"Feli, kau sudah siuman! Syukurlah. Bagaimana keadaanmu, apa masih terasa sakit kelaminmu?" ujar Joshua yang menemani Felicia Rosa di ruang perawatan VIP Rumah Sakit Bichat Claude Bernard.Wanita Italia itu terbatuk-batuk karena tenggorokannya kering. Maka Joshua membantunya mengambilkan segelas air putih. Setelah Felicia Rosa tenang, dia lalu berkata, "Aku sudah mendingan. Terima kasih sudah menolongku keluar dari tempat pesta seks itu, Josh. Kupikir aku akan mati di kapal pesiar kemarin!""Pria-pria itu keterlaluan! Kuharap kau bisa segera sembuh, Feli. Mungkin aku harus berpamitan kepadamu. Keluarga Giovani akan segera tiba di sini juga. Aku sudah memberi kabar bahwa kamu masuk ke rumah sakit ini kemarin pagi," ujar Joshua tak ingin untuk banyak membuang waktu di Perancis. Dia ingin segera kembali ke New York dan mencari Eva lagi."Hmm ... kau ingin meninggalkanku selamanya, Josh?" sahut Felicia Rosa mengetahui keengganan pria oriental itu untuk menemaninya.Joshua tak ingin member
"Halo, Mister Jason Cheng. Kakak Anda sudah menghubungi saya barusan. Besok pagi kami akan membicarakan pembatalan pernikahan," ujar Benjamin Kirby melalui telepon.Jason sedang berada di ruang kerjanya bersama Joel Yi sebelum jam kerjanya berakhir. Dia pun menjawab, "Saya ingatkan Mister Kirby, jangan katakan keberadaan Eva Xin bersama denganku saat ini. Pria itu hanya perlu menanda tangani surat pembatalan pernikahannya saja. Mungkin Anda bisa membicarakan tentang Eva telah memiliki janin di rahimnya dengan pasangan baru pilihannya.""Ohh ... itu alasan yang sangat kuat untuk membatalkan sebuah pernikahan, Sir. Akan saya sampaikan hasil pertemuan kami besok pagi," pungkas Mister Benjamin Kirby.Setelah telepon itu berakhir, Jason bertanya kepada Joel Yi, "Bagaimana perkembangan rencana pembukaan restoran istriku?""Semua sudah selesai dikerjakan, Tuan Muda. Bawahan saya sedang membantu persiapan grand opening untuk besok malam. Apa Anda juga akan hadir?" jawab Joel Yi.Jason bangkit
"Eva, perkenalkan ini Tuan Chou Jin Chen. Beliau ini gubernur di Pulau K, sahabat dekatku!" Jason mendampingi istrinya keliling ruangan berkenalan dengan kolega-koleganya yang berstatus tinggi di Pulau K."Salam kenal, Nyonya Cheng. Anda sungguh beruntung mendapatkan Master Jason. Beliau ini pria muda bujangan incaran seluruh wanita lajang di Pulau K. Tampan, baik, dan kaya raya, tak memiliki cela sedikit pun!" ujar tuan gubernur memuji-muji suami Eva Xin setinggi langit.Senyuman bangga terukir di wajah Eva, dia pun memang merasa sangat beruntung. Kehadiran Jason di hidupnya yang datar dulu seperti berkat dari langit yang tak terduga. "Terima kasih atas pujian Anda, Tuan Chou. Benar kata Anda, suamiku memang menpesona. Silakan menikmati hidangan restoran kami bersama keluarga Anda!" jawab Eva dengan santun lalu mengikuti langkah suaminya ke meja makan lainnya. Makanan yang disajikan pada acara grand opening restoran milik Eva cuma-cuma, tak dipungut bayaran sama sekali. Tamu diperke
"Tuan Muda, ada meeting dengan suplier hypermart lima belas menit lagi. Anda diharapkan hadir di ruang meeting satu," ujar Julia Ang ketika Joshua sampai di ruangan presdir sepulang menemui pengacara.Pria muda itu duduk di kursi kebesarannya dengan lesu dan pandangan menerawang jauh seperti sedang tenggelam dalam lamunannya sendiri. Satu hal yang pasti, dia memendam amarah yang berkobar-kobar terhadap Eva Xin di dalam dadanya.Karena perkataannya dianggap angin lalu oleh atasannya, maka Julia Ang pun berdehem kencang sehingga Joshua pun memusatkan perhatiannya ke sekretarisnya. Dia lalu berdecak kesal seraya bertanya, "Ada apa, Julia?""Anda ditunggu sekarang di ruang meeting satu, Tuan Muda Joshua!" ulang Julia Ang dengan kata-kata yang berbeda. "Okay, aku pergi sekarang ke sana. Kamu ikutlah denganku!" jawab Joshua lalu bangkit dari kursinya. Dia meninggalkan ruangan presdir diikuti oleh sekretarisnya yang cantik dan elegan menuju ke tempat meeting.Dengan terpaksa, Joshua melakuk
"Eva, selamat ... Joshua telah menanda tangani surat pembatalan pernikahan kalian! Aku tak menyangka akan semudah itu dia melepaskanmu, tadinya aku sudah berdebar-debar membayangkan seandainya dia menolak keras!" tutur Jason ketika dia telah pulang ke rumah dan bertemu Eva Xin di kamar tidur utama.Hati Eva serasa teremas mendengar berita dari Jason barusan. Lututnya melemas dan tubuhnya terhuyung ke depan. Untung saja Jason sigap menangkap istrinya. "Ada apa denganmu, Eva? Apa kamu sakit?" tanya Jason panik dan segera meraup wanita itu ke gendongannya karena Eva mendadak tak sadarkan diri. Jason membawa istrinya ke ranjang dan merebahkannya perlahan karena perut Eva sudah mulai membuncit. "Eva ... Eva ... apa kau mendengar suaraku?" panggilnya seraya menepuk-nepuk pipi wanita itu agar tersadar.Namun, karena Eva tak kunjung siuman, Jason pun segera menyuruh pelayan memanggil sopir untuk menyiapkan mobil. Dia menggendong Eva turun tangga hingga ke teras depan rumahnya. "Pak Lee, ant
"Nona Ang, silakan masuk ke dalam. Ini adalah rumah tinggal pribadi pemberian Tuan Muda Joshua Cheng!" ujar Lucas Wang sembari membukakan pintu teras depan sebuah mansion tiga lantai di daerah Queens, New York. Joshua sengaja memilihkan rumah di pinggiran kota untuk Julia Ang karena jauh dari Chinatown di mana bisnis utama keluarga Cheng berpusat. Dia tak ingin ada skandal busuk yang terendus oleh keluarga besarnya. Biarlah perkara Eva Xin mencoreng nama baiknya karena pembatalan pernikahan itu. Namun, mengenai istri simpanannya yang berbeda status tidak boleh sampai diketahui pihak luar selain mereka berdua, pikir pria itu."Ini kunci untuk semua ruangan lengkap dengan tulisan kodenya agar tidak kebingungan untuk membukanya, Nona Julia Ang!" kata asisten pribadi Joshua lagi seraya menyerahkan sepaket kunci mansion besar itu.Tatapan mata Julia Ang memindai seisi rumah, dia terkesima dengan segala kemewahan yang dapat dihadirkan bos sekaligus suami gelapnya, Joshua Cheng. Wanita muda
Empat bulan kemudian di Chinatown, New York."Joshua, karena Eva sudah membatalkan pernikahannya denganmu, ada baiknya kita mencarikan wanita pengganti untuk menjadi pendamping hidupmu!" tutur Tuan Winston Cheng yang menemui putranya di ruangan presdir, kantor Joshua Cheng siang itu.Mendengar perkataan ayah Joshua, sekretarisnya yang mendampinginya pun hanya bisa terdiam melirik sekilas pria yang telah menjadi suami rahasianya selama beberapa bulan terakhir dan bertukar pandang penuh arti. Kemudian Julia Ang menundukkan kepalanya sambil terduduk lesu di sofa sendirian.Joshua yang duduk di kursi kebesarannya di meja kerja presdir berhadapan dengan Tuan Winston Cheng hanya tertawa kering. Dia berdecak malas seraya berkata, "Papa, biarkan aku menata hati terlebih dahulu. Mencari istri tak semudah membalikkan telapak tangan. Buktinya, Eva Xin telah menjalin hubungan dekat selama tujuh tahun denganku pun justru kabur dengan pria lain tanpa pesan di malam pertama yang seharusnya kami lewa
"Signore Alberto Giovani, aku turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya untuk kepergian putri Anda di usianya yang masih belia!" Jason memeluk pria konglomerat berdarah Italia itu dengan akrab. "Terima kasih, Master Jason. Rasanya masih seperti mimpi seolah baru kemarin gadis kecilku berada di buaianku bersama mamanya. Uukh ... ini sebuah pukulan kuat bagiku, ohh ... Feli yang malang!" Pria berperawakan bak petinju kelas berat itu terisak sedih dan menitikkan air matanya.Jason mengulurkan tisu baru dari dalam saku jasnya kepada kolega dekatnya. Dia pun sedang menantikan kelahiran putra pertamanya di rahim Eva Xin. Rasanya hatinya seperti teremas oleh kekuatiran. Nampaknya menjadi orang tua berarti terikat kuat secara emosional dengan sang buah hati."Bagaimana kabar istrimu, Master Jason? Kudengar dari orang-orang, nyonya muda Cheng sedang hamil besar saat ini," tanya Tuan Alberto Giovani berusaha mengalihkan topik yang menyedihkan itu.Namun, pertanyaan simpatik itu sungguh tak tepat