“Ayo, kamu harus istirahat …,” ajak Rendra dengan lembut namun tegas sambil mengulurkan tangan kepada Aura.“Tapi mereka belum pulang, Bang!” Aura lalu melirik ke arah tamu-tamunya.“Jangan pikirkan kami, kamu memang harus banyak istirahat,” kata Maria membuat Aura tenang.“Ayo Alvin, kita pulang,” tambahnya lagi.“Kami pulang dulu Aura, semoga kamu lekas pulih dan bisa kembali ke kampus! Tenang saja, kami sudah menyalin catatan untuk kamu,” ujar Alvin sebelum pamit.“Terimakasih banyak, Alvin...Maria!” Sorot mata Aura menunjukkan ketulusan yang mendalam.Merasakan kebaikan Alvin dan Maria membuat Aura mulai membuka pintu hatinya namun tetap tidak ingin berharap banyak dari mereka.Alvin dan Maria kemudian benar-benar pamit sementara George dan Robert malah asik menyantap kue yang dihidangkan di meja kopi.“Aura, kami akan menghabiskan semua kue ini dulu baru pulang,” ujar George tidak tahu malu.“Pergilah kalian ke atas, kami tidak akan mengganggu,” timpal Robert sambil ters
Tanpa ingin membuang waktu, setelah pesawat yang ditumpanginya mendarat dengan mulus di bandara, Rendra langsung menuju gedung kantor milik Benedict.Di sinilah Rendra sekarang, di ruang kerja Ben dan sudah selama satu jam Rendra menceritakan apa yang terjadi dengan istrinya kepada Ben juga menyampaikan maksud yang sebenarnya dari kedatangannya ke Jerman.Sedikit banyak Ben memang sudah mendengar dari sang paman yang merupakan ayah Jordan, namun dia sendiri belum menghubungi adik sepupunya untuk menanyakan dengan rinci mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi.Kabar terakhir yang dia dengar mengenai Jordan adalah adik sepupunya itu sedang merayakan kebebasan sementaranya dengan berpesta bersama para sahabat.Tapi apa yang dikatakan Rendra saat ini juga tidak mungkin bohong, terlebih dia sendiri tau percis bagaimana sikap adik sepupunya itu.Ben menopang dagu menggunakan tangan, berlagak seolah apa yang dikatakan Rendra bukanlah hal yang penting baginya.Padahal insting Rendra
Rendra melangkah gontay melewati pintu utama rumahnya, masuk lebih jauh ke dalam rumah dia menemukan Aura sedang membuat coklat panas di dapur. Sinar lampu berwarna kuning menerpa wajah Aura yang masih terdapat luka mengering juga jejak keunguan. Rendra menyandarkan tubuh pada bingkai pintu sambil melipat tangannya di dada mengawasi Aura yang tengah malam seperti ini di mana semua manusia normal sedang terlelap dibuai mimpi namun gadis itu malah terjaga untuk membuat minuman hangat. Tanpa Rendra sadari perasaan aneh bernama rindu menggetarkan hatinya. “Buat satu lagi buat Abang,” pintanya membuka suara membuat Aura menoleh kemudian wajah cantik itu mencetuskan senyum berbinar bahagia. “Abang udah pulang?” Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban adalah tanda bila otak Aura tidak bisa berpikir jernih karena dirinya sedang dikuasai hati yang tengah berbahagia. Tiga hari di tinggal suaminya ke luar Negri rasanya bagaikan tiga tahun Aura menanti. Rendra mendekat kemudi
Sepagi ini di rumah Rendra suara keributan terdengar dari lantai bawah, bahkan suara tangis seorang wanita menggema di rumah beratap tinggi miliknya. Rendra mengerjap beberapa kali menyesuaikan retina saat menangkap sinar matahari yang menerobos masuk melewati jendela tanpa tirai.Kepalanya sedikit menunduk kemudian tersenyum saat melihat Aura yang entah sejak kapan membalik tubuh ke arahnya dan tenggelam dalam rengkuhan pelukannya.Kepala Aura mengusel di leher Rendra dan satu kakinya menyelip di antara kaki pria ituBukan hanya itu saja, tangan Aura juga melingkar di tubuh tegap sang suami.Bagi Aura, Rendra sudah seperti boneka teddy bear besar yang nyaman dipeluk ketika tidur.Tak kuasa menahan keinginan terbesarnya, Rendra akhirnya mengecup kening Aura cukup lama.Entah lah akhir-akhir ini Rendra seolah menghayati perannya sebagai seorang suami karena tanpa segan memeluk dan memberi kecupan kepada Aura.Suara keributan semakin kencang terdengar dan mulai mengusik Rendra.
“Jadi bagaimana? Kamu sudah berhasil membujuk Benedict agar membiarkan Jordan menerima hukumannya tanpa mengusik kerja sama kita?” George bertanya setelah dirinya, Robert, Patricia juga Rendra masuk ke dalam ruang kerja di rumah itu.Rendra yang duduk di single sofa menggelengkan kepalanya lemah.“Aku sudah menduganya,” cetus Patricia sambil melipat tangan di dada.“Tapi dia dengan angkuhnya memberi tawarn,” timpal Rendra dengan ekspresi wajah kesal.“Tawaran apa?” George bertanya penasaran.“Dia ingin menukar Aura dengan Jordan!” jawab Rendra singkat dan tatapan penuh tanya menuntut penjelasan langsung Rendra dapatkan dari ketiga sahabatnya. Satu tarikan nafas Rendra raup sebelum membuka mulutnya kembali.” Entah siapa yang mengatakan padanya kalau pernikahanku dan Aura hanyalah sebuah perjodohan, dengan percaya diri dia mengira jika aku dan Aura tidak saling mencintai dan dia akan mengirim adik sepupunya itu ke penjara setelah aku menceraikan Aura, dengan begitu dia tidak akan
“Baaaang!” panggil Aura sambil menyembulkan kepalanya melalui celah pintu ruang kerja sang suami membuat Rendra mendongak dari tumpukan berkas di tangan.“Kenapa?” tanya Rendra sambil mengangkat kedua alis.“Aura tidur duluan ya.” Aura hanya basa-basi, padahal dirinya ingin tidur dalam pelukan sang suami.Semoga suaminya peka dan segera menyusul ke kamar, trauma yang dirasakannya setelah kejadian penculikan yang dilakukan Jordan beberapa waktu lalu memang cukup dalam membekas di hati Aura dan dia merasa obat dari rasa takut yang membayanginya itu adalah Rendra.Aura nyaman ketika berada dalam pelukan Rendra tapi jika Rendra melakukan lebih maka kewaspadaan Aura seketika meningkat dan rasa nyaman tadi berubah menjadi rasa takut yang mengambil alih kuasa atas dirinya.Sesaat Rendra menatap Aura, pekerjaan yang ditinggalkannya selama tiga hari menunggu untuk diselesaikan tapi sang istri begitu merindukannya terlihat dari kode yang baru saja Aura berikan. Rendra adalah pria dewasa
Keesokan harinya adalah waktunya kedua orang tua Aura dan Rendra untuk pulang.Cukup lama mereka meninggalkan pekerjaan di Indonesia.Rendra dan Aura sengaja mengantar hingga Bandara, keduanya sedih karena harus berpisah dengan kedua orang tua.Bukan hanya Aura, tapi Rendra yang sudah semenjak lama berjauhan dengan kedua orang tuanya pun masih selalu terasa berat saat berpisah di Bandara.Setiap anak yang sudah dewasa bahkan sudah menikah sekalipun pasti akan bersedih hati bila jauh dari kedua orang tua.Walaupun orang tua tidak bisa banyak membantu ketika kita sedang mengalami kesulitan, tapi dengan adanya sosok mereka di dekat kita, rasanya seperti pintu solusi dari setiap masalah juga terasa dekat.Mungkin karena do'a setiap orang tua untuk anaknya tidak akan tertahan di langit dan langsung didengar oleh Yang Maha Kuasa.“Abang, kalau butuh apa-apa hubungin Papa ya! Jangan kamu simpan sendiri.” Sang papa berpesan. “Iya Pa ....”“Abang harus baik sama Aura ya, dahulukan ke
Empat puluh lima menit Aura di dalam ruangan praktik Psikiater yang konon adalah psikiater terbaik di Negara itu.Ingin sekali Rendra masuk ke dalam sana tapi ada kode etik yang mengharuskan hanya Aura saja yang berkonsultasi dengan dokter agar gadis itu bisa mencurahkan segala isi hati dan sesuatu yang mempengaruhi pikirannya tanpa tekanan atau intimidasi siapapun.Benar saja kata Rendra, dokter yang menangani Aura sekarang adalah dokter hebat karena hanya satu kalimat yang di tanyakan dokter pria yang rambutnya telah dipenuhi uban itu kepada Aura dan mengalir lah segala beban dan penderitaan yang Aura rasakan.Dari mulai perasaan sedihnya karena jauh dari kedua orang tua semenjak kecil yang tidak pernah dia ungkapkan kepada siapapun, juga perasaan insecure karena wajah dan tubuhnya yang sempurna justru malah menjadi bahan iri dengki teman-teman sebaya.Kesepian karena tidak memiliki teman hingga rasa sakit hati kepada Sigit yang tidak pernah Aura tunjukan.
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k