Share

Gairah

Penulis: Mecca
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ain.. kamu cukup cantik untukku saja? gak perlu momeles berlebihan, Sayang," suara dari balik pintu terdengar posesif. Mengedor-ngedor, namun Aini tidak perduli. Ia tidak menyangka sepagi ini Victor datang ke kosannya, dan berniat mengantarkan Aini ke Bandara. Aini sempat menolak karena tidak ingin merepotkan laki-laki yang kini namanya bertahta di hati.

"Sejak kapan kamu mengklaim seperti itu," balas Aini datar dari dalam. Wanita itu sering kali membuat orang sekeliling gemes bahkan greget gara-gara sifat cueknya yang berlebihan.

Victor mengkerut kening sambil mendengus kesal, sebab Aini belum juga membukakan pintu dan membiarkanya masuk. Kisah semalam begitu cepat merubah waktu dari kecanggungan menjadi akrab seolah mereka sudah lama memadu kasih. 

"Ain.. kamu sekarang milikku? jadi, tolong la.. aku gak mau kamu tampil berlebihan?" ungkapnya posesif. Aini menghentikan polesan lipstik di bibirnya, ia berfikir dalam senyum. Ada rasa hangat menjalar ke seluruh tubuhnya, menghasilkan getaran yang sulit ia lukiskan. Aini menatap dirinya dari pantulan kaca, terlihat kantung matanya bengkak akibat kurang tidur. Iya.. Aini tidak bisa memejam mata semalaman gara-gara terbayang terus cumbuan Victor tadi malam hingga membuatnya terlena. Hati Ainib bahagia, meskipun ada rasa nyeri disudut nan dalam. Menjelaskan tentang ketabuannya atas kejadian semalam, Victor telah berhasil mengambil first kiss nya, dan sungguh itu harapan Aini, jika suatu hari nanti ia akan memberikan pada orang yang dicintainya.

"Aini..?" panggil Victor kesal. Pria itu disiksa oleh Aini dengan tidak membiarkannya masuk.

"Sabar, Vic. Aku udah mau siap ni?" saut Aini santai. Wanita itu meraih tas beserta koper ia seret ke depan pintu, lalu segera membukanya.

Krakt.

Pintu terbuka lebar menampilkan sosok lelaki tampan berdiri bersedekap menatap liar pada gadis itu. Sedetik kemudian, Victor menyergap tubuh Aini, mendekap erat dengan menghujam ciuman panas di bibir dan leher Aini yang tertutupi kerudung tipis. Aini tertegun bersamaan tas berserta koper terlepas dari tangannya. Anggraini meronta dengan suara mulut membungkam dalam lumatan Victor. Pria yang baru menjadi kekasihnya itu tidak memberi ampun padanya, yang pada dasarnya tidak terlalu suka dicium terus. Tapi, sepertinya Victor sulit dicegah, gairah bersemayam dalam kerinduannya, apalagi mengingat kekasihnya akan pulang ke kampung halaman dalam waktu yang cukup terbilang lama.

"Vic, please? nanti aku ketinggalan pesawat!" katanya terengah akibat Victor mencumbu leher jenjangnya dan meninggalkan tanda kepemilikan di sana. Victor tidak menghiraukan pinta Aini, ia terus mengisap kulit bersih Aini bak vampire menghisap darah.

"Vic?! tolong berrhentilaah," ucapnya bernada serak namun meninggi. Gadis itu semakin terpancing oleh sentuhan ketika tangan Victor meremas bokongnya. Semakin liar, semakin tak terkendalikan. Pria itu menendang dari belakang pintu kosan Aini agar tertutup, lalu menyeret Aini ke ranjang yang tidak begitu lebar. Keduanya terhempas di kasur empuk dengan penampilan Aini sudah sangat kacau.

"Vic, please? jangan seperti ini, aku mohon. Aku tidak mau ketinggalan pesawat, Vic." pinta Aini memohon pada Victor. Laki-laki itu menatap Aini sayu berkabut gairah.

"Aku mohon, tetaplah di sini untukku, Ain, aku tidak sangup berjauhan denganmu selama itu," ungkapnya serak. Mata elang itu mengunci wajah sang kekasih seolah tak kuasa melepas kepergiannya.

Aini mengulum senyum manis seraya membelai wajah tampan sedang menindihnya, "Aku janji, tidak akan lama. Aku butuh pulang, Vic. Adik aku akan menikah besok," jelas Aini menyakinkan Victor. Namun, pria itu tak merespon. Ia mulai mendekatkan wajahnya kembali melumat bibir ranum itu, dalam ia memungut menyalurkan sejuta kerinduan, walaupun hubungan baru terikrar 15 jam yang lalu. Tak dapat dipungkiri, Aini sangat menikmati cumbuan itu, hingga ia membiarkan Victor melakukan lebih dari sebuah ciuman.

Perlahan, tangan kekar itu membuka satu persatu kancing kemeja yang dikenakan Aini, dan menampilkan belahan indah dibungkus penutup natural. Entah apa yang ada dalam fikiran keduanya, cinta telah membuat mereka terbuai oleh getaran nikmat dari sentuhan masing-masing. Aini benar-benar telah tenggelam ketika Victor meraup rakus dua gundukan berharga miliknya. Pria itu diselimuti gairah yang meletup hingga membawa tangannya menyentuh bagian sensitive milik Aini. Namun, seketika Aini menahannya. Wanita itu berusaha mengumpulkan kesadaran dengan meraih kedua tangan Victor, lalu mengecupnya hangat.

"Kamu tidak akan menodaiku secepat ini, kan? Emm,," bisik Aini lembut membuat Victor tertegun. Pria itu membalas kecupan di tangan Aini, dan juga menjilat jemari lentik itu seperti sedang mengisap permen.

Setelah melewati bujukan, berjanji akan segera kembali, akhirnya Victor melepaskan Aini dan membiarkan wanita itu merapikan kembali pakaian dan make up-nya. Itu juga tidak terlepas dari pelukan pria itu. Enggan menolaknya, Aini membiarkan Victor memeluknya, bahkan memainkan bagian lehernya.

Hari kian beranjak. Jam kian berdetak. Kegelisahan terpancar dari aura Aini. Gadis itu takut pesawat akan lepas landas, karena jarak tempuh dari kota ke Kuala Namu amat teramat jauh. Victor merasa kasihan melihat wanita yang dicintainya tidak sedikit pun tenang sepanjang perjalanan.

Ia menekan pedal gas mobilnya hingga lari di atas rata-rata agar secepat mungkin sampai di bandara.

"Vic? hati-hati, kamu tidak perlu menyetir sekencang ini?" protes Aini panik. Wanita itu duduk disebelah di dalam mobil Victor. Tetapi, Victor tidak mengindahkan kata-kata Aini. Ia melarikan mobil seakan roda tidak berpijak pada bumi.

"Aku gak mau kamu terlambat sayang, aku juga minta maaf, sudah menahan kamu tadi," ucapnya tersenyum jahil. Seandainya ia membiarkan Aini segera berangkat ke bandara, mungkin sekarang mereka tidak perlu ngebut seperti itu. Tapi apalah kuasa seorang Victor yang setiap melihat Aini, libidonya meronta-ronta. Bukan hal yang mudah baginya, mengabaikan pesona Aini yang seolah-olah menggoda imannya, padahal? Aini tidak bermaksud seperti itu. Rasa yang terpendam lama, apa jadinya ketika itu tersalurkan. Maka seperti itulah mereka, hubungan belum mencapai angka 24 jam, namun serasa telah bertahun-tahun dan sulit terkendalikan.

Lari dengan membabi buta, mobil mewah bertulis landcruiser milik Victor memasuki halaman Bandara Kuala Namu. Ia segera turun membukakan pintu untuk Aini, dan mengambil koper di bagasi lalu diseretnya ke dalam bersama Aini, pria itu mengurus check in atas nama Anggraini Syahbandar.

"Sayang, cepat. Pesawatnya mau berangkat, lima menit lagi," Victor menganggkat koper mengantarnya ke lobi. Suara pemberitahuan keberangkatan terdengar menggangu percakapan antara Aini dan Victor, membuat mereka harus lebih dekat lagi, "Vic. Aku pergi ya, hati-hati, Emm,," ucap Aini menatap sejenak wajah tampan yang kini menjadi bayang-banyangannya setiap saat.

"Kamu janji, akan segera kembali. Aku tidak butuh penolakan, apa lagi janji di atas ingkar, Ain," balas Victor seraya menangkup sebelah pipi Aini dengan tangannya. Saling menatap, seakan sedang mengirim kekuatan untuk saling bertahan selama jarak membentang.

Suara pemberitahuan terdengar kembali menyadarkan dua nyawa yang sedang mati suri. Aini meraih kopernya lalu ia seret perlahan tanpa melepas pandangannya pada Victor yang masih berdiri melepas kepergiannya tanpa kerelaan. Akan tetapi, ia tak kuasa mencegah gadis berdarah Hulu balang yang telah menyeretnya dalam pesona kebangsawanannya.

Pesawat telah lepas landas, Victor melangkah kaki meninggalkan bandara dengan separuh jiwanya terbang bersama Aini. Pria itu menyetir mobil tiada bersemangat sampai ia lupa hari ini ada jadwal mengajar di kampusnya. Sebagai asisten dosen, Victor harus bisa menghandle jadwal yang sudah ditentukan oleh akademik. Ia baru sadar akan tugas itu dan segera mengebut mengejar waktu agar tidak terlambat.

Bab terkait

  • Mahligai Skandal   Landing

    Hujan mengguyur Nanggroe sejak pesawat mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda. Berkubik air berjatuhan, tumpah dari langit angkasa, seolah enggan berhenti. Suhu udara menjadi dingin, namun tak sedingin kota bersalju. Akan tetapi, iklim tropis yang sesekali diguyur hujan sepanjang hari, juga akan merubah hawa udara menjadi sejuk.Aini melangkah ke luar dari lobi mencari tempat beristirahat untuk meminum kopi supaya dapat menghangatkan tubuhnya. Ia menjatuhkan pilihan pada sebuah kedai kecil yang berisi makanan dan minuman."Selamat siang, Kakak? mari silakan duduk, mau pesan apa?" baru Aini mendaratkan tubuhnya, seorang pelayan toko datang menyapanya."Sanger arabica panas," jawab Aini singkat dan ramah."Baik, itu saja kakak?" tambah pelayan berwajah pas-pasan, namun berpenampilan keren.Aini tersenyum sambil mengangguk, dan dimengerti oleh laki-laki keren itu.Ia duduk menempelkan tubuhnya pada dingding kursi lalu menatap ruas-ruas jalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Mahligai Skandal   Penengah

    Mega merah mulai menampakkan siluetnya, remang senja memancar sendu dari balik celah dedaunan. Setelah seharian diguyur hujan, namun suasana itu tidak mampu menyentuh atmosfir menawan dalam sebuah rumah megah dengan ornamen khas bangsawan raja Syahbandar di tengah-tengah Desa bernama Riung Gunung. Desa yang terkenal dengan panorama alam nan indah. Di sebuah kamar bernuansa biru laut, seorang wanita berparas jelita dengan ornamen wajah bangsawan sedang merapikan pakaian dan membersihkan debu-debu bertebaran akibat terlalu lama tidak di tempati. Kamar yang terletak di lantai dua tepatnya menghadap balkon menjadi pilihan Aini diantara kamar-kamar lain. Dari dulu Aini memang memilh kamar itu karena bisa menikmati view alam dari lantai dua. Nyaman, dan jauh jankauan orang-orang yang ada di rumahnya. Aini menghempas tubuhnya setelah semua barang-barangnya rapi. Perempuan itu melepaskan jepitan rambutnya, dan membiarkan rambut panjangnya indah tergerai. Melirik sejenak ke a

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Mahligai Skandal   Ijab Kobul

    "Saya terima nikahnya? Maylani binti Rafli Syahbandar dengan seperangkat alat sholat beserta 30 gram emas mulia dibayar tunai!" Ucap Halim lantang. "Bagaimana saksi? sah!" "Sah!!!" Suara itu menggema seisi masjid Babussalam tempat Meylani melakukan akad nikah dengan seorang pria pilihan hatinya. Pria yang terlahir dari rahim seorang ibu biasa, dan hidup sederhana tanpa gemerlap harta dan embel-embel silsilah Dengan lugas dan mantap. Halim mengucapakan kalimat yang sudah mengikatnya dengan keluarga Syahbandar. Hati kedua mempelai bergemuruh bak ombak menerjang kekokohan lautan hati keduanya. Senyum menghias, diiringi rona pipi memerah karena mengulum kebahagiaan. Namun, disegelintir dari mereka, ada hati yang tergores begitu dalam. Penerus Bangsawan yang sudah berpindah dari koridornya, membuat Rafli dihantam kehancuran. Ia tersenyum tipis berdiri di sisi kanan kedua mempelai untuk menerima ucapan selamat dari para tamu yang datang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Mahligai Skandal   Resepsi Berlangsung

    Alunan musik mengalun kian sendu, para tamu sedang menikmati hidangan sederhana yang disediakan keluarga Syahbandar. Bliz kamera masih menyilau bak kilat menyambar. Senyum kedua mempelai semakin lebar, tanpa terlihat rasa lelah sedikit pun. Tiada henti tamu berdatangan mengantri memberi semangat naik di singgahsana di mana Meylani dan Halim bersanding penuh bahagia. Di halaman samping kanan, seorang wanita yang berpenampilan ellegan dengan gaun panjang bermotif bunga-bunga membungkus tunuhnya. Ia berdiri di antara para tamu yang sedang menyantap makanannya masing-masing. Kursi berlapis kain putih tertata rapi. Gadis yang telah dilangkahi oleh adiknya itu asik menyaksikan acara malam yang begitu syahdu, hingga melupakan malam semakin larut. Secangkir kopi kesepian di genggamannya masih penuh tak tersentuh secuilpun. "Cantik." sapa seseorang memujinya, "Kamu cantik malam ini, seperti dia," sambungnya lagi memandang jauh ke atas langit di mana rembulan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Mahligai Skandal   Amukan Rasa

    "Katakan sesuatu yang kau ketahui tentang, Aini," Victor menatap datar wajah sonya yang berdiri di depannya. Victor Walidin yang terkenal cuek pada semua gadis di kampusnya, kini berdiri di hadapan Sonya Felida, teman sekaligus orang terdekat dengan Aini kekasihnya. Sebagai seorang asisten Dosen, Victor hampir setiap saat menjaga sikapnya, terlebih pada mahasiswa dan mahasiswi kelas Hukum Komunikasi. Penampilannya sulit dibaca oleh Sonya, Victor yang selalu tampil rapi dengan kemeja dilapisi jas, namun hari ini, rambutnya acak-acakan, pakaian seadanya, Sonya berfikir ada apa dengan Victor, kenapa dia menanyakan Aini. "Apa maksud kau, Vic," tanya Aini mengadah meneliti Victor yang menjulang tinggi di depannya. Victor mendengkus menghentak tangannya tak tentu arah. "Kau tau. Aini tidak membalas chat dari aku, apa lagi menjawab telphon aku, Sonya.. aku ... Agghhrrr.... kenapa Son, kenapa?" Victor berkata dengan nada menekan frustasi, pria itu mondar-mand

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Mahligai Skandal   Terbentang Rasa

    Di luar sudah gelap. Victor tidak mengingat apapun, setelah miras meracuni jiwanya. Memang ada sedikit ketenangan, namun dirinya oleng menyetir mobil dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Dengan sisa kesadaran yang ia kumpulkan akhirnya ia sampai di rumah dengan selamat. Berbagai macam upaya ia lakukan untuk mengalihkan ingatannya pada Aini, sampai menghabiskan waktu hingga larut malam di sebuah diskotik. Keluar dari mobil seketika kedinginan menyergap tubuhnya. Pria itu memeluk dirinya sendiri dan terus berjalan masuk ke dalam kamarnya di lantai dua. Kesunyian melingkupi hari-harinya tanpa ada yang menemani. Kisah hidupnya yang teramat perih, membuat Victor melumpuhkan diri dari segala keseriusan hidup. Sampai akhirnya ia bertemu Aini secara tidak terencana. Semenjak itu semangatnya pulih, dan terus mengejar cinta wanita berdarah Aceh itu. Hakikat rasa adalah penjelmaan. Di mana setiap di sentuh akan memberikan sensasi kenormalan yang dapat menstimulasi reaks

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Mahligai Skandal   Sahabat berjuta Rasa

    "Papa harap, kamu menempatkan dirimu di lingkungan yang lebih baik. Hindarilah bergaul dengan laki-laki yang tidak sepantaran dengan kita," Rafly berkata disela hembusan asap rokok bergulung dari mulutnya. Jantung Aini bergemur bak ombak menghantam batu karang di lautan. Dadanya sesak serasa penuh di rongga."Ya, yah.. Aini akan menjaga diri," lirih Aini pelan nyaris tek terdengar. Gadis itu duduk menegakkan tubuhnya sambil memijid ujung pakaiannya. Semakin kesini, ia semakin tertekan dengan keadaan. Rasa bersalah menghantui dirinya, mengingat Victor sedang menunggunya diujung rindu."Papa tidak punya harapan lagi selain denganmu, nak. Papa ingin melihat kamu bahagia dengan lelaki baik-baik dari keturunan kita. Papa yakin, kamu akan mendapatkan, bila kamu yakin.. berdoalah, InsyaAllah." Rafli menarik nafas panjang yang kian sesak menyiksa alam sadarnya.Anggraini adalah sandaran terakhir bagi Rafli, saat ini beliau sedang terpukul membayangkan sehari telah berla

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Mahligai Skandal   Gelisah

    “Khabar keluarga kamu sehat, nak..” Aini mengunyah kerupuk di tangannya sambil mendengar nek Ijah.“Alhamdulillah, Nek? Meraka semua sehat,” Jawab Aini santun. Gadis itu duduk bersila di tengah Reyhan dan nek Ijah. Reyhan meminta Aini untuk menginap semalam di rumahnya, karena besok lusa Aini berencana balik ke Medan untuk melanjutkan perjuangannya, disamping masa cutinya telah habis, Aini ingin segera menyelesaikan masalah dengan Victor. Meskipun saat ini dia bingung, masalah apa yang harus ia selesaikan. Namun gadis itu ngotot berniat mengakhiri hubungannya dengan Victor yang baru saja jadian. Kedengarannya sangat menyedihkan, tapi mau tidak mau, Aini harus melakukan itu sebelum Victor terlalu jauh mencintainya.“Ain.. bawakanlah seseorang untuk Reyhan. Dia sudah sangat berurmur? Bukan kah kalian seumuran? Apa lagi yang kalian pikirkan!” celoteh nek Ijah di tengah suasana makan malam yang lezat. Aini dan Reyhan saling melihat. Mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Mahligai Skandal   Ancaman

    “Kamu siap. Emm..” Aini melengkung senyuman getir. Ia menunduk setelah menyakinkan hati pria yang kini berdiri gagah di depannya dengan balutan jas dan peci menutup kepalanya. Kisahnya telah selesai di sini, di sebuah desa kecil yang jauh dari kediamannya. Sebuah desa yang telah melahirkan pria berlatar belakang seorang mafia pengedar. Aini menatap diri dalam balutan gaun brokat berwarna putih dengan sisa kesadaran dan nafas terputus. Iya? Aini telah memutuskan untuk menikah siri dengan adik iparnya sendiri karena Halim terus memaksanya, bahkan pria itu mengancam“Dengar, Ain. Kamu setuju menikah denganku, atau rumah ini akan kubumi hanguskan. Aku tidak akan segan-segan melakukan itu.” Hati Aini meringis kesakitan. Yang kedua kalinya ia mendengarkan ancaman Halim, dan kali ini dengan nada yang tidak bisa dianggap enteng. Ya! Tatapan Halim begitu serius memancarkan sinar tajam di mana cukup membuat Aini sadar bahwa Halim bukan lah pria baik-baik yang Cuma menggertak sambel kurang peda

  • Mahligai Skandal   Portal Dunia Lain

    Saat semua orang tau aku ternoda, aku yakin mereka akan melontarku dengan hinaan. Dan saat nanti mereka menghujatku dengan kata itu, aku akan teriak. Hidupku dibelenggu silsilah dan kemargaan. Ketika semua sudah jelas, namun tidak mampu mengembalikan harga diriku, baiklah aku akan menyerah. Menyerahkan diri pada keadaan Andai saja ada sayap, saat ini yang ingin dilakukan Aini adalah mengepak dan terbang ke suatu tempat di mana tidak seorang pun, yang dapat menemukannnya lagi. Ia rela hidup sendiri, demi apapun itu. Di sini, di rumah yang besar ini sudah tidak lagi ada ketenangan apalagi kebahagiaan. Pikiran lain juga hinggap, andai Victor datang menjemput dan membawanya pergi jauh dari orang-orang yang terdekat yang tidak berarti, memahami perasaannya. Aini meremas kuat ujung dress dengan sisa kesadaran setelah mendengar kecaman sang ayahanda barusan, “Bagaimanapun caranya, papa mau kamu menikah dengan Febby. Apa yang kamu pikirkan, umur kamu tidak berjalan ditempat, Aini.” Tatapan

  • Mahligai Skandal   Skandal Di Angkasa Raya

    Setelah percintaan panas penuh gairah yang dilakukan Anggraini bersama Halim Kusuma disiang hari ini tuntas, akhirnya mereka terkulai lemah, terlentang menatap langit-langit kamar dengan sisa kenikmatan masih mengalir dalam darah mereka. Aini mengerjab pasrah meratapi arti sentuhan yang lakukan Halim begitu dasyat mengoyak harga dirinya. Tiada henti ia mengutuk diri sendiri ketika Halim melakukan itu, ia enggan menolaknya. Tak henti bibirnya meracau menyebut nama Halim ketika mencapai orgasme yang bertubi-tubi. Bagian vitalnya berdenyut nyeri terus meminta mengemis agar Halim jangan berhenti menusuknya. Sadar akan isyarat itu, Halim tersenyum puas dan semakin memacu adrenalin mengeluarkan seluruh pengalaman fantasi liarnya demi membawa Aini ke puncak kenikmatan.“Aww… therrus, Llimm. Akhuu … m-aauh…”“Bagus sayang, keluarkan, ayoo…”Dua raga yang terbalut selimut putih itu telah kembali ke alam sadar mereka. Aini hendak beranjak dari ranjang, namun Halim mencegahnya. Pria itu merangku

  • Mahligai Skandal   Hentakan Rasa

    Perputaran waktu kian tajam bak pedang menghunus masa. Kepingan hidup bagai kerak lempeng kian bergeser semakin mengangga. Seiring fakta kian terkuakBerbagai kejadian mengalir di kepalanya, memori demi memori tersimpan rapi dalam bentuk serpihan dosa. Perempuan yang diberi sandangan bangsawan itu semakin terpuruk dan berlumuran dosa. "Stop, Lim. Stop, aku tidak menginginkan ini lagi, tolong berhenti melecehku!" Suara bercampur erangan. Saat ini, Aini sedang berusaha menolak sentuhan Halim, di mana pria itu sudah tidak menjamahnya selama sepekan. Aini meronta, namun lebih mendominasi dalam bentuk desahan. Halim tidak perduli membabi buta menyerang dan menyobek kaus tipis yang dikenakan gadis itu malam ini. Ia tidak menyangka, Halim akan menemuinya lagi setelah sepekan menghilang. Sempat merasa lega. Tapi, lihat kini. Ia dihimpit kuat di dinding kamar dengan rentangan tangan dibawah tekanan lengan kokoh Halim. "Ain, ayolah, bukan kah, kamu juga menikmatinya. Sudah lama kita tidak me

  • Mahligai Skandal   Skandal Adik Ipar

    Keadan begitu cepat berubah. Entah sadar atau enggak, gadis bernama Anggraini telah tergelincir oleh waktu. di mana, harga diri tak lagi menjadi pertimbangan baginya sejak Halim terus menerus menggodanya sampai pada titik kehormatan itu jatuh pada laki-laki yang berstatus sebagai adik ipar.Tiada yang tau jalan hidup seseorang. Mirisnya si wanita bangsawan, bukan berjodoh dengan pria sepantaran nya, malah terjebak dalam skandal adik ipar. Tapi kenapa? Aini rela berbuat, bahkan berkhianat pada Meylan adiknya. jawabannya adalah; Aini sendiri juga bingung. Karena ketika ia sadar, semua telah terjadi seperti di luar keinginannya.Mungkin ia prustasi. Atau mungkin buntu dengan kenyataan hidup selama ini. Serba salah, dan mungkin juga karena putus asa. Tapi, pagi ini Halim berniat mengajak Aini ke suatu tempat. Kira-kira apa tanggapan Aini, secara kalau sampai ketahuan Rafli, mungkin nyawa keduanya menja

  • Mahligai Skandal   Luluh dan Berantakan

    Dari jauh. Penampakan kediaman Rafli tampak selalu sunyi. Dan, yang orang-orang ketahui! rumah itu tidak berpenghuni bila di siang hari. Namun, siapa yang tau. Di dalam sana ada seorang wanita yang hidupnya telah hancur. Keturunan pertama pasangan Rafli Syahbandar dan Kartini Majid. Mereka sama-sama terlahir sebagai kaum bangsawan terhormat.Dan, hari ini. Anggraini berniat keluar sebebentat untuk menghirup udara segar berjalan-jalan keliling kampung. Gadis itu sangat cantik meskipun sedikit pucat. Mata bulatnya terlihat kelam seakan menyimpan sejuta misteri.Ia berdandan sederhana, namun penampilan sangat memukau. Heran! apapun yang dikenakan Aini, selalu pas dan cocok di tubuhnya. Sekarang, ia memadukan T.shirt dengan Jeans sedikit jombrang, kerudung pashmina ia sangkut gitu aja. Tapi hasilnya sungguh mempesona. Bibir merah bak kelopak mawar hanya diberi lips glouse, bedak seadanya.Aini berjalan keluar, dan waktu ia membuka pintu? sosok pria tampa

  • Mahligai Skandal   Sebenarnya,

    Anggraini tiba di rumah megahnya setelah sepekan lamanya gadis itu menemani Reyhan sahabatnya. Ia menaruh motor pada tempatnya, lalu bergegas ke kamarnya di lantai atas.Anggraini juga tidak perduli dengan suasana rumah yang sepi. Ia hanya melihat sekilas melalui celah pintu yang sedikit terbuka, di sana Halim sedang menimang putranya. Aini berhenti sejenak sambil berpikir setelah itu ia mengidik bahu dan naik ke atas.Meniti cepat anak tangga, Aini sudah nggak sabaran sampai di kamar. Sedetik setelah sampai, ia menghempas tubuhnya menelungkup, dan membenamkan seluruh jiwa dan raga. Di sana tumpah ruah air mata membasahi bantal dan spray. Ia hampir lupa cara mengendalikan emosi dalam jiwanya, hingga tangisannya pecah, sepecah-pecahnya.Suaranya akan tersedu ketika mengingat, khabar Victor mencarinya sampai ke Nanggroe. Di bagian itu, Aini di dera rasa bersalah. Bukan soal cinta, tapi perkara janji yang teringkar. Mereka punya janji kuat, pun it

  • Mahligai Skandal   Senja Di tepi Pantai

    Anggraini menatap cakrawala di atas permukaan air laut. Mematri tanpa batas sampai pandangan tersapu angin. Perputaran arah dari berbagai penjuru menyisir gelombang ke tepi pantai.Satu jam berlalu, dara manis nan rupawan itu telah kembali, namun ia tidak langsung ke rumah Reyhan. Melainkan singgah di pantai beutari. Pantai yang selalu jadi ajang curhatannya."Jadi, ini alasan kamu meninggalkan anak saya? saya pikir ... kamu wanita terakhir untuk Victor. Ternyata, wanita baik-baik juga bisa berhianat."Tuduhan itu terus terngiang di telinga Anggraini. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Sandreas, papanya Victor. Tapi, ada urusan apa papanya ke Nanggroe? Apa segitu luasnya jaringan Beliau? pikir Aini."Huuuf'Nafas panjang dihembus kasar. Desah keluar melalui rongga dada, saking sesak membayangkan masa lalu yang sudah ia kubur terkuak lagi."Kamu tau, anak saya ke sana ke mari mencari kamu. Bahkan, Victor nekat data

  • Mahligai Skandal   Kejutan

    Aini menelentangkan tubuhnya di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar. Matanya sayu menerima jilatan cahaya lampu tepat di atas mukaknya. Gadis itu terhenta, pasrah dan menyerah. Keputusan satu jam yang lalu begitu perih menggores hatinya. Akan kah, ia rela ditunangkan? sementara, Febby saja tidak menginginkan perjodohan ini.Mirisnya, kisah hidup anak-anak cucu Syahbandar karena harus menikah dengan sesama bangsawan yang malah mereka sendiri punya pilihan masing-masing.Terkadang, Aini menyesal telah meninggalkan Victor demi orang tuanya, dan seandainya ia bisa memutar waktu, ia ingin mengulang semuanya dari awal. Lah! penyesalan selalu datang di akhir, pikirnyaSelanjutnya, Aini bangun melepas semua pakaian dan menggantikannya dengan setelan piama. Ia ingin tidur, ingin meneggelamkan semua permasalahan hidup yang tiada akhir. Namun, sebelum itu ia mengetik sesuatu di hanphonenya dan mengirim pada seseorang agar menunggunya esok, setelah i

DMCA.com Protection Status