Share

58. Malam Yang Indah (Mungkin)

POV Ardina

Di meja makan kami berempat duduk saling berhadapan dengan Ferdila di sisiku. Sebenarnya Naren enggan masuk, tetapi suami tercinta menganggapnya adik sendiri. Untung saja masih ada satu kamar kosong jadi Naren tinggal di sini juga.

Aku tahu Vidia menambahkan banyak garam saat masak tadi, tetapi untuk membuatnya kena marah tetap aku makan jadi akan sama-sama puas.

Baru satu sendok dan belum mengunyah aku sudah menyemburkan makanan ke wajah Vidia yang membuatnya sontak berdiri. Tidak lupa melempar sendok padanya dengan wajah ketus.

Ferdila ikut berdiri sementara Naren hanya diam menyaksikan. 

"Ada apa, Sayang? Kenapa tiba-tiba marah begitu?" Ferdila berkata lembut. Tangannya memegang bahu yang aku tepis dengan kasar kemudian menatap sinis ke arah Vidia. Trik ini pula untuk menghindari tidur seranjang dengan Ferdila.

Vidia menggrebek meja makan. Naren sedikit terperanjat, tetapi hanya bisa diam sambil menikmati makan. Berarti ha

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status