Share

38. Tidak Ada Cuti

Sudah hampir pukul sebelas malam, tetapi Revan belum juga sampai di rumah. Ara cemas bukan kepalang hingga melewatkan makan malamnya. Ia tidak berani menghubungi sang suami sama sekali. Sejak pukul delapan malam, Ara sibuk berdiri dan berjalan mondar-mandir di depan pintu teras rumah barunya itu.

"Nak Ara, sebaiknya tidur dulu. Nanti kalo Revan pulang, biar Bunda bangunkan," kata Murni yang menyadari jika Ara sama sekali tidak tidur kali ini.

"Eh? Enggak Bunda. Bunda istirahat saja. Biar aku yang menunggu Mas Revan," jawab Ara dengan ramah pada Murni.

Murni merasa tidak enak hati pada sang menantu karena kejadian tadi pagi. Revan tampak sangat kasar padahal ini adalah hari pertama mereka berumah tangga. Rasanya memang sangat berbeda dari biasanya, Revan seperti membuat dinding tak kasat mata. Dinding itu begitu kokoh dan sangat tinggi.

Deru mesin mobil milik Revan akhirnya masuk ke halaman rumah. Ara sangat senang melihat kedatangan sang suami. Ia tidak tahu jika Revan meninggalkan k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status