Beranda / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 215 Satu Persatu Terungkap

Share

Bab 215 Satu Persatu Terungkap

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-22 12:00:51

“Baiklah, saya permisi pulang. Besok akan segera saya kabari kapan dan di mana test DNA dilakukan,” ucap Fakhri.

Ia bangkit menatap Bu Tika dan Damar secara bergantian. Kemudian terakhir melihat Aina yang masih duduk terdiam di kursinya. Tanpa berkata apa-apa lagi, Fakhri sudah berlalu pergi.

Tinggal Damar, Bu Tika dan Aina. Suasana hening seketika. Entah mengapa terasa menegangkan kali ini. Perlahan Bu Tika menarik napas kemudian bangkit dari duduknya.

“Tante mau bicara dengan ibumu, Aina,” ujar Bu Tika.

Aina hanya mengangguk kemudian menyilakan wanita paruh baya itu masuk ke bagian dalam rumah menemui Bu Hani. Damar yang tadinya duduk berjauhan segera bangkit dan pindah posisi duduk di sebelah Aina.

“Benar kamu tidak sengaja bertemu dengan Fakhri semalam?”

Sepertinya Damar masih meneruskan interogasinya mengenai kebersamaan Aina dengan Fakhri semalam. Aina menarik napas panjang, mengangkat kepala sambil

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nufazza 004
mungkin ini selesai ny nyampe ribuan bab
goodnovel comment avatar
Niniq Aja
lanjut kilat kak lagi seruuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 216 Musuh Tersembunyi

    “Permisi, Pak. Ada Pak Seno ingin bertemu,” ucap Susi.Belum selesai Robby melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba pintu ruangan Fakhri terbuka dan tampak Susi masuk ke dalam. Perhatian Fakhri sedikit teralihkan. Ia melirik sebal ke Susi sambil menganggukkan kepala.Bagaimanapun tugas utama Fakhri harus terselesaikan hari ini. Robby tersenyum saat melihat reaksi Fakhri. Ia bangkit kemudian menepuk bahu Fakhri.“Lanjutkan dulu kerjaanmu, nanti kita bicara lagi,” kata Robby.Fakhri berdecak, matanya menatap Robby seakan tidak rela sahabatnya berlalu begitu saja.“Apa kamu tidak mau melanjutkan kalimatmu yang tadi? Aku penasaran, Rob.”Robby tersenyum, ia urung berlalu malah membalikkan badan dan menatap Fakhri dengan sendu.“Wanita itu adalah Tiwi, adik kelas kita saat SMA.”Seketika mata Fakhri membola mendengar penjelasan Robby.“Tiwi yang pernah nembak aku dulu?”

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 217 Aina Harus Tahu

    “Eng … enggak. Dia … dia dokternya Oma,” jawab Damar.Wajah pria manis itu tiba-tiba berubah gugup dan terlihat panik. Aina hanya diam memperhatikan. Beberapa kali Damar tampak menghela napas dengan gerakan jakunnya yang naik turun dengan cepat.“Tadi dia menanyakan keadaan Oma. Bukankah sebelumnya Oma pernah sakit, Aina.” Damar kembali menambahkan kalimatnya dan terlihat lebih tenang dari tadi.Aina menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Mungkin jawaban Damar benar kali ini. Apalagi Aina tempo hari masih ingat jika Bu Maya baru saja pulih dari sakitnya. Namun, setahu Aina, Bu Maya menjalani perawatan di luar negeri bukan di sini. Apa mungkin dokter tersebut juga praktek di luar negeri dan kebetulan sedang berkunjung di sini?“Kita makan dulu, yuk!!”Suara Damar membuyarkan lamunan Aina. Pesanan mereka sudah datang. Bahkan Zafran juga sudah menyimpan peralatan gambarnya dan bersiap maka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 218 Dokter Rendy Sang Penyelamat

    “Kita mau ke mana?” tanya Aina.Ia sudah berada di dalam mobil bersama Fakhri. Aina terpaksa meminta Rini mengantar Zafran ke sekolah gara-gara ulah dadakan Fakhri kali ini.Fakhri mendengkus sambil melirik ke Aina yang duduk di sampingnya.“Bukannya kamu mau bukti tentang kebohongan Damar. Dan sekarang kita menuju ke sana.”Aina terdiam, menelan saliva beberapa kali sambil sesekali melihat Fakhri. Pria tampan itu tampak fokus menatap lalu lintas di depannya. Pagi ini jalanan tampak semrawut. Suara klakson terdengar di mana-mana seolah tak sabar ingin melintas.Aina memperhatikan jalan dan dia tahu akan ke mana mereka kali ini. Aina menoleh ke Fakhri secara bersamaan Fakhri melirik ke arahnya.“Apa? Mau tanya apa lagi?” Suara Fakhri terdengar masih ketus. Bisa jadi dia masih marah dengan ucapan Aina tadi.Aina tidak menjawab hanya menggelengkan kepala sambil mengalihkan pandangannya keluar jendela.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 219 Penjelasan Rendy

    “HAH!!! Apa katamu?” tanya Fakhri.Aina menghela napas panjang sambil menatap Fakhri dengan jengah. Ia terlihat semakin kesal kali ini. Sudah menunggu lama, malah kini Aina harus bertemu dengan Dokter Rendy yang dipikir dokternya Oma Maya.“Aku sudah pernah bertemu dengannya kemarin dan dia adalah dokter yang menangani Oma Maya.”Kini Fakhri tampak terbelalak kaget melihat ucapan Aina.“Memangnya siapa yang berkata seperti itu?”“Damar yang mengatakannya.”Sontak decakan kesal terdengar jelas keluar dari bibir Fakhri. Aina hanya diam sambil mengawasi pria tampan di sampingnya. Fakhri menggelengkan kepala sambil menepuk keningnya beberapa kali.“Kamu sudah dibohonginya, Aina. Ayo, ikut aku!!”Tanpa menunggu jawaban Aina, Fakhri langsung menarik tangan Aina. Mereka berjalan menghampiri Rendy. Tentu saja Rendy terkejut saat melihat Fakhri mendekatinya.“Fakhr

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 220 Amarah Sang Tunangan

    “Apa maksudmu, Damar?” tanya Aina.Tentu saja mendengar nama Damar disebut membuat Fakhri menoleh ke arah Aina. Pria tampan itu sudah menduga jika yang melakukan panggilan kali ini adalah Damar.“Gak usah banyak alasan. Buruan Turun!! Aku di belakangmu!!”Aina sontak terdiam, mematikan ponselnya dan segera melihat melalui kaca spion. Ia membisu saat melihat mobil Damar tepat berada di belakangnya. Fakhri mengawasinya dengan saksama.“Mobil Damar di belakang. Apa dia memintamu turun?” tebak Fakhri.Aina menghela napas sambil menganggukkan kepala. Fakhri tampak kesal, tapi dia berusaha menutupinya. Tak lama, Fakhri menepikan mobilnya di depan sebuah minimarket. Mobil Damar di belakang ikut menepi.Setelahnya Damar keluar dari mobil. Wajahnya tampak merah, matanya menyalang menatap penuh amarah. Baru kali ini Fakhri melihat reaksi sepupunya semarah ini. Ia takut terjadi sesuatu pada Aina.Fakhri bergeg

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 221 Test DNA Tandingan

    Keesokan harinya, Fakhri sudah datang lebih dulu ke rumah sakit. Tak berapa lama menyusul Aina, Damar dan Zafran. Mereka tampak bersiap satu persatu melakukan pengambilan sample untuk test DNA.“Kapan hasilnya keluar?” tanya Damar.Ia baru saja usai lebih dulu melakukan pengambilan sample.“Dua minggu, Pak. Nanti kami hubungi,” jawab petugas lab tersebut.Damar hanya manggut-manggut. Namun, matanya tampak berkilatan menyimpan maksud tersembunyi. Ada Robby yang ikut hadir di sana memperhatikan.“Kalau sudah selesai, kita pulang, Aina!!” Kembali Damar bersuara kali ini sambil melihat Aina dan Zafran yang baru saja keluar dari ruang periksa.“Aku mau pulang sama Ayah saja, Bunda.” Tiba-tiba Zafran bersuara seperti itu.“Sayang … Zafran kan harus sekolah. Lagipula Ayah belum selesai dan juga harus kerja.”Zafran tampak cemberut, memajukan bibirnya beberapa senti ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 222 Si Hidung Belang

    “Kamu bisa mengganti hasil test itu, kan?” ucap Damar di telepon.Dia tidak mau mengalami kegagalan lagi dalam test DNA kedua ini. Pernikahannya kurang enam bulan lagi. Dia dan keluarganya sudah melakukan banyak persiapan dan Damar tidak mau semuanya batal.“Tentu, Tuan. Namun, tentu saja bayarannya lebih tinggi dari yang kemarin.” Suara pria di seberang sana sudah terdengar.BRAK!!!Damar spontan memukul meja menimbulkan suara gaduh. Ia kesal karena harus berhadapan dengan orang mata duitan. Damar menghela napas, menahan amarahnya sambil mengepalkan tangan.“Berapa yang kamu minta?”Terdengar suara tawa dari seberang sana. Damar semakin kesal. Ia merasa dipermainkan. Namun, sebisa mungkin Damar menahan amarahnya. Dia masih membutuhkan pria ini dan sebisa mungkin mengambil hatinya.“Bagaimana jika nominalnya dua kali lipat dari kemarin?”Mata Damar membola, bibirnya terkatup denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 223 Aina yang Gundah

    “Eng … bukan, Zafran. Itu bukan Om Damar,” seru Aina.Entah mengapa Aina malah menyangkal apa yang dikatakan Zafran kali ini. Zafran hanya diam tidak bersuara, tapi mata kecilnya sedang menatap Aina.Aina terdiam sesaat. Entah mengapa dia baik-baik saja saat melihat Damar berjalan mesra dengan wanita lain. Sangat berbanding terbalik saat Fakhri yang melakukannya. Apa memang tidak pernah ada cinta untuk Damar dari Aina? Namun, bagaimanapun Aina harus tahu siapa wanita itu.Aina gegas keluar mobil untuk mencari tahu keberadaan mereka. Dilihat dari tentengan di tangan wanita seksi itu, sepertinya mereka baru saja menghabiskan waktu belanja di salah satu tenant ternama di mall ini.Kepala Aina celinggukan sambil memperhatikan sekitar. Sosok yang mirip Damar itu sudah menghilang kali ini.“Bunda nyari siapa? Nyari Om Damar?”Tiba-tiba Zafran sudah keluar dari mobil dan berdiri di sampingnya. Aina terjingkat sambil m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 273 Ada Apa dengan Wulan?

    “Syukurlah, kalian segera datang. Tadinya aku hendak ke tempat kalian,” ujar Robby.Ia langsung menyambut Fakhri dan Aina yang baru datang dengan kalimat seperti itu. Fakhri dan Aina hanya mengangguk kemudian langsung masuk ke ruangan Robby.“Kami mau mendengar penjelasanmu mengenai kemarin. Apa benar yang kamu katakan jika putraku sudah meninggal?” tanya Fakhri.Robby terdiam sesaat sambil melirik Aina yang duduk di sebelah Fakhri. Wanita itu terlihat lebih tenang dari semalam. Bisa jadi Fakhri sudah memberi banyak penjelasan ke Aina.“Iya, berdasar rekam medis yang ditemukan seperti itu. Hanya saja ---”Robby menjeda kalimatnya. Fakhri dan Aina terdiam memperhatikan dengan saksama.“Kresna menemukan kejanggalan dan masih menyelidikinya. Semoga saja ia segera menemukan titik terang tentang putra kalian.”Aina terdiam menghela napas sambil menganggukkan kepala. Mungkin untuk sementara wa

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 272 Pencuri Kecupan

    “Kok Zafran ngomong gitu? Siapa yang ngajarin?” sahut Aina.Aina dan Fakhri sangat terkejut saat Zafran berkata seperti itu. Selama ini tidak ada yang memberitahu mengenai status Zafran sebenarnya. Bahkan mereka sengaja menyembunyikannya. Mengapa juga Zafran tiba-tiba tahu? Apa ia mendengar pembicaraan Aina dan Fakhri?Zafran tidak menjawab malah semakin menundukkan kepala. Fakhri menyentuh bahu Zafran dan mengelusnya perlahan. Kemudian duduk jongkok di depannya.“Zafran, siapa bilang Zafran bukan anak Ayah dan Bunda. Kamu itu selalu menjadi anak Ayah dan Bunda. Selamanya dan tidak pernah berubah.”Zafran termenung sambil menatap Fakhri yang sedang memandang ke arahnya. Fakhri tersenyum membalas tatapannya.“Bukannya semalam Ayah sudah bilang kalau kita akan kembali bersama seperti dulu lagi. Kenapa Zafran malah pergi pagi ini?”Zafran menganggukkan kepala. “Maafkan Zafran, Ayah, Bunda.”

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 271 Bukan Anak Ayah Bunda

    “Apa katamu? Pergi?” tanya Fakhri.Fakhri langsung berdiri menghampiri Aina dan menghentikan makan paginya. Aina mengangguk, matanya tampak berair sambil menyodorkan secarik kertas ke Fakhri. Fakhri terdiam, membaca surat kecil dari Zafran dan terdiam cukup lama.“Jangan-jangan dia dengar pembicaraan kita semalam,” gumam Fakhri.Aina tidak menjawab hanya menggelengkan kepala sambil sesekali menyeka air matanya. Rini yang baru saja keluar dari kamar tampak terkejut melihat kehebohan pagi ini.“Bukannya tadi dia masih di kamar, Mbak,” sahut Rini.“Iya, Rin. Aku pikir juga gitu, tapi nyatanya dia gak ada. Dia ke mana sekarang?”Aina tampak sedih, matanya kembali berair. Entah mengapa mulai semalam, air matanya terus terkuras.“Aku yakin dia tidak mendengar pembicaraan kalian. Aku yang menemaninya saat kalian berdebat semalam dan dia baik-baik saja.”Rini kembali menambahk

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 270 Zafran Pergi

    CKIT!! BRAK!!Suara mobil Fakhri menabrak pohon di tepi jalan. Sontak Fakhri membuka mata dan terkejut saat dirinya sudah keluar dari jalan. Helaan napas panjang lolos keluar dari bibir Fakhri. Untung saja dia mengenakan seat belt sehingga tidak menyebabkan cidera apa pun pada tubuhnya. Hanya saja kali ini mobil bagian depan ringsek.“Ya Tuhan … untung saja aku selamat,” gumam Fakhri sambil mengurut dada.Ia membuka seat belt, lalu keluar dari mobil sambil melihat kerusakan mobilnya. Beruntung jalanan sedang sepi sehingga saat Fakhri mengemudi dengan mata terpejam tadi, tidak membahayakan pengguna jalan lainnya. Ditambah kecepatan mobil yang pelan membuat Fakhri terhindar dari kecelakaan.Kini Fakhri tampak sedang melakukan sebuah panggilan. Ia sedang menelepon salah satu asisten rumah tangganya agar menjemput di tkp. Fakhri juga menelepon bengkel langganan untuk menarik mobilnya.Selang beberapa saat dia sudah tiba di rumah. Ket

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 269 Belum Selesai

    “Aina!!” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut saat Aina tiba-tiba keluar dan langsung menyambar ponselnya. Tidak hanya itu malah Aina kini sudah mendengar apa yang seharusnya tidak dia dengar.“MAS!!! Bener apa yang dikatakan Robby? Bener kalau anak kita sudah meninggal? Bener, Mas?” tanya Aina.Wanita cantik itu kini bertanya dengan mata berair ke Fakhri. Fakhri hanya diam, ia tidak menjawab malah menyambar ponselnya dari tangan Aina.“Rob, nanti saja kita bicara lagi.” Fakhri mengakhiri panggilannya.Di seberang sana Robby tampak linglung. Ia serba salah dan bingung harus bagaimana, padahal dia hanya ingin memberi informasi ke Fakhri. Namun, malah runyam seperti ini.“Mas … kenapa diam saja? Kenapa gak dijawab pertanyaanku?” Aina kembali bertanya bahkan kini sudah menarik lengan Fakhri.Fakhri menghela napas panjang. Ia belum bisa menjawab apalagi ada Zafran yang sudah mengintip perdebatan mereka dari jendela. Rini bergegas keluar, m

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 268 Terlalu Cepat

    “Kamu yakin dengan penemuanmu ini, Kres?” tanya Robby.Dia ingin sekali lagi menyakinkan informasi yang baru diterima ini. Robby tidak mau informasi yang ia berikan ke Fakhri mentah dan tidak akurat.Terdengar decakan suara Kresna di seberang sana, mungkin jika mereka bertemu muka pasti akan terlihat jelas kekesalan Kresna saat ini.“Kamu pikir aku ngarang cerita, gitu?”Robby langsung tersenyum mendengarnya. Ia tahu kredibilitas Kresna dan kinerjanya selama ini. Dia akan benar-benar mencari informasi yang diminta dengan akurat.“Ya sudah kalau memang informasinya sudah akurat. Memangnya kamu dapat dari mana informasi itu?”Kresna tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.“Aku berhasil bertemu dengan petugas pemberkasan di rumah sakit itu. Meski sedikit alot, akhirnya dia bersedia menunjukkan rekam medis pasien tersebut.”Robby terdiam sesaat sambil menganggukkan kepala berulan

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 267 Kita Nikah, Yuk!!

    “Zafran,” batin Aina.Ia buru-buru membuka mata, mengurai pagutan mereka dan sangat terkejut saat melihat Fakhri sudah berada di atas tubuhnya dengan pakaian tidak lengkap. Tidak hanya itu, Aina juga tersentak kaget saat tangan Fakhri sudah masuk ke balik bajunya bahkan tengah bermain dengan gunung kembarnya.Fakhri terdiam. Dengan gugup, ia bangkit dari tubuh Aina sambil merapikan baju. Sama halnya dengan Fakhri, Aina tampak kikuk. Ia bangkit sambil mengancingkan bagian atas gaunnya yang sudah dibuka Fakhri. Tak dia hiraukan rambutnya yang tampak berantakan kali ini.Aina berjalan menuju pintu dan membukanya.“Eng … Ayah sedang mandi, Zafran. Sebentar lagi selesai.” Aina terpaksa berbohong.Zafran tersenyum, menganggukkan kepala sambil berlalu pergi. Aina kembali menutup pintu dan berjalan menuju kasur. Ia melihat Fakhri sudah terlihat rapi dan duduk terdiam di tepi kasur.“Maaf, Aina. Aku ---”Fakhri tidak meneruskan kalimatnya, tapi malah mendongak menatap Aina. Mata mereka bertemu

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 266 Hampir Saja

    “Reza? Ada hubungan apa dia dengan Wulan?” tanya Fakhri.Baru tadi pagi Fakhri bertemu Reza dan sekarang dia sudah mendapat kabar jika Reza membantu memindahkan Wulan ke rumah sakit pusat kota.Robby tidak menjawab hanya mengendikkan bahu sambil mengaduk es jeruknya.“Entahlah …, tapi katanya mereka sempat pacaran usai kamu putus dengan Wulan. Bisa jadi Reza sengaja datang untuk menolongnya. Bagaimanapun dia masih mencintai Wulan.”Fakhri tersenyum hambar sambil menggelengkan kepala. Melihat reaksi Fakhri, membuat Robby penasaran.“Kenapa reaksimu seperti itu? Kamu tidak terlihat terkejut dengan kehadiran Reza.”Fakhri berdecak. “Aku baru saja bertemu dengannya tadi pagi, bahkan dia menawarkan sebuah kerja sama denganku. Kelihatannya kerja samanya menguntungkan dan aku putuskan untuk bergabung dengannya.”Robby terperangah kaget mendengar penjelasan Fakhri.“Gila!! Di

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 265 Info Dari Robby

    “Semua baik-baik saja kan, Mas?” tanya Aina.Fakhri melihat Aina sedang mendongak menatapnya. Mereka sudah berdiri di depan lift yang masih tertutup saat ini. Kemudian sebuah senyuman terukir dengan indah di raut tampan Fakhri.“Iya, baik-baik saja, kok.”Aina tersenyum lega kemudian sudah melenggang masuk ke dalam lift yang baru saja terbuka. Fakhri mengikuti dan sama seperti tadi, pria tampan itu terus merangkul bahu Aina. Tak lama mereka sudah berjalan keluar kantor menuju mobil Fakhri. Sepanjang perjalanan senyum lebar terus terlihat di wajah keduanya.Tanpa sadar ada yang sedang memperhatikan gerak gerik mereka dari dalam mobil. Seorang pria berwajah manis berkulit sawo matang menatap penuh cemburu dari balik kacamata hitamnya.“Siapa sebenarnya wanita itu?” gumam pria itu yang tak lain Reza, “apa dia mantan istrinya Fakhri?”Reza terdiam dengan jari yang mengetuk dagu. Matanya masih menatap jauh ke depan memperhatikan mobil Fakhri yang mulai berjalan meninggalkan gedung perkantor

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status