Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 28 Tak Bisa Terganti

Share

Bab 28 Tak Bisa Terganti

Author: Aira Tsuraya
last update Huling Na-update: 2024-12-16 12:00:34

“Apa maksud Ibu?” tanya Aina.

Ia benar-benar terkejut saat Bu Wati tiba-tiba bertanya tidak sopan seperti itu. Bu Wati hanya tersenyum menyeringai menatap Aina dengan sinis. Sementara Aina balas menatapnya tak kalah sengit. Selama ini tidak ada tetangganya yang mau tahu urusan rumah tangganya, hanya satu orang ini saja yang selalu sibuk mencari tahu.

“Alah … pakai menyangkal segala. Udah ngaku aja, Mbak kalau itu ayahnya Zafran.”

Dengan seenaknya Bu Wati kembali berkomentar. Aina berdecak menggelengkan kepala sambil menatap penuh amarah ke wanita paruh baya di depannya ini.

“Dengar ya, Bu!! Jangan asal bicara!! Saya bisa menuntut Ibu balik dan melaporkan sebagai pencemaran nama baik.”

Seketika terlihat kepanikan di wajah Bu Wati. Ia tidak menduga Aina yang dikenal lemah lembut dan penuh sopan santun akan bicara seperti itu.

“Apa maksudnya? Saya … saya kan cuman ngomong aja. Kenapa harus

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 29 Aku Bisa Tanpamu

    “Iya, ada apa, Mas?” sapa Aina.Ia tersenyum saat menyapa lebih dulu di ponsel. Meski perlakuan Fakhri sebelumnya membuat Aina sakit hati, tapi dia tidak mau menunjukkan kebenciannya di depan Zafran.“Mas … .” Suara Aina kembali memanggil karena tidak ada sahutan di seberang sana.Zafran yang duduk di sampingnya mendongak dengan mata penuh selidik. Aina tersenyum, mengurai pelukannya kemudian bangkit berdiri. Bisa jadi sinyal ponselnya kurang baik sehingga membuat komunikasinya tersendat, ditambah saat ini suaminya sedang berada di belahan bumi yang jauh.Aina memilih keluar dari kamar Zafran dan kembali ke kamarnya. Siapa tahu dengan begitu, sinyal di ponselnya lebih baik.“Mas … .” Sekali lagi Aina memanggil dan berharap ada balasan suara Fakhri di seberang sana.Namun, alih-alih suara Fakhri malah terdengar suara cempreng wanita yang sangat dikenal Aina.“Hmm … jadi kam

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 30 Rencana Bu Rahma

    “Beneran kamu sudah menyelesaikan semuanya, Aina?” tanya Damar.Hampir tiga minggu berselang dan senin pagi ini, Aina sengaja datang ke kantor Damar. Ia sudah menyelesaikan tugas yang diminta Damar.Aina tersenyum sambil menganggukkan kepala. Wajahnya tampak berseri dengan mata berbinar penuh percaya diri.“Iya, bukannya aku sudah bilang kalau tidak sampai satu bulan akan menyelesaikannya.”Damar langsung tersenyum lebar mendengarnya. Kepalanya terus mengangguk dengan mata yang tak lepas dari Aina.“Syukurlah, aku memang sedang membutuhkannya saat ini. Jadi kamu akan menginstal langsung hari ini?”Aina mengangguk.“Iya, aku akan mencobanya. Siapa tahu ada miss-nya.”Damar tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Aku yakin itu tidak akan ada. Aku percaya padamu, Aina.”Aina tersenyum sambil menundukkan kepala. “Namun, tetap saja aku harus mengujinya. Kamu ti

    Huling Na-update : 2024-12-17
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 31 Permintaan Bu Rahma

    “Mas Fakhri … ,” lirih Aina.Sudah tiga minggu lebih dia tidak bertemu pria ini dan kini tiba-tiba dia dipertemukan lagi di sini. Fakhri tampak terkejut saat melihat ada Aina dan juga Zafran. Saat di depan tadi, dia memang tidak melihat mobil Aina yang terparkir tersembunyi di balik tanaman. Jadi reaksinya tampak sangat kaget.“Ada apa, Bu? Kenapa Ibu memanggil Aina juga?” sergah Fakhri.Bu Rahma menghela napas panjang bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Fakhri.“Memangnya kenapa? Ibu hanya ingin mengundang mereka makan siang.”Fakhri hanya diam. Ia tidak bersuara, tapi matanya sudah melirik sinis ke arah Aina. Aina hanya diam menundukkan kepala. Sementara Zafran tampak girang begitu melihat kehadiran Fakhri. Namun, berbanding terbalik dengan sikap acuh Fakhri.Aina langsung membimbing Zafran agar mendekat ke arahnya dan tidak mengusik Fakhri. Ia tidak mau membuat suasana menjadi runyam.

    Huling Na-update : 2024-12-18
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 32 Tak Mau Berdamai

    “Aku sudah menyelesaikannya dengan caraku sendiri,” seru Fakhri.Ia kini mengangkat kepala dan menatap tajam Aina yang duduk di depannya. Aina hanya diam. Ia tidak memalingkan wajah juga tidak membalas tatapan Fakhri, hanya diam melihat kosong.Bu Rahma berdecak sambil menggelengkan kepala. Wanita paruh baya itu melihat ulah Fakhri dan Aina kemudian memperhatikan Zafran yang sudah selesai makan. Bocah pria itu tampak bingung dengan situasai saat ini. Mungkin ini kali pertama Zafran melihat kedua orang tuanya bersitegang.“Ibu jangan ikut campur urusanku. Aku sudah dewasa dan aku tahu yang kulakukan.”Fakhri kembali bersuara dan menoleh ke arah Bu Rahma. Bu Rahma tidak bisa menjawab, ia hanya diam sambil sesekali melirik Aina. Aina tahu wanita paruh baya itu sedang membantunya menyelesaikan masalah, tapi sepertinya suaminya sendiri tidak mau mendengar. Hati dan telinga Fakhri sudah tertutup rapat. Sebegitu sakitnya Aina melukai hing

    Huling Na-update : 2024-12-18
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 33 Aku yang Salah

    “Kamu memang tukang pengadu, Aina!!” suara Fakhri menyeruak menginterupsi konsentrasi Aina.Aina menoleh dan melihat Fakhri sedang berdiri di depan pintu kamar. Bajunya terlihat lembab, rambutnya basah bahkan wajahnya sudah banyak titik air di sana.“Mas … apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu basah kuyup?”Aina tergesa mematikan laptop dan gegas bangkit menghampiri Fakhri.“Kamu kehujanan?” tanya Aina.Ia berdiri sejajar di depan Fakhri. Fakhri hanya diam menatapnya dengan dingin. Entah mengapa netra coklat itu bagai ribuan pisau yang menusuk hati Aina. Bibir Fakhri membiru bergetar karena kedinginan, wajahnya yang putih semakin terlihat pucat dengan beberapa buliran air menempel di sana.Aina tampak khawatir dan segera berjalan ke lemari mengambil handuk serta baju ganti. Untung masih tersisa beberapa baju Fakhri di sana.“Sini, ganti baju dulu!! Nanti kamu sakit,” pinta Aina.

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 34 Luka yang Tersiksa

    “MAS!! Kamu dari mana? Kenapa basah kuyup begini?” tanya Wulan.Dia sangat terkejut saat Fakhri tiba-tiba datang dengan badan basah kuyup. Fakhri tidak menjawab, ia langsung berjalan masuk menuju kamar mandi. Wulan tercengang dibuatnya. Tadi Fakhri memang berpamitan hendak menemui klien usai jam pulang kantor. Fakhri bahkan meminta Wulan pulang lebih dulu, tapi nyatanya ia malah ke rumah Aina.Wulan berjalan menuju kamar dan melihat Fakhri sudah masuk kamar mandi sebelum ia sempat bertanya. Wulan menghela napas panjang sambil menyiapkan baju ganti Fakhri.“Memangnya tidak ada payung di mobilnya hingga basah kuyup seperti itu,” gumam Wulan.Ia tidak mau menunggu Fakhri di kamar dan memilih kembali ke ruang tengah untuk melihat tv. Sementara itu, Fakhri hanya diam di dalam kamar mandi. Ia sudah menyalakan shower dan berdiri diam di bawahnya sambil memejamkan mata.Air hangat yang membasahi tubuhnya seakan sedang mengingatkan k

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 35 Fakhri Sakit

    “MAS FAKHRI!!!” seru Aina.Ia langsung berdiri dan spontan berlari ke tempat Fakhri. Sudah ada beberapa yang mengerubunginya di sana. Damar ikut mendekat dan langsung menyeruak kerumunan itu.“Kenapa dia? Mas Fakhri kenapa, Wulan?” tanya Aina.Wulan tampak terkejut dengan kehadiran Aina yang tiba-tiba. Wulan memang tidak memperhatikan keberadaan Aina di kafe tadi. Ia hanya fokus dengan dua kliennya.“Aku gak tahu. Tiba-tiba dia pingsan.” Wulan berkata dengan acuh dan seolah tak peduli pada Fakhri.Aina terlihat kesal. Ia langsung merunduk, membantu menyadarkan Fakhri bersama beberapa orang yang lain. Kemudian Damar juga bersimpuh, menyanggah tubuh Fakhri.“Badannya panas, Aina,” gumam Damar.Aina mendengkus menggelengkan kepala sambil menatap Wulan dengan kesal.“Hei!! Kenapa kamu melihatku seperti itu? Kamu sedang menyalahkanku, Aina?” Wulan malah kembali bersuara den

    Huling Na-update : 2024-12-20
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 36 Intimidasi Wulan

    “Apa maksudmu, Wulan?” tanya Aina.Wulan berdecak sambil menggelengkan kepala. Mata wanita berkulit putih itu kini menatap dengan tajam ke Aina seolah sedang mengulitinya.“Harusnya kamu tidak membuatnya kesulitan, Aina. Kamu yang sudah selingkuh, kamu yang membohonginya. Harusnya kamu tahu diri dan mengajukan gugatan cerai sendiri, tanpa harus menunggu keputusan Mas Fakhri.”Aina terdiam. Kini dia tahu apa maksud pembicaraan Wulan.“Kalau kamu memang mencintainya, harusnya kamu rela melihatnya dia bahagia. Dan kali ini, hanya aku yang bisa membuatnya bahagia. Bukan kamu!!”Belum ada jawaban dari Aina. Ia hanya diam dan memilih menjadi pendengar saja kali ini.“Keluarga Pak Fakhri?” Tiba-tiba seorang perawat datang menginterupsi percakapan mereka.“Iya, Sus!!” sahut Wulan.“Pasien sudah dipindahkan ke kamar rawat inap, Bu. Jadi sudah bisa dijenguk,” imbuh p

    Huling Na-update : 2024-12-20

Pinakabagong kabanata

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 271 Bukan Anak Ayah Bunda

    “Apa katamu? Pergi?” tanya Fakhri.Fakhri langsung berdiri menghampiri Aina dan menghentikan makan paginya. Aina mengangguk, matanya tampak berair sambil menyodorkan secarik kertas ke Fakhri. Fakhri terdiam, membaca surat kecil dari Zafran dan terdiam cukup lama.“Jangan-jangan dia dengar pembicaraan kita semalam,” gumam Fakhri.Aina tidak menjawab hanya menggelengkan kepala sambil sesekali menyeka air matanya. Rini yang baru saja keluar dari kamar tampak terkejut melihat kehebohan pagi ini.“Bukannya tadi dia masih di kamar, Mbak,” sahut Rini.“Iya, Rin. Aku pikir juga gitu, tapi nyatanya dia gak ada. Dia ke mana sekarang?”Aina tampak sedih, matanya kembali berair. Entah mengapa mulai semalam, air matanya terus terkuras.“Aku yakin dia tidak mendengar pembicaraan kalian. Aku yang menemaninya saat kalian berdebat semalam dan dia baik-baik saja.”Rini kembali menambahk

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 270 Zafran Pergi

    CKIT!! BRAK!!Suara mobil Fakhri menabrak pohon di tepi jalan. Sontak Fakhri membuka mata dan terkejut saat dirinya sudah keluar dari jalan. Helaan napas panjang lolos keluar dari bibir Fakhri. Untung saja dia mengenakan seat belt sehingga tidak menyebabkan cidera apa pun pada tubuhnya. Hanya saja kali ini mobil bagian depan ringsek.“Ya Tuhan … untung saja aku selamat,” gumam Fakhri sambil mengurut dada.Ia membuka seat belt, lalu keluar dari mobil sambil melihat kerusakan mobilnya. Beruntung jalanan sedang sepi sehingga saat Fakhri mengemudi dengan mata terpejam tadi, tidak membahayakan pengguna jalan lainnya. Ditambah kecepatan mobil yang pelan membuat Fakhri terhindar dari kecelakaan.Kini Fakhri tampak sedang melakukan sebuah panggilan. Ia sedang menelepon salah satu asisten rumah tangganya agar menjemput di tkp. Fakhri juga menelepon bengkel langganan untuk menarik mobilnya.Selang beberapa saat dia sudah tiba di rumah. Ket

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 269 Belum Selesai

    “Aina!!” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut saat Aina tiba-tiba keluar dan langsung menyambar ponselnya. Tidak hanya itu malah Aina kini sudah mendengar apa yang seharusnya tidak dia dengar.“MAS!!! Bener apa yang dikatakan Robby? Bener kalau anak kita sudah meninggal? Bener, Mas?” tanya Aina.Wanita cantik itu kini bertanya dengan mata berair ke Fakhri. Fakhri hanya diam, ia tidak menjawab malah menyambar ponselnya dari tangan Aina.“Rob, nanti saja kita bicara lagi.” Fakhri mengakhiri panggilannya.Di seberang sana Robby tampak linglung. Ia serba salah dan bingung harus bagaimana, padahal dia hanya ingin memberi informasi ke Fakhri. Namun, malah runyam seperti ini.“Mas … kenapa diam saja? Kenapa gak dijawab pertanyaanku?” Aina kembali bertanya bahkan kini sudah menarik lengan Fakhri.Fakhri menghela napas panjang. Ia belum bisa menjawab apalagi ada Zafran yang sudah mengintip perdebatan mereka dari jendela. Rini bergegas keluar, m

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 268 Terlalu Cepat

    “Kamu yakin dengan penemuanmu ini, Kres?” tanya Robby.Dia ingin sekali lagi menyakinkan informasi yang baru diterima ini. Robby tidak mau informasi yang ia berikan ke Fakhri mentah dan tidak akurat.Terdengar decakan suara Kresna di seberang sana, mungkin jika mereka bertemu muka pasti akan terlihat jelas kekesalan Kresna saat ini.“Kamu pikir aku ngarang cerita, gitu?”Robby langsung tersenyum mendengarnya. Ia tahu kredibilitas Kresna dan kinerjanya selama ini. Dia akan benar-benar mencari informasi yang diminta dengan akurat.“Ya sudah kalau memang informasinya sudah akurat. Memangnya kamu dapat dari mana informasi itu?”Kresna tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.“Aku berhasil bertemu dengan petugas pemberkasan di rumah sakit itu. Meski sedikit alot, akhirnya dia bersedia menunjukkan rekam medis pasien tersebut.”Robby terdiam sesaat sambil menganggukkan kepala berulan

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 267 Kita Nikah, Yuk!!

    “Zafran,” batin Aina.Ia buru-buru membuka mata, mengurai pagutan mereka dan sangat terkejut saat melihat Fakhri sudah berada di atas tubuhnya dengan pakaian tidak lengkap. Tidak hanya itu, Aina juga tersentak kaget saat tangan Fakhri sudah masuk ke balik bajunya bahkan tengah bermain dengan gunung kembarnya.Fakhri terdiam. Dengan gugup, ia bangkit dari tubuh Aina sambil merapikan baju. Sama halnya dengan Fakhri, Aina tampak kikuk. Ia bangkit sambil mengancingkan bagian atas gaunnya yang sudah dibuka Fakhri. Tak dia hiraukan rambutnya yang tampak berantakan kali ini.Aina berjalan menuju pintu dan membukanya.“Eng … Ayah sedang mandi, Zafran. Sebentar lagi selesai.” Aina terpaksa berbohong.Zafran tersenyum, menganggukkan kepala sambil berlalu pergi. Aina kembali menutup pintu dan berjalan menuju kasur. Ia melihat Fakhri sudah terlihat rapi dan duduk terdiam di tepi kasur.“Maaf, Aina. Aku ---”Fakhri tidak meneruskan kalimatnya, tapi malah mendongak menatap Aina. Mata mereka bertemu

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 266 Hampir Saja

    “Reza? Ada hubungan apa dia dengan Wulan?” tanya Fakhri.Baru tadi pagi Fakhri bertemu Reza dan sekarang dia sudah mendapat kabar jika Reza membantu memindahkan Wulan ke rumah sakit pusat kota.Robby tidak menjawab hanya mengendikkan bahu sambil mengaduk es jeruknya.“Entahlah …, tapi katanya mereka sempat pacaran usai kamu putus dengan Wulan. Bisa jadi Reza sengaja datang untuk menolongnya. Bagaimanapun dia masih mencintai Wulan.”Fakhri tersenyum hambar sambil menggelengkan kepala. Melihat reaksi Fakhri, membuat Robby penasaran.“Kenapa reaksimu seperti itu? Kamu tidak terlihat terkejut dengan kehadiran Reza.”Fakhri berdecak. “Aku baru saja bertemu dengannya tadi pagi, bahkan dia menawarkan sebuah kerja sama denganku. Kelihatannya kerja samanya menguntungkan dan aku putuskan untuk bergabung dengannya.”Robby terperangah kaget mendengar penjelasan Fakhri.“Gila!! Di

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 265 Info Dari Robby

    “Semua baik-baik saja kan, Mas?” tanya Aina.Fakhri melihat Aina sedang mendongak menatapnya. Mereka sudah berdiri di depan lift yang masih tertutup saat ini. Kemudian sebuah senyuman terukir dengan indah di raut tampan Fakhri.“Iya, baik-baik saja, kok.”Aina tersenyum lega kemudian sudah melenggang masuk ke dalam lift yang baru saja terbuka. Fakhri mengikuti dan sama seperti tadi, pria tampan itu terus merangkul bahu Aina. Tak lama mereka sudah berjalan keluar kantor menuju mobil Fakhri. Sepanjang perjalanan senyum lebar terus terlihat di wajah keduanya.Tanpa sadar ada yang sedang memperhatikan gerak gerik mereka dari dalam mobil. Seorang pria berwajah manis berkulit sawo matang menatap penuh cemburu dari balik kacamata hitamnya.“Siapa sebenarnya wanita itu?” gumam pria itu yang tak lain Reza, “apa dia mantan istrinya Fakhri?”Reza terdiam dengan jari yang mengetuk dagu. Matanya masih menatap jauh ke depan memperhatikan mobil Fakhri yang mulai berjalan meninggalkan gedung perkantor

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 264 Rival Masa Lalu

    “Reza Nugraha? Kamu Reza Nugraha yang itu?” gumam Fakhri.Reza tersenyum masam sambil menganggukkan kepala. Ia langsung duduk di kursi depan meja Fakhri, sementara Susi sudah berlalu pergi dari ruangan Fakhri.“Jadi pada akhirnya kamu bisa sukses juga. Aku pikir selamanya kamu jadi pecundang,” imbuh Fakhri.Reza tertawa, menautkan kedua tangannya dengan mata yang tajam menatap Fakhri.“Aku memang pecundang saat SMA, tapi aku sudah sukses sekarang. Bahkan mungkin bisa dikatakan sama denganmu saat ini.”Fakhri berdecak sambil menggelengkan kepala. Ia ingat Reza Nugraha adalah temannya SMA. Dia dan Reza adalah rival. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, termasuk ketika memperebutkan Wulan saat itu. Sayangnya, Wulan lebih memilih Fakhri ketimbang Reza.“Jadi maksud tujuanmu ke sini untuk apa? Pamer atau bagaimana?” Fakhri kembali bertanya dan langsung dijawab tawa sengau Reza.“Aku

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 263 Bertemu Rival

    “Siapa kamu?” tanya Bu Vita.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat seorang pria tiba-tiba datang dan mengajukan diri akan menanggung semua biaya perawatan Wulan. Pria misterius berkulit sawo matang itu tersenyum sambil menganggukkan kepala memberi salam ke Bu Vita.“Anggap saja, saya teman lama Wulan. Dia sudah banyak membantu saya dan kini giliran saya membantunya,” ujar pria itu lagi.Bu Vita, Devi dan Amar menatap penuh curiga ke arah pria tersebut. Pria tersebut tersenyum, mengulurkan tangan memulai perkenalan.“Saya Reza. Apa Tante sudah lupa?”Bu Vita terdiam sejenak. Teman Wulan sangat banyak dan dia tidak hapal satu persatunya. Apalagi Wulan acap kali berganti pasangan usai putus dengan Fakhri saat itu. Mungkin saja Reza salah satu dari mereka.“I—iya, Tante lupa.”Bu Vita tersenyum meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Namun, mengapa saat melihat Reza

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status