Di kantornya, David bersama dengan sekretarisnya tampak sangat serius membahas pekerjaan mereka saat ini.“Tuan Hadi juga sedang berusaha untuk mendapatkan proyek besar ini, tuan.” Ucap Sang sekretaris dengan serius.“Karena masalah kemarin tuan Robert tampak ragu memberikannya pada Anda, apakah sekarang waktunya untuk membuka kebusukan tuan Hadi? Karena sangat sayang jika proyek ini harus jatuh ke tangannya dibandingkan kita.” Sambungnya.David memikirkan saran sekretarisnya sejenak, menimbang-nimbang opsi yang ada. "Dia memang memiliki reputasi yang kurang baik, dan kita punya bukti yang bisa menjatuhkannya. Namun, aku lebih suka menang dengan cara yang jujur. Jika kita buka kebusukannya, pastikan itu hanya jika dia benar-benar melangkahi batas."Sekretaris mengangguk, mengerti maksud David. "Baik, Tuan. Saya akan terus memantau situasi dan melaporkannya kepada Anda."David kemudian mengalihkan perhatiannya kembali ke dokumen di depannya. "Kita perlu memperkuat presentasi kita dan m
“Halo saya Dimas Baskara, putra dari David Baskara dengan Regina Baskara. Saya adalah anak tunggal dari keluarga ini. Dulu keluarga kami sangat Harmonis. Tapi semenjak mantan istri saya menikahi ayah saya, saya sangat kesulitan bahkan istri saya yang tengah hamil besar tidak mendapatkan kesehatan dan nutrisi yang layak akibat atm yang diblokir.Ayah saya sangat kejam pada keluarga kami, dia tak memberikan akses pekerjaan dan juga memberikan uang pada kami. Bahkan ibu sudah masuk penjara karena dituduh mencemarkan nama baik, padahal itu adalah kenyataannya. Meskipun bagaimanapun saya adalah anaknya yang dibesarkannya selama dua puluh enam tahun. Bahkan saya diusir ketika saya datang ke kantor ayah saya. Kenapa dia begitu kejam pada kami, kami hanya ingin hidup tenang.” Ucap Dimas dengan wajah yang penuh belas kasihan dengan Anggun disisinya.Begitu video itu di ambil, Dimas langsung mengambil ponselnya dan menatap Anggun.“Apakah jika ini viral di sosial media maka kita akan mendapatka
“Tuan Hadi membantu Dimas dalam kasus ini, tuan. Bahkan mereka akan mengajukan gugatan ke pengadilan. Apa kita harus bertindak tentang masalah ini?” Tanya Sekretaris David dengan serius.“Tunggu saja, setelah malam ini kita konferensi pers aku akan membuat keputusan.” Ucap David dengan dingin.”“Baik tuan.” Ucap sang sekretaris lalu pergi dari sana.Setelah sekretaris keluar, Anya masuk menghampiri David.“Bagaimana? Apa aku nanti perlu ikut dalam konferensi?” Tanya Anya dengan serius, dia tak ingin suaminya menghadapi masalah ini sendirian.David tersenyum, “Untuk apa? Aku tak ingin kamu mengalami masalah ini, sayang. Biarkan aku yang mengatasinya karena aku yang telah mengambilmu sebagai istriku dan itu dijadikan senjata oleh mereka. Jadi aku yang akan melindungimu.”Anya menghela napas dan mengangguk. "Baiklah, Mas. Tapi aku akan selalu ada di sisimu, apa pun yang terjadi."David menarik Anya ke dalam pelukan hangat. "Aku tahu, sayang. Kehadiranmu saja sudah memberiku kekuatan lebi
“Sialan, dia menyerang balik aku.” Gumam Dimas saat menonton siaran langsung konferensi pers yang dilakukan oleh David.Dia menonton dengan tuan Hadi dan Anggun di sampingnya.Tuan Hadi masih tersenyum melihat itu, “Tenang saja, tak mudah bagi David membalikkan keadaan. Video yang kita buat belum kita kirimkan ke media. Sebentar lagi perusahaan David akan hancur.”Dimas mengangguk baru mengingat jika video David menyeret mereka keluar dan memperlakukan mereka seperti bukan manusia masih balum tersebar luaskan.Dimas merasa sedikit lega setelah mendengar pernyataan Tuan Hadi. "Baiklah, kita kirimkan video itu sekarang," katanya dengan nada lebih tenang. Tuan Hadi segera menginstruksikan timnya untuk menyebarkan video yang telah diedit ke berbagai media sosial dan platform berita.Namun, tidak lama setelah video tersebut diunggah, reaksi publik mulai berdatangan. Sebagian besar netizen merasa terkejut dan marah melihat perlakuan David yang terekam dalam video. Komentar-komentar penuh em
Amelia yang berada di mansionnya dengan tenang mengikuti berita tentang David, dia tersenyum miring melihatnya.“Kamu ternyata memiliki kehidupan yang cukup rumit, untuk apa juga kamu menikahi wanita janda yang punya banyak masalah itu. Membuat masalahmu semakin banyak.” Gumamnya sambil menyesap wine yang ada di tangannya.“Nyonya, tuan Hadi diperiksa.” Ucap salah seorang kepercayaan Amelia yang membuat wanita itu tersenyum.“Pria tua bangka itu mendapatkan karmanya.” Ucap Amelia dengan tenang.“Tapi nyonya, kita mempunyai kontrak kerja sama dengan beliau. Saya takut nama anda akan terseret oleh badan hukum yang memeriksa tuan Hadi.” Ucap orang kepercayaan Amelia dengan serius.Amelia terkekeh, “Jika memang perlu diperiksa ya diperiksa saja, tapi mereka akan menemukan hal yang sia-sia. Aku kaya dengan usahaku sendiri.”Amelia tersenyum sinis sambil mengangkat gelas wine-nya, menikmati ketenangan di tengah kekacauan yang melanda orang-orang di sekitarnya. Dia sudah merencanakan semuany
Cafe Greenland, sesuai dengan namanya cafe tersebut mengusung tema alam hijau yang asri di tengah jakarta yang panas ini.Anya yang melihat itu tampak tak terkesan sama sekali, dia lebih fokus ke pertemuannya dengan Dimas kali ini.Tampilannya cukup tertutup karena namanya sekarang masih menjadi perbincangan masyarakat akibat berita tentang keluarganya yang masih belum reda, terlebih dia harus bertemu dengan mantan suaminya itu yang menjadi sumber masalah ini.Di ujung ruangan, Anya bisa melihat siluet Dimas yang duduk tenang di depan jendela dengan menyesap kopi yang sudah dia pesan. Dengan Segera Anya menghampiri pria itu.“Kita selesaikan ini dengan cepat.” Ucapnya dengan serius ketika dia berhasil duduk di depan pria itu saat ini.Dimas mengangkat wajahnya dan menatap Anya dengan tatapan tajam. "Aku tidak bermaksud membuat masalah sebesar ini, Anya. Tapi aku tak punya pilihan lain."Anya mendesah, mencoba menahan emosinya. "Dimas, kamu tahu bahwa tindakanmu hanya memperburuk keada
Anya tampak tersenyum melihat laporan jika Dimas benar-benar diperiksa dan akan menjalani proses persidangan.“Akhirnya semua selesai, Mas.” Ucap Anya dengan lembut pada suaminya sambil menikmati waktu sore hari mereka di taman rumah kaca dengan menikmati teh hijau yang hangat.David yang mendengar itu tersenyum, “Aku tak ingin lama-lama, aku ingin segera membangun rumah tangga yang damai bersamamu.” Anya tersenyum, “Aku juga, Mas. Aku harap kamu tak akan berubah di masa depan dan terus mencintaiku seperti ini.”David menatap Anya dengan penuh kasih sayang, menggenggam tangannya dengan lembut. "Aku berjanji, sayang. Kita akan selalu bersama dan menghadapi segala rintangan bersama-sama. Cintaku sudah habis padamu."Anya merasakan kehangatan dan ketulusan dari suaminya, membuatnya semakin yakin bahwa mereka akan melalui semua ini dengan baik. "Terima kasih, Mas. Aku juga berjanji akan selalu mendukungmu dan mencintaimu apapun yang terjadi."Mereka berdua menikmati momen damai tersebut,
Di atas bangunan yang terbengkalai, Tyo merenung sambil melihat lampu kota dan angin malam yang berembus melewatinya. Rokok di tangannya sudah hampir habis, namun tak ada niatan dari pria itu untuk membuangnya.“Apa yang harus kita lakukan, bos? Regina sudah mengakuinya jika dimas adalah anakmu.” Tanya Amar yang berdiri di belakang pria itu.Helaan nafas berat dari Tyo mulai terdengar.Tyo menghembuskan asap rokoknya dengan perlahan, matanya tetap memandang ke arah lampu-lampu kota yang berkilauan di kejauhan. "Kita harus melindungi Dimas. Dia tidak tahu kebenaran ini dan pasti akan terkejut. Aku tidak ingin darah dagingku menderita."Amar mengangguk pelan, merasakan beban yang ditanggung oleh Tyo. "Kita perlu mengatur langkah kita dengan hati-hati. Jika Dimas mengetahui kebenaran ini terlalu tiba-tiba, itu bisa membuatnya tertekan terlebih status ayahnya yang menjadi pemimpin gangster."Tyo mematikan rokoknya di lantai beton, menginjak puntungnya dengan sepatu boot yang kokoh. "Aku a