Share

Bab 75

Penulis: Dania Zahra
Stanley merasa detak jantungnya semakin cepat dan punggungnya berkeringat dingin. Dalam hatinya merasa tidak nyaman. Livy pasti sudah mengetahui bahwa kejadian yang menimpa Winda adalah ulah neneknya.

Sebenarnya, Stanley tidak ingin memperlakukan keluarga Livy dengan sekejam ini. Nora yang mengatur semuanya dengan harapan agar Livy tidak bisa menghadiri pernikahan ini sehingga dia bisa menikahi Chloe tanpa hambatan dan menjadi menantu Keluarga Dewanto.

Namun, tak disangka, Livy tetap hadir! Stanley begitu gugup karena takut Livy akan mengatakan atau melakukan sesuatu yang merusak jalannya pernikahan ini.

"Bibi, kenapa wajahmu kelihatannya pucat sekali? Katanya kamu sakit, aku kira kamu nggak bisa hadir ...," ucap Chloe dengan santai untuk mencairkan suasana.

Ucapannya ini memang sesuai dengan isi hatinya. Dia memang mengira Livy tidak akan datang. Tadi pagi, ibunya sempat berbicara secara pribadi dengannya. Dia mengatakan bahwa Preston mungkin sengaja meminta Livy beralasan sakit agar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 76

    Livy seketika merasa dilema. Dia mengedarkan pandangannya kepada Preston, berharap Preston bersuara untuk menahannya.Namun, Preston hanya meliriknya dengan tatapan agak suram sambil berkata, "Kamu istirahat saja dulu."Livy terpaksa mengikuti Nancy pergi. Nancy membawanya melewati jalan kecil dan turun tangga. Setelah membawa Livy ke ruang istirahat VIP, Nancy buru-buru pergi.Livy mengernyit menatap pintu yang baru ditutup itu. Dia tidak bodoh. Chloe tidak terlihat cemas padanya, melainkan seperti ingin menyembunyikannya. Lantas, apa tujuan Chloe?Jangan-jangan Chloe tahu tentang masa lalunya dengan Stanley? Makanya, dia sengaja menyuruh Nancy membawanya ke ruang istirahat? Chloe takut Livy menghancurkan pernikahannya?Sepertinya kekhawatiran Chloe berlebihan. Lagi pula, Chloe masih begitu melindungi Stanley setelah tahu kebenarannya. Jelas, cintanya terhadap Stanley sangat mendalam.Hanya saja, tatapan Stanley saat menatap Livy penuh kegugupan dan ketakutan. Pria ini pasti takut Liv

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 77

    "Kamu ...." Nora yang belum tersadar dari keterkejutannya hanya bisa memelototi Livy. Saat berikutnya, Livy melayangkan tamparan lagi, membuat pipi Nora yang satu lagi juga terasa perih.Nora pun hanya bisa terperangah. Dia tidak menyangka Livy yang begitu mudah dikendalikan akan berani main tangan dengannya?Livy sungguh murka. Meskipun telapak tangannya kebas dan sakit, dia belum merasa puas. Dia pun menerkam dan menjatuhkan Nora, lalu menghajarnya habis-habisan.Nora yang kesakitan lantas berteriak minta tolong. Namun, Livy memperingatkan, "Teriak saja, biar orang-orang datang. Kira-kira apa yang bakal mereka pikirkan nanti? Kenapa aku menghajarmu?""Gimana kalau aku beri tahu orang-orang gimana Stanley pansos dan keluarga kalian mencelakai orang?" Livy merendahkan suaranya sambil memelototi Nora. Usai berbicara, dia tertawa terbahak-bahak.Ketika melihat Livy yang seperti orang kerasukan, Nora ketakutan hingga tidak berani berbicara. Dia termangu sesaat sebelum pikirannya menjadi l

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 78

    Livy menunggu Preston memarahinya. Namun, yang terdengar adalah suara pelan Preston. "Acara sudah dimulai."Livy termangu sejenak. Kemudian, dia bertanya dengan tergagap, "Oh, oh. Oke. Sudah ... waktunya makan ya?""Ya. Ayo." Preston meletakkan kedua tangannya ke dalam saku. Dia berbalik dan pergi.Livy agak terbengong. Mungkin karena baru bangun tidur, juga mungkin karena banyak pikiran. Namun, dia tidak banyak tanya dan hanya mengikuti Preston. Dia pun mengira Nora sedang mengulur waktu. Karena acara makan sudah dimulai, berarti semuanya masih berjalan dengan normal.Awalnya, Livy sedang memikirkan cara menjelaskan jika ada keluarga pihak pria yang mengenalinya. Untungnya, dia berpikir terlalu jauh.Acara sangat meriah. Tamu sangat banyak. Ini seperti acara makan untuk sekampung. Untungnya, karena dia dari keluarga pihak wanita, keluarga pihak pria pun tidak terlalu memperhatikannya.Tempat duduk Livy sudah disediakan. Mejanya termasuk meja utama. Ketika dia duduk, acara makan sudah

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 79

    Ratna berhasil meyakinkan Chloe. Chloe pun tidak memaksa lagi. Namun, Chloe langsung memberi tahu Stanley tentang masalah ini. Stanley merasa ada yang tidak beres sehingga mencari ayah dan neneknya.Setelah mengetahui kebenarannya, wajah Stanley sontak memucat. "Beraninya Livy memukul ibuku!""Kecilkan suaramu. Sekarang acara pernikahanmu dalam masalah besar. Entah rencana ibumu bakal berhasil atau nggak ...." Ratna panik hingga mengentakkan kakinya.Dengan wajah suram, Stanley menggertakkan gigi dan berkata, "Aku percaya pada Ibu. Karena Livy bertindak begitu kejam, jangan salahkan kita bertindak kejam juga."....Di ruang istirahat nomor 101. Livy melihat pintu tidak tertutup rapat. Dia langsung mendorong pintu dan masuk. Terlihat Nora yang sedang duduk di sofa. Meskipun rambutnya telah dirapikan, wajahnya tetap babak belur dan terlihat menyedihkan.Ketika melihat Livy masuk, Nora sontak berlutut di hadapannya dan menangis. "Livy, waktu kamu kecil, aku selalu membawamu jalan-jalan. K

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 80

    "Gimana? Livy belum ketemu?" Nora sungguh panik. Dia awalnya ingin menyekap Livy untuk sementara waktu, lalu membebaskannya setelah acara pernikahan. Dia mengira rencananya sudah sempurna, tetapi malah menjadi berantakan begini.Mereka tidak bisa menemukan Livy! Livy seolah-olah menghilang begitu saja dari dunia! Mereka menyuruh orang memeriksa rekaman CCTV. Namun, setelah Livy masuk ke kamar, wanita ini tidak pernah keluar lagi. Mereka tidak melihat jejak kepergian Livy.Kejadian aneh seperti ini membuat beberapa anggota Keluarga Taslim berkumpul. Ekspresi mereka terlihat sangat masam."Jangan-jangan Livy sudah jadi hantu? Yang kulihat dari tadi adalah hantu? Kalau nggak, gimana dia bisa tiba-tiba hilang?" Stanley ketakutan hingga wajahnya memucat. Tubuhnya gemetaran, kakinya melemas."Nggak mungkin! Dia mungkin sembunyi di kamarnya. Kalau nggak, mana mungkin kita nggak bisa menemukannya? Dia mungkin kabur dari jendela. Lanjutkan pencarian!" Nora menggertakkan giginya dengan geram. Ke

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 81

    Livy disekap di ruang bawah tanah. Dia tidak bisa keluar. Kini, dia merasa sangat frustrasi karena kurang berwaspada. Bagaimana bisa dia ditangkap oleh Keluarga Taslim? Jangan-jangan, mereka ingin membunuhnya untuk membungkam mulutnya?Namun, jika dipikir-pikir, seharusnya mereka tidak akan berani. Sekarang Livy termasuk anggota Keluarga Sandiaga. Kalaupun Preston tidak bisa menemukannya, Preston pasti akan melacak lokasinya. Jadi, Keluarga Taslim tidak mungkin berani membunuhnya.Jika dugaan Livy tidak salah, setelah acara pernikahan berakhir, dia seharusnya akan dibebaskan. Hanya saja, semua ini akan menguntungkan Keluarga Taslim.Mereka akan berhasil berbesan dengan Keluarga Dewanto dan Keluarga Sandiaga, lalu menjadi keluarga kalangan atas. Ternyata memang benar, orang jahat pasti akan sukses karena mereka menghalalkan segala cara.Sekujur tubuh Livy terasa lemas. Sejak awal, dia memang tidak enak badan karena kondisi kesehatan neneknya. Kini, kepalanya terasa sangat pusing. Hatiny

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 82

    "Belum selesai. Tapi, pesta malam sudah mau mulai," jawab Preston. Kemudian, dia menambahkan, "Kalau kamu masih kuat, mandi dan ganti baju dulu. Kita cuma perlu setor muka, lalu aku langsung bawa kamu pulang."Sebelum Livy merespons, Preston berkata lagi, "Yang menculikmu adalah Bahran. Kita jumpai dia nanti."Kalimat terakhir dilontarkan Preston dengan suara yang sangat rendah. Siapa pun yang mendengarnya akan bergidik ngeri."Bahran?" Livy termangu. Dia sulit memercayai kebenaran ini. Bahran tidak mungkin membantu Keluarga Taslim. Mereka tidak punya hubungan apa pun.Itu artinya, Bahran melakukan ini untuk membalas dendam kepada Preston. Bahran menculiknya di acara sepenting ini jelas untuk membuat Preston marah.Ternyata pelakunya bukan Keluarga Taslim? Bukankah ini berarti Keluarga Taslim menjadi punya kesempatan untuk melangsungkan acara pernikahan dengan lancar? Kenapa Tuhan tidak pernah memihak padanya?Jika Livy menghadiri acara sore hari, Keluarga Taslim pasti akan memikirkan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 83

    Livy tahu Preston bukan sedang memujinya, melainkan sedang mendesaknya. Itu sebabnya, dia tidak berani meminta waktu untuk berdandan dan buru-buru mengikuti Preston.Di perjalanan, Preston tiba-tiba menjulurkan tangan. Livy awalnya masih tidak bereaksi. Dia hanya menatap telapak tangan itu dengan bengong, hingga akhirnya Preston memperingatkan, "Kenapa? Kamu nggak tahu harus gimana?"Livy merasa Preston selalu bersikap misterius sehingga dirinya hanya bisa menebak setiap kali. Dia akhirnya meletakkan tangannya ke atas tangan Preston. Seketika, kehangatan meliputi tangannya. Preston berjalan dengan menggandeng Livy.Ternyata pria ini ingin bergandengan tangan dengannya. Jantung Livy sontak berdetak kencang. Dia segera menenangkan diri. Ini hanya sandiwara. Jangan sampai dia larut dalam sandiwara ini.Namun, Livy terus terpikir akan adegan di gudang bawah tanah. Preston bagaikan cahaya hidup yang menerangi kehidupannya.Ketika makin dekat dengan aula pesta, Livy segera menyingkirkan lamu

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 258

    Ekspresi Livy langsung berubah.Sylvia jelas bukan meminta untuk "dibantu", tetapi ingin Livy menggendong Sylvia yang beratnya hampir sama dengan dirinya ke dalam mobil! Selain itu, Livy sama sekali tidak berniat meremehkan Sylvia hanya karena kondisinya."Bukan begitu, Preston. Aku nggak pernah meremehkan Sylvia ...," jelas Livy dengan tergagap.Namun, entah apa yang dikatakan Preston di telepon, mata Sylvia yang sebelumnya memerah karena berpura-pura menangis, kini perlahan-lahan kembali cerah. Meski begitu, nadanya tetap terdengar tersedu-sedu."Preston, aku tahu. Kamu nggak perlu menghiburku. Demi kamu, aku nggak pernah menyesal. Tapi aku nggak ingin jadi beban siapa pun. Kalau kamu juga merasa aku merepotkan, aku nggak akan muncul lagi di hadapanmu."Tubuh Livy terasa dingin seketika. Dia mendengar percakapan Sylvia yang sengaja dibuat agar terdengar olehnya. Suara Preston terdengar jelas dan tegas dari telepon."Sylvia, kamu nggak akan pernah jadi beban bagiku. Jangan menangis la

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 257

    "Kelilingi semua bagian saja, ya. Maaf merepotkan Bu Livy untuk mendorongku. Oh, ya, setelah selesai mengunjungi Grup Sandiaga, sore ini akum au jalan-jalan juga. Jadi, aku perlu Bu Livy menemaniku."Apa? Mau jalan-jalan pula?Livy tetap berusaha sabar dan mengingatkan dengan nada sopan, "Bu Sylvia, tugasku dari Pak Preston cuma menemanimu berkeliling Grup Sandiaga. Untuk jalan-jalan, kamu mungkin bisa mengajak teman atau sahabatmu."Sylvia tertawa kecil dengan nada menyindir, "Sepertinya aku tahu kenapa Bu Livy nggak bisa naik ke posisi yang lebih tinggi. Bahkan maksud tersirat dari atasan pun nggak bisa dipahami.""Maksud Preston adalah hari ini pekerjaanmu adalah menemaniku. Atau ... apakah aku perlu menelepon Preston sekarang untuk memastikannya?""Nggak perlu," jawab Livy cepat. Dia tahu, jika Sylvia benar-benar menelepon Preston, hasilnya hanya akan membuat Preston berpihak pada Sylvia. Jika itu terjadi, Livy hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.Dengan senyum terpaksa, Livy

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 256

    Untuk sesaat, seisi ruangan itu sunyi senyap. Livy berdiri perlahan, pandangannya tanpa sadar tertuju pada kedua orang yang baru saja masuk. Tebersit rasa getir yang samar di dadanya."Preston, jadi ini departemen sekretaris, ya? Kelihatannya memang bagus." Suara Sylvia terdengar begitu lembut dan memikat hingga semua orang yang mendengarnya merasa tersentuh.Kalau saja Livy tidak tahu Sylvia pernah sengaja mencoreng namanya sebelumnya, mungkin dia juga akan menganggap Sylvia sebagai wanita yang anggun dan penuh kelembutan."Hmm, ada delapan orang di sini, mereka bertugas menangani berbagai urusan," jelas Preston dengan nada datar. "Apa ada tempat lain yang ingin kamu lihat?""Tentu saja ada," jawab Sylvia dengan senyuman manis. Dia berkedip lembut dengan tatapan yang tampak begitu pengertian."Aku sudah lama nggak kembali ke negara ini, jadi belum sempat benar-benar melihat-lihat Grup Sandiaga. Tapi aku tahu kamu sibuk, Preston. Aku nggak bisa terus merepotkanmu. Gimana kalau aku menc

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 255

    Nicky, Stanley ….Preston tidak percaya bahwa Livy tidak memiliki hubungan apa pun dengan mereka!"Livy."Mendengar namanya tiba-tiba dipanggil Preston, Livy menoleh. "Ada apa?" tanyanya."Ada sesuatu yang sebaiknya kamu akui sendiri terlebih dulu." Tatapan Preston sangat tajam seolah-olah bisa menebak isi pikiran orang.Livy tiba-tiba merasa bersalah. Setelah memikirkannya dengan saksama sejenak, dia berkata dengan tulus, "Sayang, aku nggak mengerti apa maksudmu."Mau terus terang apaan? Dia tidak pernah melakukan apa pun sama sekali. Sebaliknya, justru Preston yang terus menerus berlari ke arah Sylvia. Meski mereka hanya dalam hubungan kontrak, bukankah Preston seharusnya memberitahunya?Setidaknya katakan bahwa hubungan mereka dengan Sylvia akan segera berakhir. Dengan begitu, Livy bisa segera menarik kembali perasaan yang seharusnya tidak dia miliki. Bukan seperti sekarang, terus terombang-ambing antara rasa sakit dan momen-momen kehangatan yang diberikan Preston.....Hari Senin t

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 254

    Ekspresi Preston tetap dingin tanpa emosi. Namun, setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti menghujam tepat ke titik lemah Bahran.Pernikahan bisnis yang dulu dijalani Bahran dengan istrinya tidak dilandasi cinta. Selama bertahun-tahun, hubungan mereka hanya menghasilkan seorang putri.Meski demikian, latar belakang istrinya cukup kuat, sehingga dia memiliki watak yang keras dan sulit dihadapi. Setiap ulah Bahran di luar rumah selalu sampai ke telinganya, dan setiap kali hal itu terjadi, pasti diikuti oleh pertengkaran besar."Preston, kamu ini terlalu ikut campur!" Bahran yang merasa harga dirinya diinjak, mulai kehilangan kendali.Dengan nada penuh amarah, dia berkata, "Kenapa berpura-pura di depanku? Kamu dan Livy sama sekali nggak punya cinta yang sebenarnya! Aku cuma ngasih tahu Livy cara terbaik untuk mengamankan posisinya, yaitu dengan punya anak. Sama seperti ibumu dulu. Setidaknya, dia mendapatkan sesuatu, bukan?"Kata-kata itu langsung menyulut kemarahan Preston. Aura din

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 253

    Chloe segera mengendalikan ekspresinya.Makan malam berlangsung cepat. Preston dan Tristan naik ke lantai dua untuk membahas sesuatu di ruang kerja. Livy tidak ingin terus berada bersama Keluarga Sandiaga, sehingga dia mencari alasan pergi ke taman belakang untuk menghirup udara segar."Livy, lagi menikmati bulan, ya?" Baru saja Livy menemukan tempat untuk duduk, suara Bahran tiba-tiba terdengar dari belakangnya.Livy menoleh dan mengangguk dengan canggung. "Iya, cuma sebentar saja. Kak, aku pamit dulu. Aku nggak mau mengganggu waktu Kakak.""Kenapa buru-buru?" Bahran menghalangi jalannya dengan langkah santai. Pandangannya yang tertuju pada Livy tampak penuh maksud tersembunyi, sementara senyum di wajahnya terlihat ramah. "Livy, yang tadi kubilang di depan Ayah itu semua benar, lho."Mata Livy segera memancarkan kewaspadaan. "Apa maksud Kakak?"Bahran melanjutkan, "Begini, jangan tertipu dengan kesan bahwa Preston nggak peduli sama wanita. Dia memang kelihatannya pria baik yang nggak

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 252

    Hati Livy langsung tersentak. Apakah Chloe sudah tahu semuanya?Telapak tangannya mulai berkeringat. Livy khawatir Chloe akan mengungkap hubungannya dengan Stanley. Meskipun Stanley yang berselingkuh dan bersalah, dengan semua ucapan yang dilontarkan Chloe tadi, sulit untuk tidak membuat Keluarga Sandiaga memiliki persepsi buruk terhadapnya."Benaran aku kenal?" Melanie semakin bersemangat dan buru-buru bertanya, "Chloe, coba bilang sama Bibi, siapa sebenarnya wanita yang nggak tahu malu itu?"Tubuh Livy menjadi tegang dan pandangannya tertuju erat pada Chloe.Tebersit ejekan di mata Chloe. Dia memutar sedikit kata-katanya sebelum akhirnya tersenyum tipis."Aib keluarga nggak perlu diumbar. Wanita itu mungkin cuma terpikat karena Stanley terlalu luar biasa. Meskipun dia mencoba mendekat, Stanley nggak akan menginginkannya. Nggak usah dibahas lagi, buang waktu saja!""Oh, Chloe memang berbesar hati." Melanie tersenyum kecil."Kenapa kamu kelihatannya tegang sekali?" Suara dingin Preston

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 251

    "Bahran!" bentak Tristan yang tidak tahan lagi mendengar ucapannya.Tristan mengayunkan tongkatnya ke arah Bahran dua kali, tetapi Bahran menghindar dengan cepat. Saking marahnya, Tristan mengentakkan tongkatnya dengan keras ke lantai sambil berkata, "Aku tahu seperti apa Preston itu! Kamu pikir semua orang seperti kamu yang bisa melakukan hal nggak tahu malu begini?"Bahran yang terus dimarahi oleh semua orang, wajahnya mulai memerah. Dengan nada gelisah, dia akhirnya membuka mulut."Ayah nggak boleh bilang gitu. Ayah sendiri juga sama saja, 'kan? Setelah nikah sama Ibu, Ayah tetap bersenang-senang di luar. Buah jatuh nggak jauh dari pohonnya. Aku bisa jadi begini juga karena niru Ayah ....""Kurang ajar!"Tristan benar-benar marah. Dia bangkit dari sofa dan menghantamkan tongkatnya ke arah Bahran dua kali dengan keras. "Suruh kamu pulang untuk makan sama-sama, bukan untuk bicara begini! Kalau kamu begini lagi, lain kali kamu nggak usah pulang lagi daripada aku mati kesal!""Sudah,

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 250

    Sebelumnya Erick, sekarang Nicky. Jika hanya satu pria, Preston masih bisa memahaminya. Namun, sekarang ada begitu banyak pria yang bermunculan di sekitar Livy. Tidak mungkin jika mengatakan tidak ada masalah pada wanita ini.Namun, ucapan Preston bagaikan pisau tajam yang menikam hati Livy. Bibirnya sampai memucat. Lipstik sekalipun tidak bisa menutupi kepucatannya itu."Jadi, kamu rasa ini salahku? Kamu rasa aku yang nggak menjaga diri?""Aku cuma memperingatkanmu. Selama kontrak kita belum berakhir, sebaiknya jangan melakukan hal-hal yang melanggar moral. Mengenai Nicky ... dia cuma pengacara biasa. Kalau kamu masih diam-diam bertemu dengannya, aku bisa membuatnya kehilangan pekerjaan."Nada bicara dan ekspresi Preston sama dinginnya. Ini adalah ancaman yang terang-terangan. Livy tahu Preston bisa melakukan hal seperti itu. Erick adalah contoh pertama.Jika Preston bisa membuat Erick dipenjara, dia tentu tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Nicky. Livy tidak ingin Nicky menja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status