"Jason, aku ingin membicarakan tentang proposal resort di Pulau K yang dikirim Tuan Chou!" ujar Joshua kepada adik kembarnya yang baru saja sampai di rumah sepulang bekerja.Eva Xin mengerutkan kening kurang setuju karena dia tahu suaminya pasti lelah seharian sibuk bekerja di kantor. "Josh, nanti dulu ya. Biarkan Jason mandi dan beristirahat sejenak. Pikirannya pasti juga penat sepulang kantor!" tegur adik ipar Joshua dengan nada sopan."Baiklah, nanti saja setelah makan malam ya, Jason?" tanya Joshua meminta persetujuan adiknya."Boleh, nanti kita mengobrol di ruangan kerjaku saja agar lebih nyaman dan fokus. Aku pun telah mempelajari proposal tersebut, Josh!" jawab Jason setuju lalu menaiki tangga bersama istrinya. Sesampainya mereka di kamar tidur, Jason menangkap tubuh ramping istrinya. "Darling, aku merindukanmu seharian!" ucapnya mesra di tepi telinga kiri Eva."Jangan ... kamu pasti lelah, wajahmu itu tak dapat berbohong, Hubby!" ujar Eva Xin terkikik geli menerima kecupan-ke
"Sampai jumpa lagi di liburan berikutnya, Uncle Josh!" ucap Ares sembari memeluk erat paman kembaran papanya di Bandara Internasional Pulau K.Keluarga besar Cheng telah usai kunjungan liburan di Pulau K. Banyak pengalaman menyenangkan selama Festival Perahu Naga yang telah usai kemarin. Waktunya mereka kembali bekerja dan melanjutkan hidup di New York. Joshua menggendong Ares sambil berkata, "Kamu ajaklah papa mama ke New York untuk berkunjung juga, Boy! Nanti kita bisa berkunjung ke Disneyland, itu hanya di California, dekat saja!" "Mungkin ketika sepupu-sepupuku sudah agak besar akan lebih menyenangkan, Uncle Josh. Baiklah, pesawat jetnya sudah akan berangkat. Hati-hati di jalan, Uncle!" jawab Ares dengan cerdas. Dia pun diturunkan lagi ke lantai oleh Joshua.Mereka saling melambaikan tangan sebelum Joshua naik ke kabin pesawat jet pribadi yang akan segera berangkat menuju New York. Ares bersama papa dan mamanya menatap pesawat itu meningalkan landasan pacu Bandara Internasional
Bisik-bisik disertai lirikan tidak suka yang terarah kepada Joshua dan Julia Ang sedikit membuat mereka gerah untuk berlama-lama di pesta anniversary pernikahan pasangan suami istri Fang. "Jule, apa kamu sudah kenyang menikmati hidangan pestanya? Aku ingin mengajakmu pulang saja setelah ini!" tanya Joshua dengan halus, dia tidak menyebut alasan kenapa ingin segera meninggalkan pesta yang masih ramai itu.Para tamu pesta yang ingin berdansa pun begitu banyak di tengah ballroom. Dia melihat Brenda Yin bersama Welson Liu juga sedang asik berdansa berpasangan di sana. Joshua tidak cemburu dan acuh saja dengan kemesraan mereka. Dia terus berada di sisi Julia Ang sepanjang acara meriah itu berlangsung."Aku sudah kenyang kok, Hubby. Ayo pulang saja kalau memang kamu lelah!" jawab Julia Ang yang mencemaskan kondisi suaminya pasca penerbangan kembali dari Pulau K.Namun, belum sampai mereka beranjak dari deretan stand makanan, beberapa orang wanita berpenampilan trendy seusia mama Joshua men
"Huhh ... lagi-lagi barang belanjaan yang kucari kosong stok!" gerutu seorang ibu rumah tangga ketika melihat rak display bumbu dapur dan makanan kemasan kaleng tak ada isinya. Dengan segera ibu tadi mengembalikan dua barang yang tadi telah dimasukan ke keranjang belanjanya lalu keluar tanpa membeli apa pun. Suaminya yang tadi menunggu di bangku selasar mall keheranan melihat dia kembali tanpa tas berisi barang belanja apa pun. "Yin Hua, kenapa kau kembali tanpa berbelanja? Apa barang yang kau cari tak ada?" tanya Benny Fu seraya menatap istrinya berjalan mendekat."Antarkan aku ke mall seberang jalan saja, Suamiku. Jangan belanja ke mari lagi, semakin lama membuatku kesal saja. Rak-rak barang kosong, mereka ini niat berjualan apa tidak sih?!" gerutu ibu tadi menunjuk-nunjuk ke hypermart yang nampak sepi pengunjung siang itu.Dengan bijak Benny Fu menghentikan istrinya yang mengomel, dia merangkul bahu Yin Hua sembari melangkah menuju lift untuk turun ke parkiran di lantai GF. "Sstt
"Josh, kenapa wajahmu kerap kali murung belakangan ini sepulang kantor?" tegur Julia Ang ketika menyambut suaminya di rumah keluarga Cheng.Pria itu tersenyum tipis, pikirannya memang sedang semrawut dan letih dengan persoalan mall yang dipimpin olehnya. Kemudian pasangan suami istri itu masuk ke kamar tidur untuk duduk santai di sofa. Julia Ang membantu mencopot sepatu fantofel Joshua untuk disimpan di rak sepatu dan kaos kakinya ditaruh di keranjang laundry.Setelah itu Joshua duduk sembari merangkul bahu Julia. Angin sore yang berhembus dari jendela kamar yang terbuka mengarah ke sofa kamar mereka. "Ceritakanlah, ada masalah apa? Mungkin aku bisa meringankan beban pikiranmu, Hubby!" bujuk Julia Ang lembut. "Jadi, laporan keuangan perusahaan bidang departemen store alias mall Grup Cheng Yi mengalami defisit pendapatan yang besar. Penyebabnya adalah suplier berhenti mengirimkan barang mereka selama kurun waktu dua bulan. Ini menyebabkan persediaan barang yang dijual di hypermart ko
Di Bandara Internasional Pulau K, Eva Xin menempel erat seperti anak koala pada induknya ketika dia akan melepas kepergian suaminya ke New York."Ohh ... Darling, kamu ini kenapa jadi terbawa perasaan begini? Aku hanya pergi sebentar kok, nanti juga pulang kepadamu!" rayu Jason agar Eva melepaskan pelukan eratnya. Mereka berdua menjadi pusat perhatian para calon penumpang dan pegawai airport yang melintas di sana.Akhirnya Eva pun menjauhkan tubuhnya seraya berjinjit mengecup bibir Jason penuh gairah. "Cepat pulang kalau urusan mall sudah beres ya, Hubby. Aku merana tanpamu!" "Okay ... okay, panggilan boarding sudah terdengar. Aku harus naik ke pesawat American Airlines sekarang. Jaga diri dan kedua anak kita baik-baik, Eva Darling. Aku mencintaimu!" pamit Jason seraya membelai wajah oval yang rupawan itu dengan jemari tangan.Mereka saling melambaikan tangan hingga Jason menghilang di lorong menuju ke kabin pesawat. Eva menunggu hingga pesawat suaminya take off dari landasan. Dia be
"Bagaimana suplai dari New Jersey, Arthur?" tanya Jason sesampainya dia di kantor pagi itu.Arthur yang berdiri di hadapan meja presdir menyampaikan laporannya dengan lugas sesuai kondisi di lapangan. "Semuanya beres, Sir. Rak di hypermart mall ini terisi penuh dan menggunung sama seperti mall yang ada di seberang jalan!" jawabnya."Bagus, aku akan mengerjakan beberapa hal. Kau kembalilah ke mejamu dan mengerjakan tugas dariku mengenai promosi dan baliho depan mall kita, Arthur!" titah Jason. Dia ingin meminta tolong kepada Dean sekali lagi untuk memberi pelajaran kepada Welson Liu.Mereka hanya berhubungan via email saja, untungnya Dean segera menjawab pesan dari Jason. Kali ini dia ingin membuat Mall Golden Lotus mengalami pemadaman listrik seperti mall Joshua dulu. Tak boleh ada jejak sama sekali dalam sabotase itu. 'Okay, Master Jason. Aku akan mencari saluran listrik mall itu, mungkin butuh dua atau tiga hari hingga sirkuitnya bisa kukendalikan sepuruhnya. Setelah itu akan kuhen
"Halo, Hubby. Apa kamu masih lama berada di New York?" tanya Eva Xin spontan ketika dia menjawab panggilan video call dari Jason."Ohh ... ada apa, Eva? Apa kamu dan anak-anak baik-baik saja di sana?" balas Jason cemas dan mendadak tegang.Wanita itu menghela napas sambil terkikik geli menatap wajah tampan suaminya yang serius. "Kami semua baik, tetapi istrimu ini malarindu. Demam cinta yang parah dan butuh obat penawar secepatnya!" jawab Eva yang membuat suaminya sontak tertawa terbahak-bahak."Kamu ini ya suka bikin suami panik. Untuk sementara aku belum bisa kembali ke Pulau K. Mungkin kamu bisa ajak anak-anak ke New York saja, Eva. Ini bukan sebuah basa basi semata, aku serius. Untuk mengobati penyakit rindumu yang tak tertahankan itu!" ujar Jason dengan seringai lebar di wajahnya.Dengan antusias Eva Xin menanggapinya, "Wow, aku tak akan melewatkan undangan ini pastinya. Okay, besok pagi aku akan berangkat ke New York bersama Ares dan Ryan dengan satu baby sitter. Bagaimana?" "A