Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 12. Menjadi Istri Kayden

Share

12. Menjadi Istri Kayden

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-03-28 14:30:25
“Pergi ke sana? Untuk apa?” tanya Liora yang seketika membuat kedua bahu Kayden jatuh penuh rasa kesal.

“Aku benci mengulangi kalimatku,” desis pria itu.

“Tapi—”

“Cepatlah!” potong Kayden tak peduli dengan apa hendak dikatakan oleh Liora.

Liora menghela dalam napasnya saat batinnya memprotes, ‘Apa memang dia selalu bicara kasar seperti itu? Arogan sekali!’

Liora tak memiliki pilihan lain, sebelum tuan arogan itu kembali bicara dan membuatnya kembali sakit hati, ia segera mengambil cincin dari tangannya.

Ia mengenakannya di jari manisnya dan pergi bersama dengan Kayden untuk menuju ke rumah orang tuanya.

Sedan yang dikemudikan oleh Evan membelah sibuknya jalan raya pada jam kerja. Tidak ada yang berbicara selama itu hingga mereka memasuki sebuah halaman yang dilindungi oleh gerbangnya yang cukup tinggi.

Kaki Liora terasa lemas, langkahnya gamang saat ia keluar dari mobil dan mengikuti ke mana Kayden membawanya.

Masuk ke dalam rumah, menapaki setiap lantai marmernya, melewati r
Almiftiafay

halo maaf telat karena salah pasang timer 🤣 Thor akan tambahin lagi kalau banyak yang suka 🤭🙈

| 13
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
takut nya si julia jadi benci sama liora dan berbuat jahat
goodnovel comment avatar
Eva
Wahhh kayanya ada something nih antara Kayden sama Julia. Ternyata feelingku kalau Julia saudaranya itu salah. Julia ini kayanya tipe tipe orang bermuka 2 apa ya. Makin penasaran
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Wouwwww sebuah prtunjukan yg bkin trpukau .........,...kyaknx ada sesuatu yg kayang gk suka dari kluarganx julid atw mngkin dri si julid itu sendiri,....mmmm bakal rame n seru nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    13. Alat Balas Dendam

    “Kayden?!” seru Ibunya Kayden—Nyonya Rose—saat memanggil anak lelakinya itu. Beliau bangun dari duduknya dan menatap Kayden dengan pupilnya yang bergetar. “Omong kosong apa yang sedang kamu katakan ini, Kayden?!” tanya beliau masih sama menggebunya. “Ini bukan omong kosong, Ma,” jawab Kayden dengan tenang. “Aku memang sudah menikah dengan Liora. Jadi mulai hari ini aku dan Julia tidak memiliki hubungan lagi.” Tangan Liora yang ada di dalam genggaman Kayden terasa kebas, ia berdiri membeku kala menyadari situasi di dalam sana berubah menjadi tidak kondusif. Ibunya Julia terlihat menangis, meremas dadanya dan berusaha ditenangkan oleh sang suami tepat setelah Kayden mengatakan hubungannya dengan Julia telah berakhir. Liora bergeming, merasakan raganya yang seakan mengecil, terhimpit di antara sengketa keluarga yang tak ia ketahui duduk perkaranya—selain Kayden yang tiba-tiba membatalkan pernikahannya dengan Julia. Ia terkejut saat Julia menarik lengannya. Wajah gadis itu beruraian

    Last Updated : 2025-03-28
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    14. Kayden Otoriter!

    Bibir Liora terpasung bisu untuk beberapa saat. Maniknya yang terkunci pandang dengan Kayden semakin terasa perih. Ia mengusap pipinya yang basah oleh air mata, mencoba untuk menata kata agar bisa menjawab pria di hadapannya ini. “Saya hanya ingin pergi sebentar untuk—” “Sebaiknya kamu mendengarku! Kamu tidak akan pergi ke manapun!” Liora mengepalkan kedua tangannya. Kayden benar-benar otoriter! Liora mengetahuinya sekarang. Apapun yang keluar dari bibir pria itu harus ditaatinya tanpa banyak pertanyaan. Ia tidak menerima alasan, apalagi dibantah. “Jangan berkeliaran atau wajahmu itu dilihat oleh orang lain dan menimbulkan berita buruk lainnya, Liora!” tekan Kayden, rahangnya yang mengetat seolah menegaskan bahwa peringatannya ini tidak main-main. “Saya tidak peduli orang-orang mengatakan hal buruk tentang saya.” “Tapi aku peduli,” sahut Kayden. “Orang di luar sana tahu kamu adalah model dari agensiku. Kamu tidak tahu berapa banyak uang yang aku keluarkan untuk meredam skan

    Last Updated : 2025-03-29
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    15. Merangkak Ke Ranjang Presdir

    Kayden tak menanggapi ujaran sang Ibu dan memilih untuk mempersilakan mereka agar duduk di ruang keluarga. “Kita duduk di ruang keluarga saja,” katanya. “Minta perempuan itu untuk ikut karena Mama ingin bicara dengannya, Kayden!” tunjuk Nyonya Rose pada Liora yang masih berdiri dan membawa mangkuk mie-nya dengan erat. Kayden menoleh kepadanya, gerakan kepalanya yang miring beberapa derajat ke kiri itu mengisyaratkan agar sebaiknya Liora meletakkan mangkuk tersebut dan ikut dengannya sekarang juga. Meski tahu ini akan menjadi percakapan yang menguras hati, Liora tidak memiliki pilihan lain untuk menolak. Ia mengikuti Kayden menuju ke ruang keluarga, duduk di samping Kayden dengan punggung yang terasa kaku sebab mata kedua orang tua pria itu memperhatikan tangannya dan tangan Kayden yang memiliki cincin pernikahan. “Apakah benar kalian sudah menikah?” tanya Tuan Owen membuka percakapan setelah salah seorang pelayan membawa keluar empat cangkir teh yang diletakkannya di atas m

    Last Updated : 2025-03-30
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    16. Iblis Bernama Kayden

    “Lepas!” kata Liora. “Bisakah Anda tidak bersikap seolah-olah memiliki hidup saya seperti ini?!” tanyanya seraya menarik tangannya dengan kasar dari Kayden. Pria itu bangun dari duduknya, berdiri hanya beberapa jengkal dari Liora berada. Tawa lirihnya singgah di indera pendengar sebelum membalas, “Kalau kamu lupa, bukan aku yang masuk atau mengganggu hidupmu, tapi sebaliknya,” katanya, terkesan datar tetapi telah mengoyak hati Liora dengan luka susulan setelah ucapan dari Nyonya Rose. Ah—atau jangan-jangan … sifat Kayden yang arogan dan kasar ini menurun dari Ibunya? Bukankah itu sangat kentara? Kayden sama sekali tidak memiliki sikap Tuan Owen yang baik dan bijak. Pria di hadapannya ini adalah iblis! “Kamulah yang lebih dulu masuk ke hidupku. Kamulah yang memintaku menidurimu!” Kalimat itu menyentak Liora dan membuatnya semakin muak, “Seandainya saya bisa mengulang waktu, saya tidak akan pernah meminta bantuan pada Anda!” balas Liora, entah setinggi apa nada bicaranya sekarang

    Last Updated : 2025-03-31
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    17. Perjanjian Memuakkan!

    ‘Perjanjian, perjanjian … itu saja terus yang dia katakan,’ batin Liora tak bisa membendung rasa kesalnya. Liora tak ingin berdebat lebih panjang dengan Kayden. Mempertimbangkan Freya mungkin saja sudah menunggunya membuat ia mengiyakannya saja. “Baik saya akan pergi dengan Anda nanti malam,” katanya, ia sekali lagi melangkah mundur, menundukkan kepalanya di hadapan Kayden dan segera pergi dari sana. Ia menghirup udara luar yang segar dan kental akan kebebasan saat ia melangkah meninggalkan pintu gerbang di rumah Kayden yang angkuh sama seperti pemiliknya. Di gate depan perumahan yang dijaga oleh security itu, Liora melihat mobil Freya yang berhenti di tepi jalan. Liora mengetuk jendelanya saat tiba di sampingnya dan manajernya itu membukakan pintunya. “Kamu baik-baik saja, Ra?” tanya Freya setibanya Liora di dalam, duduk dan memasang seat belt. “Kenapa matamu bengkak begitu?” Pandangannya menelisik, alisnya berkerut saat ia menatap Liora tanpa berpaling. “Aku baik-baik saja,

    Last Updated : 2025-04-01
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    18. Istri Presdir Evermore

    Sebuah pertanyaan sederhana yang membuat hati Liora luluh lantak. Ia tak bisa membendung air matanya dan memaksakan dirinya untuk tersenyum saat mengangguk dan menjawab, “Iya, Ma … aku bahagia.” Jemari ibunya menghapus air mata Liora sebelum ia meraih tangannya dan memandangi cincin yang ada di jari manisnya. “Ada cincin di jari manismu, apakah kamu sudah menikah?” “Iya,” akunya. “Aku sudah menikah.” “Apakah suamimu adalah pria yang baik?” “Iya dia adalah pria yang baik, Ma,” jawabnya dengan lisan yang tersenyum tetapi hatinya menepis kalimat itu dengan frontal. “Sudah … Mama jangan memikirkan aku,” kata Liora saat menggenggam tangan sang Ibu semakin erat. “Tolong janji baik-baik di sini dan semangat untuk sembuh, biar kita bisa hidup bersama nanti.” Untuk pertama kalinya setelah sangat lama, Liora melihat beliau tersenyum meski itu tak selaras dengan matanya yang penuh dengan luka. Liora menghabiskan waktunya di sana untuk mengajak Nyonya Marry berbincang. Pembicaraan yang ring

    Last Updated : 2025-04-02
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    19. Alasan Menikahiku

    ‘Meminta cerai dari Kayden?’ ulang Liora dalam hati. Ia meremas clutch-nya semakin erat saat menyadari bahwa hal itu tak bisa ia lakukan. Diamnya Liora sepertinya disalahpahami oleh Julia sebagai sesuatu yang lain—mungkin sebuah penghinaan—karena gadis itu memperdengarkan tawa lirihnya sebelum bertanya, “Kenapa? Kamu tidak mau? Kamu harusnya sadar bahwa kamu itu hanya sebatas alat balas dendam Kayden padaku dan untuk mendapat warisan dari ayahnya saja!” ‘Warisan?’ batin Liora seraya menatap manik Julia yang diselimuti oleh kebencian. “Kayden buru-buru menikah karena kekayaan Paman Owen terutama Evermore akan diwariskan padanya kalau dia memiliki istri,” imbuh Julia. “Agar bukan ayahnya Adrian yang mengambil alih!” Julia sekali lagi menyeringai, kedua tangannya yang mulus bersedekap di samping Liora yang bergerak tidak nyaman kala menjumpai kebenaran lain dari motif pria itu. “Sekarang Kayden sudah mendapatkan apa yang dia mau, Evermore. Lalu apa lagi?” tanyanya. “Sebagai wanita y

    Last Updated : 2025-04-03
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    20. Mantan, Atau Suami Iblis?

    “Kenapa? Kamu masih tertarik dengan hidupku?” tanya Liora balik alih-alih menanggapi Adrian. “Apa Irina kurang menarik di matamu sampai-sampai kamu ingin tahu tentangku?” “Apa kamu bilang?!” sahut Irina seraya menarik tangan Liora. “Kurang menarik?” ulangnya. Liora menepis tangan Irina yang ada di lengannya dan bergantian menatap pasangan kekasih itu. Setelah apa yang mereka lakukan, ditambah dengan bagaimana mereka memandang rendah dirinya padahal mereka jauh lebih buruk darinya membuat Liora tak mau lagi disudutkan. “Apa kalian pikir kalian lebih baik sekarang ini?” ujarnya. “Tidak sama sekali. Nyatanya kalian juga muncul di hadapan semua orang dan menunjukkan pada mereka kalau kalian bersama-sama. Artinya perselingkuhan yang kalian lakukan itu benar, ‘kan?” “Liora—” “Terima kasih sudah mengakui dan membuktikan bahwa apa yang aku unggah hari itu bukan sebuah berita bohong!” potong Liora sebab ia memang belum selesai bicara. Namun, kalimat itu bukannya membuat adik tirinya itu

    Last Updated : 2025-04-04

Latest chapter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    41. Diabaikan Seperti Orang Bodoh

    Setelah semalam tak dianggap oleh Kayden, Liora menyerah untuk meminta bantuan dari pria itu. Hening yang disuguhkannya semalam seperti masih sangat membekas hingga pagi ini saat ia berjalan dengan lesu meninggalkan rumah. Berulang kali benaknya menggerutu, ‘Kalau tidak mau kenapa tidak mengatakannya saja dengan jelas?’ batinnya. ‘Kenapa diam dan membiarkan aku menunggunya seperti orang bodoh?’ Semalam itu sangat memalukan, ia bahkan masih ingat betapa panas wajahnya saat Kayden mengabaikannya. ‘Lupakan saja,’ batin Liora sekali lagi. ‘Tidak ada gunanya memikirkan Kayden iblis itu.’ Di depan gerbang rumah Kayden, ia menunggu taksi online yang telah dipesannya. Sebenarnya, sopir milik Kayden yang ada di rumah itu mengatakan agar ia mengantar ke mana Liora pergi, tapi ia menolak. Taksi itu akhirnya datang dan membawanya meninggalkan gerbang angkuh rumah Kayden. Lajunya cepat namun hati-hati mengikuti ke mana Liora memesannya, ke rumah sakit jiwa. Beberapa menit berlalu, Liora tiba

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    40. Kau Milikku

    ‘Miliknya,’ ulang Liora dalam hati. ‘Dia menganggap aku seperti barang.’ Tidak ada yang istimewa dengan sebutan itu. Kayden menganggapnya tak lebih dari wanita mata duitan yang ‘menjual jasa’ sebagai ‘istri kontrak’. Lalu Kayden menggunakannya sebagai alat balas dendam. Liora tak bisa menahan air mata, buliran bening jatuh bermuara di pipinya sebelum ia menarik napasnya dan memilih untuk tak memperpanjang semua ini. Menahan diri untuk tak melawan ego Kayden. “Kamu tahu di mana posisimu sekarang?” tanya Kayden dengan iris gelapnya yang masih tak berpaling. Liora mengangguk, samar tapi tatapannya berusaha meyakinkan. “Maaf,” katanya lirih. Baru setelah itulah Kayden melepasnya. Pria itu menarik tangan besarnya dari dagu kecil LIora, membuat gadis itu seketika mundur, memastikan jarak mereka cukup jauh agar Kayden tak kembali menyentuhnya. Kayden akhirnya berpaling, membuang wajah dan mengayunkan kakinya meninggalkan Liora. Tidak untuk masuk ke dalam rumah, tetapi utuk keluar.

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    39. Kayden, Aku Membencimu!

    Kayden tidak bergerak untuk lebih dari tiga puluh detik. Hanya matanya yang bertambah gelap sebelum akhirnya bibirnya terbuka. “Coba saja,” kata Kayden dengan nada bicara yang sama tenangnya. Jawaban yang membuat sepasang alis Leo berkerut mendengarnya, meraba mencari maksud dari kata ‘coba saja’ yang diucapkan dengan kearoganan itu. Kayden lalu beranjak, tetapi saat tubuhnya baru saja berpaling dari Leo, ia kembali menatap pemuda itu. “Kalau pun kamu bisa mengambil Liora dariku, belum tentu dia mau.” Setelah itu, Kayden benar-benar pergi. Ia meninggalkan gedung lokasi syuting The Flavor Lab, melewati lobi dan melihat sedan miliknya yang terparkir tak jauh dari sana. Kedatangannya dapat dilihat oleh Liora yang sedetik kemudian lalu berpaling, membiarkan pria itu masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya sebelum meminta Evan yang menyusulnya masuk dan kini ada di balik kemudi untuk segera pergi. Tak ada percakapan yang terjadi di dalam sana. Liora bahkan enggan untuk menoleh

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    38. Suami Kejamku Yang Tak Bisa Dibantah

    Kayden seperti mengabaikan pandangan orang-orang yang menyaksikannya menyeret Liora meninggalkan set syuting The Flavor Lab. Pria itu menghardiknya dengan menyebut Liora tak tahu malu setibanya di luar. Tangan besarnya yang semula melingkari lengan Liora terlepas teriring kalimat yang dilontarkannya dengan penuh amarah itu. “Tidak tahu malu?” ulang Liora atas ucapan Kayden. “Tidak tahu malu bagaimana maksudnya? Apa yang saya lakukan memangnya?” desak Liora tak ingin berdiam diri dengan disebut ‘memalukan’. “Masih bertanya?” balas Kayden setelah pria itu mendorong napasnya. “Apakah yang kamu lakukan di dalam tadi tidak membuatmu sadar kamu baru saja melakukan hal yang memalukan?!” “Tuan Kay—“ “Aku menahan diri sejak tadi untuk tidak begitu saja menyeretmu saat acaranya masih berlangsung,” potong Kayden. “Harusnya kamu berterima kasih ketimbang bersikap seperti ini!” Alis Liora berkerut penuh rasa bingung. Ia menatap Kayden cukup lama, meraba-raba kesalahan apa yang ia laku

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    37. Cantik Seperti Musim Semi

    “A-apa Anda melihat kami?” tanya Liora memastikan. Namun, Kayden tak menjawab. Hanya seulas seringai samar di salah satu sudut bibirnya yang terlihat dan itu membuat Liora tidak nyaman. “D-dia itu teman saya, Tuan Kayden. Dulu sebelum Anda menjadi presdir—“ “Tidak bisa,” potong Kayden yang membuat Liora urung menjelaskan apapun. “Apa yang tidak bisa?” “Datang ke acara Leo Nathan.” Kalimat itu menandakan dengan jelas bahwa Kayden sedang menolak mentah-mentah permohonannya. Liora memalingkan tatapannya dari Kayden. Kedua maniknya sedikit terangkat ke atas, bertanya dalam hati, ‘Bagaimana ini? Aku terlanjur menyanggupi Leo.’ “Kenapa saya tidak boleh datang?” tanya Liora, menatap Kayden kembali—setidaknya ia ingin tahu apa yang membuat Kayden melarangnya datang ke The Flavor Lab. “Hanya karena aku memperbolehkanmu melakukan pemotretan dengan majalah Hazed bukan berarti kamu bebas berkeliaran sesuka hatimu,” jawab Kayden. “Apalagi menjadi bintang tamu di acara orang lain.”

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    36. Rupawan, Tapi Iblis!

    Setelah meninggalkan kafe yang ia datangi, Liora kembali ke rumah Kayden. Tadinya Leo hendak mengantarnya tetapi Liora menolaknya dan lebih memilih untuk menggunakan taksi online. Di halaman rumah Kayden, Liora melihat pria itu ada di sana. Sedang menuruni undakan tangga di teras, tampak menawan dalam balutan kaos berkerah dan celana panjangnya yang bersih serta melihat kedatangan Liora dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Sadar dirinya melakukan sesuatu tanpa mendapatkan izin dari Kayden, Liora memilih untuk jujur ke mana ia pergi sebelum kembali ke rumah. “Tuan Kayden,” sebutnya dengan ragu-ragu saat pria itu mendekat. “Maaf saya tadi tidak langsung pulang karena mampir dulu ke—“ Belum sempat Liora menyelesaikan kalimatnya, Kayden berlalu pergi melewatinya begitu saja, mengabaikannya tanpa peduli akan apa yang akan dikatakan olehnya. Punggungnya menjauh, meninggalkan Liora yang meremas jari-jarinya, menelan kembali semua kalimat yang hampir saja keluar dari bibirnya.

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    35. Perjumpaan Dengan Pria Tampan

    “Iya ini aku Leo. Lama tidak bertemu, Liora,” ucap pemuda itu saat Liora masih bergeming dan meremas coffee cup miliknya. “Bagaimana kabarmu?” Baru setelah tanya itu terdengar, Liora sadar. Ia membalas senyum pemuda itu. Seorang pria yang sangat ia kenal dengan baik, Leo Nathan Henley. Dulu, Leo adalah kakak kelas Liora semasa di Sekolah Menengah Atas hingga kuliah. Ia, Freya dan Leo dulu bersahabat sebelum karir pemuda itu yang paling melejit sebagai seorang celebrity chef. Di bawah naungan satu agensi yang sama, di Evermore. Sekitar dua tahun belakangan Leo berkegiatan di luar negeri sembari melanjutkan study-nya. “B-baik,” jawab Liora akhirnya, mengikuti pandang ke mana Leo beranjak, duduk di sampingnya dengan membawa satu cup berisikan kopi seperti dirinya. “Senang bisa melihatmu lagi, Liora.” “Sejak kapan kamu pulang?” “Kemarin,” jawabnya. “Padahal aku masih berpikir bagaimana caranya aku bisa menemuimu, Liora. Tapi rasanya takdir sangat baik dengan membuat kita

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    34. Orang Ketiga Antara Kau Dan Dia

    “Julia? Apa yang kamu lakukan di sini?” balas Kayden setelah pria itu menghentikan langkah kakinya begitu juga dengan Liora yang berdiri di sampingnya. Julia tak serta-merta menjawabnya, gadis itu lebih dulu memindai Liora sebelum pandangannya berhenti pada Kayden. “Apa kamu dan Liora baru menginap di hotel?” tanya Julia balik alih-alih menjawab mantan pacarnya itu. “Ada pekerjaan yang harus diselesaikan,” jawabnya singkat. “Dengan Liora juga?” Kayden mengangguk sebagai sebuah pembenaran. “Aku juga sedang ada pekerjaan,” ujar Julia— menanggapi tanya dari Kayden perihal apa yang dilakukannya di sini. “Ada meeting dengan salah satu partner bisnis Papa. Beliau yang meminta. Kamu tahu ‘kan … aku bertanggung jawab atas beberapa proyek besar milik DN Construction.” DN Construction yang dikatakan oleh Julia itu adalah bisnis milik keluarganya. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang konstruksi. Cantik, elegan dan seorang wanita karir. Setidaknya seperti itu yang dipiki

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    33. Mustahil Dia Yang Meminta

    “Tuan Kayden yang memintanya?” ulang Liora memastikan. Kedua matanya melebar penuh ketidakpercayaan menatap Annie yang justru tak menjawab setelahnya. Apakah ia salah dengar? Ataukah Annie yang barangkali salah berucap? Wanita paruh baya itu hanya tersenyum sebelum mengatakan, “Sebaiknya Nona menghabiskan makanannya. Obat yang Nona Liora minta tadi pagi juga sudah saya siapkan,” tuturnya seraya sekilas menunjuk ke atas nampan. “Dokter yang meresepkannya secara langsung.” “Apa Bu Annie mengatakan pada Tuan Kayden apa yang terjadi dengan punggungku?” balas Liora penuh selidik. Melihat senyum Annie yang tampak ganjil membuat Liora berpikir bahwa dugaannya itu benar. Mana mungkin Annie menyembunyikan apa yang dilihatnya? Bukankah sebagai orang yang bertanggung jawab atas keberlangsungan di rumah ini Annie tentu akan melaporkan segala sesuatu yang terjadi kepada si pemilik rumah? Lagi pula ... siapa yang bisa diam dan terbungkam dihadapkan pada mata mengintimidasi Kayden? Liora meng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status