Share

Bab 98

Author: Dania Zahra
Dengan sifatnya yang sulit dihadapi, Zoey pasti akan datang lagi. Livy tahu akan hal ini, tetapi dia sama sekali tidak berniat untuk meladeni apalagi membantunya.

Saat pikirannya sedang berkutat dengan hal itu, Regina tiba-tiba berseru, "Pak Preston sudah punya istri!"

"Apa?" Pikiran Livy langsung buyar. Wajahnya seketika terkejut dan tegang.

Melihat ekspresi aneh itu, Regina langsung berbisik penuh curiga, "Ya ampun! Livy, wajahmu sampai begini. Jangan-jangan ... kamu naksir Pak Preston?"

Komentar itu benar-benar mematahkan kecemasan Livy. Dia jelas berpikir terlalu jauh. Kalau Regina tahu hubungan aslinya dengan Preston, dia pasti sudah bertanya berulang kali tanpa henti dan bukannya sekadar membahas gosip di sini.

"Bukan, tentu saja bukan," bantah Livy buru-buru. Kemudian, dia menjelaskan, "Aku tadi cuma lagi memikirkan Zoey. Aku khawatir dia akan bikin masalah. Pak Preston sudah menikah atau belum, itu sama sekali bukan urusanku."

Sambil berbicara, Livy sedikit menunduk untuk menut
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Winadesika 2.9.4.0
regina apa ivana
goodnovel comment avatar
Limlis Aulia
suka ceritanya tapi update episodenya tidak tiap hari jadi lupa utk nglanjutin.....dan akhirnya males nunggu...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 99

    Dulu, Livy dan Regina memang sering bergosip tentang Preston di belakang. Mereka bahkan sering membayangkan hal-hal yang tidak mungkin dan menjadikannya hiburan, termasuk mengandaikan Preston berpasangan dengan Bendy.Namun, sekarang .... Livy tidak lagi tertarik untuk bergosip tentang Preston. Tidak ada lagi aura misterius yang menarik. Kalau terus-terusan bergosip, bukankah akhirnya dirinya sendiri yang akan menjadi topik gosip?"Benaran nggak ada apa-apa? Waktu nenekmu meninggal, apa Pak Bendy sama sekali nggak pernah menghubungimu, menghiburmu, atau semacamnya? Soalnya dia yang urus cuti duka buat kamu, jadi kupikir mungkin kalian ada sesuatu ...," tanya Regina dengan penasaran.Livy tidak terlalu peduli soal bagaimana cutinya diatur saat itu. Di masa-masa sulit itu, dia hanya tahu bahwa Preston akan mengurus semuanya dengan baik.Saat itu, Livy benar-benar terpuruk. Dia hanya bisa menangis hingga tertidur, lalu bangun hanya untuk menangis lagi dan berhari-hari mengurung diri di ka

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 100

    Melihat pemandangan itu, Livy langsung tertegun. Hampir saja jantungnya berhenti berdetak. Di kepalanya, hanya ada satu pikiran.Preston berselingkuh di belakangnya. Ini pasti karena Livy memang belum bisa memenuhi keinginannya akhir-akhir ini, terutama karena dia bahkan menolak Preston tadi malam.Yang paling membuat Livy merasa sedih adalah kenyataan bahwa sebenarnya dia tidak punya hak atau posisi untuk memprotes hal ini.Livy hanya bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa dan mengabaikan, seolah-olah ini tidak ada hubungannya dengannya.Livy merasa serba salah. Dia menimbang-nimbang apakah dia harus meletakkan dokumen di meja dan segera pergi, ataukah langsung berbalik dan keluar saja.Namun saat Livy masih bimbang, wanita di hadapannya tiba-tiba berbalik dengan senyum ceria. Dia menyapa dengan nada manja, "Pak Preston, kamu sudah kembali!"Wanita itu terlihat hendak menyambut dengan gembira. Hanya saja ketika dia melihat orang yang berdiri di ambang pintu ternyata bukan Preston, me

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 101

    Untuk mencegah Preston mengetahui hubungannya dengan Stanley. Begitu Preston mengetahuinya, dia pasti akan curiga dan meragukan tujuan Livy mendekatinya.Tugas Zoey hari ini sebenarnya bukan untuk mengganggu Livy, jadi dia tidak berminat untuk terus berdebat dengannya. Dia menunjuk ke dokumen di tangan Livy dan bertanya dengan kasar, "Kamu datang untuk ngantarkan dokumen sama Pak Preston? Kalau begitu cepatlah selesaikan dan pergi dari sini! Jangan ganggu aku dan Pak Preston lagi! Dia akan segera kembali untuk rapat!""Kamu sudah berapa lama sama Pak Preston?" Livy tidak bisa menahan diri dan langsung bertanya.Zoey menegakkan tubuhnya dengan penuh percaya diri, dadanya bergetar saat dia menjawab dengan sikap angkuh, "Kamu nggak tahu kenapa aku bisa masuk perusahaan ini? Apa kamu benar-benar nggak punya firasat tentang itu?""Livy, kamu nggak membantuku, tapi Pak Preston yang membantuku. Aku diterima secara khusus sama dia, dan sejak saat itu, dia sudah memperhatikanku." Zoey tertawa d

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 102

    Preston menoleh ke arahnya. Para eksekutif lainnya ikut memandang Livy, tetapi ekspresi mereka hanya datar dan sekadar menunggu dengan sopan."Pak Preston, aku ...." Livy tiba-tiba gugup, keringat halus mulai bermunculan di dahinya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi pikirannya kosong karena tidak bisa menemukan alasan untuk menjelaskan panggilannya yang mendadak itu.Preston menyadari ada yang tidak beres dengan Livy. Dia kemudian menoleh kepada para eksekutif dan berkata dengan tenang, "Kalian kembali saja dulu. Kita bicarakan ini saat rapat besok pagi."Para eksekutif itu juga merasakan suasana yang janggal. Namun, tentu saja mereka tidak berani bertanya lebih jauh. Mereka merasa lega karena tidak perlu menghadapi teguran di ruang direktur. Bagi mereka, Livy seperti penyelamat yang datang tepat waktu. Tanpa membuang waktu, mereka segera meninggalkan tempat itu.Livy tidak menyangka Preston akan membubarkan para eksekutif hanya karena dirinya."Bu Livy mau ngomong? Kita bicarakan d

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 103

    "Klik."Pintu terbuka, dan Preston masuk ke dalam kantor sambil tetap memeluk Livy erat-erat. Bibirnya tidak melepaskan ciuman, terus menggigit lembut bibir Livy yang kenyal dan manis.Sementara itu, Zoey yang merasa ingin buang air kecil, diam-diam menggunakan kamar kecil di dalam kantor. Mendengar suara di luar, dia mengira Preston telah kembali dan buru-buru keluar. Namun, pemandangan yang dia lihat membuatnya terkejut luar biasa.Pintu sudah tertutup dan Livy tampak disandarkan di dinding oleh Preston. Kedua kaki putih mulusnya diangkat dan melingkari pinggang pria itu.Zoey membeku di tempat, matanya membelalak, baru beberapa detik kemudian dia tersadar. Dia terkejut dan tak sadar berteriak, "Ah...!"Bagaimana bisa! Kenapa malah Livy! Bagaimana bisa Livy merebut kesempatan ini darinya!Zoey sudah mempersiapkan segalanya, bahkan menyemprotkan parfum khusus yang mengandung bahan untuk meningkatkan gairah di ruangan itu. Semuanya demi menggoda Preston dan membuatnya terjatuh ke dalam

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 104

    Wajah Livy terlihat semakin pucat. Dia melangkah ke samping dengan kebingungan dan menjauh dari pusat perhatian.Preston tampaknya tidak menyadari perubahan emosi Livy. Dia hanya mengira Livy sedang merasa terganggu oleh keributan yang disebabkan oleh Zoey. Dengan tenang, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.Sementara itu, Zoey yang penuh harapan melangkah mendekat. Wajahnya dipenuhi antusiasme saat menatap Preston.Mendengar nada bicara Preston kepada Livy tadi, Zoey yakin Preston akan mengizinkannya untuk tetap bekerja di perusahaan. Hal ini membuatnya merasa bahwa dia masih memiliki tempat di hati Preston dan Preston pasti tertarik padanya.Terlebih lagi, Zoey merasa penampilannya hari ini sangat menggoda. Seandainya saja Livy tidak ada di sana menghalanginya, Zoey yakin dia akan berhasil memikat Preston sepenuhnya. Selama masih bisa tetap berada di perusahaan, Zoey percaya dia masih punya kesempatan untuk mendapatkan perhatian Preston.Dengan penuh percaya diri, Zoey

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 105

    "Hmm." Livy mengangguk, lalu menceritakan semua kejadian yang baru saja terjadi kepada Preston dengan jujur.Mulai dari saat dia mengantarkan dokumen dan kebetulan bertemu Zoey, hingga ucapan Zoey yang penuh percaya diri. Dia juga menjelaskan bahwa dia memanggil Preston untuk menghentikan para eksekutif agar tidak memergoki Zoey dalam keadaan yang memalukan, meskipun hal itu membuat Preston salah paham dan mengira Livy ...."Jadi, maksudnya kamu belum benar-benar siap," ujar Preston. Matanya sedikit meredup, seolah-olah ada kekecewaan yang tersirat."Aku nggak yakin dengan hubunganmu dan Zoey apakah seperti yang dia katakan atau nggak. Jadi aku memutuskan untuk memanggilmu. Kalau banyak orang melihat Zoey dalam kondisi yang memalukan, itu juga akan merusak reputasimu," jelas Livy dengan serius.Dia merasa bahwa dirinya sudah cukup peduli dan mempertimbangkan segala hal dengan matang. Seharusnya Preston menghargai sikapnya."Kamu nggak yakin?"Nada bicara Preston menjadi lebih dingin. D

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 106

    Suhu di dalam ruangan terus meningkat. Livy merasa kepalanya semakin pusing dan tubuhnya mulai terasa aneh, seolah-olah ada sesuatu yang menggugah dirinya. Preston mendekatkan tubuhnya dan memeluk Livy erat-erat. Tubuh mereka saling bersentuhan. Saking dekatnya hingga Livy bisa merasakan detak jantung Preston yang teratur dan kuat.Namun, Preston tidak melakukan gerakan lebih jauh. Dia hanya menatap Livy dengan intens, matanya yang gelap seperti menunggu persetujuan atau respons dari Livy.Livy menyadari maksud Preston. Meskipun pikirannya agak kacau, dia masih cukup sadar. Di satu sisi, dia merasa tergoda oleh kedekatan Preston, tetapi di sisi lain, dia tahu ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya sore ini.Dia mencoba memutar pergelangan tangannya, memberi isyarat agar Preston melepaskannya. Namun, cengkeraman tangan Preston terlalu kuat, seperti tidak ingin membiarkannya pergi begitu saja."Pak Preston, aku masih punya banyak pekerjaan sore ini," bisik Livy pelan.Kalimat it

Latest chapter

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 386

    Livy bahkan tidak tahu sudah berapa lama dia berdiri di sana, sementara hujan deras di atas kepalanya masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.Sampai akhirnya, tubuhnya semakin lemah. Dia harus bersandar pada dinding di sampingnya sebelum perlahan duduk ke tanah.Dingin. Seluruh tubuhnya terasa sangat dingin, seakan-akan dia dilemparkan ke dalam ruang pembeku.Meskipun begitu, suhu tubuhnya justru terasa sangat tinggi, bahkan napasnya membawa hawa panas.Apakah dia demam? Livy merasa kepalanya pusing. Dengan lemah, dia mengangkat tangan dan menyentuh dahinya. Benar saja, panasnya sudah tidak normal.Ponselnya entah kehabisan baterai atau rusak karena masuk air. Kini, layarnya sudah tidak bisa menyala.Yang bisa Livy lakukan hanyalah memeluk tubuh sendiri dengan putus asa, seolah-olah hanya itu yang bisa memberinya sedikit kehangatan."Cepat pergi!" Di tengah kesadarannya yang samar, Livy kembali mendengar suara satpam.Gerbang besi terbuka, tongkat besi menyentuh tubuhnya. Sa

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 385

    Petugas keamanan menyeretnya ke depan gerbang, lalu bergegas menutup pintu dan menghalangi pandangannya dari dua orang di dalam sana.Di langit yang gelap, kilatan petir mendadak menyambar dan membelah malam dengan cahaya menyilaukan. Namun, Livy tetap tidak mau menyerah. Dia berteriak ke arah vila, suaranya bercampur dengan suara hujan yang mengguyur deras."Pak Preston! Kumohon, kasih aku kesempatan untuk menjelaskan! Semua ini bukan perbuatanku! Kenapa ... kenapa kamu nggak percaya sama aku?!"Petugas keamanan meliriknya dengan pandangan meremehkan. "Nona, lebih baik kamu cepat pergi. Jangan mempermalukan diri sendiri di sini."Tidak ...! Dia tidak bisa pergi begitu saja! Jika dia tidak bisa menjelaskan semuanya hari ini, Preston pasti akan membencinya seumur hidup.Livy tidak ingin itu terjadi. Dia tidak ingin Preston membencinya. Dia tidak bersalah, semua ini bukan perbuatannya!"Aku nggak akan pergi."Livy menggigit bibirnya erat, menahan giginya yang bergetar karena dingin. "Aku

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 384

    Dengan panik, Livy langsung mendorong pintu dan buru-buru menjelaskan, "Bukan aku yang melakukannya!"Begitu melihat Livy, tebersit kebencian di mata Sylvia.Diam-diam, dia mencubit pahanya sendiri, membuat dirinya menangis lebih keras. "Bu Livy, ke ... kenapa kamu datang ke sini?""Kamu bahkan tahu di mana aku tinggal, apakah itu berarti kamu sudah menyelidiki semua informasi tentangku? Jadi, foto-foto yang diambil diam-diam itu juga hasil perintahmu?"Dalam artikel berita itu, memang ada beberapa foto yang menunjukkan Preston mengantar Sylvia pulang. Namun, Livy sangat yakin bahwa semua ini sama sekali bukan ulahnya.Isakan tangis Sylvia yang lembut dan menyedihkan menghantam hati Preston.Meskipun dia tidak memiliki perasaan cinta terhadap Sylvia, mereka telah tumbuh bersama sejak kecil. Ditambah dengan rasa bersalah yang dia simpan selama bertahun-tahun, melihat Sylvia menangis membuat hatinya sedikit tersentuh.Tatapannya yang dingin jatuh pada Livy yang tiba-tiba menerobos masuk.

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 383

    "Kenapa sih? Aku melakukan semua ini demi kebaikanmu!"Zoey merasa Livy benar-benar tidak tahu berterima kasih. Dengan nada kesal, dia mengumpat, "Kamu sendiri nggak bisa mempertahankan Pak Preston, aku membantumu, tapi kamu malah bersikap begini!""Kamu sadar nggak, bahkan gelar Nyonya Sandiaga saja nggak diakui? Kalau sampai kalian bercerai, kamu bakal keluar tanpa sepeser pun! Asal kamu mau memperbesar masalah ini, bagaimanapun juga, kamu tetap nggak akan dirugikan!"Sebenarnya, Zoey juga tidak benar-benar ingin membantu Livy. Namun, setelah berdiskusi dengan ibunya, mereka menyadari bahwa hanya dengan membantu Livy, mereka bisa mendapatkan keuntungan.Lagi pula, dia sudah memegang kelemahan Livy. Kalau Livy tidak bekerja sama dengannya, dia akan benar-benar habis!"Aku sudah bilang, urusanku bukan urusanmu!"Livy berteriak hingga suaranya hampir serak, "Aku juga nggak pernah ingin jadi Nyonya Sandiaga yang diumumkan ke publik, dan aku nggak butuh orang lain memperlakukanku dengan b

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 382

    Grup itu adalah grup gosip perusahaan.Sebelumnya, Ivana pernah ingin memasukkan Livy ke dalamnya, tetapi Livy merasa grup itu terlalu ramai dan penuh dengan gosip yang tidak penting. Lagi pula, dia juga tidak tertarik membahas hal-hal seperti itu, jadi dia menolak untuk bergabung.Namun sekarang, setelah jam kerja usai, seseorang mengirimkan pesan yang memicu kehebohan di grup tersebut.Meskipun hanya ada satu orang yang memulai percakapan, Livy sudah cukup terkenal di perusahaan, jadi banyak orang yang ikut berkomentar.[ Pantas saja! Aku pernah beberapa kali melihat Livy naik mobilnya Pak Preston. Lagian, kalian nggak merasa aneh kalau dia bisa naik jabatan secepat itu? ][ Kalau nggak ada sesuatu di belakangnya, aku pasti nggak percaya! Tapi aku nggak nyangka, ternyata dia punya hubungan sama Pak Preston! ][ Aku nggak percaya! Pak Preston itu kaya, tampan, dan luar biasa! Mana mungkin dia tertarik sama wanita seperti Livy? ][ Pokoknya yang jelas, Livy sudah menikah dan suaminya p

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 381

    Pria itu memiliki proporsi tubuh yang nyaris sempurna. Mantel panjang hitam yang dia kenakan membingkai tubuhnya yang tinggi dengan sangat pas dan menampilkan sosok yang luar biasa gagah."Sayang, kamu ...."Livy ingin memanggil Preston untuk makan bersama, tetapi pria itu justru berjalan mendekat dengan ekspresi dingin. Dia menatap Livy dari atas ke bawah dengan mata hitam pekat yang dipenuhi dengan kejengkelan. Dengan suara marah, dia bertanya, "Apa lagi yang kamu lakukan?""Hah?"Livy tidak mengerti maksudnya, tetapi sebelum dia bisa bertanya lebih lanjut, tangan besar pria itu sudah mencengkeram bahunya dengan kuat dan menyeretnya ke atas.Cengkeramannya begitu kasar, membuat Livy terpaksa terseret menaiki tangga dengan terburu-buru. Bahkan, karena langkahnya yang terlalu cepat, lututnya terbentur sudut tangga dengan keras.Namun, Preston tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti. Dia terus menyeret Livy hingga ke kamar, lalu mendorongnya ke sofa dengan kasar."Kamu begitu ingin

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 380

    Siapa yang peduli? Preston mengernyit. Apakah dia peduli pada Livy?Tangan yang menggenggam gelas tiba-tiba berhenti, lalu dia menuangkan lagi segelas minuman untuk dirinya sendiri dan berkata dengan nada dingin, "Dia cuma istri kontrakku, nggak lebih.""Iya, nih. David, kamu terlalu berlebihan. Bu Livy memang perempuan yang baik, tapi bagaimanapun juga, dia dan Preston berasal dari dunia yang berbeda."Sylvia menyela pembicaraan, lalu mendekati Preston dengan berpura-pura baik dan mengingatkan dengan lembut, "Preston, aku tahu kamu ingin memperlakukan Bu Livy dengan baik. Tapi bagaimanapun juga, dia berasal dari latar belakang yang berbeda dari kita. Kalau kamu terus memberinya barang-barang mewah, itu malah bisa membuatnya merasa terbebani."Perkataan itu membuat Preston sedikit penasaran. "Kenapa?""Karena bagi Livy, barang-barang itu sangat mahal, bahkan satu saja bisa setara dengan gajinya selama bertahun-tahun. Orang seperti dia akan merasa bahwa kesenjangan di antara kalian terl

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 379

    Kalau begitu, Livy juga jangan berharap hidupnya akan baik-baik saja!"Zoey, kalau mau gila, jangan cari aku!" Livy tidak ingin meladeni Zoey lagi dan segera pergi. Namun, setelah kembali ke kantornya, kelopak mata kanannya terus berkedut. Dia merasa seolah-olah sesuatu akan terjadi.Sebelum pulang, dia naik ke lantai atas untuk mencari Preston dan melaporkan perkembangan proyek. Namun, setelah mengetuk pintu beberapa kali, tidak ada jawaban dari dalam. Akhirnya, dia menghubungi Preston lewat telepon."Ada apa?"Di seberang sana, suara Preston terdengar seakan dia sedang berada di tempat hiburan. Ada suara musik samar-samar dan yang lebih menyakitkan, Livy mendengar suara Sylvia yang begitu akrab di telinganya."Preston, bukannya sudah bilang hari ini jangan bahas pekerjaan?" Suara manja Sylvia terdengar cukup jelas, seolah-olah dia menempel di sisi Preston."Aku cuma bicara sebentar," jawab Preston dengan suara rendah, sebelum akhirnya beralih ke Livy, "Bu Livy, kalau soal pekerjaan,

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 378

    Karena kejadian semalam, Livy hampir terlambat masuk kerja pagi ini. Baru saja dia selesai absen, suara yang sudah lama tidak terdengar kembali menyapanya. "Livy!"Setelah sekian lama tidak bertemu, Zoey tampaknya menjalani hidup yang cukup baik.Pakaian bermerek yang dikenakannya semakin banyak dan di lehernya terlihat bekas merah yang sangat mencolok. Tanda bahwa hubungannya dengan Ansel semakin erat."Ada urusan apa?" Livy meliriknya dengan dingin, tidak ingin membuang waktu untuknya.Namun, Zoey sama sekali tidak merasa tersinggung dan justru berkata dengan percaya diri, "Aku butuh bantuanmu."Livy mengernyit, merasa Zoey benar-benar terlalu tidak tahu malu, lalu menolak mentah-mentah, "Aku nggak ada waktu.""Livy, kamu sok jual mahal apa sih? Apa kamu benar-benar mengira dirimu sudah jadi nyonya besar? Kaki Sylvia sebentar lagi sembuh, 'kan? Aku peringatkan kamu, begitu dia berhasil, kamu pasti akan dibuang sama Pak Preston!"Zoey menghalangi Livy di pintu masuk, kata-kata tajamny

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status