Home / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 7 : Sebuah Kesepakatan

Share

Bab 7 : Sebuah Kesepakatan

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-03-27 13:41:47

Wilson berdecih kesal melihat tingkah Juliet. “Kenapa otakmu bahkan lebih mesum daripada yang aku duga?” sinis nya.

Juliet berdecih sebal. Ia menurunkan tangannya. Matanya yang tadi terlihat waspada kini terlihat kikuk.

“Harusnya Pak Wilson mengatakan saja secara jelas maunya apa. Kalau bicaranya setengah-setengah seperti itu, ya tentu saja bukan salahku yang akan salah paham,” balas Juliet yang tak mau terlalu dipojokkan.

Wilson menghela napasnya. Tatapan tajam dan serius. “Sebagai bukti permintaan maaf yang tulus darimu, aku ingin kau datang setiap pagi untuk mengantarkan sarapan kepadaku. Ingat, wajahmu juga harus terlihat tulus selayaknya orang yang menyesal.”

Juliet terperangah tak percaya. Matanya membesar, sulit percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

“Apa?” suaranya nyaris bergetar. “Kenapa aku harus mengantarkan sarapan setiap pagi, Pak Wilson? Bukankah ada cara yang lebih mudah untuk menyelesaikan masalah ini?”

Wilson menegakkan tubuhnya, menatapnya seolah perm
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 8 : Memojokkan dengan Sempurna

    Juliet tersentak kaget. Sadar telah menerima panggilan telepon dari Argan, Ia pun segera mengakhiri telepon. Sudahlah... Dia benar-benar sangat kelelahan sekarang. Otak dan tubuhnya butuh istirahat. Juliet melanjutkan tidurnya. Ah, ia sudah tidak peduli lagi. Namun, hal itu jelas berbanding terbalik dengan Argan. Dia sudah pusing karena mobilnya diambil Juliet, lalu uang 50 juta yang ada di tangan Juliet, dan Sekarang semua barang-barang pemberian Juliet tidak ada. Argan langsung meninggalkan apartemen, menuju ke tempat di mana Juliet tinggal. Dia harus mendapatkan penjelasan dari kekasihnya itu, sekaligus mengambil kembali apa yang Juliet ambil. ****Juliet menggosok matanya yang terasa begitu berat. Kantuk masih menguasai tubuhnya, tapi di hadapannya, Argan duduk dengan ekspresi penuh rasa frustrasi. Pria itu tampak tersiksa, berjalan pun sudah cukup menyakitkan baginya, tetapi tetap memaksakan diri untuk banyak bergerak hari ini tanpa mobil, dan sekarang harus datang

    Last Updated : 2025-03-27
  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 9 : Kotak Sarapan Mewah

    Argan melangkahkan kaki meninggalkan rumah Juliet dengan perasaan campur aduk, kesal, bingung, dan merasa terjebak dalam situasi yang tidak bisa ia kuasai. Pernyataannya Kenapa Juliet bisa berubah seperti sekarang ini tidak mendapatkan jawaban dari yang bersangkutan. Kalimat mengambang yang diucapkan oleh Juliet sebelum dia pergi benar-benar membuat Argan pusing. “Sepertinya kau butuh waktu lama untuk pulih, ya? Ya sudah... lebih baik sekarang kau pulang dan istirahat yang lama.” Argan mengusap wajahnya dengan kasar. Barang-barangnya di apartemen hilang entah ke mana. Uang 50 juta yang ia harapkan kembali telah raib. Mobil milik Juliet, yang diam-diam ingin ia kuasai juga tak tersentuh lagi. Langkahnya terasa semakin berat. Setiap langkah seolah menekan kesadarannya akan satu hal yang selama ini ia remehkan, Juliet bukanlah gadis bodoh yang bisa terus-menerus ia tipu. Argan mendesah panjang, mencoba berpikir. “Apa mungkin... Juliet tahu tentang aku dan Rania,

    Last Updated : 2025-04-14
  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 10 : Kegelisahan Argan dan Rania

    Argan menjatuhkan tubuhnya ke kursi kerja dengan wajah yang keruh. Matanya kosong, pandangannya tertuju pada layar komputer yang sejak tadi tidak bergerak. Tangannya terulur pelan, namun justru mengusap wajahnya dengan kasar, berulang kali, seolah ingin menghapus kebingungan yang menumpuk di kepalanya setelah melihat Juliet pergi ke ruang kerja Wilson. Juliet... Kenapa Juliet bisa-bisanya mengantar sarapan ke Wilson, CEO tempatnya bekerja? Ini bagaikan mimpi untuknya. Itu hal yang sangat tidak masuk akal. Juliet bukan karyawan di perusahaan tempatnya bekerja. Bahkan selama ini, Argan tahu betul kalau Juliet tidak pernah sekalipun menyinggung soal Wilson. Tidak ada kedekatan. Tidak ada obrolan. Tidak ada tanda-tanda yang mengarah ke sana. “Dia berubah belakangan ini dan perubahan itu apakah sejak ada sesuatu dengan Pak Wilson?” gumam Argan lirih. Pikirannya makin berkecamuk. Apa mungkin Juliet punya hubungan khusus dengan Wilson? Atau jangan-jangan Juliet sengaja mend

    Last Updated : 2025-04-14
  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 11 : Kepalsuan yang Sesungguhnya

    Juliet akhirnya sampai di kantor tempatnya bekerja, nyaris saja terlambat. Napasnya masih memburu, sepatu hak tingginya seperti ingin memberontak dari kakinya. Pegal sekali! “Gila… baru sekali ini jalan kaki dari parkiran belakang rasanya seperti naik gunung,” gumamnya dalam hati. Biasanya, Juliet memang selalu naik Bus. Bahkan untuk jarak dua blok pun dia lebih memilih duduk manis dalam kabin ber-AC. Tapi sejak drama bersama Argan dan misi ‘mengantarkan sarapan untuk CEO menyebalkan’, gaya hidupnya jadi ikut terseret perubahan yang tidak dia inginkan. Begitu sampai di mejanya, Juliet langsung menjatuhkan diri ke kursi kerja. Anggota tim pemasaran sudah mulai sibuk sejak tadi, suara ketikan dan gumaman pelan memenuhi ruangan itu. Juliet menghembuskan napas panjang, merapikan rambutnya sekilas, lalu menyalakan laptopnya. Hari ini dia harus fokus. Harus bereskan laporan mingguan, lalu setor ke kepala divisi sebelum siang tiba. Dia membuka spreadsheet, mengintip angka-ang

    Last Updated : 2025-04-14
  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 12 : Dompet yang Menangis

    Juliet menatap dengan tatapan ngeri. “Apa-apaan ini?” bisiknya. Tangannya gemetar saat memegang buku menu lebih mirip buku dosa besar bagi isi dompetnya. Desert seukuran koin lima ratus rupiah dihargai empat ratus ribu rupiah. Dan itu belum termasuk pajak dan servis 21%. Dompet Juliet pasti sedang Tremor sekarang. “Aku harus cari cara supaya bisa kabur,” batinnya. Dia menelan ludah berkali-kali. Jantungnya seperti ikut berdetak sesuai jumlah angka nol yang tercetak tebal di sebelah kanan nama menu. Sementara itu, di seberangnya, Wilson duduk dengan sangat tenang dan elegan. Mengenakan jas berpotongan rapi, pria itu tampak seperti pangeran dalam dongeng, pangeran super tampan yang sayangnya berjiwa jutaan iblis dalam tubuhnya. “Rasanya lumayan juga,” gumam Wilson sambil mengunyah potongan wagyu steak yang nyaris transparan karena kelembutannya. Juliet hanya menatapnya. Tatapan yang pen

    Last Updated : 2025-04-15
  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 13 : Rasa Cemburu Rania

    “Aku keluar dulu, Pak,” ucap Juliet sambil membuka pintu mobilnya. “Tunggu!” cegah Wilson, menahan lengan Juliet. “... Ada apa, Pak? Kalau mau membahas soal menu sarapan besok, kita lanjutkan nanti—” Dug! Juliet terkejut saat tiba-tiba saja Wilson mengusap bibir Juliet. Seketika itu ia menjauhkan wajahnya, mundur. “K–kenapa?” Wilson terdiam sesaat. “Warna lipstik mu membuat mataku sakit,” jawabnya. Mendengar itu, Juliet mengerutkan kening. Dia benar-benar heran, padahal cukup gelap di dalam mobil. Kenapa juga warna lipstik yang soft itu harus membuat matanya sakit? ‘Dasar bedebah sialan!’ batin Juliet. “Kalau begitu, daripada mata anda sakit terlalu lama, aku keluar dulu saja,” buru-buru Juliet keluar dari mobil itu. Ah, lega!!! Wilson menghela napasnya. Matanya seolah menerawang dalam. “Perempuan bodoh ini...” gumamnya. Begitu Juliet keluar dari

    Last Updated : 2025-04-15
  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 14 : Sarapan Pagi Kedua

    Thom menghela napas panjang dan lega setelah mendengar pintu rumah tertutup rapat. Ia berjalan pelan ke ruang tamu, melihat Juliet duduk dengan wajah kesal sambil menatap kotak makanan di hadapannya, pemberian dari Rania yang tidak sedikit pun menggugah seleranya. “Kenapa Kakak masih berteman dengan Rania, sih?” tanya Thom dengan nada serius, sambil melirik kotak makanan itu dengan tatapan tidak suka. Juliet tersenyum tipis lalu menyodorkan kotak makanan itu kepadanya. “Kalau kau mau, ambil saja. Aku tidak berniat memakannya. Tidak ada selera sedikitpun.” Thom menggeleng dengan ekspresi muak. “Aku sudah kenyang, dan jujur saja, aku tidak percaya dengan apa pun yang datangnya dari dia.” Juliet menghela napas panjang, lalu bersandar di sandaran sofa. “Aku sudah tidak benar-benar berteman dengannya lagi. Aku hanya ingin pura-pura sebentar.” Thom duduk di sampin

    Last Updated : 2025-04-16
  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 15 : Kepergok Mesum

    Juliet berjalan cepat, hampir setengah berlari, dia bahkan hampir jatuh, setelah menitipkan kotak sarapan untuk Wilson ke meja resepsionis. Resepsionis yang kebingungan sempat hendak bertanya, tapi Juliet hanya melambaikan tangan buru-buru sambil berkata, “Tolong sampaikan ke Pak Wilson, saya titip di sini, ya.” Ia tidak menunggu jawaban, langsung bergegas menuju lantai 8, tempat di mana ia sempat melihat Rania menyeret Argan menjauh tadi. Begitu sampai di lantai yang sepi itu, Juliet menyelinap ke dekat pantry. Suaranya jelas terdengar, bahkan tanpa perlu terlalu dekat. Rania dan Argan sedang berbicara dengan nada yang tegang. Juliet segera mengaktifkan perekam video di ponselnya, menyelipkannya ke dalam saku blazer agar tidak mencolok. “Aku tidak percaya kau sampai mengatakan hal semacam itu pada Juliet!” suara Rania terdengar jelas, penuh kemarahan. “Bukannya awalnya kau cuma ingin memanfaatkan dia untuk semua fasilitas?!” Argan terdengar berusaha menenangkan. “Rania, de

    Last Updated : 2025-04-16

Latest chapter

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 33 : Pertengkaran

    Mendengar pertanyaan dari Rania, Wilson pun tersenyum namun sorot matanya yang dingin itu membuat Rania tanpa sadar memundurkan langkahnya. “Bercanda? Dengan mu?” katanya dengan nada yang terasa menekan. “Aku dan kalian berdua sama sekali tidak akrab, kenapa aku harus bercanda dengan kalian? Lagi pula, aku memang sudah lama menyukai Juliet. Gadis yang sangat multitalenta seperti dia, bagaimana mungkin ada orang yang tidak suka untuk jadi pasangannya?” Juliet menelan ludahnya dengan sangat kesulitan seolah-olah sedang menelan pasir gurun. Rania menggigit bibir bawahnya. Takut... sungguh dia takut sekali dengan cara Wilson menatap dan berbicara dengannya. Wilson mengarahkan tatapan matanya yang tajam itu kepada Argan. “Jangan lupa dengan beberapa waktu terakhir ini, kalian benar-benar membuat kehebohan yang cukup menggangguku. Aku sudah mengeluarkan surat peringatan untuk kalian berdua, sekarang kalian masih ingin mencari gara-gara?” Argan langsung menggelengkan kepalanya.

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 32 : Pasangan Juliet

    Juliet benar-benar tidak mengerti kenapa Wilson bereaksi sangat keras seperti itu. “Padahal, aku kan tidak masalah kalau tidak laku seumur hidup. Lagi pula, kalau nanti aku menikah, terus punya anak, terus hidupnya susah, mau dikasih makan apa anaknya nanti? Yah... orang seperti Pak Wilson mana mungkin berpikir sampai sejauh itu? Dia kan punya banyak uang,” gumamnya. Wilson sendiri sudah kembali ke kamarnya. Kini, Juliet tengah merapikan kembali tempat tidurnya sebelum dia tidur. Esok paginya, di parkiran apartemen, Juliet berdiri dengan wajah kesal di samping mobilnya. Ia menendang ban mobil yang kempes beberapa kali, rasa lelah benar-benar menguasainya saat ini, sejak pagi ia sudah menghabiskan tenaga untuk membersihkan apartemen Wilson dan menyiapkan sarapan, semuanya terasa sangat melelahkan. Wilson yang baru saja tiba menghampiri dengan ekspresi heran. “Ada apa? Kenapa e

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 31 : Rasa Suka Percuma

    Pertanyaan dari Juliet membuat Wilson hanya menghela napas, lalu menatap Juliet dalam-dalam. Dia tidak ingin menjawab pertanyaan itu. “Kau baik-baik saja?” Juliet mengangguk pelan, kemudian ia mulai memunguti barang-barang yang berjatuhan. Tapi dalam hatinya, ia juga tak bisa menahan perasaan geli bercampur malu yang menggulung cepat. Dia juga tahu kalau Wilson sengaja tidak memberikan jawaban untuk pertanyaannya. Memang siapa dia? Mau punya pacar atau tidak, itu adalah haknya Wilson. Di sisi lain, Wilson juga tidak bisa menahan senyumnya yang makin merekah. Meskipun situasinya menjadi kacau, entah mengapa kehadiran Juliet membuat apartemennya terasa lebih hidup. Setelah Juliet selesai memunguti pakaiannya, mereka pun duduk di lantai bersama. “Ngomong-ngomong, Kenapa kau bisa mengenal Reiner? Cara mu menyebut namanya, Kalian pasti bukan hanya memiliki hubungan yang biasa, kan?” Ada senyum di bibir Juliet. Tapi, saat mengingat apa yang terjadi di kantor tadi, Juliet

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 30: Olah Raga Jantung

    Reiner memicingkan matanya. Jelas Itu bukan sebuah kebetulan, Wilson tidak mungkin menggunakan lipstik. “Wilson, Kau pasti menyembunyikan sesuatu dariku, ya? Wah... calon istrimu itu pasti barusan dari sini, kan?” Mendengar ledekan dari Reiner, Wilson dengan segera memperbaiki ekspresi wajahnya. Dia membuang napas kasar, mencoba untuk berbicara dengan santai. “Jangan banyak berpikir. Calon istri apanya? Kau sendiri juga tahu bagaimana jalan ceritanya. Lipstik itu... sebenarnya bukan lipstik, vitamin bibir, pelembab. Tidak mungkin kalau kau tidak tahu. Di jaman sekarang, bukan sebuah dosa kalau laki-laki menggunakan pelembab bibir.” Reiner yang merasa semakin curiga tidak dapat menahan dorongan untuk membuktikan instingnya. Dengan langkah cepat, ia tiba-tiba berlari menuju lorong apartemen Wilson.“Hei, Reiner!!” “Siapa tahu kau menyembunyikan seorang wanita di sini, bukan?” ujarnya dengan nada setengah bercanda namun penuh rasa i

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 29 : Tamu Tak Diundang

    Juliet mengerutkan keningnya saat melihat telinga Wilson. “Pak, telingamu merah, kenapa?” Wilson mencoba untuk mengabaikannya pertanyaan itu. Dia terlalu gugup dan malu saat ini. Tidak mendapatkan jawaban membuat Juliet mengerutkan keningnya. “Pak? Pak Wilson kenapa sih diam saja? Apa pak Wilson sedang sakit? Apa ada yang terjepit sampai harus menahan jadi telinganya merah?” Wilson pun menjadi kesal oleh pertanyaan itu. Terjepit?! Bisa-bisanya yang dipikirkan oleh Juliet sampai sejauh itu. “Diam lah, Juliet. Aku bukan Bapak mu, kenapa kau terus semangat bicara dan memanggilku ‘pak’ dari tadi? Kau pikir kau anakku yang sedang minta lolipop?” kesan Wilson. “... Lolipop? Lolipop kan...” Wilson menelan ludah. Matanya mulai menunjukkan keterkejutannya. “Apa yang kau pikirkan setelah mendengar lolipop, hah? Otak mu terbang sampai ke mana?!” Juliet tersentak kaget saat Wilson bertanya sambil membentak-bentaknya. “Pak... sekarang pikiran Pak Wilson yang ke mana? Ngomong-ng

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 28 : Mood Terbaik ‘Uang’

    Buk!! Juliet melotot kaget saat Wilson meletakkan segepok uang. Glek... Ia pun menelan ludah. Wilson sempat merasa gugup, takut kalau caranya ini dianggap meremehkan Juliet. “Aku tidak tahu bagaimana caranya meminta maaf dengan tulus. Aku juga tidak ingin berhutang apapun. Kejadian semalam... aku tidak sengaja karena aku dalam pengaruh alkohol. Kalau kau merasa uang ini tidak—” “Tentu saja tidak pantas!” tandas Juliet. Matanya yang melotot itu membuat Wilson merasa gugup. “Pak, anda pikir aku perempuan macam apa? Segepok uang ini... apa anda ingin menghina ku?” Wilson tercekat. Gila... ternyata dia melakukan kesalahan. Sejenak Wilson terdiam. Sungguh, dia tidak tahu bagaimana caranya meminta maaf dengan tulus. Dia bingung, bagaimanapun cuma uang yang dia punya. Yah, kebanyakan wanita juga akan merasa terhina. Mereka tidak setuju dianggap wanita tidak benar. Tapi, Wilson ingin mencoba sekali lagi. Dia merogoh jasnya, mengeluarkan dua gepok uang lalu ditumpuk

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 27 : Perasaan Murahan

    “Juliet, sini!” ucap Reiner, pria itu melambaikan tangannya kepada Juliet yang harus saja sampai di kantin kantor. Melihat Reiner yang saat itu bersama seorang gadis, Juliet pun merasa canggung. Jujur saja, dia menyukai Reiner yang sangat ramah dan tidak gengsi menyapa walaupun Juliet adalah staff biasanya. Namun, kehadiran wanita itu membuat Juliet paham kalau dia tidak boleh lupa diri. Ia pun berjalan mendekati Reiner, lalu menyapa dengan ramah, dan tidak melupakan rasa hormatnya kepada atasannya. Walaupun dia tidak pernah berkenalan langsung dengan Karina, Juliet beberapa kali melihat Karina datang ke kantor melalui lift eksekutif, maka sudah jelas kalau Karina bukan pegawai biasa. Juliet tersenyum tipis sambil mengangguk sopan saat Reiner memperkenalkan Karina padanya. “Senang bertemu dengan Anda, Nona,” ucap Juliet dengan suara tenang.

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 26 : Moto Hidup Juliet

    Ciuman itu masih membekas di bibir Juliet, panas, lembut, dan membuatnya mulai kehilangan logika. Napasnya memburu, wajahnya memerah tidak karuan. Saat Wilson mulai melepaskan kancing kemejanya dan kembali mendekat, Juliet sempat memejamkan mata, jantungnya berdentam seperti genderang perang. Siap menerima ciuman bibir Wilson yang memabukkan itu. Namun alih-alih sesuatu yang romantis atau menggoda terjadi, tubuh Wilson justru ambruk begitu saja di atas Juliet, membuat gadis itu terhimpit dan terperangah tak percaya. Pria itu sudah benar-benar tidak sadarkan diri. Juliet mendesah kesal sambil menggerutu dalam hati, “Bisa-bisanya aku nyaris terbawa perasaan oleh pria mabuk ini!” Dengan sekuat tenaga, Juliet mendorong tubuh Wilson agar bergeser ke samping. Setelah berhasil, ia duduk di tepi ranjang sambil memijat pelipisnya. Wajahnya masih merah, tapi kini bukan hanya karena malu, melainkan karena sebal pada dirinya sendiri. Dia tidak menyangka akan mudah baginya kehilang

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 25 : Pria Mabuk yang Berbahaya

    “Buka!” teriak seseorang di depan pintu apartemennya Wilson. “Ahhh...! Kenapa lama sekali, sih?” Mendengar itu secara tidak sengaja saat Juliet akan mengambil minum di dapur, dia mencoba mengabaikan suara itu karena bisa saja suara itu dari depan pintu unit lain. “Sialan! Kenapa pintu apartemennya tidak bisa dibuka!” ucap orang itu lagi. Hah! Juliet mengerutkan keningnya, mirip seperti suaranya Wilson. Tapi... Kenapa juga suaranya terdengar aneh? “Apa jangan-jangan dia terinfeksi virus, sekarang sudah jadi zombie?” gumam Juliet. Membayangkan hal itu, tubuhnya bahkan bergidik ngeri. Yah, zombie di dunia nyata manalah ada?! Dengan langkah gugup dan didorong oleh penasaran, Juliet mulai mendekati pintu. Untung saja ada cara untuk mengintip keluar dari pintu itu. “Alamakk!” Juliet membelalak kaget saat melihat dari balik kaca kecil di pintu, benar saja, itu Wilson. Tapi penampilannya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status