"Tuan Besar Cheng, Anda mendapat kunjungan dari Tuan Besar Xin. Apa beliau diperkenankan masuk ke mari?" Asisten pribadi Tuan Winston Cheng menghadap di ruangan presdir kantor pusat Grup Cheng Yi East Star yang ada di jantung China Town, New York."Biarkan dia masuk, Marlon!" jawab ayah Joshua dan Jason sembari menyelesaikan dokumen yang harus dia tanda tangani pagi ini.Dengan langkah kaki lebar Edmund Xin menghampiri meja kerja besannya dan segera disambut ramah oleh Tuan Winston Cheng. "Selamat datang, Besan! Ada angin apa kok pagi-pagi begini sudah singgah di kantorku?" sapa pria berusia lebih dari setengah abad tersebut seraya berjabat tangan dan bertukar pelukan hangat.Ayah Eva Xin itu sebenarnya enggan menanggapi keramahan tak penting dari besannya. Dia sudah terlampau kesal dengan perkembangan situasi terakhir pernikahan putri kesayangannya bersama Joshua Cheng."Silakan duduk di sofa!" ajak Tuan Winston Cheng lalu dia meminta asistennya, Marlon Chow menyajikan teh hangat unt
"Hai, Darling. Senang mengetahui kau bergabung lagi ke pestaku!" sambut seorang pria bule jangkung berotot dengan cambang tebal kecoklatan di atas yacht mewah berkapasitas ratusan penumpang.Felicia Rosa yang berjalan menghampiri Pierre Luthtensen bersama Joshua Cheng pun memberikan pelukan dan ciuman ke pria berdarah Perancis yang menjadi tuan rumah pesta tak biasa itu."Hai, Pierre. Kau semakin tampan saja! Tentu saja aku tak ingin melewatkan kesempatan menggiurkan darimu. Kita harus bermain bersama nanti ya!" Felicia Rosa mengerling genit kepada teman lamanya asal Paris tersebut."Baiklah, aku akan menantikannya. Bersenang-senanglah dulu sementara menunggu kawan-kawan lainnya!" sahut Pierre sembari menatap ke arah Joshua Cheng lalu mengulurkan tangan kanannya untuk berkenalan, "apa kau pacar barunya Feli?" "Hai, Pierre. Ya, bisa dibilang begitu. Namaku Joshua Cheng dari New York!" jawab Joshua memperkenalkan dirinya seraya menjabat tangan pria gagah itu."Ohh, keren. Persiapkan di
"Hentikan ... sakitt ... aakkh ... tidak!" rintihan disertai kata-kata penolakan dari seorang wanita yang suaranya familiar di telinga Joshua terdengar di geladak kapal pesiar tempat pesta seks digelar semalaman.Joshua mencari-cari sumber suara tersebut dengan mengedarkan pandangannya ke sekeliling geladak yang mulai sepi. Pria dan wanita dalam kondisi telanjang tergeletak di berbagai titik, bisa jadi kelelahan berhubungan seks tebak Joshua karena dia pun nyaris melewati batas kemampuannya di kabin tadi."Sir, aaww ... aku tak sanggup lagi ... lepaskan ... aahh ... aahh ... aakkh!" Suara itu muncul lagi seperti kehabisan tenaga, tetapi dipaksa melayani hasrat lelaki.Akhirnya, Joshua menemukannya di tepi kolam renang. Felicia Rosa sedang disetubuhi paksa oleh seorang pria berkulit gelap yang badannya berukuran lebih dari dua kali lipat wanita itu"FELI! LEPASKAN WANITA ITU, TUAN!" teriak Joshua panik melihat kondisi partnernya ditindih oleh pria yang tak dia kenal.Jermaine Malone me
Dengan bantuan kepala pengawalnya, Kenneth Lau, segala persiapan pernikahan sakral di sebuah khatedral besar di kota Roma berhasil diselesaikan. Sekitar pukul 08.00 waktu setempat, dentingan piano bergema memainkan sebuah lagu Ave Maria di ruangan bergaya Rococo beratap kubah tinggi berhias kaca patri warna-warni di jendela ventilasinya.Oliver Jason Cheng melangkah dengan postur tegap menggandeng calon mempelainya menuju ke altar. Tak ada orang tuanya maupun orang tua Eva Marilyn Xin yang hadir di momen bahagia tersebut. Dia mengambil keputusan berani dengan menikahi wanita yang seharusnya menjadi kakak iparnya. Pastor Jonathan Bruckenheimer yang melayankan sakramen kudus itu untuk Jason dan Eva disaksikan para pelayan ibadat bersama para pengawal Jason. "Aku Oliver Jason Cheng di hadapan Tuhan dan jemaatnya mengambilmu Eva Marilyn Xin sebagai istri pilihanku. Aku akan menjadi pendampingmu yang setia dalam sehat maupun sakit, kesenangan maupun kesedihan, miskin maupun kaya hingga m
Seusai berbulan madu di Positano, Italia, pasangan Jason dan Eva kembali ke Pulau K. Kedatangan mereka disambut dengan sangat meriah oleh para pelayan rumah yang tak terhitung jumlahnya. "Selamat datang, Tuan dan Nyonya Cheng. Apa ada yang perlu kami siapkan untuk Anda?" sambut Joel Yi, tangan kanan kepercayaan Jason di ruang tengah hunian mewah nan luas milik majikannya."Terima kasih, Joel. Kurasa kami hanya ingin disiapkan makan siang saja sebelum beristirahat. Perjalanan dari Italia ke mari terlalu melelahkan, aku baru akan mulai bekerja besok pagi," jawab Jason sambil merangkul bahu istrinya. Tatapan mata para karyawatinya nampak mengagumi penampilan baru Eva Xin. Memang tak banyak yang mewarnai rambut di Pulau K seperti itu. Dan Jason merasa bangga bahwa wanita kesayangannya menjadi primadona di rumah ini."Baik, Tuan Muda. Chef Edwin Lin akan segera memasak menu istimewa kesukaan Anda!" Joel Yi segera memberi kode ke bawahannya untuk memberi tahu chef yang melayani Jason agar
"Feli, kau sudah siuman! Syukurlah. Bagaimana keadaanmu, apa masih terasa sakit kelaminmu?" ujar Joshua yang menemani Felicia Rosa di ruang perawatan VIP Rumah Sakit Bichat Claude Bernard.Wanita Italia itu terbatuk-batuk karena tenggorokannya kering. Maka Joshua membantunya mengambilkan segelas air putih. Setelah Felicia Rosa tenang, dia lalu berkata, "Aku sudah mendingan. Terima kasih sudah menolongku keluar dari tempat pesta seks itu, Josh. Kupikir aku akan mati di kapal pesiar kemarin!""Pria-pria itu keterlaluan! Kuharap kau bisa segera sembuh, Feli. Mungkin aku harus berpamitan kepadamu. Keluarga Giovani akan segera tiba di sini juga. Aku sudah memberi kabar bahwa kamu masuk ke rumah sakit ini kemarin pagi," ujar Joshua tak ingin untuk banyak membuang waktu di Perancis. Dia ingin segera kembali ke New York dan mencari Eva lagi."Hmm ... kau ingin meninggalkanku selamanya, Josh?" sahut Felicia Rosa mengetahui keengganan pria oriental itu untuk menemaninya.Joshua tak ingin member
"Halo, Mister Jason Cheng. Kakak Anda sudah menghubungi saya barusan. Besok pagi kami akan membicarakan pembatalan pernikahan," ujar Benjamin Kirby melalui telepon.Jason sedang berada di ruang kerjanya bersama Joel Yi sebelum jam kerjanya berakhir. Dia pun menjawab, "Saya ingatkan Mister Kirby, jangan katakan keberadaan Eva Xin bersama denganku saat ini. Pria itu hanya perlu menanda tangani surat pembatalan pernikahannya saja. Mungkin Anda bisa membicarakan tentang Eva telah memiliki janin di rahimnya dengan pasangan baru pilihannya.""Ohh ... itu alasan yang sangat kuat untuk membatalkan sebuah pernikahan, Sir. Akan saya sampaikan hasil pertemuan kami besok pagi," pungkas Mister Benjamin Kirby.Setelah telepon itu berakhir, Jason bertanya kepada Joel Yi, "Bagaimana perkembangan rencana pembukaan restoran istriku?""Semua sudah selesai dikerjakan, Tuan Muda. Bawahan saya sedang membantu persiapan grand opening untuk besok malam. Apa Anda juga akan hadir?" jawab Joel Yi.Jason bangkit
"Eva, perkenalkan ini Tuan Chou Jin Chen. Beliau ini gubernur di Pulau K, sahabat dekatku!" Jason mendampingi istrinya keliling ruangan berkenalan dengan kolega-koleganya yang berstatus tinggi di Pulau K."Salam kenal, Nyonya Cheng. Anda sungguh beruntung mendapatkan Master Jason. Beliau ini pria muda bujangan incaran seluruh wanita lajang di Pulau K. Tampan, baik, dan kaya raya, tak memiliki cela sedikit pun!" ujar tuan gubernur memuji-muji suami Eva Xin setinggi langit.Senyuman bangga terukir di wajah Eva, dia pun memang merasa sangat beruntung. Kehadiran Jason di hidupnya yang datar dulu seperti berkat dari langit yang tak terduga. "Terima kasih atas pujian Anda, Tuan Chou. Benar kata Anda, suamiku memang menpesona. Silakan menikmati hidangan restoran kami bersama keluarga Anda!" jawab Eva dengan santun lalu mengikuti langkah suaminya ke meja makan lainnya. Makanan yang disajikan pada acara grand opening restoran milik Eva cuma-cuma, tak dipungut bayaran sama sekali. Tamu diperke