“Weisttsss… Pagi-pagi udah mandi keramas aja buu.” Ucap Nersa sambil mengejek Anya saat ini yang baru keluar dari kamarnya.Anya menggeleng pelan, “Memang salah keramas di pagi hari?” Tanya Anya sambil tersenyum.“Ya tidak sih, tapi melihat cupang di lehermu aku tahu kalian semalam habis bermain panas dan pasti sangat…”Anya langsung membekap mulut sahabatnya itu karena bisa bahaya jika di dengar oleh pelayan. Dia lupa menutupi bekas kemerahan di lehernya karena buru-buru menemui Nersa karena tiba-tiba datang ke mansion.Nersa tertawa pelan di balik tangan Anya, matanya berbinar-binar dengan rasa jahil. "Oke, oke, aku berhenti," katanya setelah Anya melepaskan tangan dari mulutnya.Anya memeriksa sekitar, memastikan tidak ada pelayan yang mendengar percakapan mereka. "Kamu benar-benar tidak tahu malu, Nersa," bisik Anya dengan nada bercanda namun tetap waspada."Aku hanya ingin memastikan kamu bahagia, sayang," jawab Nersa dengan mata yang penuh kepolosan. "Tapi, serius, aku punya kaba
“Itu sedikit sulit.” Gumam Nersa pada Anya.“Bisnisku di bandung, tapi jika David hanya mengijinkan kerja di Jakarta aku akan mengatur semuanya.” Ucap Nersa.Anya merasa tidak enak hanya “Atau kamu pakai Mila saja, bukankah dia baru kembali dan sudah sembuh dari oplas-nya?” Tanya Anya.Nersa menggeleng dengan kuat, “Aku harus memakaimu, karena karisma mu cocok dengan skincare ku.”Anya mengangguk setuju dengan hal itu, “Baiklah jika begitu, tapi aku hanya takut menyusahkanmu.”“Tentu saja tidak, jika begitu tanda tangan kontrak ini. Aku juga memasukkan pendapatanmu saat kamu bergabung denganku.” Ucap Nersa memberikan kontrak kerja sama dengan Anya.Anya tersenyum, “Aku setuju tapi aku tak menerima bayaran dari mu.”Nersa terkejut, “Bagaimana bisa begitu, ini bisnis Anya.”“Dan David ingin aku memberikan kontribusiku tanpa bayaran, David mendukung penuh usahamu begitu juga aku. Aku akan membantumu dengan senang hati.” Ucap Anya sambil tersenyum tulus.Nersa memandang Anya dengan mata b
“Selamat datang tuan, saya akan membawa tas anda.” Ucap salah seorang pelayan yang menyambut David di mansionnya.David yang melihat pelayan yang menyambutnya merasa bingung, “Dimana istriku?” Tanya David dengan datar.“Nyonya masih keluar dengan nona Nersa tuan, dan belum kembali.” Ucap pelayan itu pada David dengan sopan sambil menundukkan kepalanya.“Jika begitu buatkan aku kopi, antar ke ruang kerjaku.” Ucap David yang kemudian berjaan ke ruang kerja pribadinya disana.Disana dia langsung menghubungi istrinya, dua kali panggilan dia tak mengangkatnya hingga David meletakkan ponselnya.Hingga lima menit kemudian panggilan masuk dari Anya dan David langsung mengangkatnya.“Kamu dimana, sayang?” Tanya David langsung tanpa basa-basi saat panggilan terhubung.“Mas, aku sedang berbelanja saat ini. Aku akan pulang sebelum makan malam. Oh iya coba kamu liat pesan di chat, aku mengirimimu beberapa gambar. Pilih yang kamu suka, selagi aku memilih baju yang lain.” Ucap Anya.David yang mende
Anggun dan Dimas baru saja menginjakkan kakinya di Jakarta, wanita yang tengah hamil besar itu tampak bersemangat karena akan tinggal di ibukota kota negara Indonesia itu.“Akhirnya kita jauh dari mulut tetangga, Mas. Kita akan kemana?” Tanya Anggun karena mengira mereka akan membuka lembaran baru.“Penjara.” Ucap Dimas dengan dingin.“P-penjara? Kenapa kita ke sana Mas?” Tanya Anggun dengan wajah terkejutnya.Dimas menatap Anggun dengan pandangan yang sulit ditebak. "Ibu ditahan di sini, Anggun. Aku harus menemuinya," jawabnya dengan nada datar.Anggun tampak terkejut dan kebingungan. "Ibu? Maksudmu ibu Regina? Kenapa dia dipenjara, Mas?" tanyanya dengan suara gemetar.Dimas menghela napas, mencoba menahan emosi yang berkecamuk di dalam dirinya. "Masalahnya rumit, Anggun. Aku akan menjelaskan semuanya nanti. Sekarang kita harus ke penjara dulu."Mereka berdua kemudian naik taksi menuju penjara tempat Regina ditahan. Sepanjang perjalanan, pikiran Dimas berkecamuk. Dia harus menemukan
Di kantornya, David bersama dengan sekretarisnya tampak sangat serius membahas pekerjaan mereka saat ini.“Tuan Hadi juga sedang berusaha untuk mendapatkan proyek besar ini, tuan.” Ucap Sang sekretaris dengan serius.“Karena masalah kemarin tuan Robert tampak ragu memberikannya pada Anda, apakah sekarang waktunya untuk membuka kebusukan tuan Hadi? Karena sangat sayang jika proyek ini harus jatuh ke tangannya dibandingkan kita.” Sambungnya.David memikirkan saran sekretarisnya sejenak, menimbang-nimbang opsi yang ada. "Dia memang memiliki reputasi yang kurang baik, dan kita punya bukti yang bisa menjatuhkannya. Namun, aku lebih suka menang dengan cara yang jujur. Jika kita buka kebusukannya, pastikan itu hanya jika dia benar-benar melangkahi batas."Sekretaris mengangguk, mengerti maksud David. "Baik, Tuan. Saya akan terus memantau situasi dan melaporkannya kepada Anda."David kemudian mengalihkan perhatiannya kembali ke dokumen di depannya. "Kita perlu memperkuat presentasi kita dan m
“Halo saya Dimas Baskara, putra dari David Baskara dengan Regina Baskara. Saya adalah anak tunggal dari keluarga ini. Dulu keluarga kami sangat Harmonis. Tapi semenjak mantan istri saya menikahi ayah saya, saya sangat kesulitan bahkan istri saya yang tengah hamil besar tidak mendapatkan kesehatan dan nutrisi yang layak akibat atm yang diblokir.Ayah saya sangat kejam pada keluarga kami, dia tak memberikan akses pekerjaan dan juga memberikan uang pada kami. Bahkan ibu sudah masuk penjara karena dituduh mencemarkan nama baik, padahal itu adalah kenyataannya. Meskipun bagaimanapun saya adalah anaknya yang dibesarkannya selama dua puluh enam tahun. Bahkan saya diusir ketika saya datang ke kantor ayah saya. Kenapa dia begitu kejam pada kami, kami hanya ingin hidup tenang.” Ucap Dimas dengan wajah yang penuh belas kasihan dengan Anggun disisinya.Begitu video itu di ambil, Dimas langsung mengambil ponselnya dan menatap Anggun.“Apakah jika ini viral di sosial media maka kita akan mendapatka
“Tuan Hadi membantu Dimas dalam kasus ini, tuan. Bahkan mereka akan mengajukan gugatan ke pengadilan. Apa kita harus bertindak tentang masalah ini?” Tanya Sekretaris David dengan serius.“Tunggu saja, setelah malam ini kita konferensi pers aku akan membuat keputusan.” Ucap David dengan dingin.”“Baik tuan.” Ucap sang sekretaris lalu pergi dari sana.Setelah sekretaris keluar, Anya masuk menghampiri David.“Bagaimana? Apa aku nanti perlu ikut dalam konferensi?” Tanya Anya dengan serius, dia tak ingin suaminya menghadapi masalah ini sendirian.David tersenyum, “Untuk apa? Aku tak ingin kamu mengalami masalah ini, sayang. Biarkan aku yang mengatasinya karena aku yang telah mengambilmu sebagai istriku dan itu dijadikan senjata oleh mereka. Jadi aku yang akan melindungimu.”Anya menghela napas dan mengangguk. "Baiklah, Mas. Tapi aku akan selalu ada di sisimu, apa pun yang terjadi."David menarik Anya ke dalam pelukan hangat. "Aku tahu, sayang. Kehadiranmu saja sudah memberiku kekuatan lebi
“Sialan, dia menyerang balik aku.” Gumam Dimas saat menonton siaran langsung konferensi pers yang dilakukan oleh David.Dia menonton dengan tuan Hadi dan Anggun di sampingnya.Tuan Hadi masih tersenyum melihat itu, “Tenang saja, tak mudah bagi David membalikkan keadaan. Video yang kita buat belum kita kirimkan ke media. Sebentar lagi perusahaan David akan hancur.”Dimas mengangguk baru mengingat jika video David menyeret mereka keluar dan memperlakukan mereka seperti bukan manusia masih balum tersebar luaskan.Dimas merasa sedikit lega setelah mendengar pernyataan Tuan Hadi. "Baiklah, kita kirimkan video itu sekarang," katanya dengan nada lebih tenang. Tuan Hadi segera menginstruksikan timnya untuk menyebarkan video yang telah diedit ke berbagai media sosial dan platform berita.Namun, tidak lama setelah video tersebut diunggah, reaksi publik mulai berdatangan. Sebagian besar netizen merasa terkejut dan marah melihat perlakuan David yang terekam dalam video. Komentar-komentar penuh em