinggi di Pulau K."Salam kenal, Nyonya Cheng. Anda sungguh beruntung mendapatkan Master Jason. Beliau ini pria muda bujangan incaran seluruh wanita lajang di Pulau K. Tampan, baik, dan kaya raya, tak memiliki cela sedikit pun!" ujar tuan gubernur memuji-muji suami Eva Xin setinggi langit.Senyuman bangga terukir di wajah Eva, dia pun memang merasa sangat beruntung. Kehadiran Jason di hidupnya yang datar dulu seperti berkat dari langit yang tak terduga. "Terima kasih atas pujian Anda, Tuan Chou. Benar kata Anda, suamiku memang menpesona. Silakan menikmati hidangan restoran kami bersama keluarga Anda!" jawab Eva dengan santun lalu mengikuti langkah suaminya ke meja makan lainnya. Makanan yang disajikan pada acara grand opening restoran milik Eva cuma-cuma, tak dipungut bayaran sama sekali. Tamu diperke
"Tuan Muda, ada meeting dengan suplier hypermart lima belas menit lagi. Anda diharapkan hadir di ruang meeting satu," ujar Julia Ang ketika Joshua sampai di ruangan presdir sepulang menemui pengacara.Pria muda itu duduk di kursi kebesarannya dengan lesu dan pandangan menerawang jauh seperti sedang tenggelam dalam lamunannya sendiri. Satu hal yang pasti, dia memendam amarah yang berkobar-kobar terhadap Eva Xin di dalam dadanya.Karena perkataannya dianggap angin lalu oleh atasannya, maka Julia Ang pun berdehem kencang sehingga Joshua pun memusatkan perhatiannya ke sekretarisnya. Dia lalu berdecak kesal seraya bertanya, "Ada apa, Julia?""Anda ditunggu sekarang di ruang meeting satu, Tuan Muda Joshua!" ulang Julia Ang dengan kata-kata yang berbeda. "Okay, aku pergi sekarang ke sana. Kamu ikutlah denganku!" jawab Joshua lalu bangkit dari kursinya. Dia meninggalkan ruangan presdir diikuti oleh sekretarisnya yang cantik dan elegan menuju ke tempat meeting.Dengan terpaksa, Joshua melakuk
"Eva, selamat ... Joshua telah menanda tangani surat pembatalan pernikahan kalian! Aku tak menyangka akan semudah itu dia melepaskanmu, tadinya aku sudah berdebar-debar membayangkan seandainya dia menolak keras!" tutur Jason ketika dia telah pulang ke rumah dan bertemu Eva Xin di kamar tidur utama.Hati Eva serasa teremas mendengar berita dari Jason barusan. Lututnya melemas dan tubuhnya terhuyung ke depan. Untung saja Jason sigap menangkap istrinya. "Ada apa denganmu, Eva? Apa kamu sakit?" tanya Jason panik dan segera meraup wanita itu ke gendongannya karena Eva mendadak tak sadarkan diri. Jason membawa istrinya ke ranjang dan merebahkannya perlahan karena perut Eva sudah mulai membuncit. "Eva ... Eva ... apa kau mendengar suaraku?" panggilnya seraya menepuk-nepuk pipi wanita itu agar tersadar.Namun, karena Eva tak kunjung siuman, Jason pun segera menyuruh pelayan memanggil sopir untuk menyiapkan mobil. Dia menggendong Eva turun tangga hingga ke teras depan rumahnya. "Pak Lee, ant
"Nona Ang, silakan masuk ke dalam. Ini adalah rumah tinggal pribadi pemberian Tuan Muda Joshua Cheng!" ujar Lucas Wang sembari membukakan pintu teras depan sebuah mansion tiga lantai di daerah Queens, New York. Joshua sengaja memilihkan rumah di pinggiran kota untuk Julia Ang karena jauh dari Chinatown di mana bisnis utama keluarga Cheng berpusat. Dia tak ingin ada skandal busuk yang terendus oleh keluarga besarnya. Biarlah perkara Eva Xin mencoreng nama baiknya karena pembatalan pernikahan itu. Namun, mengenai istri simpanannya yang berbeda status tidak boleh sampai diketahui pihak luar selain mereka berdua, pikir pria itu."Ini kunci untuk semua ruangan lengkap dengan tulisan kodenya agar tidak kebingungan untuk membukanya, Nona Julia Ang!" kata asisten pribadi Joshua lagi seraya menyerahkan sepaket kunci mansion besar itu.Tatapan mata Julia Ang memindai seisi rumah, dia terkesima dengan segala kemewahan yang dapat dihadirkan bos sekaligus suami gelapnya, Joshua Cheng. Wanita muda
Empat bulan kemudian di Chinatown, New York."Joshua, karena Eva sudah membatalkan pernikahannya denganmu, ada baiknya kita mencarikan wanita pengganti untuk menjadi pendamping hidupmu!" tutur Tuan Winston Cheng yang menemui putranya di ruangan presdir, kantor Joshua Cheng siang itu.Mendengar perkataan ayah Joshua, sekretarisnya yang mendampinginya pun hanya bisa terdiam melirik sekilas pria yang telah menjadi suami rahasianya selama beberapa bulan terakhir dan bertukar pandang penuh arti. Kemudian Julia Ang menundukkan kepalanya sambil terduduk lesu di sofa sendirian.Joshua yang duduk di kursi kebesarannya di meja kerja presdir berhadapan dengan Tuan Winston Cheng hanya tertawa kering. Dia berdecak malas seraya berkata, "Papa, biarkan aku menata hati terlebih dahulu. Mencari istri tak semudah membalikkan telapak tangan. Buktinya, Eva Xin telah menjalin hubungan dekat selama tujuh tahun denganku pun justru kabur dengan pria lain tanpa pesan di malam pertama yang seharusnya kami lewa
"Signore Alberto Giovani, aku turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya untuk kepergian putri Anda di usianya yang masih belia!" Jason memeluk pria konglomerat berdarah Italia itu dengan akrab. "Terima kasih, Master Jason. Rasanya masih seperti mimpi seolah baru kemarin gadis kecilku berada di buaianku bersama mamanya. Uukh ... ini sebuah pukulan kuat bagiku, ohh ... Feli yang malang!" Pria berperawakan bak petinju kelas berat itu terisak sedih dan menitikkan air matanya.Jason mengulurkan tisu baru dari dalam saku jasnya kepada kolega dekatnya. Dia pun sedang menantikan kelahiran putra pertamanya di rahim Eva Xin. Rasanya hatinya seperti teremas oleh kekuatiran. Nampaknya menjadi orang tua berarti terikat kuat secara emosional dengan sang buah hati."Bagaimana kabar istrimu, Master Jason? Kudengar dari orang-orang, nyonya muda Cheng sedang hamil besar saat ini," tanya Tuan Alberto Giovani berusaha mengalihkan topik yang menyedihkan itu.Namun, pertanyaan simpatik itu sungguh tak tepat
"Tuan Liu, kami telah mendapatkan foto yang Anda inginkan. Tuan Muda Jason Cheng dan Eva Xin sedang berpelukan. Nampak jelas kehamilan wanita itu di dalam foto!" lapor Julius Ma di ruangan presdir Grup Liu Dao sore itu.Tawa membahana terdengar di ruangan kantor mewah berseberangan dengan bangunan mall milik Grup Cheng Yi East Star. Pria beralis tebal dengan rambut hitam klimis disisir ke belakang itu nampak puas dengan hasil pekerjaan anak buahnya."Saatnya menambah cuka dan garam di atas luka yang berdarah-darah, Julius!" ujarnya memicingkan mata mereka-reka rencana sempurna untuk menghancurkan bisnis rival kuatnya. Dia lalu bertanya, "Joshua Cheng ... apa dia telah kembali dari Italia? Bajingan itu masih punya hati juga, kupikir setelah puas bermain-main dengan perempuan murahan putri Alberto Giovani, dia tak akan mengingatnya lagi!""Menurut kabar mata-mata kita, Tuan Muda Joshua Cheng sudah kembali ke New York tadi malam dengan private jet. Wajahnya sangat muram, entah karena apa
Tahun-tahun hukuman pidana yang dijalani Welson Liu sama sekali tidak menyeramkan, sekalipun kehidupan dalam penjara itu keras dan menuntut kehati-hatian bersikap serta bertindak. Welson tahu kapan dia harus mengalah sekalipun ditindas penjahat yang menjadi penguasa penjara demi keselamatannya sendiri. Tak jarang dia dihajar hingga memar dan berdarah-darah oleh narapidana lain yang tidak menyukainya. Namun, sipir penjara baik dan menolongnya hingga lama kelamaan dia menjadi tahanan senior. Dia lebih dihargai oleh rekan-rekan satu penjara lain di Wyoming tersebut. Di sana Welson Liu belajar menjadi sosok preman sekalipun tadinya dia seorang tuan muda konglomerat."Welson Liu, ada yang membesukmu. Cepatlah keluar!" seru penjaga penjara di depan pintu sel tahanan sambil membuka kunci gembok.Wajah pria bercambang subur itu terhiasi oleh senyum bahagia. Ini adalah akhir pekan, dia sudah hapal bahwa istri dan anaknya pasti mengunjunginya di Wyoming Correctional Facility. Welson melangkah
"Vonis persidangan Tuan Welson Albertus Liu melawan negara dalam kasus percobaan pembunuhan Tuan Oliver Jason Cheng telah diputuskan yaitu sanksi pidana selama tujuh tahun di Wyoming Correctional Facility, Negara Bagian New York. Demikian putusan dari Hakim Ulysses Malcom!" "TOK TOK TOK!" Palu hakim diketok tiga kali mengakhiri kasus percobaan pembunuhan terhadap Jason Cheng yang merengut nyawa pengemudi mobil.Seisi ruang pengadilan negara bagian New York sontak riuh, pihak keluarga Liu merasakan kesedihan yang mendalam. Sedangkan, keluarga Cheng dan keluarga Xin merasa puas dengan hasil vonis sidang yang baru saja diputuskan oleh hakim.Awak media heboh meliput kasus yang menjadi pusat perhatian publik karena melibatkan dua grup konglomerasi terkaya di China Town. Lampu blitz kamera berkilat-kilat mengabadikan peristiwa tak terlupakan dalam sejarah kelam persaingan bisnis tycoon asal China yang berdarah tersebut.Brenda Yin sambil menggendong Shawn menghentikan rombongan polisi yan
"Ohh ... Mister Jason Cheng!" seru Suster Angelina Collins yang baru saja selesai menyuntikkan obat di pembuluh nadi pasien ICU itu.Jason merasakan sakit yang hebat di bagian kepalanya hingga seperti mau pecah saja, pandangannya masih berputar-putar melihat langit-langit putih di ruang perawatannya. Dia bergumam, "Ugh ... tolong, pusing—" Segera saja perawat berusia awal tiga puluh tahun itu berlari memanggil Dokter Russell Octario di ruangan praktiknya. Kemudian dokter asal Mexico itu bergegas masuk ke ruang ICU untuk memeriksa kondisi pasiennya yang tadinya tak sadar."Apa Anda bisa mendengar kata-kata saya, Sir?" tanya Dokter Russell sambil memeriksa fungsi organ vital Jason dengan stetoskop. "Ya, Dok. Kepala saya sakit sekali dan rasanya berputar-putar!" jawab Jason dengan lemas.Dokter Russell berkata, "Segalanya akan baik-baik saja, dengan kembali sadar, itu sudah sangat bagus. Kami tetap monitor kondisi Anda dan berikan perawatan intensif hingga nanti pulih. Tolong jangan ba
"APA?!" Joshua berteriak seakan tak percaya ketika Arthur Devlinski melaporkan kecelakaan yang menimpa Jason sekeluarga di jembatan tol layang saat berangkat ke Bandara John F. Kennedy tadi pagi."Temani aku ke rumah sakit sekarang, Lucas!" ujar Joshua kepada asisten pribadinya seraya bergegas keluar dari ruangan presdir mall. Jantungnya serasa dipukul kencang, ini kabar buruk yang tak terduga. Joshua diikuti oleh beberapa pengawalnya turun dengan lift. Sebuah mobil sedan telah menunggu di depan pintu lobi utama mall, sopir segera melajukan kendaraan ke rumah sakit. Di dalam mobilnya Joshua menghubungi kepala sekuriti rumah dan mall untuk memeriksa rekaman kamera CCTV di mana mobil yang dipakai Jason dan mengalami kecelakaan itu terparkir sejak kemarin. Tak ada yang nampak kebetulan karena sopir keluarga Cheng yang mengantarkan Jason sekeluarga itu telah melayani selama belasan tahun. Pria paruh baya itu sangat hati-hati bila menyetir mobil, pasti ada yang salah dengan mesin mobilny
"Jason, bisakah kau berkompetisi dengan sportif? Aku memintamu untuk menyalakan listrik mall waktu itu, kenapa masih saja ada gangguan listrik hingga hari ini?" cecar Welson Liu di kantor Jason Cheng.Mendengar protes Welson Liu, tentu saja Jason hanya bisa tertawa. Dia pun menjawab, "Kurasa itu sama sekali bukan karena perbuatanku, tak ada buktinya juga kalau aku yang mengakali aliran listrik mall Grup Liu Dao. Itu hanya sekadar asumsimu saja, Sir!" Joshua pun menimpali dengan kebingungan bercampur kesal di sebelah sofa adiknya, "Seharusnya kau tanyakan ke teknisi PLN, kenapa malah ke Jason? Dia bukan insinyur listrik, dia ini CEO!" Namun, Welson Liu berdecak kesal. "Kau tidak tahu apa-apa, Joshua. Diamlah!" Kemudian dia berkata lagi kepada Jason, "katakan apa syarat darimu agar mallku kembali normal!" "Maaf, aku tak butuh apa pun darimu, Tuan Muda Liu. Aku hanya mengurusi mall Grup Cheng Yi East Star dan nampaknya usahaku sudah cukup berhasil. Lusa aku akan kembali menyerahkan ma
"Master Welson, listrik di mall sudah menyala!" lapor Julius Ma dengan penuh semangat di kantor hotel bosnya.Welson Liu tertawa pongah mendengar berita baik itu, dia berpikir masalahnya telah berakhir. Dia lalu bangkit dari kursi presdir lalu bergegas meninggalkan ruangan untuk meninjau langsung situasi mall pasca delapan hari tutup.Sayangnya bagian sayur dan buah segar mengalami pembusukan akibat lama tanpa pendingin. Lantai juga kotor karena tak ada cleaning service yang bekerja dalam kondisi gelap gulita sepanjang hari."Julius, suruh bagian cleaning service membersihkan semua bagian dalam mall ini! Kita masih belum bisa buka dan menerima pengunjung dalam kondisi berantakan begini!" seru Welson Liu frustasi sembari berkacak pinggang."Tentu, Sir. Segera saya suruh mereka membereskan kekacauan mall!" sahut Julius Ma sigap. Dia segera menelepon kepala bagian kebersihan mall.Dalam waktu kurang dari 24 jam, semua lantai dan dinding mall telah bersih sempurna. Welson Liu pun menyuruh
"Selamat datang, Jason Cheng!" sambut Welson Liu dengan kedua tangan terbuka lalu memeluk tamu kehormatannya."Hmm ... tak usah berbasa basi, Tuan Muda Liu. Kau memiliki apa yang sedang aku cari, bukan? Serahkan kembali Ares kepadaku sebelum aku membawa kasus penculikan anak di bawah umur ini ke jalur hukum!" balas Jason dengan tatapan mata dingin berbahaya.Tawa Welson Liu bergema di ruangan CEO hotel bintang lima itu. Dia mengajak Jason duduk bersamanya di sofa berlapis kulit licin warna hitam. "Kenapa begitu keras kepadaku, Jason? Kita bisa membicarakan ini baik-baik, anakmu itu aman di tempatku. Dia sedang menghabiskan waktu bersama Bibi Brenda Yin!" bujuknya dengan persuasif."Brenda?" Alis Jason berkerut. Wanita itu pernah menjadi bibinya Ares karena menikah dengan Joshua dulu. "Hmm ... baiklah, apa maumu?" lanjut Jason tak ingin bertele-tele dan membuat istrinya cemas berkepanjangan."Nyalakan aliran listrik mallku, kamu pun sudah mendengar permintaanku kemarin, Jason!" jawab W
Brenda Yin yang disuruh menemani keponakannya oleh Welson Liu menunggui hingga Ares siuman dari efek Chloroform di salah satu kamar hotel milik pria itu. Sedangkan, pelayan remaja yang menemani Ares yaitu Lena Chia telah siuman dan duduk di sofa berhadapan dengannya."Bibi—" panggil Ares yang baru tersadar dan duduk di atas ranjang king size. Dia mengedarkan pandangan berkabutnya ke sekeliling ruangan luas nan mewah itu sembari mengucek-ngucek matanya.Kedua wanita berbeda usia itu bergegas menghampiri Ares. Karena takut kepada Brenda Yin, pelayan berusia remaja itu hanya terdiam dan duduk di tepi ranjang menunggu bocah yang diasuhnya bertanya."Lho, Bibi Brenda kok bisa ada di sini? Emm ... ini di mana ya?" tanya Ares polos seraya menatap wajah Brenda Yin yang agak kebingungan menghadapi bocah kecil itu."Ares Sayang, kita di hotel. Apa kamu lapar? Bibi Brenda pesankan makanan enak ya? Sebentar!" jawab wanita cantik itu dengan ramah. Dia tahu itu putra Jason Cheng dan wajah bocah itu
Kantor kerja pria itu telah pindah ke tempat managemen Hotel Honeymoon in New York. Situasi di Mall Golden Lotus masih gelap gulita seminggu ini. Para suplier membatalkan perjanjian promosi potongan harga besar, penyewa lapak di mall meneror setiap hari menuntut ganti rugi akibat bisnis mereka terhenti. Itu membuat Welson Liu mengambil sebuah langkah yang sedikit berbahaya untuk mengamankan bisnisnya agar tidak jatuh pailit."Apa kau sudah mengatur yang kuperintahkan kemarin, Julius?" tanya Welson Liu dari kursi kebesarannya. "Sudah, Master Welson. Saya sudah mengirim beberapa anak buah untuk mengawasi kediaman Cheng. Kita tunggu saja kesempatan itu tiba!" jawab Julius Ma yang selalu dapat diandalkan.Sementara itu beberapa bodyguard Welson mengintai di dalam mobil Land Rover yang terparkir tak jauh dari kediaman Cheng. Mereka menunggu target mereka keluar dari pintu gerbang untuk diculik.Kesabaran mereka membuahkan hasil, setelah jam makan siang bocah balita yang penuh semangat itu