Beranda / Rumah Tangga / Mahligai Skandal / Malam Sebelum Pagi

Share

Malam Sebelum Pagi

Penulis: Mecca
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-21 15:11:02

Mengingatmu adalah kesalahan, apalagi menggantung asa yang terlihat kerdil dari jauh. Dunia kita berbeda bukan karena harta dan kasta. Tapi, kita tidak diciptakan dari satu garis keturunan. Hidupku miris, maka kugantung rasa ini di ubun-ubun keputus asaan

Sebuah coretan ia gores di atas selembar memo lalu ia tempelkan pada mading pengingat berwarna pink. Gadis itu tersenyum miris, menatap sebentuk wajah dibalik cermin besar di samping ranjangnya.

"Ayah, Aini sudah tidak remaja lagi," gumannya pasrah. Kemudian ia hendak merebahkan tubuhnya yang terasa lelah, tiba-tiba suara ketekun pintu membuatnya mengurungkan niat dan menoleh ke arah pintu. Aini melirik jam backer di atas meja kecilnya sudah menunjukkan 10 malam. Tidak segera membuka pintu itu, Aini meraih cardigan di cantolan baju lalu mencoba mengintip lewat jendela dengan menyembunyikan wajah dari balik tirai. "Victor? ngapain malam-malam." gumannya, Ia heran. Ternyata Victor mengunjungi kos-kosannya. Aini bersandar sejenak dibalik pintu sekedar menormalkan detak jantungnya.

"Permisi, Aini?" deg. Suara Victor serasa menghentak jantungnya. Aini menarik nafas lalu menghembus perlahan.

Krak.

perempuan itu membuka pintu perlahan, dan menampakan pria gagah dan tampan berdiri mengantungi kedua tangannya, tersenyum penuh pesona.

"Hai, sori. Aku ngangu, ya?" ucapnya memicing pada wajah Aini. Wanita itu mengulum senyum hingga terpancar aura keanggunannya membuat Victor menelan ludah. Pria itu kian tersiksa menahan rasa yang terus bergelora iingin memiliki Aini.

"Ada yang penting? kok malam-malam," kata Aini melebar senyumnya, ia menatap Victor lembut, seakan ingin mengucapkan satu kata, "Kamu tampan, Vic" namun itu tidak mungkin terjadi, karena mereka masih berada dalam zona sahabat.

Victor berdiri memperhatikan kecantikan Aini secara natural, tanpa polesan. Gadis itu kikuk terus dipandang begitu sampai akhirnya dia menawari Victor masuk.

"Em, Vic. Mau masuk atau di luar aja?" Aini membuka lebar-lebar pintu kos-kosannya, memberi akses untuk Victor masuk.

Victor mengangguk senang dengan bola mata berbinar. Pria itu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang sudah lama ia nanti-nantikan bertamu ke rumah Aini. Senyumnya sembringah, dan segera berhambur ke dalam, lalu duduk di sebuah sofa tua tanpa menunggu perintah yang punya rumah. Sofa tua yang sengaja ditaruh di ruang tamu oleh pemilik kosan, tujuannya agar setiap tamu yang datang tidak duduk dilantai atau masuk ke dalam kamar.

"Kamu sendiri? Ain," tanya Victor basa-basi. Pria itu kehabisan stok kata saking bahagianya bisa menatap Aini lebih dekat.

"Keluargaku, semua di Aceh, Vic. Jadi aku sendiri di sini," jawab Aini santai. Wanita itu berusaha tenang meskipun jantungnya terus megaduh dan sikap cueknya mampu meredam semua respon melalui gasture tubuhnya yang terlihat malu-malu.

"Emm,, khabarnya kamu mau balik besok? kok mendadak amat sih, urgent?" Victor menyeringai di depan Aini. Mereka duduk bersebelahan di sofa yang terpisah. Pria itu tidak menyurutkan tatapan memuja pada kecantikan Aini, pada hal wanita itu tidak dalam polesan. Namun, aura bersinar ayu khas wanita bangsawan terlihat kentara.

"Kata siapa?" canda Aini memancing Victor. Ia menyilang kaki panjangnya mencari posisi lebih santai, seraya merapatkan kardigan agar tertutup bagian dadanya.

Victor sempat menyuri dengan lirikan matanya pada bagian itu sebelum Aini menutupnya. Pria tampan itu menelan ludah menyaksikan kulit putih bersih ter-ekspos dari leher jenjang Aini. Dada pria itu bergemuruh menahan hasrat kelelakiannya.

"Yeah, tadi sore, aku gak sengaja ketemu Sonya. Katanya kamu mau balik ke Aceh," cicit Victor sambil menunduk menggosok-gosok pahanya untuk sekedar menormalkan detak jantungnya.

Aini memperhatikan gelagat laki-laki yang namanya kini bersemayam dalam hati, bertahta tak tentu arah. Mengingat segala pantangan dalam hidupnya membuat Aini diam tak mengindahkan apa pun tentang perasaan bahkan cinta sekalipun. Berat dijinjingnya, jika rasa itu berpadu dan ujung-ujungnya hanyalah kefanaan yang diterimanya. Kisah penentang dalam keluarganya semakin membuat Aini terseret dalam kesingglelan bahkan diusia sekarang yang tidak terbilang remaja lagi.

Aini tersenyum tipis, dan itu semakin melipat gandakan pesonanya bagi Victor. Pria itu berusaha mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan keresahan yang selama ini menggangu hari-harinya, maksud kedatangannya malam ini ke kediaman Aini adalah ingin menyampaikan rasa yang bersemayam dalam hati. Namun, lidahnya terasa kelu untuk berucap. 

"Emm, Ain.." katanya tercekat, dan Aini memicing mata bingung. Gadis itu menaut alis melihat tidak biasanya Victor bersikap se-nerves ini.

"Aku ... aku ... anu, apa kamu mau makan malam denganku malam ini," gagap Vicktor mengalihkan maksud dari ucapannya. Sebenarnya pria itu ingin menembak Aini, namun serasa berat, dan Aini juga ikut heran, ada apa dengan Victor malam ini. Tidak ada angin tidak ada hujan, Pria itu terlihat sangat gugup, pada hal Aini mengenal Victor seorang pria gentle selama ini.

Waduh. gimana ini? dia gak salah, ngajak makan malam, ini kan sudah jam 11. huuf! jadi kedatangan dia kemari nawarin itu? tapi kenapa selarut ini? dalam benaknya

"Ain..." panggil Victor lembut, dan menyadarkan Aini dari lamunan,

"Gimana?" tambah Victor mengharap jawaban Aini. Gadis berdarah Aceh itu menarik nafas panjang dan menghembus perlahan,

"Vic, ini uda larut Banget, lain kali, ya?" jawab Aini bernada berat, namun lugas. Seketika senyum diwajah Victor surut berubah masam. Ia bingung harus memulai dari mana, ruangan itu terasa sesak untuknya menghirup oxsigen. Apakah separah itu? hingga rongganya menjadi sempit, gara-gara getaran benih cinta yang kian tumbuh di hatinya?

"Oke, lain kali," ucap Victor putus asa. Ia tersenyum miris karena misinya tidak tercapai.

Sejenak kesenyapan menyelimuti keduanya, hanya terdengar deru nafas, dan sesekali Victor berdehem akibat kerongkongannya terasa kering. Aini memperhatikan Victor gersah-gersuh tidak tenang. Dara manis itu bangkit masuk ke kamarnya mengambil segelas air putih lalu memberikan pada Victor

"Minum dulu, Vic. Di sini hawanya panas, pasti kamu haus," kata Aini sambil menyodorkan segelas air putih itu, dan diterima dengan senyum sembringah oleh Victor. Entah haus, atau memang tubuh Victor kekeringan akibat lelah menenej rasa yang mendera

Aini hendak berbalik untuk duduk kembali, namun Victor menangkap secepat kilat tangan lembut itu membuat langkah Aini terhenti dan perlahan menghadap laki-laki itu. Victor bangkit tanpa melepas tangan Aini dalam genggamannya. Mata indah itu melirik di mana tangannya sedang dielus lembut. Sekilas, lalu kembali menatap wajah tampan yang ditumbuhi bulu halus tersisir rapi membentuk jambang hingga kebawah dagu. Sejenak mata keduanya saling bertabrakan, berkedip tanpa ada isyarat di sana.

Lama saling menatap, akhirnya Victor memberanikan diri menggerakkan bibirnya, "I lave you, Ain. Aku cinta kamu, please i need you, sekarang, selamanya," Victor memantapkan ucapanya tanpa memikirkan respon dari Aini. Gadis itu membeku merasakan gemuruh dalam dadanya. Hawa tubuh mugilnya dingin, diiringi kelenjar aneh mengalir memadati aliran darahnya.

Victor kian mengeratkan genggaman tangannya, menyalurkan sejuta rasa yang sedang bergejelok, dan sulit ia kendalikan saat ini. Perlahan, laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Aini, kian dekat dan hanya bersisa satu inci. Victor mengunci tatapannya pada bibir basah merah merekah itu, sementara Aini hanya diam seakan kokosongan melingkupi hati dan fikirannya.

Semenit kemudian, sebuah kecupan mendarat tepat dibelahan kelopak mawar nan indah berseri. Lama Victor menempel bibirnya di bibir Aini, dan dirasa gadis itu tidak menolak? akhirnya Victor mulai memungut pelan bibir ranum itu. Masih dalam keadaan membeku, Aini seperti telah hilang kesadaran, ia membiarkan Victor melumat bibirnya penuh gairah, bahkan gadis itu mencoba membuka mulut memberi akses untuk laki-laki yang dicintainya dalam diam selama ini.

Emm...

Sebuah desah lolos dari mulut Victor membuat keduanya kian terbuai oleh kenikmatan saliva masing-masing. Pria tegap itu semakin mabuk meraup bibir lembut itu, tangannya pun mulai bergerak mencengkram leher dan tekuk Aini. Wanita itu memejam mata merasakan sentuhan Victor mengelus pungung, leher hingga pinggang rampingnya.

Desahan kian membahana dalam ruangan 2 meter persegi yang di tempati oleh Aini. Waktu terus bergulir menjemput kepakatan malam. Namun, dua insan yang dilanda asmara belum menyadari keterbatasan waktu antara meraka. desis suara lumatan terus berirama seiring jarum jam berdetak. Kisah yang terpendam, telah lama menyiksa dua hati saling mengangumi. Kini, semua tersalur hanya dalam waktu singkat menuju penyatuan, saling berbagi saliva.

Victor mendekap erat tubuh mungil yang dirinduinya akhir-akhir ini, tanpa melepas lumatan liarnya. Aini mulai terengah, karena pasokan oxigen mulai habis. Ia menepuk dada bidang itu agar berhenti menyedot lidahnya yang terasa perih.

Saling menatap, tanpa kata. Victor mengelus lembut sudut bibir Aini dengan ibu jarinya yang terlihat bengkak akibat perbuatannya. Menangkup lagi wajah ayu itu, Victor memuja dengan pandangan sayu berkabut gairah, kemudian membawa tubuh kurus itu dalam dekapannya. Terdengar degupan jantung masing-masing bersamaan dengan nafas tersengal.

Malam kian menua mengantar gelap pada kepekatan. Setelah semuanya tersalurkan, melalui ungkapan, akhirnya Victor mohon diri untuk pulang, mengingat jam sudah berada di angka 12 lewat 30 menit tengah malam, artinya hampir dua jam dua anak manusia itu melampiaskan segala kerinduan yang terpendam selama ini.

Bab terkait

  • Mahligai Skandal   Gairah

    "Ain.. kamu cukup cantik untukku saja? gak perlu momeles berlebihan, Sayang," suara dari balik pintu terdengar posesif. Mengedor-ngedor, namun Aini tidak perduli. Ia tidak menyangka sepagi ini Victor datang ke kosannya, dan berniat mengantarkan Aini ke Bandara. Aini sempat menolak karena tidak ingin merepotkan laki-laki yang kini namanya bertahta di hati. "Sejak kapan kamu mengklaim seperti itu," balas Aini datar dari dalam. Wanita itu sering kali membuat orang sekeliling gemes bahkan greget gara-gara sifat cueknya yang berlebihan. Victor mengkerut kening sambil mendengus kesal, sebab Aini belum juga membukakan pintu dan membiarkanya masuk. Kisah semalam begitu cepat merubah waktu dari kecanggungan menjadi akrab seolah mereka sudah lama memadu kasih. "Ain.. kamu sekarang milikku? jadi, tolong la.. aku gak mau kamu tampil berlebihan?" ungkapnya posesif. Aini menghentikan polesan lipstik di bibirnya, ia berfikir dalam senyum. Ada rasa hangat menjalar ke s

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • Mahligai Skandal   Landing

    Hujan mengguyur Nanggroe sejak pesawat mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda. Berkubik air berjatuhan, tumpah dari langit angkasa, seolah enggan berhenti. Suhu udara menjadi dingin, namun tak sedingin kota bersalju. Akan tetapi, iklim tropis yang sesekali diguyur hujan sepanjang hari, juga akan merubah hawa udara menjadi sejuk.Aini melangkah ke luar dari lobi mencari tempat beristirahat untuk meminum kopi supaya dapat menghangatkan tubuhnya. Ia menjatuhkan pilihan pada sebuah kedai kecil yang berisi makanan dan minuman."Selamat siang, Kakak? mari silakan duduk, mau pesan apa?" baru Aini mendaratkan tubuhnya, seorang pelayan toko datang menyapanya."Sanger arabica panas," jawab Aini singkat dan ramah."Baik, itu saja kakak?" tambah pelayan berwajah pas-pasan, namun berpenampilan keren.Aini tersenyum sambil mengangguk, dan dimengerti oleh laki-laki keren itu.Ia duduk menempelkan tubuhnya pada dingding kursi lalu menatap ruas-ruas jalan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22
  • Mahligai Skandal   Penengah

    Mega merah mulai menampakkan siluetnya, remang senja memancar sendu dari balik celah dedaunan. Setelah seharian diguyur hujan, namun suasana itu tidak mampu menyentuh atmosfir menawan dalam sebuah rumah megah dengan ornamen khas bangsawan raja Syahbandar di tengah-tengah Desa bernama Riung Gunung. Desa yang terkenal dengan panorama alam nan indah. Di sebuah kamar bernuansa biru laut, seorang wanita berparas jelita dengan ornamen wajah bangsawan sedang merapikan pakaian dan membersihkan debu-debu bertebaran akibat terlalu lama tidak di tempati. Kamar yang terletak di lantai dua tepatnya menghadap balkon menjadi pilihan Aini diantara kamar-kamar lain. Dari dulu Aini memang memilh kamar itu karena bisa menikmati view alam dari lantai dua. Nyaman, dan jauh jankauan orang-orang yang ada di rumahnya. Aini menghempas tubuhnya setelah semua barang-barangnya rapi. Perempuan itu melepaskan jepitan rambutnya, dan membiarkan rambut panjangnya indah tergerai. Melirik sejenak ke a

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31
  • Mahligai Skandal   Ijab Kobul

    "Saya terima nikahnya? Maylani binti Rafli Syahbandar dengan seperangkat alat sholat beserta 30 gram emas mulia dibayar tunai!" Ucap Halim lantang. "Bagaimana saksi? sah!" "Sah!!!" Suara itu menggema seisi masjid Babussalam tempat Meylani melakukan akad nikah dengan seorang pria pilihan hatinya. Pria yang terlahir dari rahim seorang ibu biasa, dan hidup sederhana tanpa gemerlap harta dan embel-embel silsilah Dengan lugas dan mantap. Halim mengucapakan kalimat yang sudah mengikatnya dengan keluarga Syahbandar. Hati kedua mempelai bergemuruh bak ombak menerjang kekokohan lautan hati keduanya. Senyum menghias, diiringi rona pipi memerah karena mengulum kebahagiaan. Namun, disegelintir dari mereka, ada hati yang tergores begitu dalam. Penerus Bangsawan yang sudah berpindah dari koridornya, membuat Rafli dihantam kehancuran. Ia tersenyum tipis berdiri di sisi kanan kedua mempelai untuk menerima ucapan selamat dari para tamu yang datang

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Mahligai Skandal   Resepsi Berlangsung

    Alunan musik mengalun kian sendu, para tamu sedang menikmati hidangan sederhana yang disediakan keluarga Syahbandar. Bliz kamera masih menyilau bak kilat menyambar. Senyum kedua mempelai semakin lebar, tanpa terlihat rasa lelah sedikit pun. Tiada henti tamu berdatangan mengantri memberi semangat naik di singgahsana di mana Meylani dan Halim bersanding penuh bahagia. Di halaman samping kanan, seorang wanita yang berpenampilan ellegan dengan gaun panjang bermotif bunga-bunga membungkus tunuhnya. Ia berdiri di antara para tamu yang sedang menyantap makanannya masing-masing. Kursi berlapis kain putih tertata rapi. Gadis yang telah dilangkahi oleh adiknya itu asik menyaksikan acara malam yang begitu syahdu, hingga melupakan malam semakin larut. Secangkir kopi kesepian di genggamannya masih penuh tak tersentuh secuilpun. "Cantik." sapa seseorang memujinya, "Kamu cantik malam ini, seperti dia," sambungnya lagi memandang jauh ke atas langit di mana rembulan b

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Mahligai Skandal   Amukan Rasa

    "Katakan sesuatu yang kau ketahui tentang, Aini," Victor menatap datar wajah sonya yang berdiri di depannya. Victor Walidin yang terkenal cuek pada semua gadis di kampusnya, kini berdiri di hadapan Sonya Felida, teman sekaligus orang terdekat dengan Aini kekasihnya. Sebagai seorang asisten Dosen, Victor hampir setiap saat menjaga sikapnya, terlebih pada mahasiswa dan mahasiswi kelas Hukum Komunikasi. Penampilannya sulit dibaca oleh Sonya, Victor yang selalu tampil rapi dengan kemeja dilapisi jas, namun hari ini, rambutnya acak-acakan, pakaian seadanya, Sonya berfikir ada apa dengan Victor, kenapa dia menanyakan Aini. "Apa maksud kau, Vic," tanya Aini mengadah meneliti Victor yang menjulang tinggi di depannya. Victor mendengkus menghentak tangannya tak tentu arah. "Kau tau. Aini tidak membalas chat dari aku, apa lagi menjawab telphon aku, Sonya.. aku ... Agghhrrr.... kenapa Son, kenapa?" Victor berkata dengan nada menekan frustasi, pria itu mondar-mand

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • Mahligai Skandal   Terbentang Rasa

    Di luar sudah gelap. Victor tidak mengingat apapun, setelah miras meracuni jiwanya. Memang ada sedikit ketenangan, namun dirinya oleng menyetir mobil dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Dengan sisa kesadaran yang ia kumpulkan akhirnya ia sampai di rumah dengan selamat. Berbagai macam upaya ia lakukan untuk mengalihkan ingatannya pada Aini, sampai menghabiskan waktu hingga larut malam di sebuah diskotik. Keluar dari mobil seketika kedinginan menyergap tubuhnya. Pria itu memeluk dirinya sendiri dan terus berjalan masuk ke dalam kamarnya di lantai dua. Kesunyian melingkupi hari-harinya tanpa ada yang menemani. Kisah hidupnya yang teramat perih, membuat Victor melumpuhkan diri dari segala keseriusan hidup. Sampai akhirnya ia bertemu Aini secara tidak terencana. Semenjak itu semangatnya pulih, dan terus mengejar cinta wanita berdarah Aceh itu. Hakikat rasa adalah penjelmaan. Di mana setiap di sentuh akan memberikan sensasi kenormalan yang dapat menstimulasi reaks

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Mahligai Skandal   Sahabat berjuta Rasa

    "Papa harap, kamu menempatkan dirimu di lingkungan yang lebih baik. Hindarilah bergaul dengan laki-laki yang tidak sepantaran dengan kita," Rafly berkata disela hembusan asap rokok bergulung dari mulutnya. Jantung Aini bergemur bak ombak menghantam batu karang di lautan. Dadanya sesak serasa penuh di rongga."Ya, yah.. Aini akan menjaga diri," lirih Aini pelan nyaris tek terdengar. Gadis itu duduk menegakkan tubuhnya sambil memijid ujung pakaiannya. Semakin kesini, ia semakin tertekan dengan keadaan. Rasa bersalah menghantui dirinya, mengingat Victor sedang menunggunya diujung rindu."Papa tidak punya harapan lagi selain denganmu, nak. Papa ingin melihat kamu bahagia dengan lelaki baik-baik dari keturunan kita. Papa yakin, kamu akan mendapatkan, bila kamu yakin.. berdoalah, InsyaAllah." Rafli menarik nafas panjang yang kian sesak menyiksa alam sadarnya.Anggraini adalah sandaran terakhir bagi Rafli, saat ini beliau sedang terpukul membayangkan sehari telah berla

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12

Bab terbaru

  • Mahligai Skandal   Ancaman

    “Kamu siap. Emm..” Aini melengkung senyuman getir. Ia menunduk setelah menyakinkan hati pria yang kini berdiri gagah di depannya dengan balutan jas dan peci menutup kepalanya. Kisahnya telah selesai di sini, di sebuah desa kecil yang jauh dari kediamannya. Sebuah desa yang telah melahirkan pria berlatar belakang seorang mafia pengedar. Aini menatap diri dalam balutan gaun brokat berwarna putih dengan sisa kesadaran dan nafas terputus. Iya? Aini telah memutuskan untuk menikah siri dengan adik iparnya sendiri karena Halim terus memaksanya, bahkan pria itu mengancam“Dengar, Ain. Kamu setuju menikah denganku, atau rumah ini akan kubumi hanguskan. Aku tidak akan segan-segan melakukan itu.” Hati Aini meringis kesakitan. Yang kedua kalinya ia mendengarkan ancaman Halim, dan kali ini dengan nada yang tidak bisa dianggap enteng. Ya! Tatapan Halim begitu serius memancarkan sinar tajam di mana cukup membuat Aini sadar bahwa Halim bukan lah pria baik-baik yang Cuma menggertak sambel kurang peda

  • Mahligai Skandal   Portal Dunia Lain

    Saat semua orang tau aku ternoda, aku yakin mereka akan melontarku dengan hinaan. Dan saat nanti mereka menghujatku dengan kata itu, aku akan teriak. Hidupku dibelenggu silsilah dan kemargaan. Ketika semua sudah jelas, namun tidak mampu mengembalikan harga diriku, baiklah aku akan menyerah. Menyerahkan diri pada keadaan Andai saja ada sayap, saat ini yang ingin dilakukan Aini adalah mengepak dan terbang ke suatu tempat di mana tidak seorang pun, yang dapat menemukannnya lagi. Ia rela hidup sendiri, demi apapun itu. Di sini, di rumah yang besar ini sudah tidak lagi ada ketenangan apalagi kebahagiaan. Pikiran lain juga hinggap, andai Victor datang menjemput dan membawanya pergi jauh dari orang-orang yang terdekat yang tidak berarti, memahami perasaannya. Aini meremas kuat ujung dress dengan sisa kesadaran setelah mendengar kecaman sang ayahanda barusan, “Bagaimanapun caranya, papa mau kamu menikah dengan Febby. Apa yang kamu pikirkan, umur kamu tidak berjalan ditempat, Aini.” Tatapan

  • Mahligai Skandal   Skandal Di Angkasa Raya

    Setelah percintaan panas penuh gairah yang dilakukan Anggraini bersama Halim Kusuma disiang hari ini tuntas, akhirnya mereka terkulai lemah, terlentang menatap langit-langit kamar dengan sisa kenikmatan masih mengalir dalam darah mereka. Aini mengerjab pasrah meratapi arti sentuhan yang lakukan Halim begitu dasyat mengoyak harga dirinya. Tiada henti ia mengutuk diri sendiri ketika Halim melakukan itu, ia enggan menolaknya. Tak henti bibirnya meracau menyebut nama Halim ketika mencapai orgasme yang bertubi-tubi. Bagian vitalnya berdenyut nyeri terus meminta mengemis agar Halim jangan berhenti menusuknya. Sadar akan isyarat itu, Halim tersenyum puas dan semakin memacu adrenalin mengeluarkan seluruh pengalaman fantasi liarnya demi membawa Aini ke puncak kenikmatan.“Aww… therrus, Llimm. Akhuu … m-aauh…”“Bagus sayang, keluarkan, ayoo…”Dua raga yang terbalut selimut putih itu telah kembali ke alam sadar mereka. Aini hendak beranjak dari ranjang, namun Halim mencegahnya. Pria itu merangku

  • Mahligai Skandal   Hentakan Rasa

    Perputaran waktu kian tajam bak pedang menghunus masa. Kepingan hidup bagai kerak lempeng kian bergeser semakin mengangga. Seiring fakta kian terkuakBerbagai kejadian mengalir di kepalanya, memori demi memori tersimpan rapi dalam bentuk serpihan dosa. Perempuan yang diberi sandangan bangsawan itu semakin terpuruk dan berlumuran dosa. "Stop, Lim. Stop, aku tidak menginginkan ini lagi, tolong berhenti melecehku!" Suara bercampur erangan. Saat ini, Aini sedang berusaha menolak sentuhan Halim, di mana pria itu sudah tidak menjamahnya selama sepekan. Aini meronta, namun lebih mendominasi dalam bentuk desahan. Halim tidak perduli membabi buta menyerang dan menyobek kaus tipis yang dikenakan gadis itu malam ini. Ia tidak menyangka, Halim akan menemuinya lagi setelah sepekan menghilang. Sempat merasa lega. Tapi, lihat kini. Ia dihimpit kuat di dinding kamar dengan rentangan tangan dibawah tekanan lengan kokoh Halim. "Ain, ayolah, bukan kah, kamu juga menikmatinya. Sudah lama kita tidak me

  • Mahligai Skandal   Skandal Adik Ipar

    Keadan begitu cepat berubah. Entah sadar atau enggak, gadis bernama Anggraini telah tergelincir oleh waktu. di mana, harga diri tak lagi menjadi pertimbangan baginya sejak Halim terus menerus menggodanya sampai pada titik kehormatan itu jatuh pada laki-laki yang berstatus sebagai adik ipar.Tiada yang tau jalan hidup seseorang. Mirisnya si wanita bangsawan, bukan berjodoh dengan pria sepantaran nya, malah terjebak dalam skandal adik ipar. Tapi kenapa? Aini rela berbuat, bahkan berkhianat pada Meylan adiknya. jawabannya adalah; Aini sendiri juga bingung. Karena ketika ia sadar, semua telah terjadi seperti di luar keinginannya.Mungkin ia prustasi. Atau mungkin buntu dengan kenyataan hidup selama ini. Serba salah, dan mungkin juga karena putus asa. Tapi, pagi ini Halim berniat mengajak Aini ke suatu tempat. Kira-kira apa tanggapan Aini, secara kalau sampai ketahuan Rafli, mungkin nyawa keduanya menja

  • Mahligai Skandal   Luluh dan Berantakan

    Dari jauh. Penampakan kediaman Rafli tampak selalu sunyi. Dan, yang orang-orang ketahui! rumah itu tidak berpenghuni bila di siang hari. Namun, siapa yang tau. Di dalam sana ada seorang wanita yang hidupnya telah hancur. Keturunan pertama pasangan Rafli Syahbandar dan Kartini Majid. Mereka sama-sama terlahir sebagai kaum bangsawan terhormat.Dan, hari ini. Anggraini berniat keluar sebebentat untuk menghirup udara segar berjalan-jalan keliling kampung. Gadis itu sangat cantik meskipun sedikit pucat. Mata bulatnya terlihat kelam seakan menyimpan sejuta misteri.Ia berdandan sederhana, namun penampilan sangat memukau. Heran! apapun yang dikenakan Aini, selalu pas dan cocok di tubuhnya. Sekarang, ia memadukan T.shirt dengan Jeans sedikit jombrang, kerudung pashmina ia sangkut gitu aja. Tapi hasilnya sungguh mempesona. Bibir merah bak kelopak mawar hanya diberi lips glouse, bedak seadanya.Aini berjalan keluar, dan waktu ia membuka pintu? sosok pria tampa

  • Mahligai Skandal   Sebenarnya,

    Anggraini tiba di rumah megahnya setelah sepekan lamanya gadis itu menemani Reyhan sahabatnya. Ia menaruh motor pada tempatnya, lalu bergegas ke kamarnya di lantai atas.Anggraini juga tidak perduli dengan suasana rumah yang sepi. Ia hanya melihat sekilas melalui celah pintu yang sedikit terbuka, di sana Halim sedang menimang putranya. Aini berhenti sejenak sambil berpikir setelah itu ia mengidik bahu dan naik ke atas.Meniti cepat anak tangga, Aini sudah nggak sabaran sampai di kamar. Sedetik setelah sampai, ia menghempas tubuhnya menelungkup, dan membenamkan seluruh jiwa dan raga. Di sana tumpah ruah air mata membasahi bantal dan spray. Ia hampir lupa cara mengendalikan emosi dalam jiwanya, hingga tangisannya pecah, sepecah-pecahnya.Suaranya akan tersedu ketika mengingat, khabar Victor mencarinya sampai ke Nanggroe. Di bagian itu, Aini di dera rasa bersalah. Bukan soal cinta, tapi perkara janji yang teringkar. Mereka punya janji kuat, pun it

  • Mahligai Skandal   Senja Di tepi Pantai

    Anggraini menatap cakrawala di atas permukaan air laut. Mematri tanpa batas sampai pandangan tersapu angin. Perputaran arah dari berbagai penjuru menyisir gelombang ke tepi pantai.Satu jam berlalu, dara manis nan rupawan itu telah kembali, namun ia tidak langsung ke rumah Reyhan. Melainkan singgah di pantai beutari. Pantai yang selalu jadi ajang curhatannya."Jadi, ini alasan kamu meninggalkan anak saya? saya pikir ... kamu wanita terakhir untuk Victor. Ternyata, wanita baik-baik juga bisa berhianat."Tuduhan itu terus terngiang di telinga Anggraini. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Sandreas, papanya Victor. Tapi, ada urusan apa papanya ke Nanggroe? Apa segitu luasnya jaringan Beliau? pikir Aini."Huuuf'Nafas panjang dihembus kasar. Desah keluar melalui rongga dada, saking sesak membayangkan masa lalu yang sudah ia kubur terkuak lagi."Kamu tau, anak saya ke sana ke mari mencari kamu. Bahkan, Victor nekat data

  • Mahligai Skandal   Kejutan

    Aini menelentangkan tubuhnya di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar. Matanya sayu menerima jilatan cahaya lampu tepat di atas mukaknya. Gadis itu terhenta, pasrah dan menyerah. Keputusan satu jam yang lalu begitu perih menggores hatinya. Akan kah, ia rela ditunangkan? sementara, Febby saja tidak menginginkan perjodohan ini.Mirisnya, kisah hidup anak-anak cucu Syahbandar karena harus menikah dengan sesama bangsawan yang malah mereka sendiri punya pilihan masing-masing.Terkadang, Aini menyesal telah meninggalkan Victor demi orang tuanya, dan seandainya ia bisa memutar waktu, ia ingin mengulang semuanya dari awal. Lah! penyesalan selalu datang di akhir, pikirnyaSelanjutnya, Aini bangun melepas semua pakaian dan menggantikannya dengan setelan piama. Ia ingin tidur, ingin meneggelamkan semua permasalahan hidup yang tiada akhir. Namun, sebelum itu ia mengetik sesuatu di hanphonenya dan mengirim pada seseorang agar menunggunya esok, setelah i

DMCA.com Protection Status