Share

44. Sebuah kecelakaan

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2025-01-01 09:00:04

Aku perlahan membuka mata, menatap wajah Papa yang memerah dengan rahang yang mengeras. Rasa sakit di pipi masih terasa, namun rasa sakit di hatiku jauh lebih dalam.

"Aku salah apa, Pa? Kenapa Papa sampai menamparku begini? Apakah Papa nggak sayang lagi sama aku?"

Aku langsung menyentuh pipi, dan tak terasa air mataku jatuh. Aku merasa sedih dan hancur sekali, karena bagiku, satu-satunya orang yang selalu ada di hidupku hanyalah Papa. Tapi mengapa Papa begitu tega padaku?

"Kamu yang nggak sayang sama Papa, Vio!! Kamu yang nggak sayang Papa!!" Papa langsung mendekap tubuhku dan menangis tersedu-sedu, dia mengelus rambutku dengan lembut. "Maafkan Papa, karena telah kasar padamu. Tapi Papa sungguh kecewa dengan apa yang terjadi, dan kenapa kamu bisa semurah ini? Kenapa kamu nggak bisa menjaga diri, Vio?"

Semurah ini? Menjaga diri?

Aku benar-benar menjadi semakin bingung. "Apa maksud Papa?" Suara lemahku terputus-putus, terbebani oleh rasa ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   45. Hanya mempermainkannya

    "Sudah jelas, Pak, itu semua karena Viona hamil anak Bapak." Yogi menjawab dengan santai.Aneh, bisa sesantai itu dia, bahkan tak ada rasa bersalah sedikitpun terhadapku atau Viona. Padahal karena dialah, rumah tanggaku hancur. Karena dia juga, Viona menjadi perempuan yang bodoh."Hanya karena itu, kamu sampai tidak mau menerimanya?? Berarti kamu tidak benar-benar mencintai Viona, kamu selama ini hanya mempermainkannya." Suara pertanyaanku terdengar tajam, diiringi rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Aku merasa seperti tertusuk belati, melihat betapa mudahnya Yogi melupakan Viona dan melupakan semua yang telah terjadi."Pak Calvin, saya tidak mau membicarakan hal itu lagi. Itu sudah menjadi masa lalu, dan lagi pula ... saya sudah berumah tangga," jawab Yogi, lalu berbalik dan berjalan pergi.Aku menatap punggungnya yang menjauh, merasakan amarah yang semakin membara.Apa katanya, dia sudah berumah tangga sekarang? Semudah itu? Sementara Viona sendiri-setelah bercerai denganku, di

    Last Updated : 2025-01-03
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   46. Batalkan pernikahanmu

    Setelah tiba di rumah Papa Tatang, aku melihat pintu rumahnya terbuka lebar. Mobil Papa Tatang juga terparkir di halaman.Dengan hati-hati, langkahku menghampiri pintu. Meskipun pintu sudah terbuka, tapi aku tidak ingin terlihat tidak sopan dengan langsung masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.Namun, sebelum aku sempat mengetuk, tangan ini terhenti di udara dan kata-kata salam tercekat di bibirku. Papa Tatang sudah duduk di sofa single ruang tengah, dengan tatapan tajam yang menghunus ke arahku."Pa, aku-""Langsung masuk saja," potong Papa dengan cepat, tanpa menyela tatapannya yang menembus.Rasa takut menyelinap di dalam diriku, mengapa aku tiba-tiba merasa cemas di depan mantan mertuaku ini? Apa yang terjadi pada Papa Tatang? Kenapa sikapnya begitu aneh hari ini, seakan bukan dirinya?Mungkin Papa kesurupan? Pikiran itu melintas, membuatku ragu apakah aku harus memanggil seorang Ustad lebih dulu?"Kenapa masih berdir

    Last Updated : 2025-01-06
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   47. Dia yang memperkosamu!

    POV Viona. Hari sudah mulai sore dan aku sudah merasa sedikit lebih baik. Rasanya ingin segera pulang, tapi dokter dan suster melarang dengan tegas. Aku juga mencoba menelepon Papa, namun tak ada tanggapan sedikit pun. Rasa bingung dan kecemasan mulai menyelimuti pikiranku. Aku bertanya-tanya, kemana Papa pergi saat mengetahui bahwa aku hamil. Apakah dia sedang mencari solusi? Atau mungkin dia sedang berusaha menenangkan diri? Aku tak tahu, dan ketidakpastian itu membuatku semakin gelisah. Ceklek~ Bunyi pintu kamar rawat terbuka, aku yang tengah duduk selonjoran di atas tempat tidur langsung menoleh. Sontak mataku membulat saat melihat Papa datang bersama Kak Calvin dan Ayah Andre. Jantungku berdebar kencang, seolah-olah ingin melompat keluar dari dadaku. Apa yang sedang terjadi? Kenapa Papa membawa mereka berdua? Apakah mereka datang untuk menanyakan tentang keham

    Last Updated : 2025-01-07
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   1. Membantu menjebak

    "Aaahhh ... Aahhh." Di ruangan yang ber-AC dengan pencahayaan yang minim, aku mendesaah kuat dengan hati yang berdesir saat tubuhku berhasil dimasuki oleh seseorang yang dulu pernah menjadi suamiku. Awalnya aku menolak, tetapi Kak Calvin terus memaksaku, dan akhirnya aku terhanyut dalam permainannya. Selama masa pernikahan kami, kami hanya sekali berhubungan badan, dan aku bahkan tidak ingat bagaimana rasanya. Akan tetapi, dengan keanehan yang ada, kali ini aku merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa. Ya Allah... aku memohon ampun-Mu, semua ini adalah kesalahan dan dosaku. Seharusnya dari awal aku tidak menuruti permintaan yang konyol dari bosku. Namun, di sisi lain, aku juga takut kehilangan pekerjaan. Mungkin, besok aku akan benar-benar dipecat jika Nona Agnes mengetahui kalau aku dan Kak Calvin telah memadu kasih semalam penuh. *** POV Viona (Flashback On) "Halo ... iya, Pa?" tanyaku dari pada sambungan telepon. Papaku yang bernama Tatang menelepon. "Bundaa

    Last Updated : 2024-10-17
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   2. Bertemu mantan suami

    "Kak Calvin??" gumamku pelan merasa tak percaya, dengan siapa orang yang berada di hadapanku saat ini. Tidak! Kenapa aku harus bertemu dengan Kak Calvin yang merupakan mantan suamiku? Dan bukankah dia ini berada di Korea? Tapi kenapa malah ada di Indonesia? Selain itu, lima tahun sudah waktu yang telah berlalu. Tapi jika dilihat-lihat, wajahnya tampak semakin tampan dan berkharisma saja. Padahal dulu pas masih jadi suamiku—perasan biasa saja. Apa mungkin karena aku memang tidak ada rasa padanya? Ah bukankah sekarang pun sama saja? Hanya saja bedanya jantungku sekarang berdebar kencang saat berada di dekatnya. Tapi mungkin ini efek aku yang terlalu terkejut. "Kukira salah orang tadi. Ternyata benar." Kak Calvin menatap wajahku sebentar dan kulihat begitu sinis. Setelah itu dia berlalu pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun. Bahkan sebelum aku menanggapi ucapannya. Ada apa dengan Kak Calvin? Ah, seharusnya aku tahu. Sikapnya yang berubah mungkin disebabkan oleh luka ya

    Last Updated : 2024-10-19
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   3. Kamar hotel

    "Ada apa, Pak?" tanya salah satu security yang datang berjumlah dua orang, keduanya langsung berjongkok meraih tubuh Kak Calvin. "Rekanku tiba-tiba pingsan, dia tadi sempat mengeluh sakit kepala, Pak. Tolong sekarang angkat tubuh dia, bawa ke mobilku, aku akan membawanya ke rumah sakit." Pria itu menjelaskan. "Baik, Pak." Pak Security mengangguk, lalu bersama teman seprofesinya dia mencoba mengangkat tubuh Kak Calvin yang cukup besar, kemudian melangkah cepat membawanya keluar dari restoran dan disusul oleh pria tadi. "Eh, Pak! Tunggu, Pak!" Aku berteriak seraya berlari mengejar, karena tidak mungkin aku membiarkan mereka membawa Kak Calvin begitu saja, bisa-bisa rencanaku gagal. Dua pria berseragam yang hendak memasukkan Kak Calvin ke dalam mobil langsung terhenti, saat dimana aku mencoba menghalanginya. "Nona mau ngapain? Menyingkir dari sini!" Rekan Kak Calvin berusaha menarikku untuk menjauh dari mobilnya, tapi diri ini mencoba menahan diri. "Biar aku saja yang membawa Kak C

    Last Updated : 2024-10-19
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   4. Menggodanya

    Setelah puas menciumiku tanpa ampun, bahkan hampir membuatku kehabisan oksigen, kini bibir Kak Calvin turun ke leher. "Aahhhh!!" Aku terkejut, apa yang dia lakukan? Lidah, dia menyesap leherku sambil memainkan lidahnya dan itu sangat menggelitik hingga membuat seluruh tubuhku meremang. Bahkan dapat kurasakan seluruh bulu romaku berdiri tegak. Tapi, aku ingat bahwa aku belum mandi tadi sore. Pasti leher dan tubuhku ini beraroma kecut dan terasa asem, bisa-bisa Kak Calvin mual. "Huuuekk!!" Nah benar 'kan, baru saja aku menebak dan sekarang Kak Calvin terlihat seperti ingin muntah. Aktivitas itu terhenti sejenak, tapi kulihat Kak Calvin tengah sibuk melepaskan jas dan kemejanya. Ini kesempatan emas untukku supaya terlepas darinya, karena kalau sampai aku ketahuan Nona Agnes, bisa-bisa aku habis olehnya. Setelah mengeluarkan tenaga dalam, akhirnya aku berhasil mendorong tubuhnya untuk menyingkir dari tubuhku. Kak Calvin terjungkal dari kasur dan langsung merintih kesakitan, karena

    Last Updated : 2024-10-19
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   5. Kakak memperk*saku

    Bunyi hape seketika memecah keheningan, buru-buru kuambil kembali benda itu di atas kasur. Berharap Viona yang menghubungi, tapi ternyata Daddyku yang bernama—Erick. "Halo, Dad," ucapku yang baru saja mengangkat panggilan. "Halo, bagaimana? Kamu udah berhasil tidur dengan Calvin, kan?" "Belum, Dad." "Kok bisa belum? Bukannya semalam kamu bilang, kamu sudah reservasi hotel buat menjebak Calvin, ya?" "Iya. Tapi itu dia ... kan semalam aku meminta bantuan Viona, dia sendiri bilang rencana kita lancar dan sedang menuju hotel, tapi anehnya, sampai sekarang belum sampai juga, Dad," jawabku bingung. "Salah alamat nggak kamunya? Kan kamu tau sendiri bagaimana Viona, dia kadang agak begoo." "Bener kok, Dad," jawabku dengan yakin. "Sekarang udah dihubungi apa belum? Coba ditelepon Viona." "Udah dari tadi, tapi enggak diangkat-angkat. Nomor Mas Calvin juga nggak aktif, Dad." "Ya udah, sekarang kamu pergi aja ke rumah Calvin. Tunggu dia sampai pulang, nanti habis itu kamu tanya deh ...

    Last Updated : 2024-10-19

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   47. Dia yang memperkosamu!

    POV Viona. Hari sudah mulai sore dan aku sudah merasa sedikit lebih baik. Rasanya ingin segera pulang, tapi dokter dan suster melarang dengan tegas. Aku juga mencoba menelepon Papa, namun tak ada tanggapan sedikit pun. Rasa bingung dan kecemasan mulai menyelimuti pikiranku. Aku bertanya-tanya, kemana Papa pergi saat mengetahui bahwa aku hamil. Apakah dia sedang mencari solusi? Atau mungkin dia sedang berusaha menenangkan diri? Aku tak tahu, dan ketidakpastian itu membuatku semakin gelisah. Ceklek~ Bunyi pintu kamar rawat terbuka, aku yang tengah duduk selonjoran di atas tempat tidur langsung menoleh. Sontak mataku membulat saat melihat Papa datang bersama Kak Calvin dan Ayah Andre. Jantungku berdebar kencang, seolah-olah ingin melompat keluar dari dadaku. Apa yang sedang terjadi? Kenapa Papa membawa mereka berdua? Apakah mereka datang untuk menanyakan tentang keham

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   46. Batalkan pernikahanmu

    Setelah tiba di rumah Papa Tatang, aku melihat pintu rumahnya terbuka lebar. Mobil Papa Tatang juga terparkir di halaman.Dengan hati-hati, langkahku menghampiri pintu. Meskipun pintu sudah terbuka, tapi aku tidak ingin terlihat tidak sopan dengan langsung masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.Namun, sebelum aku sempat mengetuk, tangan ini terhenti di udara dan kata-kata salam tercekat di bibirku. Papa Tatang sudah duduk di sofa single ruang tengah, dengan tatapan tajam yang menghunus ke arahku."Pa, aku-""Langsung masuk saja," potong Papa dengan cepat, tanpa menyela tatapannya yang menembus.Rasa takut menyelinap di dalam diriku, mengapa aku tiba-tiba merasa cemas di depan mantan mertuaku ini? Apa yang terjadi pada Papa Tatang? Kenapa sikapnya begitu aneh hari ini, seakan bukan dirinya?Mungkin Papa kesurupan? Pikiran itu melintas, membuatku ragu apakah aku harus memanggil seorang Ustad lebih dulu?"Kenapa masih berdir

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   45. Hanya mempermainkannya

    "Sudah jelas, Pak, itu semua karena Viona hamil anak Bapak." Yogi menjawab dengan santai.Aneh, bisa sesantai itu dia, bahkan tak ada rasa bersalah sedikitpun terhadapku atau Viona. Padahal karena dialah, rumah tanggaku hancur. Karena dia juga, Viona menjadi perempuan yang bodoh."Hanya karena itu, kamu sampai tidak mau menerimanya?? Berarti kamu tidak benar-benar mencintai Viona, kamu selama ini hanya mempermainkannya." Suara pertanyaanku terdengar tajam, diiringi rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Aku merasa seperti tertusuk belati, melihat betapa mudahnya Yogi melupakan Viona dan melupakan semua yang telah terjadi."Pak Calvin, saya tidak mau membicarakan hal itu lagi. Itu sudah menjadi masa lalu, dan lagi pula ... saya sudah berumah tangga," jawab Yogi, lalu berbalik dan berjalan pergi.Aku menatap punggungnya yang menjauh, merasakan amarah yang semakin membara.Apa katanya, dia sudah berumah tangga sekarang? Semudah itu? Sementara Viona sendiri-setelah bercerai denganku, di

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   44. Sebuah kecelakaan

    Aku perlahan membuka mata, menatap wajah Papa yang memerah dengan rahang yang mengeras. Rasa sakit di pipi masih terasa, namun rasa sakit di hatiku jauh lebih dalam."Aku salah apa, Pa? Kenapa Papa sampai menamparku begini? Apakah Papa nggak sayang lagi sama aku?"Aku langsung menyentuh pipi, dan tak terasa air mataku jatuh. Aku merasa sedih dan hancur sekali, karena bagiku, satu-satunya orang yang selalu ada di hidupku hanyalah Papa. Tapi mengapa Papa begitu tega padaku?"Kamu yang nggak sayang sama Papa, Vio!! Kamu yang nggak sayang Papa!!" Papa langsung mendekap tubuhku dan menangis tersedu-sedu, dia mengelus rambutku dengan lembut. "Maafkan Papa, karena telah kasar padamu. Tapi Papa sungguh kecewa dengan apa yang terjadi, dan kenapa kamu bisa semurah ini? Kenapa kamu nggak bisa menjaga diri, Vio?"Semurah ini? Menjaga diri?Aku benar-benar menjadi semakin bingung. "Apa maksud Papa?" Suara lemahku terputus-putus, terbebani oleh rasa ke

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   43. Kok pucat sekali wajahmu?

    "Kalau itu adalah solusi untuk menguasai harta Calvin, kenapa tidak?" Daddy tertawa dengan nada jahat, lalu merangkul pundakku. "Akan lebih baik jika keturunan Calvin hanya darimu saja, yang keluar dari rahimmu. Karena harta warisan yang akan diterima oleh anak pertama, terutama seorang laki-laki ... sangatlah besar, Nes.""Tapi bagaimana dengan Viona? Aku khawatir dia akan merebut Mas Calvin dariku, Dad," ujarku dengan suara gemetar dan rasa takut yang semakin menguat."Tidak perlu khawatir tentang Viona. Dia tidak akan mampu merebut Calvin darimu jika kamu berhasil hamil dari Calvin. Jadi ... tetaplah merayu Calvin agar mau tidur denganmu. Tidak perlu menunggu sampai setelah menikah, karena takutnya terlalu lama," kata Daddy dengan suara tegas, kembali memberikanku saran.Aku langsung merenung, mencoba mencerna semua apa yang Daddy katakan.Sejauh ini, semua saran dari Daddy selalu aku lakukan. Meskipun ada sebagian yang gagal, tapi ada juga yan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   42. Mencelakai Kenzie

    "Jawab saja dulu pertanyaanku," tegasku dengan mantap, mencoba menemukan kejelasan dalam kekacauan yang sedang terjadi.Agnes menggelengkan kepala sambil mendesaah. "Kenzie akan menjadi anakku, Mas. Aku tidak akan meminta hal seperti itu. Mas ini benar-benar aneh," ucapnya dengan nada yang penuh keheranan."Tapi kamu jujur, kan?" tanyaku dengan ragu dan sedikit khawatir."Ya, Mas. Kenapa juga aku harus berbohong. Kita akan menjadi satu keluarga, bukan?" Agnes kembali memeluk tubuhku, menciumi dadaku dengan penuh kasih, mencoba meyakinkanku.Aku menghela nafas dalam, merasa semakin terjebak dalam labirin kebingungan.Apakah Agnes benar-benar berbicara jujur? Siapa sebenarnya yang berbohong? Apakah Viona? Tetapi, apa motifnya untuk berbohong?Atau... apakah semua ini terjadi karena dia ingin rujuk denganku?Akh tidak mungkin! Alasan itu tidak masuk akal jika dia sampai berbohong, apalagi pipi Viona juga lebam.Aku yakin, Viona adalah perempuan baik. Namun, begitu pula dengan Agnes. Dia

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   41. Ulah Agnes

    Apa katanya?? Pipinya yang merah karena ulah Agnes??Rasa marah dan kecewa seketika menguasai diriku. Jantungku semakin berdebar, tidak terbayangkan Agnes bisa sekejam itu.Tidak masuk akal bagiku, mengapa Agnes begitu kasar terhadap Viona. Viona tidak bersalah dalam situasi ini, dia hanyalah bagian dari masa laluku."Kak ... aku mohon ...." Viona tiba-tiba memegang tanganku dengan kuat, matanya mulai berkaca-kaca. "Jika Kakak benar-benar menyayangi Kenzie, tolong jangan menikahi Nona Agnes. Aku tidak ingin Kenzie memiliki bunda tiri yang tidak menyayanginya, Kak. Dan jika Kakak bersedia dan tidak keberatan ...." Viona menjeda sebentar, lalu menarik napas dalam dan perlahan menghembuskannya."Un-untuk kebaikan kita semua, terutama Kenzie, bagaimana kalau kita ... kita kembali, Kak. Kita ru-rujuk!" Suaranya patah di akhir kalimat, tapi ucapannya membuatku terkejut.Mataku seketika membulat.Apakah aku salah dengar? Rasanya telingaku ini rusak. Bagaimana mungkin, seorang Viona, ingin ru

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   40. Kakak sebaiknya putus saja

    "Begini, Cal. Seperti apa yang pernah Ayah minta padamu ... setelah kamu bertunangan, Ayah mau kamu dan Kenzie melakukan tes DNA ulang bersama Yogi juga," ucap Ayah membuat dahiku seketika berkerut.Aku sedikit heran, kukira tentang apa, ternyata tentang tes DNA ulang. Lagian untuk apa coba, melakukan tes ulang, toh hasilnya juga akan sama. Yang ada buang-buang waktu saja."Bagaimana? Besok ya, Cal, biar Ayah antar. Ayah juga sudah mencari rumah sakit yang paling bagus di Jakarta.""Terserah Ayah, tapi bagaimana dengan Yogi? Memangnya Ayah sudah berhasil menemukannya?" Sejujurnya malas, tapi aku sudah terlanjur setuju dari awal, jadi tidak bisa menolak."Udah, baru tadi pagi Ayah bertemu dengannya. Rupanya dia selama ini bekerja dengan salah satu rekan bisnis Ayah, Cal, dan dia jadi asisten CEO.""Oohhh. Terus ... apa dia setuju, diminta melakukan tes DNA?""Tentu saja dia setuju, kan Ayah yang minta. Besok jam 8 pagi, ya, Ayah akan menjemputmu dan Kenzie. Si Kenzie masih menginap di

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   39. Apakah itu sebuah rahasia?

    Apakah dia mengira aku gila, atau apa? Kalau memang dia berniat untuk memecatku, walaupun sulit, aku akan berusaha menerimanya. Namun, jika diminta untuk menjauhi Kenzie dari Kak Calvin, aku tak bisa melakukannya.Baru kemarin, Kenzie begitu bahagia mendapatkan kehadiran Ayah yang selama ini dia rindukan. Bagaimana ini bisa terjadi, bahwa semua itu bisa direnggut hanya karena permintaan Nona Agnes?Terlihat jelas bahwa Nona Agnes sebenarnya tidak sepenuhnya menerima Kenzie. Maka, apa yang dia katakan kepada Kak Calvin hanyalah dusta belaka."Aku bisa bertindak nekat, jika kau tak menuruti permintaanku, Vio!" ancam Nona Agnes, sebelum pergi dari rumah dengan wajah masam, bahkan membanting pintu dengan keras.Brakkk!!Aku duduk perlahan di sofa, merenung sejenak.Satu hal yang pasti, aku tak akan pernah rela melihat Kenzie kehilangan kebahagiannya lagi setelah begitu lama merindukan sosok Ayahnya. Aku harus mencari cara untuk melindungi Kenzie, walaupun jalan yang harus kutempuh terasa

DMCA.com Protection Status