Share

Bab 76

Author: Dania Zahra
Livy seketika merasa dilema. Dia mengedarkan pandangannya kepada Preston, berharap Preston bersuara untuk menahannya.

Namun, Preston hanya meliriknya dengan tatapan agak suram sambil berkata, "Kamu istirahat saja dulu."

Livy terpaksa mengikuti Nancy pergi. Nancy membawanya melewati jalan kecil dan turun tangga. Setelah membawa Livy ke ruang istirahat VIP, Nancy buru-buru pergi.

Livy mengernyit menatap pintu yang baru ditutup itu. Dia tidak bodoh. Chloe tidak terlihat cemas padanya, melainkan seperti ingin menyembunyikannya. Lantas, apa tujuan Chloe?

Jangan-jangan Chloe tahu tentang masa lalunya dengan Stanley? Makanya, dia sengaja menyuruh Nancy membawanya ke ruang istirahat? Chloe takut Livy menghancurkan pernikahannya?

Sepertinya kekhawatiran Chloe berlebihan. Lagi pula, Chloe masih begitu melindungi Stanley setelah tahu kebenarannya. Jelas, cintanya terhadap Stanley sangat mendalam.

Hanya saja, tatapan Stanley saat menatap Livy penuh kegugupan dan ketakutan. Pria ini pasti takut Liv
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 77

    "Kamu ...." Nora yang belum tersadar dari keterkejutannya hanya bisa memelototi Livy. Saat berikutnya, Livy melayangkan tamparan lagi, membuat pipi Nora yang satu lagi juga terasa perih.Nora pun hanya bisa terperangah. Dia tidak menyangka Livy yang begitu mudah dikendalikan akan berani main tangan dengannya?Livy sungguh murka. Meskipun telapak tangannya kebas dan sakit, dia belum merasa puas. Dia pun menerkam dan menjatuhkan Nora, lalu menghajarnya habis-habisan.Nora yang kesakitan lantas berteriak minta tolong. Namun, Livy memperingatkan, "Teriak saja, biar orang-orang datang. Kira-kira apa yang bakal mereka pikirkan nanti? Kenapa aku menghajarmu?""Gimana kalau aku beri tahu orang-orang gimana Stanley pansos dan keluarga kalian mencelakai orang?" Livy merendahkan suaranya sambil memelototi Nora. Usai berbicara, dia tertawa terbahak-bahak.Ketika melihat Livy yang seperti orang kerasukan, Nora ketakutan hingga tidak berani berbicara. Dia termangu sesaat sebelum pikirannya menjadi l

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 78

    Livy menunggu Preston memarahinya. Namun, yang terdengar adalah suara pelan Preston. "Acara sudah dimulai."Livy termangu sejenak. Kemudian, dia bertanya dengan tergagap, "Oh, oh. Oke. Sudah ... waktunya makan ya?""Ya. Ayo." Preston meletakkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia berbalik dan pergi.Livy agak terbengong. Mungkin karena baru bangun tidur, juga mungkin karena banyak pikiran. Namun, dia tidak banyak tanya dan hanya mengikuti Preston. Dia pun mengira Nora sedang mengulur waktu. Karena acara makan sudah dimulai, berarti semuanya masih berjalan dengan normal.Awalnya, Livy sedang memikirkan cara menjelaskan jika ada keluarga pihak pria yang mengenalinya. Untungnya, dia berpikir terlalu jauh.Acara sangat meriah. Tamu sangat banyak. Ini seperti acara makan untuk sekampung. Untungnya, karena dia dari keluarga pihak wanita, keluarga pihak pria pun tidak terlalu memperhatikannya.Tempat duduk Livy sudah disediakan. Mejanya termasuk meja utama. Ketika dia duduk, acara makan sudah

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 79

    Ratna berhasil meyakinkan Chloe. Chloe pun tidak memaksa lagi. Namun, Chloe langsung memberi tahu Stanley tentang masalah ini. Stanley merasa ada yang tidak beres sehingga mencari ayah dan neneknya.Setelah mengetahui kebenarannya, wajah Stanley sontak memucat. "Beraninya Livy memukul ibuku!""Kecilkan suaramu. Sekarang acara pernikahanmu dalam masalah besar. Entah rencana ibumu bakal berhasil atau nggak ...." Ratna panik hingga mengentakkan kakinya.Dengan wajah suram, Stanley menggertakkan gigi dan berkata, "Aku percaya pada Ibu. Karena Livy bertindak begitu kejam, jangan salahkan kita bertindak kejam juga."....Di ruang istirahat nomor 101. Livy melihat pintu tidak tertutup rapat. Dia langsung mendorong pintu dan masuk. Terlihat Nora yang sedang duduk di sofa. Meskipun rambutnya telah dirapikan, wajahnya tetap babak belur dan terlihat menyedihkan.Ketika melihat Livy masuk, Nora sontak berlutut di hadapannya dan menangis. "Livy, waktu kamu kecil, aku selalu membawamu jalan-jalan. K

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 80

    "Gimana? Livy belum ketemu?" Nora sungguh panik. Dia awalnya ingin menyekap Livy untuk sementara waktu, lalu membebaskannya setelah acara pernikahan. Dia mengira rencananya sudah sempurna, tetapi malah menjadi berantakan begini.Mereka tidak bisa menemukan Livy! Livy seolah-olah menghilang begitu saja dari dunia! Mereka menyuruh orang memeriksa rekaman CCTV. Namun, setelah Livy masuk ke kamar, wanita ini tidak pernah keluar lagi. Mereka tidak melihat jejak kepergian Livy.Kejadian aneh seperti ini membuat beberapa anggota Keluarga Taslim berkumpul. Ekspresi mereka terlihat sangat masam."Jangan-jangan Livy sudah jadi hantu? Yang kulihat dari tadi adalah hantu? Kalau nggak, gimana dia bisa tiba-tiba hilang?" Stanley ketakutan hingga wajahnya memucat. Tubuhnya gemetaran, kakinya melemas."Nggak mungkin! Dia mungkin sembunyi di kamarnya. Kalau nggak, mana mungkin kita nggak bisa menemukannya? Dia mungkin kabur dari jendela. Lanjutkan pencarian!" Nora menggertakkan giginya dengan geram. Ke

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 81

    Livy disekap di ruang bawah tanah. Dia tidak bisa keluar. Kini, dia merasa sangat frustrasi karena kurang berwaspada. Bagaimana bisa dia ditangkap oleh Keluarga Taslim? Jangan-jangan, mereka ingin membunuhnya untuk membungkam mulutnya?Namun, jika dipikir-pikir, seharusnya mereka tidak akan berani. Sekarang Livy termasuk anggota Keluarga Sandiaga. Kalaupun Preston tidak bisa menemukannya, Preston pasti akan melacak lokasinya. Jadi, Keluarga Taslim tidak mungkin berani membunuhnya.Jika dugaan Livy tidak salah, setelah acara pernikahan berakhir, dia seharusnya akan dibebaskan. Hanya saja, semua ini akan menguntungkan Keluarga Taslim.Mereka akan berhasil berbesan dengan Keluarga Dewanto dan Keluarga Sandiaga, lalu menjadi keluarga kalangan atas. Ternyata memang benar, orang jahat pasti akan sukses karena mereka menghalalkan segala cara.Sekujur tubuh Livy terasa lemas. Sejak awal, dia memang tidak enak badan karena kondisi kesehatan neneknya. Kini, kepalanya terasa sangat pusing. Hatiny

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 82

    "Belum selesai. Tapi, pesta malam sudah mau mulai," jawab Preston. Kemudian, dia menambahkan, "Kalau kamu masih kuat, mandi dan ganti baju dulu. Kita cuma perlu setor muka, lalu aku langsung bawa kamu pulang."Sebelum Livy merespons, Preston berkata lagi, "Yang menculikmu adalah Bahran. Kita jumpai dia nanti."Kalimat terakhir dilontarkan Preston dengan suara yang sangat rendah. Siapa pun yang mendengarnya akan bergidik ngeri."Bahran?" Livy termangu. Dia sulit memercayai kebenaran ini. Bahran tidak mungkin membantu Keluarga Taslim. Mereka tidak punya hubungan apa pun.Itu artinya, Bahran melakukan ini untuk membalas dendam kepada Preston. Bahran menculiknya di acara sepenting ini jelas untuk membuat Preston marah.Ternyata pelakunya bukan Keluarga Taslim? Bukankah ini berarti Keluarga Taslim menjadi punya kesempatan untuk melangsungkan acara pernikahan dengan lancar? Kenapa Tuhan tidak pernah memihak padanya?Jika Livy menghadiri acara sore hari, Keluarga Taslim pasti akan memikirkan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 83

    Livy tahu Preston bukan sedang memujinya, melainkan sedang mendesaknya. Itu sebabnya, dia tidak berani meminta waktu untuk berdandan dan buru-buru mengikuti Preston.Di perjalanan, Preston tiba-tiba menjulurkan tangan. Livy awalnya masih tidak bereaksi. Dia hanya menatap telapak tangan itu dengan bengong, hingga akhirnya Preston memperingatkan, "Kenapa? Kamu nggak tahu harus gimana?"Livy merasa Preston selalu bersikap misterius sehingga dirinya hanya bisa menebak setiap kali. Dia akhirnya meletakkan tangannya ke atas tangan Preston. Seketika, kehangatan meliputi tangannya. Preston berjalan dengan menggandeng Livy.Ternyata pria ini ingin bergandengan tangan dengannya. Jantung Livy sontak berdetak kencang. Dia segera menenangkan diri. Ini hanya sandiwara. Jangan sampai dia larut dalam sandiwara ini.Namun, Livy terus terpikir akan adegan di gudang bawah tanah. Preston bagaikan cahaya hidup yang menerangi kehidupannya.Ketika makin dekat dengan aula pesta, Livy segera menyingkirkan lamu

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 84

    "Kalian sudah lupa? Livy dari departemen sekretaris Grup Sandiaga. Preston atasannya. Sebagai sekretaris, Livy menemaninya menghadiri acara. Wajar kalau mereka bergandengan tangan, 'kan?" Seorang pria tampan tiba-tiba menjelaskan. Dia adalah sahabat Stanley sekaligus pendamping pengantin pria, Nicky.Jawaban Nicky menyadarkan semua orang. Mereka baru ingat bahwa Livy adalah karyawan Grup Sandiaga. Setelah pulang kerja, Livy menemani bosnya menghadiri pesta. Ini masuk akal. Namun, mereka sempat bertanya tentang Livy pada Stanley tadi. Stanley yang terbata-bata pun membuat mereka menebak-nebak sejak tadi.Mereka mengira Stanley dan Livy bermusuhan. Karena sebelumnya mereka bisa melihat keduanya saling menyukai dan sepertinya diam-diam pacaran. Siapa sangka, Stanley tiba-tiba mengumumkan bahwa dirinya pacaran dengan Chloe dan akan segera menikah. Dia juga mengatakan Livy akan hadir sehingga mereka tidak berpikir terlalu jauh.Namun, mereka malah tidak melihat Livy tadi. Mereka juga tidak

Latest chapter

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 389

    Preston tiba-tiba menyela dengan nada mencela, "Livy, kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai Nyonya Keluarga Sandiaga? Di mataku, kamu cuma wanita yang kunikahi sebagai solusi sementara demi menenangkan ayahku."Wajah Livy langsung pucat. Meskipun sejak awal mereka sudah tahu kenyataan ini, mendengarnya diungkapkan secara terang-terangan tetap membuat hatinya sakit."Awalnya kupikir kamu bisa bersikap baik dan nggak akan macam-macam, tapi Livy, tindakanmu belakangan ini benar-benar membuatku muak!"Preston tertawa dingin, jari-jarinya mencengkeram dagu Livy dengan semakin kuat. "Mulai hari ini, aku akan pindah. Ayahku sudah tua dan nggak bisa menerima pukulan besar. Jadi untuk sementara, aku nggak akan menceraikanmu. Tapi ingat baik-baik, jangan pernah menguji kesabaranku lagi!"Setiap kata yang diucapkan menusuk langsung ke hati Livy. Livy tersenyum pahit dan menggeleng, bahkan untuk menjelaskan pun terasa sia-sia. "Preston, apa pun yang kukatakan sekarang sudah nggak berguna, 'ka

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 388

    Dalam sekejap, Livy panik bukan main. Di rumah Nicky, dia sama sekali tidak melihat ada wanita lain. Jangan-jangan .... Memikirkan kemungkinan itu, wajahnya langsung dipenuhi kecemasan.Untungnya, Nicky segera menjelaskan, "Aku minta tetangga untuk membantumu mengganti pakaian. Livy, jangan khawatir, aku sama sekali nggak melakukan apa pun. Aku nggak akan memanfaatkan situasi seperti ini."Sebesar apa pun perasaannya terhadap Livy, Nicky tetap menghormatinya. Sebelum Livy memberi izin, dia tidak akan melakukan sesuatu yang berlebihan."Baguslah kalau begitu." Livy akhirnya menghela napas lega. Dia buru-buru berkata, "Nicky, aku benaran harus pergi. Kalau ada kesempatan, aku akan mencari waktu untuk berterima kasih padamu."Nicky tersenyum pahit. "Livy, kita ini teman. Kamu nggak perlu sesungkan itu."Livy hanya tersenyum samar, tidak menjawab apa pun. Tidak lama kemudian, dia pun naik taksi untuk pulang.Begitu tiba di rumah, Tina langsung menyambutnya dengan wajah penuh kekhawatiran.

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 387

    Lihat saja, begitu rencananya tidak berhasil, wanita itu langsung pergi."Livy." Suara Preston terdengar seperti binatang buas dari dalam jurang, menakutkan dan suram.Dia sudah begitu baik kepada wanita ini, tetapi ternyata wanita ini sama sekali tidak pantas mendapatkannya!....Dalam keadaan setengah sadar, Livy perlahan membuka matanya. Begitu terbangun, dia merasa tenggorokannya sangat sakit. Kepalanya terasa berat, tubuhnya juga lemas.Dia menatap sekeliling dengan bingung. Ini tempat yang sepenuhnya asing baginya.Saat berusaha bangkit, suara yang familier tiba-tiba terdengar. "Livy, akhirnya kamu bangun."Pintu kamar terbuka dan orang yang masuk adalah Nicky. Livy agak terkejut, suaranya serak saat bertanya, "Nicky? Kenapa kamu ada di sini?"Livy ingat, semalam dia pingsan di tengah hujan. Lantas, kenapa saat bangun, dia malah berada di tempat ini?"Kemarin aku kebetulan ada urusan di sana. Saat aku kembali, aku melihatmu pingsan di depan gerbang."Nicky membawa semangkuk obat

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 386

    Livy bahkan tidak tahu sudah berapa lama dia berdiri di sana, sementara hujan deras di atas kepalanya masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.Sampai akhirnya, tubuhnya semakin lemah. Dia harus bersandar pada dinding di sampingnya sebelum perlahan duduk ke tanah.Dingin. Seluruh tubuhnya terasa sangat dingin, seakan-akan dia dilemparkan ke dalam ruang pembeku.Meskipun begitu, suhu tubuhnya justru terasa sangat tinggi, bahkan napasnya membawa hawa panas.Apakah dia demam? Livy merasa kepalanya pusing. Dengan lemah, dia mengangkat tangan dan menyentuh dahinya. Benar saja, panasnya sudah tidak normal.Ponselnya entah kehabisan baterai atau rusak karena masuk air. Kini, layarnya sudah tidak bisa menyala.Yang bisa Livy lakukan hanyalah memeluk tubuh sendiri dengan putus asa, seolah-olah hanya itu yang bisa memberinya sedikit kehangatan."Cepat pergi!" Di tengah kesadarannya yang samar, Livy kembali mendengar suara satpam.Gerbang besi terbuka, tongkat besi menyentuh tubuhnya. Sa

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 385

    Petugas keamanan menyeretnya ke depan gerbang, lalu bergegas menutup pintu dan menghalangi pandangannya dari dua orang di dalam sana.Di langit yang gelap, kilatan petir mendadak menyambar dan membelah malam dengan cahaya menyilaukan. Namun, Livy tetap tidak mau menyerah. Dia berteriak ke arah vila, suaranya bercampur dengan suara hujan yang mengguyur deras."Pak Preston! Kumohon, kasih aku kesempatan untuk menjelaskan! Semua ini bukan perbuatanku! Kenapa ... kenapa kamu nggak percaya sama aku?!"Petugas keamanan meliriknya dengan pandangan meremehkan. "Nona, lebih baik kamu cepat pergi. Jangan mempermalukan diri sendiri di sini."Tidak ...! Dia tidak bisa pergi begitu saja! Jika dia tidak bisa menjelaskan semuanya hari ini, Preston pasti akan membencinya seumur hidup.Livy tidak ingin itu terjadi. Dia tidak ingin Preston membencinya. Dia tidak bersalah, semua ini bukan perbuatannya!"Aku nggak akan pergi."Livy menggigit bibirnya erat, menahan giginya yang bergetar karena dingin. "Aku

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 384

    Dengan panik, Livy langsung mendorong pintu dan buru-buru menjelaskan, "Bukan aku yang melakukannya!"Begitu melihat Livy, tebersit kebencian di mata Sylvia.Diam-diam, dia mencubit pahanya sendiri, membuat dirinya menangis lebih keras. "Bu Livy, ke ... kenapa kamu datang ke sini?""Kamu bahkan tahu di mana aku tinggal, apakah itu berarti kamu sudah menyelidiki semua informasi tentangku? Jadi, foto-foto yang diambil diam-diam itu juga hasil perintahmu?"Dalam artikel berita itu, memang ada beberapa foto yang menunjukkan Preston mengantar Sylvia pulang. Namun, Livy sangat yakin bahwa semua ini sama sekali bukan ulahnya.Isakan tangis Sylvia yang lembut dan menyedihkan menghantam hati Preston.Meskipun dia tidak memiliki perasaan cinta terhadap Sylvia, mereka telah tumbuh bersama sejak kecil. Ditambah dengan rasa bersalah yang dia simpan selama bertahun-tahun, melihat Sylvia menangis membuat hatinya sedikit tersentuh.Tatapannya yang dingin jatuh pada Livy yang tiba-tiba menerobos masuk.

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 383

    "Kenapa sih? Aku melakukan semua ini demi kebaikanmu!"Zoey merasa Livy benar-benar tidak tahu berterima kasih. Dengan nada kesal, dia mengumpat, "Kamu sendiri nggak bisa mempertahankan Pak Preston, aku membantumu, tapi kamu malah bersikap begini!""Kamu sadar nggak, bahkan gelar Nyonya Sandiaga saja nggak diakui? Kalau sampai kalian bercerai, kamu bakal keluar tanpa sepeser pun! Asal kamu mau memperbesar masalah ini, bagaimanapun juga, kamu tetap nggak akan dirugikan!"Sebenarnya, Zoey juga tidak benar-benar ingin membantu Livy. Namun, setelah berdiskusi dengan ibunya, mereka menyadari bahwa hanya dengan membantu Livy, mereka bisa mendapatkan keuntungan.Lagi pula, dia sudah memegang kelemahan Livy. Kalau Livy tidak bekerja sama dengannya, dia akan benar-benar habis!"Aku sudah bilang, urusanku bukan urusanmu!"Livy berteriak hingga suaranya hampir serak, "Aku juga nggak pernah ingin jadi Nyonya Sandiaga yang diumumkan ke publik, dan aku nggak butuh orang lain memperlakukanku dengan b

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 382

    Grup itu adalah grup gosip perusahaan.Sebelumnya, Ivana pernah ingin memasukkan Livy ke dalamnya, tetapi Livy merasa grup itu terlalu ramai dan penuh dengan gosip yang tidak penting. Lagi pula, dia juga tidak tertarik membahas hal-hal seperti itu, jadi dia menolak untuk bergabung.Namun sekarang, setelah jam kerja usai, seseorang mengirimkan pesan yang memicu kehebohan di grup tersebut.Meskipun hanya ada satu orang yang memulai percakapan, Livy sudah cukup terkenal di perusahaan, jadi banyak orang yang ikut berkomentar.[ Pantas saja! Aku pernah beberapa kali melihat Livy naik mobilnya Pak Preston. Lagian, kalian nggak merasa aneh kalau dia bisa naik jabatan secepat itu? ][ Kalau nggak ada sesuatu di belakangnya, aku pasti nggak percaya! Tapi aku nggak nyangka, ternyata dia punya hubungan sama Pak Preston! ][ Aku nggak percaya! Pak Preston itu kaya, tampan, dan luar biasa! Mana mungkin dia tertarik sama wanita seperti Livy? ][ Pokoknya yang jelas, Livy sudah menikah dan suaminya p

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 381

    Pria itu memiliki proporsi tubuh yang nyaris sempurna. Mantel panjang hitam yang dia kenakan membingkai tubuhnya yang tinggi dengan sangat pas dan menampilkan sosok yang luar biasa gagah."Sayang, kamu ...."Livy ingin memanggil Preston untuk makan bersama, tetapi pria itu justru berjalan mendekat dengan ekspresi dingin. Dia menatap Livy dari atas ke bawah dengan mata hitam pekat yang dipenuhi dengan kejengkelan. Dengan suara marah, dia bertanya, "Apa lagi yang kamu lakukan?""Hah?"Livy tidak mengerti maksudnya, tetapi sebelum dia bisa bertanya lebih lanjut, tangan besar pria itu sudah mencengkeram bahunya dengan kuat dan menyeretnya ke atas.Cengkeramannya begitu kasar, membuat Livy terpaksa terseret menaiki tangga dengan terburu-buru. Bahkan, karena langkahnya yang terlalu cepat, lututnya terbentur sudut tangga dengan keras.Namun, Preston tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti. Dia terus menyeret Livy hingga ke kamar, lalu mendorongnya ke sofa dengan kasar."Kamu begitu ingin

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status