Pagi itu, Anya terbangun dengan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa hari ini akan menjadi salah satu hari paling penting dalam hidupnya, meskipun pernikahan ini dimulai dari perjanjian. Para pelayan dengan cekatan membantu Anya bersiap-siap, mulai dari mandi hingga mengenakan gaun pengantin yang indah. Angel, Nersa, dan Mila juga sibuk mempersiapkan diri mereka sebagai bridesmaid. Mereka memastikan setiap detail gaun dan penampilan mereka sempurna untuk mendampingi Anya di hari besarnya. Anya duduk di depan cermin, melihat bayangan dirinya yang cantik dengan gaun pengantin berwarna putih gading yang elegan. Rambutnya ditata dengan indah, dihiasi dengan tiara kecil yang berkilauan. Makeup yang lembut menonjolkan kecantikan alami Anya, membuatnya tampak mempesona."Aku merasa gugup," ujar Anya dengan suara pelan, melihat teman-temannya melalui cermin.Nersa tersenyum dan memegang tangan Anya dengan lembut. "Itu normal, Anya. Ini adalah hari yang besar, tapi kamu akan baik-baik saja.
Sehari setelah pernikahan, Anya dan David pergi ke Paris untuk satu minggu kedepan untuk bulan madu.Sebenarnya bukanlah bulan madu yang dibayangkan orang-orang, namun hanya liburan tanpa pengantin baru lain rasakan.Perjalanan dengan jet pribadi milik David adalah pengalaman baru bagi Anya. Dia duduk di kursi yang nyaman, melihat pemandangan awan dari jendela, sambil menikmati suasana yang ada. David, di sebelahnya, sibuk dengan laptopnya, menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda.Setibanya di Paris, mereka disambut dengan angin sepoi-sepoi dan pemandangan menakjubkan kota yang terkenal dengan keindahannya. Mereka tinggal di sebuah suite mewah di salah satu hotel terbaik, dengan pemandangan langsung ke Menara Eiffel.Hari pertama mereka di Paris, mereka berjalan-jalan di Champs-Élysées, menikmati pemandangan indah dan suasana romantis kota. Mereka mengunjungi beberapa butik terkenal dan menikmati makan malam mewah di restoran dengan bintang Michelin.“Kamu suka Paris?” tanya Da
Setelah malam panjang yang panas, Anya terbangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa remuk terlebih bagian bawahnya yang nyeri seperti dia masih perawan.“Sial, miliknya lebih besar dari Dimas.” Gumam Anya yang berusaha bangkit dari tidurnya.Dia melihat sekeliling tidak ada David di dekatnya, dia tak tahu kemana perginya pria itu hingga dia memilih untuk masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Setelah mandi dan mengenakan pakaian bersih yang sudah tersedia di kamar mandi entah sejak kapan, Anya merasa sedikit lebih segar meskipun rasa nyeri masih ada. Ketika keluar dari kamar mandi, dia melihat David sudah kembali dan sedang duduk di kursi dekat jendela dengan secangkir kopi di tangannya. Dia tampak tenang, namun sedikit cemas.Anya hanya diam dan berusaha untuk tidak membahas hal kemarin hingga David memperhatikannya.“Ayo sarapan, aku sudah membawanya dari bawah.” Ucap David pada Anya.Anya mengangguk meskipun rasanya agak canggung ketika mengingat tadi malam mereka melakukan hubu
“Dimas!!!!” Suara menggelegar Regina di rumah putranya tampak mengejutkan pasangan itu.“Ibu, kenapa pagi-pagi teriak seperti ini? Malu di dengar tetangga. Tenangkan dirimu lebih dulu bu” Ucap Dimas yang langsung menemui ibunya itu.Nafas Regina naik turun bahkan matanya memerah karena emosi, “Bagaimana bisa aku tenang!!! Ayahmu ternyata menikah lagi dijakarta!” Seru Regina dengan emosi.Dimas yang mendengarnya terkejut, “Apa?! Ibu bagaimana kamu tahu? Mungkin saja ini hanyalah kabar bohong untuk menghancurkan keluarga kita.” Ucap Dimas.Regina langsung menunjukkan story david di nomor W*tshapnya.Dimas langsung mengambil ponsel milik ibunya dan melihat dengan jelas apa yang diposting ayahnya.Disana ayahnya memposting foto seorang wanita dengan dress, wajah wanita itu tampak tak terlihat hanya bagian rambut panjangnya dan bahu kecilnya yang terlihat. Sangat jelas ayahnya sedang bersama wanita muda dan caption yang bertuliskan “My Honey is Honeymoon” Tersebut membuat semua orang akan b
“Ini malam terakhir ya?” Ucap Anya sambil menikmati teh disamping David menikmati pemandangan menara eiffel di jendela hotel mereka .Tidak terasa sudah lama mereka jalan-jalan di kota romantis ini, Anya sangat puas terlebh David yang selalu mengikuti keinginannya.“Ingin menambah hari?” Tawar David sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Anya. Selama satu minggu ini hubungan mereka semakin dekat bahkan Anya sudah terbiasa dengan sentuhan fisik dari pria itu tanpa terganggu.“Aku ingin tapi pekerjaanmu sudah menunggu, jangan kira aku tak tahu beberapa hari kamu selalu di telepon oleh sekretaris mu tentang pekerjaan mendadak yang harus kamu tangani.” Ucap Anya sambil menatap pria itu.David tersenyum, “Apakah pendengaranmu sangat baik? Aku sudah berusaha menjauh darimu.” Ucapnya lalu tertawa.Anya juga ikut tertawa, “Mungkin bakat setelah Dimas berselingkuh, jadi telingaku semakin menajam.” Canda Anya.David tersenyum, “Aku tidak akan berselingkuh darimu.” Ucap David dengan tenang na
“Mba, aku dengar kamu punya madu ya? Jai souvenir yang suami mba kasih kemarin itu souvenir pernikahan?” Ucap salah seorang tetangga pada Regina saat mereka bertemu dengan Regina di jalan.Regina tak menjawab pertanyaan yang seolah mencemoohnya itu, sangat menyesal dia lewat sini terlebih mereka sedang berkumpul seperti tidak ada kerjaan dirumah mereka.“Sepertinya itu karmanya, katanya dulu dia menyuruh anaknya buat memadu istri pertamanya. Padahal baru enam bulan sudah dipaksa buat hamil. “ Bisik salah seorang ibu lain disana.Regina mencoba menahan emosinya, tidak ingin memberikan kepuasan kepada para tetangga yang tampaknya senang mencemoohnya. Dia berdiri tegak, menunjukkan ketenangan meskipun hatinya bergejolak."Terima kasih atas perhatian kalian," ucap Regina dengan tenang, namun tegas. "Tapi, urusan keluarga kami bukan untuk dibahas di jalanan."Tanpa menunggu tanggapan, Regina melanjutkan langkahnya, meninggalkan para ibu-ibu yang terkejut dengan sikap tegasnya. Sesampainya
Dan waktu telah tiba, Anya menginjakkan kakinya di tanah yang membuat luka terdalam di hidupnya.“Dimas, Regina aku datang.” Ucapnya dengan senyum miring di wajahnya.Dengan menggunakan kacamata hitam, dia mulai turun dari pesawat jet pribadi diikuti dengan Angel dan Nersa yang mengikutinya sampai di tanah kalimantan ini.“Wow, cukup menarik. Kita akan tinggal dimana?” Tanya Angel pada Anya.Anya tersenyum, “Ke rumah mantan mertuaku, alias maduku.” Angel dan Nersa mengangguk mengerti, mereka sudah tahu masa lalu Anya kemarin. Dan mereka berniat membantu balas dendam wanita itu hingga membuat madunya minimal gila atau menjadi gelandangan yang menjijikkan.Para pengawal David mulai membawa koper mereka dan menjemput mereka menggunakan mobil limousine mewah.Mobil limousine itu melaju dengan anggun, melewati jalan-jalan yang berdebu menuju rumah Regina. Anya memandang keluar jendela, mengingat semua kenangan pahit yang terjadi di tempat ini. Tapi kali ini, dia merasa lebih kuat, lebih b
Di kamar Anya, Nersa dan Angel mulai mengobati pipi Anya yang bengkak. Tamparan Dimas cukup keras bahkan wajah Anya cukup mengerikan sekarang.“Aku sungguh tidak sabar tuan David mengetahui kelakukan putranya, lihat Anya pipimu sampai seperti ini.” Ucap Nersa dengan kesal sambil terus mengompres dengan air dingin.“Tenang saja, aku tadi diam-diam merekamnya dan mengirimkannya pada suamimu, Anya.” Ucap Angel dengan senyum puas.Anya terkejut, “Kamu mengirimkan video itu? “ Tanya Anya, sebenarnya dia ingin mengatasi masalah ini sendiri karena tak ingin membuat pria itu khawatir.Tapi sebelum Angel menjawab lagi, sebuah panggilan video masuk yang menampilkan kontak David disana.Anya dengan cemas mengambil teleponnya dan menerima panggilan video dari David. Wajah David yang khawatir muncul di layar, matanya langsung menatap wajah Anya yang bengkak."Anya, apa yang terjadi? Aku baru saja melihat videonya," kata David dengan suara tegang.Anya mencoba tersenyum meskipun kesakitan. "David,