Home / Rumah Tangga / Maafkan Aku Telah Mendua / Bab 220 Amarah Sang Tunangan

Share

Bab 220 Amarah Sang Tunangan

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-02-24 11:00:57

“Apa maksudmu, Damar?” tanya Aina.

Tentu saja mendengar nama Damar disebut membuat Fakhri menoleh ke arah Aina. Pria tampan itu sudah menduga jika yang melakukan panggilan kali ini adalah Damar.

“Gak usah banyak alasan. Buruan Turun!! Aku di belakangmu!!”

Aina sontak terdiam, mematikan ponselnya dan segera melihat melalui kaca spion. Ia membisu saat melihat mobil Damar tepat berada di belakangnya. Fakhri mengawasinya dengan saksama.

“Mobil Damar di belakang. Apa dia memintamu turun?” tebak Fakhri.

Aina menghela napas sambil menganggukkan kepala. Fakhri tampak kesal, tapi dia berusaha menutupinya. Tak lama, Fakhri menepikan mobilnya di depan sebuah minimarket. Mobil Damar di belakang ikut menepi.

Setelahnya Damar keluar dari mobil. Wajahnya tampak merah, matanya menyalang menatap penuh amarah. Baru kali ini Fakhri melihat reaksi sepupunya semarah ini. Ia takut terjadi sesuatu pada Aina.

Fakhri bergeg

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
YULI ARTANTI
lanjut kak
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Kan emang Aina sangat bodoh dan ga peka
goodnovel comment avatar
Eko kurniawan Asfarianto
lanjut kilat kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 221 Test DNA Tandingan

    Keesokan harinya, Fakhri sudah datang lebih dulu ke rumah sakit. Tak berapa lama menyusul Aina, Damar dan Zafran. Mereka tampak bersiap satu persatu melakukan pengambilan sample untuk test DNA.“Kapan hasilnya keluar?” tanya Damar.Ia baru saja usai lebih dulu melakukan pengambilan sample.“Dua minggu, Pak. Nanti kami hubungi,” jawab petugas lab tersebut.Damar hanya manggut-manggut. Namun, matanya tampak berkilatan menyimpan maksud tersembunyi. Ada Robby yang ikut hadir di sana memperhatikan.“Kalau sudah selesai, kita pulang, Aina!!” Kembali Damar bersuara kali ini sambil melihat Aina dan Zafran yang baru saja keluar dari ruang periksa.“Aku mau pulang sama Ayah saja, Bunda.” Tiba-tiba Zafran bersuara seperti itu.“Sayang … Zafran kan harus sekolah. Lagipula Ayah belum selesai dan juga harus kerja.”Zafran tampak cemberut, memajukan bibirnya beberapa senti ke

    Last Updated : 2025-02-24
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 222 Si Hidung Belang

    “Kamu bisa mengganti hasil test itu, kan?” ucap Damar di telepon.Dia tidak mau mengalami kegagalan lagi dalam test DNA kedua ini. Pernikahannya kurang enam bulan lagi. Dia dan keluarganya sudah melakukan banyak persiapan dan Damar tidak mau semuanya batal.“Tentu, Tuan. Namun, tentu saja bayarannya lebih tinggi dari yang kemarin.” Suara pria di seberang sana sudah terdengar.BRAK!!!Damar spontan memukul meja menimbulkan suara gaduh. Ia kesal karena harus berhadapan dengan orang mata duitan. Damar menghela napas, menahan amarahnya sambil mengepalkan tangan.“Berapa yang kamu minta?”Terdengar suara tawa dari seberang sana. Damar semakin kesal. Ia merasa dipermainkan. Namun, sebisa mungkin Damar menahan amarahnya. Dia masih membutuhkan pria ini dan sebisa mungkin mengambil hatinya.“Bagaimana jika nominalnya dua kali lipat dari kemarin?”Mata Damar membola, bibirnya terkatup denga

    Last Updated : 2025-02-24
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 223 Aina yang Gundah

    “Eng … bukan, Zafran. Itu bukan Om Damar,” seru Aina.Entah mengapa Aina malah menyangkal apa yang dikatakan Zafran kali ini. Zafran hanya diam tidak bersuara, tapi mata kecilnya sedang menatap Aina.Aina terdiam sesaat. Entah mengapa dia baik-baik saja saat melihat Damar berjalan mesra dengan wanita lain. Sangat berbanding terbalik saat Fakhri yang melakukannya. Apa memang tidak pernah ada cinta untuk Damar dari Aina? Namun, bagaimanapun Aina harus tahu siapa wanita itu.Aina gegas keluar mobil untuk mencari tahu keberadaan mereka. Dilihat dari tentengan di tangan wanita seksi itu, sepertinya mereka baru saja menghabiskan waktu belanja di salah satu tenant ternama di mall ini.Kepala Aina celinggukan sambil memperhatikan sekitar. Sosok yang mirip Damar itu sudah menghilang kali ini.“Bunda nyari siapa? Nyari Om Damar?”Tiba-tiba Zafran sudah keluar dari mobil dan berdiri di sampingnya. Aina terjingkat sambil m

    Last Updated : 2025-02-25
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 224 Sang Penguntit

    “Ssst!!!” sontak Aina meletakkan telunjuknya ke depan mulut meminta Zafran diam.Zafran tertegun melihat reaksi ibunya. Namun, dia menurut dan sudah tak bersuara. Untung saja Damar masih asyik dengan kesibukannya dan mengabaikan ulah ibu anak itu.Aina langsung menarik tangan Zafran menjauh dari jendela dan mendekatkan tubuhnya.“Zafran jangan bilang apa-apa soal kemarin ke Om Damar, ya?” bisik Aina.Zafran hanya diam. Matanya mengerjap berulang sambil menatap Aina dengan bingung. Aina tersenyum dan berharap Zafran mau bekerja sama dengannya. Setelah beberapa saat kemudian Zafran tersenyum sambil mengangguk.“Ya udah, sekarang siap-siap dulu!!”Zafran mengangguk kemudian berlari menuju kamarnya. Selang beberapa saat Damar kembali masuk menemui Aina. Untung saja Aina sudah duduk manis di sofa seperti tadi.“Maaf, Aina. Tadi urusan kerjaan. Sepertinya mereka tidak sabar menunggu kedatanganku di

    Last Updated : 2025-02-25
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 225 Bukan Kebetulan

    “Aina, aku serius. Kita ngapain di sini?” tanya Fakhri.Kini wajahnya terlihat tegang dengan mata menatap tajam ke Aina. Aina mendengkus, menghela napas panjang sambil merapikan rambutnya.Mereka sudah berada di dalam lift kali ini dan Aina sudah menekan angka 15 tadi. Dia sempat melihat angka yang tertera di lift saat Damar dan wanita itu masuk.“Jangan tanya dulu, Mas. Nanti pasti aku jelasin.”Fakhri berdecak, melirik jam di pergelangan tangannya kemudian beralih menatap Aina. Penampilan Aina saat ini sangat tidak cocok untuk masuk ke hotel bintang lima. Itu sebabnya dia butuh Fakhri untuk menemaninya. Aina takut ada petugas sekuriti yang menegurnya seperti tadi.TING!!Pintu lift sudah terbuka. Aina gegas keluar lebih dulu. Fakhri mengikutinya dengan bingung. Aina berjalan celinggukan sambil memperhatikan kamar-kamar yang tertutup rapat. Ia yakin kalau lift yang dinaiki Damar berhenti di lantai 15. Namun, kenapa d

    Last Updated : 2025-02-25
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 226 Persyaratan Fakhri

    “Eh-hem, maaf, Tuan.”Sebuah suara menginterupsi interaksi mereka. Perlahan Fakhri membuka mata dan menoleh ke arah suara tersebut. Hal yang sama juga dilakukan Aina.Kini di samping mereka tampak seorang pria berpakaian sekuriti sedang menatap tajam ke arahnya. Aina buru-buru menurunkan tangan dari leher Fakhri dan mengurai pagutan mereka. Wajahnya sudah merah dan tampak malu. Aina hanya menunduk tanpa mau melihat ke sekuriti tersebut. Berbanding terbalik dengan Fakhri yang terlihat lebih tenang.“Iya, Pak,” jawab Fakhri.Sekuriti itu tersenyum sambil menatap Fakhri penuh hormat.“Jika Tuan tidak keberatan, mungkin bisa melanjutkannya di kamar. Kami takut banyak tamu hotel yang tidak nyaman karena ulah Anda.”Fakhri menelan saliva dengan gerak jakunnya naik turun. Ia tersenyum sambil mengangguk. Ia tidak menduga jika aksinya dengan Aina kali ini akan mendapat teguran dari pihak hotel.“Iya, t

    Last Updated : 2025-02-26
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 227 Bos Suami

    “Seharian menemanimu?” ulang Aina.Fakhri mengangguk sambil tersenyum.“Iya, 24 jam menemaniku. Mau, gak?”Aina tidak menjawab, tapi matanya sudah menatap Fakhri penuh selidik. Aina curiga, mantan suaminya sedang merencanakan sesuatu untuknya. Fakhri seolah tahu apa yang sedang dipikirkan Aina kali ini. Ia kembali membuka mulut.“Kamu jangan negative thinking dulu. Aku hanya ingin kamu menjadi asistenku. Susi besok cuti dan aku akan kerepotan kalau tanpa bantuannya.”Sontak Aina menghela napas lega usai mendengar penjelasan Fakhri. Sepertinya dia terlalu berprasangka buruk pada mantan suaminya.“Ya udah, kalau hanya menggantikan Susi. Aku bersedia.”“Tapi, 24 jam loh. Kamu harus menginap di rumah Ibu. Nanti akan aku sediakan kamar atau mau satu kamar denganku?”Seketika mata Aina membola menatap Fakhri. Sementara Fakhri tertawa melihat reaksinya.“Aku berc

    Last Updated : 2025-02-26
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 228 Kejutan yang Menegangkan

    Mata Aina langsung tertuju ke telunjuk Fakhri. Dalam keremangan cahaya dia melihat siluet pria yang sangat dikenalnya. Dia sedang berdiri sambil memeluk pinggang seorang wanita. Tangan kanannya memeluk wanita itu sementara tangan kirinya memegang gelas minuman. Sesekali wajahnya mendekat mengecup bahu polos wanita tersebut.“Damar? Itu Damar?” gumam Aina lirih.“Siapa lagi? Masa kamu tidak mengenalinya?” sahut Fakhri.Aina bergeming di tempatnya. Selama ini yang dia tahu Damar sangat baik, pendiam, sopan dan tidak seperti yang ia lihat saat ini. Ini bukan Damar yang ada dalam bayangannya.Musik kembali menghentak, memekakkan telinga Aina. Dia tidak tahan di tempat seperti ini, tapi kenapa yang ada di sini tampak menikmati. Bahkan Damar tampak sedang menggoyangkan tubuhnya, merapat ke wanita itu sambil memeluk erat pinggang rampingnya.“Udah, buruan samperin!! Apa kamu mau diam di sini saja?”Kembali suara Fakhri menginterupsi lamunan Aina. Aina diam membisu, bergeming di tempatnya. Dia

    Last Updated : 2025-02-26

Latest chapter

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 275 Perlahan Terungkap

    “Aina!! Sayang …. ,” seru Fakhri.Fakhri langsung cemberut begitu Aina langsung mengakhiri kecupannya. Aina hanya tertawa melihat reaksinya. Kadang kala sikap Fakhri memang seperti anak kecil dan Aina suka menggodanya.“Kenapa kamu menciumku saat aku menyetir? Kalau nabrak gimana?”Aina kembali terkekeh. Ia pikir Fakhri akan marah, tapi malah bertanya seperti itu.“Maaf, habis kamu makin manis belakangan ini.”Sontak wajah Fakhri merah padam mendengar pujian Aina. Baru kali ini setelah mereka bersama lagi, Aina memujinya. Tentu saja membuat Fakhri tersipu malu. Hal yang sangat jarang melihat pria itu bereaksi begitu dan Aina senang melihatnya.Aina kembali tertawa dan jadi geli sendiri melihat reaksi Fakhri. Fakhri hanya diam sambil melihat Aina dengan sudut matanya.“Tunggu saja, Aina. Tunggu pembalasanku. Akan kubuat kamu minta ampun di malam pernikahan kita nanti,” batin Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 274 Lupakan Masa Lalu

    “Reza??” gumam Wulan.Reza tersenyum, berjalan mendekat kemudian duduk di kursi bersebelahan dengan brankar Wulan. Bu Vita buru-buru mundur dan berangsur keluar. Padahal Wulan sudah sebisa mungkin memberi isyarat ke mamanya agar tidak menyingkir.“Akhirnya … aku yang membantumu lagi, kan?” ucap Reza.Wulan terdiam, tapi matanya tampak menatap penuh kebencian ke Reza. Reza tersenyum membalas tatapan Wulan.“Aku selalu mencintaimu, Wulan. Aku juga yang selalu membantumu di saat terjepit.”Wulan tidak menjawab hanya diam sambil menundukkan kepala. Reza mengulum senyum, menyentuh tangan Wulan sekilas dan entah mengapa itu membuat Wulan secara spontan menarik tangannya.Reza menyeringai melihat reaksi Wulan.“Kamu masih saja sama. Selalu jijik jika melihatku. Apa aku sama sekali tidak berharga di matamu, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Wanita cantik itu malah memalingkan w

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 273 Ada Apa dengan Wulan?

    “Syukurlah, kalian segera datang. Tadinya aku hendak ke tempat kalian,” ujar Robby.Ia langsung menyambut Fakhri dan Aina yang baru datang dengan kalimat seperti itu. Fakhri dan Aina hanya mengangguk kemudian langsung masuk ke ruangan Robby.“Kami mau mendengar penjelasanmu mengenai kemarin. Apa benar yang kamu katakan jika putraku sudah meninggal?” tanya Fakhri.Robby terdiam sesaat sambil melirik Aina yang duduk di sebelah Fakhri. Wanita itu terlihat lebih tenang dari semalam. Bisa jadi Fakhri sudah memberi banyak penjelasan ke Aina.“Iya, berdasar rekam medis yang ditemukan seperti itu. Hanya saja ---”Robby menjeda kalimatnya. Fakhri dan Aina terdiam memperhatikan dengan saksama.“Kresna menemukan kejanggalan dan masih menyelidikinya. Semoga saja ia segera menemukan titik terang tentang putra kalian.”Aina terdiam menghela napas sambil menganggukkan kepala. Mungkin untuk sementara wa

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 272 Pencuri Kecupan

    “Kok Zafran ngomong gitu? Siapa yang ngajarin?” sahut Aina.Aina dan Fakhri sangat terkejut saat Zafran berkata seperti itu. Selama ini tidak ada yang memberitahu mengenai status Zafran sebenarnya. Bahkan mereka sengaja menyembunyikannya. Mengapa juga Zafran tiba-tiba tahu? Apa ia mendengar pembicaraan Aina dan Fakhri?Zafran tidak menjawab malah semakin menundukkan kepala. Fakhri menyentuh bahu Zafran dan mengelusnya perlahan. Kemudian duduk jongkok di depannya.“Zafran, siapa bilang Zafran bukan anak Ayah dan Bunda. Kamu itu selalu menjadi anak Ayah dan Bunda. Selamanya dan tidak pernah berubah.”Zafran termenung sambil menatap Fakhri yang sedang memandang ke arahnya. Fakhri tersenyum membalas tatapannya.“Bukannya semalam Ayah sudah bilang kalau kita akan kembali bersama seperti dulu lagi. Kenapa Zafran malah pergi pagi ini?”Zafran menganggukkan kepala. “Maafkan Zafran, Ayah, Bunda.”

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 271 Bukan Anak Ayah Bunda

    “Apa katamu? Pergi?” tanya Fakhri.Fakhri langsung berdiri menghampiri Aina dan menghentikan makan paginya. Aina mengangguk, matanya tampak berair sambil menyodorkan secarik kertas ke Fakhri. Fakhri terdiam, membaca surat kecil dari Zafran dan terdiam cukup lama.“Jangan-jangan dia dengar pembicaraan kita semalam,” gumam Fakhri.Aina tidak menjawab hanya menggelengkan kepala sambil sesekali menyeka air matanya. Rini yang baru saja keluar dari kamar tampak terkejut melihat kehebohan pagi ini.“Bukannya tadi dia masih di kamar, Mbak,” sahut Rini.“Iya, Rin. Aku pikir juga gitu, tapi nyatanya dia gak ada. Dia ke mana sekarang?”Aina tampak sedih, matanya kembali berair. Entah mengapa mulai semalam, air matanya terus terkuras.“Aku yakin dia tidak mendengar pembicaraan kalian. Aku yang menemaninya saat kalian berdebat semalam dan dia baik-baik saja.”Rini kembali menambahk

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 270 Zafran Pergi

    CKIT!! BRAK!!Suara mobil Fakhri menabrak pohon di tepi jalan. Sontak Fakhri membuka mata dan terkejut saat dirinya sudah keluar dari jalan. Helaan napas panjang lolos keluar dari bibir Fakhri. Untung saja dia mengenakan seat belt sehingga tidak menyebabkan cidera apa pun pada tubuhnya. Hanya saja kali ini mobil bagian depan ringsek.“Ya Tuhan … untung saja aku selamat,” gumam Fakhri sambil mengurut dada.Ia membuka seat belt, lalu keluar dari mobil sambil melihat kerusakan mobilnya. Beruntung jalanan sedang sepi sehingga saat Fakhri mengemudi dengan mata terpejam tadi, tidak membahayakan pengguna jalan lainnya. Ditambah kecepatan mobil yang pelan membuat Fakhri terhindar dari kecelakaan.Kini Fakhri tampak sedang melakukan sebuah panggilan. Ia sedang menelepon salah satu asisten rumah tangganya agar menjemput di tkp. Fakhri juga menelepon bengkel langganan untuk menarik mobilnya.Selang beberapa saat dia sudah tiba di rumah. Ket

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 269 Belum Selesai

    “Aina!!” seru Fakhri.Fakhri sangat terkejut saat Aina tiba-tiba keluar dan langsung menyambar ponselnya. Tidak hanya itu malah Aina kini sudah mendengar apa yang seharusnya tidak dia dengar.“MAS!!! Bener apa yang dikatakan Robby? Bener kalau anak kita sudah meninggal? Bener, Mas?” tanya Aina.Wanita cantik itu kini bertanya dengan mata berair ke Fakhri. Fakhri hanya diam, ia tidak menjawab malah menyambar ponselnya dari tangan Aina.“Rob, nanti saja kita bicara lagi.” Fakhri mengakhiri panggilannya.Di seberang sana Robby tampak linglung. Ia serba salah dan bingung harus bagaimana, padahal dia hanya ingin memberi informasi ke Fakhri. Namun, malah runyam seperti ini.“Mas … kenapa diam saja? Kenapa gak dijawab pertanyaanku?” Aina kembali bertanya bahkan kini sudah menarik lengan Fakhri.Fakhri menghela napas panjang. Ia belum bisa menjawab apalagi ada Zafran yang sudah mengintip perdebatan mereka dari jendela. Rini bergegas keluar, m

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 268 Terlalu Cepat

    “Kamu yakin dengan penemuanmu ini, Kres?” tanya Robby.Dia ingin sekali lagi menyakinkan informasi yang baru diterima ini. Robby tidak mau informasi yang ia berikan ke Fakhri mentah dan tidak akurat.Terdengar decakan suara Kresna di seberang sana, mungkin jika mereka bertemu muka pasti akan terlihat jelas kekesalan Kresna saat ini.“Kamu pikir aku ngarang cerita, gitu?”Robby langsung tersenyum mendengarnya. Ia tahu kredibilitas Kresna dan kinerjanya selama ini. Dia akan benar-benar mencari informasi yang diminta dengan akurat.“Ya sudah kalau memang informasinya sudah akurat. Memangnya kamu dapat dari mana informasi itu?”Kresna tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.“Aku berhasil bertemu dengan petugas pemberkasan di rumah sakit itu. Meski sedikit alot, akhirnya dia bersedia menunjukkan rekam medis pasien tersebut.”Robby terdiam sesaat sambil menganggukkan kepala berulan

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 267 Kita Nikah, Yuk!!

    “Zafran,” batin Aina.Ia buru-buru membuka mata, mengurai pagutan mereka dan sangat terkejut saat melihat Fakhri sudah berada di atas tubuhnya dengan pakaian tidak lengkap. Tidak hanya itu, Aina juga tersentak kaget saat tangan Fakhri sudah masuk ke balik bajunya bahkan tengah bermain dengan gunung kembarnya.Fakhri terdiam. Dengan gugup, ia bangkit dari tubuh Aina sambil merapikan baju. Sama halnya dengan Fakhri, Aina tampak kikuk. Ia bangkit sambil mengancingkan bagian atas gaunnya yang sudah dibuka Fakhri. Tak dia hiraukan rambutnya yang tampak berantakan kali ini.Aina berjalan menuju pintu dan membukanya.“Eng … Ayah sedang mandi, Zafran. Sebentar lagi selesai.” Aina terpaksa berbohong.Zafran tersenyum, menganggukkan kepala sambil berlalu pergi. Aina kembali menutup pintu dan berjalan menuju kasur. Ia melihat Fakhri sudah terlihat rapi dan duduk terdiam di tepi kasur.“Maaf, Aina. Aku ---”Fakhri tidak meneruskan kalimatnya, tapi malah mendongak menatap Aina. Mata mereka bertemu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status