"Kalau memang Jonathan dengan Riani berjodoh, pasti mereka berdua akan segera menikah," ucap Jefan yang sudah tidak bisa berkata-kata apapun lagi.Semenjak Jefan mengetahui adiknya memiliki hubungan dengan sang pembantu, Jefan selalu memikirkan nasib pembantu yang memiliki hubungan dengan adiknya, karena pastinya Jefan mengkhawatirkan pembantu itu dari semua rencana sang ibu, dan Jefan pasti sudah mengetahui tabiat sang ibu."Semoga hatinya ibu terbuka untuk merestui hubungan Riani dengan Jonathan," gumam Jefan yang terus saja memikirkan masalah adiknya dan pembantu, pembantu yang menjadi pengasuh anak semata wayangnya juga.Jefan juga mulai memikirkan tentang anak semata wayangnya yang selalu menanyakan kehadiran pembantu sekaligus pengasuhnya itu, dan Jefan tidak mau jika anaknya terus saja menanyakan sang pengasuh.***Pukul 12 malam di sebuah Apartemen milik Jonathan, gadis yang sedari tidur terlelap di sampingnya kini mengigau."Sayang, jangan tinggalkan aku, sayang!" teriak sang
Riani langsung mengerucutkan bibirnya, dan mulai menatap ke arah sang pria setelah wajahnya di sembunyikan, kini tangannya mulai menyentuh pipinya sang pria."Aku tampan, ya?" Jonathan menghentikan langkah kakinya saat mengatakan itu pada sang gadis.Riani mencubit gemas hidung sang pria dan mengatakan. "Jangan terlalu percaya diri, sayangku," ujarnya Riani dengan suara yang begitu manja.Jonathan mengulas senyum bahagia saat mendengar ujaran dari sang gadis, pastinya Jonathan senyum seperti itu karena sang gadis memanggil dirinya 'sayang' dan Jonathan akan sangat senang sekali akan hal itu. Jonathan tersenyum seperti itu karena sang gadis jarang sekali memnaggil dirinya 'sayang' tapi sekarang sang gadis memanggilnya sayang."Kenapa senyum senyum gitu?" Riani mengernyitkan dahinya saat melihat pria nya tersenyum seperti itu, senyuman yang menurutnya aneh."Aku seneng banget kalau kamu panggil aku sayang, seterusnya harus panggil aku seperti itu, ya?" Jonathan menatap lekat ke arah san
"Jadi mau tau kelamin anak kita apa enggak?" Jonathan bertanya pada sang gadis, gadis yang mulai membuat dirinya bingung.Mendengar pertanyaan dari sang pria membuat Riani terdiam, Riani terdiam karena memikirkan jawaban yang akan dia berikan pada sang pria."Sayang?" Jonathan memanggil sang gadis saat pertanyaannya tidak mendapatkan respon dari sang gadis."Hem?" Riani hanya berdehem saat namanya di panggil oleh sang pria."Jadi gimana?" Jonathan masih menunggu jawaban dari sang gadis."Mau di rahasiakan aja, dan tidak mau di USG," jawab Riani setelah beberapa saat dirinya tidak menjawab pertanyaan sang pria.Jonathan menganggukkan kepalanya, dia paham dengan apa yang menjadi jawaban sang gadis. Jonathan juga tidak memiliki hak untuk mengatur ini dan itu pada gadisnya, dan pastinya Jonathan akan selalu memberikan kebebasan untuk sang gadis melakukan apa yang di inginkan olehnya."Cepetan masaknya, aku lapar!" titah Riani setelah beberapa saat suasana dapur menjadi hening dan tidak ad
"Sayang, suapi aku, dong?" Riani mulai manja pada sang pria."Suapi makan atau suapi ini aku?" Jonathan mulai menggoda sang gadis dengan menuntun tangan gadisnya ke arah celananya, celana yang mulai mengembang membuat sang gadis langsung melepas tangannya."Sayang, kita lagi makan, kenapa bahas ranjang terus." Wajahnya Riani memerah dan pastinya Riani malu dengan perlakuan sang pria.Jonathan langsung merangkul sang gadis dan membawa sang gadis ke dalam pelukannya, setelah itu kecupan singkat pada keningnya sang gadis."Ya sudah aku suapi biar bayi ku tidak ileran," ucap Jonathan yang mulai menatap gadisnya.Riani langsung menatap tajam ke arah sang pria dan berkata. "Sayang, kenapa kamu bahas masalah ileran?" tanyanya Riani pada sang gadis dengan sedikit terkejut."Kan kamu duluan yang selalu bahas ileran kalau aku tidak menuruti ngidam kamu," jawab Jonathan yang masih mengingat saat dirinya menanyakan masalah ileran pada bayi jika ngidam sang ibu tidak di kabulkan.Riani langsung te
"Sayang, apa kamu pesan makanan?" Riani bertanya pada sang pria."Aku gak pesan apa-apa," jawab Jonathan dengan gelengan kepala. "Tadi kan kitabhabis makan, untuk apa juga aku pesan sesuatu lagi," lanjutnya dengan suara yang agak bingung, tapi bel Apartemen terus saja berbunyi membuat Jonathan bangun dari baringnya.Riani ikut bangun dari baringnya dan tangannya memegangi tangan sang pria yang sudah berada di samping ranjang, lalu mereka berdua mulai melangkah keluar dari kamar dan menuju pintu utama."Siapa juga yang ke sini." Suaranya Jonathan sedikit menggerutu, dan pastinya dia merasa terganggu dengan suara itu.Jonathan dan Riani pasti berpikir jika suara itu mungkin dari petugas Apartemen, karena yang biasanya menekan bel seperti itu hanya petugas Apartemen atau stafnya."Sayang, aku kebelet." Riani tiba-tiba saja ingin ke kamar mandi, apa lagi kandungnya Riani sudah mulai membesar membuat Riani semakin sering untuk pergi ke kamar mandi."Oh, oke, hati-hati, sayang." Jonathan pa
"Riani, kau lihat? Jonathan mengusir ibunya sendiri di depan mu," ucap Dona dengan suara yang semakin meninggi.Riani tidak langsung merespon ucapan majikan perempuannya, dia lebih dulu mengatur napasnya agar tidak tergagap atau bergetar saat mengatakan apa yang ingin dia katakan."Nyonya, maafkan saya jika tuan Jonathan menjadi seperti itu, tapi saya tidak pernah mengajari tuan Jonathan seperti itu," ujar Riani dengan begitu jujur, dan pastinya dia tidak akan pernah mengajari sang pria pada hal buruk, apa lagi melawan orang tuanya sendiri.Namun, sepertinya Dona tidak sadar jika Jonathan tidak akan pernah mau di jodohkan oleh siapapun. Jonathan hanya ingin bersama dengan Riani saja, apa lagi Riani sedang mengandung benihnya."Maaf? Haha, sampai kapanpun aku tak akan pernah memaafkan kau, dan sekarang sebaiknya kau pergi dari kehidupan anak ku!" Dona langsung mengatakan itu di depan anaknya, pembantunya, dan calon menantunya, bahkan telunjuk kirinya sudah menunjuk ke arah pembantunya,
Riani mengangguk paham, lalu dirinya mulai melangkah menghampiri lemari dan membuka lemari itu. Riani mulai memilih beberapa pakaian yang akan di bawa olehnya, dan pastinya Riani tidak akan bisa membawa semua pakaian yang ada di dalam lemari tersebut.'Tuhan, semoga setelah ini hidupku sedikit lebih tenang,' batin Riani yang terus saja berdoa pada Tuhan agar hidupnya menjadi lebih baik setelah pergi dari sini, dan pastinya Riani ingin hidup tenang tanpa ada gangguan dari majikan perempuannya dan wanita yang akan di jodohkan oleh prianya.Jonathan juga sudah menelepon asistennya dan memberitahu sang asisten jika dirinya akan pindah kota untuk sementara waktu, asistennya pasti terkejut dengan pemberitahuan itu, tapi Jonathan akan tetap pada prinsipnya."Sayang, sudah siap?" tanya Jonathan pada sang gadis setelah dirinya selesai menghubungi asistennya."Dikit lagi," jawab Riani setelah matanya melirik ke arah koper, koper yang akan di bawa olehnya."Mungkin setengah jam lagi kita akan pe
Sebelum Riani menjawab pertanyaan dari pria yang ada di sampingnya, Riani mulai menoleh ke arah sampingnya dan memberikan senyuman manis apda sang pria, dan sang pria membalas senyuman manis itu."Aku belum lapar," jawab Riani."Tumben?" Jonathan mengernyitkan dahinya saat mendengar jawaban dari sang gadis, lalu Jonathan kembali berkata. "Biasanya perut kamu yang kecil ini selalu minta makan padaku," ucapnya dengan begitu jujur.Riani tertawa saat mendengar ucapan sang pria, lalu Riani mengatakan. "Sepertinya perutku sudah bisa membedakan situasi," ujar Riani."Ada-ada aja kamu." Jonathan mencubit gemas pipinya sang gadis.Jonathan dan Riani memang seperti itu, mereka berdua selalu menunjukkan sikap romantis seperti itu, dan sepertinya saat ini mereka berdua yang tidak bisa mengetahui situasi yang ada hihi. Namun, untung saja mereka berdua bertingkah romantis seperti itu tidak di depan umum, melainkan di dalam mobil.Sebentar, romantis? Romantis dari mana hanya melakukan cubit pipi se
Riani mulai mengatur napasnya dalam-dalam, dan mengikuti semua perintah dari sang Dokter agar lahirannya lancar dan normal. Jonathan selaku suaminya Riani masih setia berada di sampingnya Riani, bahkan tangannya Jonathan sudah sangat merah dan penuh luka akibat remasan dari Riani. Namun, Jonathan tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting saat ini adalah proses lahiran Riani yang harus normal dan lancar.'Tuhan, lancarkan persalinan istriku,' batin Jonathan yang terus berdoa pada Tuhan agar persalinan istrinya berjalan dengan lancar.Hampir 1 jam lamanya, tangisan seorang bayi terdengar nyaring di dalam ruang persalinan membuat Riani dan Jonathan tersenyum bahagia, saat ini Riani dan Jonathan saling menatap satu sama lain, lalu air matanya Riani kembali menetes saat mendengar buah hati mereka sudah lahir, dan Jonathan juga ikut meneteskan air mata, air mata bahagia karena anak pertama mereka telah lahir ke dunia."Selamat Nyonya dan Tuan, anaknya seorang laki-laki dan tampan s
Waktu berputar begitu cepat, dan tidak di sadari saat ini kandungannya Riani sudah berusia sembilan bulan, Riani dan Jonathan tidak sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, buah hati yang sudah di tunggu-tunggu sejak lama oleh mereka."Sayang, apa kamu belum merasakan sesuatu?" Entah sudah berapa kali Jonathan mengatakan itu pada istrinya, Riani."Belum, sayangku," jawab Riani dengan gelengan kepalanya, lalu memberikan senyuman manis untuk suaminya yang begitu tidak sabar menantikan dirinya melahirkan.Suami mana yang bisa sabar menunggu istrinya melahirkan anak pertama mereka, pastinya semua suami tidak akan sabar menantikan kehadiran buah hati mereka, apa lagi buah hati untuk anak pertama mereka."Kalau nanti gak kuat lahiran normal, sebaiknya lahirannya Caesar aja, ya?" Tidak tahu sudah berapa kali Jonathan mengatakan ini pada istrinya, tapi Jonathan sangat khawatir jika istrinya tidak kuat untuk melahirkan normal."Siap suamiku sayang." Riani manggut-manggut dan paham sekali d
Mendengar bisikan seperti itu dari Jonathan membuat Riani kembali mengulas senyum yang lebar, dan detak jantungnya Riani semakin berdetak tidak karuan, Riani mulai merasa bangga dan begitu bahagia saat Jonathan mengatakan seperti itu padanya seolah-olah Riani begitu berarti di dalam kehidupannya Jonathan."Aku akan selalu izin pada mu jika akan pergi ke mana-mana," balas Riani yang tidak akan tega membantah perkataan pria yang sebentar lagi akan menikahinya."Bagus." Jonathan langsung mengecup leher belakangnya sang gadis."Ih geli." Riani sedikit menjauhi tubuhnya agar sang pria tidak mengecupnya terus."Hei, sebentar lagi aku akan selalu mengecup ini," kekeh Jonathan yang terlihat sangat mesum sekali, dan sang gadis hanya tertawa saja saat mendengar kekehan seperti itu.Riani selalu melamun dengan mengingat semua nasib yang di alami olehnya saat ini, nasib yang entah baik atau buruk. Namun, Riani bersyukur bisa bertemu dengan sosok pria seperti Jonathan yang sebentar lagi akan menja
"Bawa Riani pergi dari sini," titah sosok gagah itu pada beberapa bodyguard yang ada di belakangnya."Siap Bos." Beberapa bodyguard itu langsung membawa Riani dengan menyentuh tangannya. Namun, Jihan menahan tangan para bodyguard itu agar tidak membawa Riani begitu saja."Biarkan Riani hidup dengan tenang di sini tanpa perdebatan kalian," ucap Jihan pada sosok gagah itu, dan terlihat sekali jika Jihan begitu berani dengan mengucapkan seperti itu.Riani sudah menggeleng-gelengkan kepalanya pada Jihan agar tidak bertingkah seperti itu pada sosok pria gagah itu, pria yang tidak lain adalah Ayahnya Jonathan, Daniel Prawira."Cepat bawa Riani!" Daniel kembali memerintahkan para bodyguard nya."Siap Bos." Para bodyguard itu langsung membawa Riani pergi begitu saja dari dalam kamar.Jihan terlihat ingin mengejar Riani, tapi Jihan di tahan oleh dua bodyguard yang berada di dekat Daniel."Riani ingin hidup bebas dari tekanan istri anda, Tuan Daniel!" Jihan begitu berani sekali saat mengatakan
Hari berganti begitu cepat, tapi Jonathan belum juga menemukan Riani semenjak dirinya sudah kembali ke Yogyakarta. Jonathan juga meminta orang suruhannya agar memantau Jeri, karena Jonathan yakin jika Jeri adalah dalang, dalang dari menyembunyikan Riani."Sayang, kamu di mana?" Jonathan terus saja bermonolog sendiri saat tatapannya memandangi foto gadisnya yang ada dalam wallpaper ponselnya.Jonathan pasti mengkhawatirkan Riani dan calon anak mereka, tapi Jonathan sulit sekali menemukan keberadaan Riani yang entah berada di mana. Jonathan juga sudah menghubungi nomor Jihan selaku sahabatnya Riani, tapi Jonathan tidak mendapatkan respon apapun dari Jihan."Oh Tuhan, aku harus ke mana." Jonathan memukul pelan kepalanya saat dirinya merasa bodoh tidak bisa menemukan gadis nya, gadis yang sedang mengandung anaknya.Setelah Jonathan di tipu oleh Tania yang katanya Daniel sakit dan di rawat di rumah sakit, Jonathan langsung kembali ke Yogyakarta menggunakan pesawat umum, dan Jonathan sudah
Mendengar pertanyaan Daniel membuat Dona membulatkan matanya dengan sempurna, Dona juga langsung menatap sinis ke arah Daniel karena bisa-bisanya memberikan pertanyaan seperti itu, pikir Dona."Tidak perlu menatapku seperti itu," celetuk Daniel saat melihat pandangan yang tidak mengenakan dari istrinya sendiri.Dona berdecih kesal dan berkata. "Apa-apaan kau memberikan pertanyaan seperti itu? Jelas-jelas Jonathan akan menikahi Tania," kekeh Dona yang akan menikahkan Jonathan dengan gadis pilihannya, Tania."Apa Jonathan mau menikah dengan Tania?" Daniel memberikan pertanyaan itu untuk istrinya dengan ekspresi seperti menertawakannya."Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan gadis itu," ucap Jonathan yang masih bersungut-sungut.Jefan hanya bisa geleng-geleng kepalanya saat melihat keluarganya yang selalu saja bertengkar seperti itu, dan Jefan juga tidak bisa mencampuri urusan Jonathan walaupun Jonathan adalah adik kandungnya."Aku akan kembali ke Jogja, tolong jangan
Jihan masih diam dan tidak berniat mengatakan apapun saat mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di keluarkan oleh Riani, dan Jihan yakin jika saat ini Riani sedang bermonolog dengan diri sendiri, Jihan tidak mau ikut campur dalam hal ini, karena menurutnya ini hal yang wajar jika nomer Jonathan tidak aktif, mungkin saja ponselnya kehabisan baterai atau ponselnya sedang di charger dengan keadaan mati, semua bisa saja terjadi, pikir Jihan."Sudahlah, sepertinya dia belum bangun," ucap Riani yang terlihat menyerah saat dirinya terus menerus mencoba menelepon sang pria, tapi nomer sang pria tetap saja tidak aktif membuat dirinya hanya bisa pasrah saja.Cukup lama Riani menghubungi Jonathan melalui ponselnya Jihan, tapi nomernya Jonathan masih saja tidak aktif membuat Riani mengembalikan ponselnya pada Jihan."Masih gak aktif?" tanya Jihan yang berbasa-basi pada sahabatnya."Iya," jawab Riani dengan suara pelan dan seperti seseorang yang tidak bersemangat."Coba telepon nomer kamu, bukannya
"Gak perlu mengemasi barang-barang, aku hanya akan menengok Ayah saja, setelah itu akan kembali ke sini," jelas Jonathan pada sang Ibu.Dona yang tadinya ingin membalas penjelasan Jonathan, tapi tiba-tiba saja Tania memberikan kode dengan gelengan kepalanya dan tangannya menahan tahan Dona."Sudah, biarkan seperti itu," ucap Tania pada calon Ibu mertuanya dengan nada berbisik agar calon suaminya tidak mendengar ucapannya.Jonathan melangkah pergi untuk masuk ke dalam kamarnya, dan Jonathan akan mengambil tas dan beberapa barang yang akan di butuhkan olehnya saat pergi ke Jakarta. Jonathan juga berusaha percaya dengan sang Ibu, apa lagi semua ini menyangkut Ayahnya yang tiba-tiba sakit.'Tumben banget Abang Jefan gak hubungi aku dan memberitahu kalau Ayah masuk rumah sakit?' tanya Jonathan di dalam hatinya.Jonathan pastinya paham betul dengan Kakak kandungnya, Jefan. Jefan akan selalu memberitahu Jonathan jika salah satu keluarga mereka sakit, tapi kali ini Jefan adem ayem tanpa membe
Ke esokan harinya, pukul 8 pagi di unit Apartemen mewah yang sedang di tempati oleh Jonathan, Jonathan kedatangan tamu tidak di undang, tamu yang pastinya membuat emosinya memuncak saat melihat wajahnya, wajah yang sudah membuat gadisnya pergi dari Apartemen sejak kemarin."Ngapain kau ke sini?" tanya Jonathan dengan tatapan mengkilat pada sosok gadis di depannya."Mau menemui calon suamiku," jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang terlihat bahagia."Pergi, Tania!" Jonathan langsung mengusir gadis itu, gadis yang ada di depannya tanpa rasa bersalah sama sekali.Gadis yang ada di Apartemen Jonathan adalah Tania, gadis yang sudah membuat Riani pergi dari Apartemen nya sejak kemarin karena pesan yang di kirim Tania untuk Riani. Jonathan pastinya akan mengusir Tania secara terang-terangan, dan Jonathan tidak mau melihat Tania lagi setelah dirinya sudah membaca pesan itu, pesan yang menurutnya tidak pantas.Tania tidak memperdulikan perkataan pria yang ada di depannya, lalu matanya Tani