Share

Bab 33

Penulis: Sara Aminah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 12:00:35
Saat Bibi Kiara hendak menghentikan Vioni, terdengar suara mesin mobil di luar.

Bibi Kiara langsung bergegas turun.

"Tuan Muda, cepat pergi dan lihatlah. Entah apa yang sedang Nyonya lakukan. Dia mengemasi barang-barangnya dan sepertinya akan pergi dari rumah!"

Felix seolah tidak terlalu terkejut setelah mendengarnya dan hanya mendongak perlahan.

Vioni kebetulan membawa barang ke bawah.

Felix melirik ke arah kopernya terlebih dahulu, kemudian mata pria itu perlahan tertuju pada pipinya.

Ada bekas tamparan yang jelas di sana.

Vioni juga tidak menghindari tatapannya dan langsung bertanya, "Kapan kita akan melakukan prosedurnya?"

"Aku sudah menyuruh pengacara untuk datang." Saat ini Felix baru mengalihkan pandangan dan berjalan ke depan.

Akan tetapi, Vioni langsung menjawab, "Nggak, aku nggak minta apa-apa."

Felix sudah bersiap untuk naik tangga, tetapi langkah kakinya berhenti di tempat setelah mendengar ucapan Vioni.

Dia langsung berbalik dan berkata, "Meskipun pergi tanpa apa pun, teta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 34

    Vioni masih ingat adegan saat dia dan Felix menikah.Meskipun tidak disukai oleh Keluarga Tiura, dia adalah nona tertua dari Keluarga Tiura, jadi pernikahannya masih sangat mewah.Bertunangan setengah tahun sebelumnya, memesan gaun pertunangan, ambil foto, lalu pilih tanggal untuk menerima surat nikah dan melangsungkan resepsi.Selama waktu itu, Vioni menunda semua hal lain dalam hidupnya dan seluruh jadwalnya hanya berfokus pada pernikahan.Akan tetapi, sekarang perceraian hanya membutuhkan beberapa kalimat dan prosedurnya kurang dari setengah jam.Pengacara Felix menangani masalah ini dengan baik dan mereka bahkan tidak perlu menunggu masa tenang di antara mereka.Tidak lama kemudian, dua akta cerai diletakkan di depan mereka.Felix terlihat sangat sibuk.Dia terus menerima panggilan telepon sejak tadi. Setelah menerima surat cerai, dia mengambilnya dan pergi.Awalnya Vioni ingin mengucapkan sampai jumpa padanya.Akan tetapi, setelah keluar dari kantor catatan sipil, dia melihat pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 35

    "Bagus kepalamu." Reana memutar matanya, "Yang kamu gambar itu komik cinta yang murni! Manis dan menyembuhkan perasaan! Kalau kamu memposting ini, mungkin situs web kita akan dihujat sampai mati!""Aku nggak peduli. Kalau suasana hatimu sedang buruk, pergi jalan-jalan saja. Aku akan memberimu cuti setengah bulan. Kamu mulai melukis lagi setelah kamu menenangkan diri saja."Melihat sikap Reana, Vioni tidak membantah.Reana menatapnya dan bertanya, "Jadi kenapa kamu dan suamimu bercerai?""Bukankah hidupmu baik-baik saja sebelumnya? Makan tiga kali sehari, kartu kredit tanpa batas dan suamimu nggak memedulikanmu. Ini adalah kehidupan yang sangat ideal di dunia!"Vioni tidak menjawab. Dia hanya meletakkan buku di rak dan menoleh ke arahnya, "Kamu belum makan? Aku akan mentraktirmu makan."...Klub Bolina.Ini adalah tempat di mana orang menghamburkan uang yang terkenal di Kota Tumaz dan semua orang yang pergi ke sana adalah tokoh-tokoh terkenal di industri tersebut. Setiap orang harus men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 36

    Tidak ada yang menjawab pertanyaan Sally.Saat ini orang yang baru saja menyebut Andreas juga langsung mengubah topik pembicaraan, "Siapa tahu? Tapi itu nggak penting. Bagaimanapun, mereka itu cuma beberapa orang yang nggak penting saja.""Sudahlah, Kak Felix, aku akan bersulang untukmu."Sebenarnya maksud pria itu adalah meminta maaf atas kesalahannya tadi.Lagi pula meski Felix tidak menyukai Vioni lagi, makna perceraian mereka akan sangat berbeda kalau Andreas terlibat.Untung saja Felix tidak memperdebatkannya. Saat ini dia juga mengambil gelas dan mendentingkannya.Setelah menghabiskan segelas bir, orang di sebelahnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi Felix tiba-tiba berdiri dan berkata, "Aku masih ada urusan, jadi aku pergi dulu. Kalian bersenang-senanglah, hari ini aku yang bayar tagihan.""Hah? Ini ...."Tanpa menunggu siapa pun menjawab, Felix keluar sendiri.Sally buru-buru menyusul dan berkata, "Kak Felix!""Masih ada masalah lain?"Felix menoleh dan suaranya tenang, tetapi m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 37

    Akan tetapi, tatapan Felix tidak tertuju padanya.Jelas Felix sama sekali tidak tertarik mengapa Vioni ada di sini, dia hanya berdiri di sana karena menunggu Sally.Setelah melihat sekilas, Vioni mengalihkan pandangan dan bertanya kepada Sally, "Ada apa?"Sally memohon, "Kak, tolong pulanglah bersamaku, jangan bertengkar dengan papi dan mami lagi, oke?""Maaf, aku nggak mau kembali."Ucapan Vioni tegas.Sally juga tidak merasa putus asa dan hanya menoleh ke arah orang di sebelahnya, "Kamu teman kakakku? Tolong bicara dengan kakakku dan minta dia untuk mengikutiku ....""Kakakmu sudah dewasa, jadi kamu nggak perlu khawatir dengan keputusan apa yang dia ambil, 'kan?"Reana berkata setelah tertawa.Sally tersedak sejenak, tetapi langsung menjawab, "Tapi papi dan mami sangat sedih! Kak, apa kamu bisa mengabaikan kesedihan mereka karena kamu? Bisa-bisanya kamu begitu kejam!?"Setelah mengatakan itu, air mata Sally langsung menetes.Penampilan itu membuat Reana takjub."Dik, kemampuan akting

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 38

    Vioni langsung kembali ke rumahnya.Begitu hendak menghapus riasannya, pemimpin redaksi situs web tersebut meneleponnya dan mengatakan karyanya tidak mematuhi peraturan situs web mereka, sehingga mereka memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan Vioni secara sepihak.Alis Vioni langsung berkerut, "Mana ada nggak sesuai?""Departemen hukum perusahaan kami telah menerima kabar yang mengatakan gambar tokoh utama pria yang kamu gambar ... melanggar hak potret orang lain."Setelah mendengar ini, Vioni langsung mengerti. Felix.Meskipun biasanya pria itu tidak peduli dengan apa yang Vioni lakukan, dia tidak bodoh.Dia pasti sudah mendengar apa yang Reana katakan padanya malam itu.Sekarang hanya satu panggilan telepon membuat Vioni kehilangan pekerjaannya."Aku mengerti."Vioni menarik napas dalam-dalam dan mengakhiri panggilan.Awalnya dia ingin menelepon dan langsung bertanya kepada Felix.Akan tetapi, sebelum meneleponnya, dia perlahan meletakkan ponsel.Bukan karena dia tidak masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 39

    "Sama sekali nggak merepotkan. Kamu sibuk apa akhir-akhir ini? Sepertinya aku sudah beberapa bulan nggak bertemu denganmu.""Aku nggak sibuk, aku akan sering datang di masa depan."Vioni berkata sambil tersenyum padanya.Perawat mengajak Vioni untuk membicarakan rutinitas sehari-hari, Vioni baru pergi pada siang hari.Demi memudahkannya mendatangi rumah sakit, Vioni sengaja mencari rumah di sekitar tempat ini.Jaraknya tidak jauh, jadi Vioni tidak memanggil taksi. Melainkan jalan kaki sambil memegang payung.Hanya saja, Vioni sama sekali tidak menyangka akan melihat Nyonya Amel di depan pintu rumahnya.Terlihat jelas Nyonya Amel merasa jijik terhadap lingkungan di depannya. Nyonya Amel mengerutkan keningnya, lalu menutupi mulut dan hidungnya dengan saputangan.Saat melihat Vioni, Nyonya Amel segera berkata, "Akhirnya kamu pulang."Meskipun sebelum ini Vioni sudah pernah mengatakan bahwa dia tidak akan pernah berhubungan dengan mereka lagi, Vioni tetap bertanya saat melihatnya, "Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 40

    Vioni terdiam setelah mendengar ucapan Nyonya Amel.Rumah yang pada dasarnya sudah sempit, langsung penuh dengan tekanan saat Vioni terdiam.Terutama saat tatapan Vioni tertuju pada Nyonya Amel.Jantung Nyonya Amel bahkan berdetak dengan cepat!Dia berkata sambil mengerutkan keningnya, "Kamu ....""Pergi dari sini."Vioni tiba-tiba berkata seperti ini.Ketiga kata ini membuat Nyonya Amel tertegun di tempat!Setelah beberapa saat, dia bertanya dengan nada tidak percaya, "Kamu bilang apa?""Tolong pergi dari sini, jangan datang lagi," ucap Vioni dengan tegas. "Kalau kalian merasa ucapanku sebelumnya nggak jelas, aku bisa kasih tahu semua wartawan dan mempublikasikannya di surat kabar jika aku sudah nggak punya hubungan apa pun dengan Keluarga Tiura. Jadi, kalian nggak perlu khawatir aku akan mempermalukan Keluarga Tiura."Setelah Vioni selesai bicara, Nyonya Amel langsung berdiri dan menamparnya!Nyonya Amel baru saja melakukan manikur pada beberapa hari sebelumnya.Terdapat berlian di a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 41

    Nyonya Amel menarik napas dalam-dalam, dia berusaha untuk terus membujuknya, "Apakah kamu pernah memikirkan masa depanmu? Nggak usah bicarakan hal yang lain, biaya rumah sakit saja sudah sangat memberatkanmu! Ayahmu ....""Nggak peduli apa pun yang terjadi, aku nggak akan mati kelaparan," sela Vioni. "Anda nggak perlu mengkhawatirkan hal ini. Mulai sekarang, Anda bisa menganggap nggak pernah menemukanku.""Putri Anda sudah meninggal saat dia tersesat di usia lima tahun."Pada akhirnya Nyonya Amel tetap pergi.Setelah Vioni duduk di sofa selama beberapa saat, dia mengambil raketnya, lalu berdiri dan berjalan keluar.Di gimnasium di sekitar SMP 1, Vioni sedang mengayunkan raketnya dengan semangat.Pendingin ruangan di dalam gimnasium dinyalakan. Tapi karena olahraga yang intens, keringat Vioni mengalir dengan deras yang membasahi rambut di keningnya, bahkan pandangannya menjadi sedikit kabur pada saat ini.Saat Vioni sedang menunggu pihak lain untuk melempar bola, dia mendengar suara yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 100

    Felix melirik ke arah layar ponselnya dulu, lalu bertanya, "Dari mana saja kamu?"Vioni mengerucutkan bibirnya, "Siapa suruh mengganti kunciku?""Jawab pertanyaanku."Wajah Felix terlihat marah.Awalnya Vioni ingin bertengkar dengannya. Akan tetapi, setelah menatapnya beberapa saat, akhirnya dia berkata, "Rumah sakit."Raut wajah Felix agak berubah dan menatap tubuhnya.Vioni tidak memperhatikan tatapannya dan hanya berkata, "Sore tadi mereka bilang ibuku sudah bangun, tapi tertidur lagi saat aku tiba di sana. Makanya aku terus menunggu di sana untuk melihat apakah dia akan bangun lagi atau nggak."Suara Vioni sangat lembut, jelas terlihat tertekan.Akhirnya raut wajah dingin Felix memudar, tetapi langsung teringat sesuatu, "Terus kenapa kamu nggak menjawab telepon?""Nggak bersuara, aku nggak sadar."Setelah mengatakan itu, Vioni juga bertanya, "Sekarang aku sudah boleh masuk nggak?"Felix pun menyingkir untuk memberi jalan baginya.Vioni membungkuk dan mengganti sepatunya, lalu melet

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 99

    Dengan posisi tingginya, Felix telah melihat begitu banyak godaanYang jelas wanita di depannya adalah tipe yang paling buruk.Oleh karena itu, dia sama sekali tidak memedulikan wanita itu dan langsung menelepon Vioni.Panggilan tersambung, tetapi tidak ada yang menjawab.Wajah Felix menjadi semakin muram.Wanita itu berdiri di belakangnya dan tentu saja agak malu dengan pengabaiannya.Akan tetapi, setelah memikirkan mobil Felix dan pakaian yang dikenakannya yang jelas berharga, akhirnya dia mengumpulkan keberanian untuk melangkah maju dan bertanya, "Apa hubunganmu dengan Vioni? Kalian teman?""Tapi seharusnya dia nggak punya waktu untuk menjawab teleponmu sekarang, 'kan? Kalau nggak pulang selarut ini, dia pasti sedang berkencan dengan seorang pria, 'kan?""Kuberi tahu kamu, dia itu sama sekali nggak seperti penampilannya yang terlihat patuh dan diam-diam sangat liar. Pagi ini aku melihatnya ...."Sebelum wanita itu selesai berbicara, Felix tiba-tiba menoleh.Tatapan dingin dan tegas

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 98

    Langit sudah gelap.Lampu di luar telah dinyalakan dan lampu neon warna-warni serta lautan lampu merah pada jam sibuk malam hari menyatu membentuk pemandangan paling indah di kota yang ramai dan dingin ini.Gedung Grup Harmonis terletak di pusat kota. Jendela besar dari lantai ke langit-langit lebih mirip bingkai foto, membingkai segala sesuatu di dalamnya agar orang bisa menikmatinya.Felix berdiri di sana dan melihat dengan wajah datar.Dia memegang korek api dan menekan tombolnya satu per satu. Api biru menyala sebelum menghilang secara tiba-tiba.Lagi dan lagi.Felix tidak ingat banyak tentang ayahnya.Saat ini dia hanya ingat wajahnya yang tidak tersenyum dan tuntutannya berlebihan pada dirinya sebelum akhirnya dia terbaring di ranjang rumah sakit tidak mampu mengurus dirinya sendiri.Saat meninggal, Felix baru berusia 12 tahun.Meskipun tidak banyak perasaan antara ayah dan anak, setidaknya Felix ingat dia adalah ayah yang normal.Mungkin ayah dan ibunya masih bisa dianggap salin

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 97

    Air mata Vioni tidak terbendung lagi."Bajingan," katanya dengan suara gemetar melalui gigi terkatup.Orang yang awalnya hendak menggigit leher Vioni berhenti setelah mendengar ucapannya.Lalu dia mendongak.Lipstik Vioni luntur, eyelinernya juga luntur karena air mata, rambutnya acak-acakan dan terlihat sangat menyedihkan.Akan tetapi, saat melihat air mata di bulu matanya, jantung Felix tiba-tiba berdebar.Kemudian, dia memperlambat gerakannya sambil memeluk bagian belakang kepala Vioni dan langsung menciumnya.Ciuman ini jauh lebih lembut dan Vioni tidak merasa jijik seperti sebelumnya.Sebenarnya Felix juga sedih kalau dia kesakitan.Sekarang sikapnya melembut, Felix juga menjadi tenang.Akan tetapi, saat Felix hendak berbicara dengannya, Vioni tiba-tiba membuka mulut dan menggigit bibirnya dengan kuat...."Pak Felix."Sudah sehari, tetapi Yakov masih melirik ke arah bibir Felix saat berbicara dengannya.Tentu saja, sebenarnya bekas telapak tangan di pipi Felix sangat menarik perh

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 96

    "Apa yang sedang kamu lakukan?"Vioni tertegun sejenak, lalu mulai meronta, "Lepaskan aku! Felix, lepaskan aku!"Dia terus menendang-nendang kakinya dan salah satu sepatu hak tingginya terlepas.Koridor hotel berkarpet dan tidak menimbulkan suara saat membentur lantai.Dia menurunkannya setelah sampai di lift.Akan tetapi, Vioni dipojokkan olehnya. Saat hendak pergi, pria itu mencubit dagunya dan menciumnya.Dia tidak memberinya kesempatan untuk ragu atau meronta. Begitu menciumnya, ujung lidahnya langsung menyentuh gigi Vioni.Ciuman tanpa henti itu membuat Vioni langsung merasa tercekik.Akan tetapi, tangannya ditekan oleh pria itu dan dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendorongnya menjauh.Lutut Felix langsung diangkat dan menyelinap ke dalam gaunnya.Dia jelas lebih mengenal tubuhnya dibandingkan orang lain. Gerakannya yang agak kasar membuat Vioni merasa tidak berdaya.Dia hanya bisa melihat pedang itu mendarat, mengulitinya dan menghancurkan tulang-tulangnya.Yang membua

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 95

    Baru pada saat itulah Vioni menyadari sesuatu dan kaki yang semula akan menendang perlahan ditarik kembali.Topeng masih menempel di wajahnya, tetapi sorot matanya sangat dingin seolah ingin mencabik-cabik Vioni."U ... untuk apa kamu membawaku kemari?"Akhirnya Vioni bertanya setelah menatapnya beberapa saat."Kenapa, merasa aku menghancurkan rencanamu?"Raut wajah Felix menjadi semakin jelek dan tangannya mencengkeram dagu Vioni.Lupakan saja penolakan terhadap ajakan menari dan tendangannya. Saat ini kekuatan tersebut seolah akan menghancurkan tulang Vioni.Alis Vioni berkerut dan saat hendak menepis tangan pria itu, Felix meraih tangannya sambil mengangkat lutut dan langsung menekannya di antara kedua kaki."Nona Vioni sangat terkenal."Dia menatapnya, "Kok aku nggak tahu kamu punya potensi menjadi seorang pelacur?"Dulu Vioni pendiam dan membosankan, hanya pada saat tertentu dia menunjukkan sifat centil yang berbeda.Awalnya Felix mengira hanya dia yang bisa melihat sisi dirinya y

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 94

    Negosiasi antara Vioni dan Tuan Muda Martin berjalan sangat lancar.Setelah lagu berakhir, mereka tidak meninggalkan panggung dan malah memulai tarian kedua."Aku masih belum tahu siapa namamu?"Tuan Muda Martin bertanya padanya.Vioni mengangkat alisnya, "Ini adalah pesta dansa topeng, jadi nggak perlu bertukar nama, 'kan?""Tapi bukankah kamu sudah tahu identitasku? Sepertinya ini nggak adil bagiku.""Ada cukup banyak orang di sini yang mengetahui identitas Tuan Muda Martin. Kamu sangat terkenal, aku juga nggak bisa berbuat apa-apa."Suara Vioni terdengar agak tidak berdaya.Akan tetapi, Tuan Muda Martin sama sekali tidak marah dan hanya berkata, "Apa itu berarti aku nggak akan punya kesempatan untuk mengajakmu makan setelah malam ini?""Hm, ada." Vioni mengangguk dengan serius, "Setelah waktunya tiba, bawalah ayahmu bersamamu dan aku akan ikut Pak Jared untuk makan bersama. Bukankah akan menyenangkan bisa makan bersama?""Jadi setelah sekian lama, kamu ini bawahan Jared? Sekretaris,

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 93

    "Tuan, tahu nggak arti dari siapa cepat dia yang dapat?"Tuan Muda Martin menoleh dan bertanya sambil tersenyum.Felix berkata tanpa mengubah ekspresinya, "Aku tahu, tapi menurutku pilihannya ada di tangan wanita ini."Ucapan Felix membuatnya sulit untuk menjawab.Felix tidak melihat ke arah Tuan Muda Martin lagi, hanya menatap Vioni.Saat ini sepasang mata yang selalu setenang air itu seolah sedang berusaha keras untuk menahan sesuatu, seperti arus yang bergemericik.Tangan Vioni yang tergantung di sisinya tidak tanpa sadar mengepal.Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba tersenyum dan meletakkan tangannya di telapak tangan Tuan Muda Martin, menyetujui ajakannya.Sorot mata Felix tiba-tiba menjadi muram.Tangan yang terbentang itu tiba-tiba terkepal.Dia ingin melihat ke arah Vioni lagi, tetapi Vioni sudah berbalik.Felix menatap punggung mereka dan mengatupkan gigi.Saat ini Jared melangkah maju, "Pak Felix."Felix menatapnya dengan wajah datar."Nggak kusangka malam ini kamu akan data

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 92

    "Kamu lihat orang yang berdiri di arah jam enam?"Jared bertanya.Karena langkah tariannya, saat ini kedua tubuh itu sangat berdekatan. Vioni sudah lama tidak bermain seperti ini. Saat ini napasnya tidak begitu stabil dan keringat mengalir di ujung hidung di bawah topeng.Setelah Jared bertanya, dia langsung menoleh."Ya, terus?""Itu putra Pak Rufus dari Grup Helios. Dia telah memperhatikanmu selama beberapa waktu. Nanti aku akan memperkenalkan kalian, bisa berdansa dengannya sebentar?"Vioni hanya terkekeh, "Kenapa?""Belakangan ini aku bersiap untuk bekerja sama dengan ayahnya."Jared tidak menyembunyikan apa pun dari Vioni dan berkata, "Kali ini selama kamu bisa membantuku, aku bisa membiarkanmu langsung berinvestasi dalam produksi hak cipta. Kalau serial TV terkenal, kamu juga akan mendapatkan dividennya."Vioni masih tersenyum dan sepertinya tidak peduli dengan apa yang Jared katakan.Jared tidak terkejut dengan reaksinya dan melanjutkan, "Tentu saja, mungkin uang nggak begitu me

DMCA.com Protection Status