Share

Kepindahan

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-01 19:03:39

Rendra masih enggan bicara dengan istrinya walau sebenarnya dalam kasus ini Aura tidak bersalah bahkan gadis itu pun salah satu korban dari keegoisan para orang tua.

Hanya saja Rendra masih butuh waktu untuk menetralkan perasaannya dan menerima takdir yang telah di tetapkan untuknya.

Setan dalam hatinya sempat memberi ide untuk mengakhiri pernikahan ini hanya dalam waktu beberapa tahun saja.

“Bang....” suara yang hampir tidak terdengar itu memanggilnya dan Rendra tau berasal dari mana karena hanya dirinyalah dan Aura yang berada di kamar pengantin ini.

“Abang mau mandi duluan atau Aura dulu?” sang istri bertanya namun Rendra yang semenjak masuk ke dalam kamar hotel memilih untuk menjatuhkan tubuhnya di sofa seraya menengadah dengan mata terpejam, begitu enggan menjawab.

“Ya udah, Aura dulu ya Bang!” karena tidak ada jawaban, gadis itu memilih untuk menjawab sendiri pertanyaannya.

Aura memutar tubuh memasuki kamar mandi, ia memilih membersihkan tubuh menggunakan shower untuk memangkas waktu ritual mandinya.

Selang berapa lama, Aura keluar dari kamar mandi sudah mengenakan piyama dengan rambut basah yang di keringkan nya dengan handuk kecil.

Rendra masih tidak bergerak ketika terakhir kali Aura meninggalkannya, didorong rasa penasaran yang tinggi akhirnya Aura berjalan mendekati Rendra.

Terdengar dengkuran halus dari hidung lancip lelaki tampan yang beberapa jam lalu sudah syah menjadi suaminya.

Aura menelusuri setiap jengkal wajah Rendra yang nampak sedang tertidur pulas.

Sebetulnya ia tidak terlalu sering bertemu Rendra karena memang semenjak lulus SD, Aura tinggal bersama Oma Reta.

Walaupun bertemu, mereka tidak pernah terlibat suatu pembicaraan bahkan untuk sekedar senyuman saja Aura jarang mendapatkannya dari Rendra.

Ia tidak pernah menyangka kalau Rendra tumbuh menjadi pria tampan dengan segala kejeniusan dan kesuksesan yang telah diraihnya di usia muda.

“Abang...” panggil Aura lembut.

“Abang....” panggilnya lagi seraya mengguncang lengan Rendra dan seketika itu juga Rendra terhenyak kemudian menghentak tangan Aura kasar.

Tatapan tajam penuh kebencian juga terpancar dari manik kelam Rendra sempat membuat Aura bergidig ngeri.

“Maaf...Tadi Abang ketiduran, jadi Aura bangunin!” Aura udah selesai mandinya!” ucap Aura sambil berjalan menjauh.

Dalam diam, Rendra beranjak dari sofa kemudian memasuki kamar mandi dengan menutup pintunya sedikit kencang hingga Aura tersentak.

Aura menatap cermin di hadapannya, memindai dirinya sendiri dari ujung kepala hingga kaki.

Mencari cela apakah dirinya begitu jelek hingga satu pria meninggalkannya dan satu pria lagi terpaksa menikahinya namun dengan rasa benci yang begitu besar.

Aura menghembuskan nafas lelah dengan bahu melorot kebawah.

Rasa sakit ketika Sigit meninggalkannya saja masih membekas dan tidak mungkin hilang dalam waktu dekat dan kini ia harus menghadapi pria dingin dan ketus yang terpaksa menikahinya tanpa cinta.

Ia harus bicara dengan suaminya, tapi bagaimana bisa bila suaminya sendiri begitu jengah walau sekedar menatap wajahnya saja.

Setelah mengeringkan rambutnya, Aura merangkak ke atas tempat tidur dan mengambil bagian di sisi sebelah kanan.

Ia menyisakan bagian kiri untuk Rendra, tidak berharap malam ini akan seperti malam pengantin pada pasangan yang menikah karena cinta tapi setidaknya malam ini ia sudah merubah statusnya menjadi seorang istri dan tentunya harus berbagi ranjang dengan sang suami.

Aura menarik selimut hingga bahunya, berbaring terlentang yang merupakan posisi ternyaman baginya.

Tidak berapa lama suara pintu kamar mandi terbuka, walau dengan mata terpejam Aura tau bila Rendra sedang berjalan mendekat karena aroma musk dari sabun cair yang digunakannya memenuhi indera penciuman Aura.

Beberapa detik saja Aura merasakan kehadiran Rendra di ranjang pengantin mereka karena detik berikutnya, lelaki itu sudah pergi menjauh karena Rendra hanya membawa bantal dan memilih untuk tidur di sofa.

Rasa sakit di hatinya kembali terasa, bukan karena Aura sudah mencintai Rendra tapi karena harus menerima kenyataan bila tidak ada pria yang menginginkannya bahkan suaminya sekalipun.

Aura tertawa sumbang di dalam hati, kenapa dirinya jadi berharap kalau Rendra akan menyukainya, mencintainya bahkan menginginkannya?

Jelas-jelas lelaki itu harus mengorbankan cintanya demi paksaan kedua orang tua juga keluarganya.

Ingin sekali Aura berbicara dengan Rendra, menjelaskan semuanya atau berterimakasih kepada lelaki itu dan membicarakan bagaimana nasib pernikahan mereka kedepannya.

Aura juga tidak berharap banyak dari Rendra, ia akan terima bila dalam beberapa bulan kedepan lelaki itu akan menceraikannya.

Tapi jangan mendiamkannya seperti ini, apa tidak bisa Rendra menjadi partner yang baik untuk berperan menjadi sepasang suami istri hingga akhirnya mereka berpisah nanti?

Jiwa dan raga Aura begitu terasa lelah saat ini, memilih untuk esok hari membicarakan masalah ini dengan suaminya, Aura pun tidak membutuhkan waktu lama terlelap dalam rengkuhan alam mimpi.

Dari sofa di tengah kamar itu, Rendra bisa melihat wajah Aura yang tengah terlelap.

Begitu polos dan tenang, tidak bisa Rendra pungkiri bila ia merasa bersalah dengan sikap dinginnya tadi kepada gadis itu.

Rendra menghembuskan nafas kasar, besok ia akan membicarakan banyak hal dengan Aura.

Bab terkait

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Perpisahan

    Pagi ini semua keluarga berkumpul di restoran hotel untuk santap pagi.“Bang, Grandpa sudah mengurus kepindahan kuliah Aura ke London jadi besok kamu dan Aura bisa kembali ke London...” Grandpa yang duduk di ujung meja membuka suara.Rendra mengangguk samar setelah menoleh menatap wajah sang Grandpa sebagai rasa hormat.“Abang ga bisa ambil cuti bulan madu, sebulan ajaaaa...Mama masih kangen sama Abang!” Mama Rena yang duduk disamping Rendra berkata demikian kemudian memeluk pundak sang anak dari samping.“Ga bisa Ma, kerjaan Abang udah terlalu lama di tinggal...” balas Rendra lembut dengan senyum dan tatapan hangat membuat Aura mendongak.Ia tidak pernah menyangka bila pria dingin dan ketus itu bisa bersikap hangat.Perbincangan mereka berlanjut dengan membicarakan sesuatu yang ringan, kedua orang tua Aura dan Rendra nampak larut dalam canda tawa pagi itu.Moment ini adalah moment dimana mereka semua berkumpul dengan personil lengkap, semua Kakek dan Neneknya ada disana juga para Om

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Maafkan Aku, Menikahinya   Bersandiwara

    Aura tidak mengerti kenapa Rendra seakan begitu membenci dirinya.Padahal lelaki itu bisa menolak bila memang tidak ingin menikah dengannya.Keterdiaman Rendra sungguh membuat Aura jengah, maka ia beranjak dari kursinya di kabin bagian belakang pesawat kemudian berjalan mendekati Rendra dan mendudukan tubuh tepat di depan Rendra yang sedang fokus memindai Macbook ditangan.“Bang...Aura mau bicara,” kata Aura pelan hampir tidak terdengar oleh Rendra.Rendra mendongak dengan ekspresi wajah datar dan tatapan dingin bukan tatapan tajam yang seperti kemarin lelaki itu layangkan namun mampu membuat Aura merinding karenanya.Rendra menghembuskan nafas perlahan kemudian menyimpan MacBook di meja tanda bahwa ia sedang memfokuskan perhatiannya pada Aura.Aura yang sedang di tatap seperti itu jadi terkesiap dan kehilangan kata-kata bahkan sempat lupa apa yang akan dibicarakannya dengan Rendra.Gadis yang masih perawan setelah dua hari menikah itu berdehem untuk menetralkan jantung yang mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Maafkan Aku, Menikahinya   Untuk Pertama Kalinya

    “Bang ....” “Hem ....” Walau lelaki itu memejamkan mata dengan tangan yang disimpannya di atas kening namun masih mau menjawab panggilan Aura membuatnya merasa bahagia.“Tidur di kasur aja, kasurnya luas kok...kita pake guling sebagai penghalang.”Aura menawarkan solusi tanpa maksud merayu.Rendra membuka mata menatap Aura yang kemudian tersenyum memamerkan deretan gigi putih dan bersihnya.Rendra menggelengkan kepala kemudian memejamkan kembali matanya.“Bang...Aura enggak enak hati kalau Abang tidur di sofa terus,” ungkapnya lalu menjatuhkan tubuh duduk di karpet bulu yang melapisi lantai marmer di kamar Rendra.Punggungnya bersandar di kaki sofa kemudian menengadahkan kepala sampai mengenai betis Rendra membuat lelaki itu terhenyak dan refleks mengangkat kakinya.“Baaaang....Tidur di kasur, yoooo …,” rengek Aura seperti sedang merengek kepada Kenzi sementara Rendra merasa sedang menghadapi Zeline.Rendra berdecak pelan namun tak ayal, menurunkan kakinya kemudian beranjak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Maafkan Aku, Menikahinya   Bukan Cenayang

    Obat penahan rasa sakit yang diresepkan dokter ternyata membuat Aura mengantuk setelah makan malam tadi.Jam menunjukan pukul sebelas malam ketika Aura terbangun karena merasakan tenggorokannya kering.Dia hendak menurunkan kakinya namun suara bas seorang pria mendadak menghentikan niat tersebut.“Mau apa?” “Haus...” jawab Aura setelah menoleh pada asal suara yang ternyata sosok suaminya yang sedang duduk di sofa.Lelaki itu sedang menonton film Hollywood di saluran televisi berbayar.Rendra beranjak dari sofa melangkah keluar dan tidak perlu dijelaskan lagi kalau lelaki irit bicara itu tidak mengatakan sepatah kata pun walau hanya sekedar meminta Aura menunggu karena saat ini Rendra sedang menuju dapur mengambil air mineral untuk Aura.Rumah Granpa Salim yang begitu besar membutuhkan waktu bagi Rendra menjangkau dapur, beruntung sebelum sampai di dapur lelaki itu berpapasan dengan seorang pelayan dan meminta untuk membawa air mineral ke kamar.Setelah mendapat anggukan dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Maafkan Aku, Menikahinya   Akting

    Beberapa saat kemudian Rendra kembali dengan salep memar di tangan lalu duduk di sisi ranjang di mana Aura telah dalam posisi duduk.Rendra membuka tutup salep lantas mengoleskan salep seujung jari di kening Aura perlahan, sesekali Aura meringis.Setiap ringisan yang terdengar, Rendra meniup luka tersebut membuat harum mint dari nafas Rendra menerpa wajah Aura.Ya ampun, jantung Aura jadi berdebar-debar karenanya.Aura sendiri tidak mengerti kenapa, wajahnya pun merona sehingga dia harus secara perlahan menundukan kepala untuk menyembunyikannya. Tapi Aura terlambat, Rendra telah melihat rona merah itu dan begitu tampak menggemaskan di matanya.“Kamu ceroboh,” tegur Rendra dingin berusaha menetralkan perasaan aneh yang mulai menelusup ke dalam hatinya.Lelaki itu beranjak berdiri untuk menyimpan kembali salep ke tempatnya.Aura tidak perlu mengomentari karena seketus apapun Rendra padanya, dia tau kalau lelaki itu menyayanginya Hari ini berkali-kali Rendra menunjukan perhati

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Maafkan Aku, Menikahinya   Tidak Kesepian Lagi

    “Bang....” “Hem ....” Rendra bergumam sebagai respon dengan mata terpejam setelah keduanya berbaring sejajar dengan posisi terlentang di atas tempat tidur.Setelah makan malam tadi mereka sempat menonton film bersama di ruang televisi dengan Aura yang duduk manis di sampingnya tanpa suara bahkan sesaat Rendra tidak sadar ada makhluk manis yang sedari tadi menemani.Dan ketika keduanya memutuskan untuk tidur, Rendra sempat menggendong Aura yang kesulitan menaiki tangga.Lagi-lagi Rendra bisa melihat wajah Aura merona, gadis itu melingkarkan kedua tangan di leher Rendra dengan wajah menengok ke belakang membuat hembusan nafasnya mengenai leher Rendra membuat gelenyar aneh terasa di dari dalam tubuh pria itu.Beberapa hari hidup bersama Aura memang tidak begitu merepotkan karena gadis itu juga tidak banyak permintaan, lebih sering diam dan menuruti semua perkataannya.Tubuh Aura juga ringan jadi ketika Rendra harus menggendong Aura dari lantai bawah ke kamarnya yang berada di la

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Maafkan Aku, Menikahinya   Status

    Rendra yang baru saja turun dari mobil disambut kepala pelayan langsung menanyakan bagaimana keadaan Aura.“Bebatnya sudah bisa dilepas dan dokter menganjurkan nyonya Aura untuk belajar berjalan,Tuan …,” jawab Agusta memberitahu.“Di mana dia sekarang?” Rendra kembali bertanya seraya melonggarkan ikatan dasi di leher.“Di taman belakang, Tuan … sedang belajar berjalan.”Setelah mendengar jawaban Agusta, Rendra menaiki anak tangga menuju kamar untuk membersihkan diri.Perhatian Rendra yang sedang membuka pakaiannya di walk in closet teralihkan ketika mendengar suara tawa Aura.Dia melangkah mendekati jendela besar yang mengarah pada halaman belakang.Aura sedang berlajar berjalan dibantu Jerry, sesekali Aura tertawa kemudian memukul pelan pundak Jerry.Seingat Rendra, Aura tidak pernah tertawa serenyah itu ketika sedang bersamanya.Kening Rendra terlipat dalam dengan sorot mata tajam menatap sang istri yang kini berada dalam dekapan Jerry yang berhasil menangkap Aura ketika g

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Maafkan Aku, Menikahinya   Rumah Baru

    “Abang....” Rendra menoleh ketika suara lembut memanggilnya.Dia bisa melihat bola mata jernih istrinya menunggu jawaban, sudah tentu jawaban mengenai alasan kenapa dia bersikap dingin kemarin malam.Rendra menghembuskan nafas kasar dan suara pintu diketuk menyelamatkannya.Detik berikutnya grandpa Salim dan grandma Merry masuk ke dalam kamar.Mereka berempat kini duduk di sofa set yang berada di sudut kamar Rendra.“Grandpa dan grandma sudah memikirkan keinginan kalian yang ingin tinggal terpisah.…” Grandpa menjeda kalimatnya.Kata ‘kalian' yang terlontar dari mulut grandpa membuat Aura meringis di dalam hati karena dirinya sungguh tidak menginginkan tinggal terpisah.Kehadiran tante Mery justru bisa membuatnya lepas dari rasa sepi.Ketika makan malam tadi Rendra mengungkapkan keinginannya untuk tinggal terpisah, grandma Mery sempat menolak begitu pula grandpa Salim namun Rendra adalah Rendra yang keras kepala seperti sang papa.Rendra mendesak agar grandpa Salim memikirka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04

Bab terbaru

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Ekstra Chapter 2

    Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Ekstra Chapter 1

    Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Lima Anak

    Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Momen Indah Sepulang Kerja

    Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Yang Terbaik

    Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Kebahagiaan Berlipat Ganda

    Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Proses Persalinan

    Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Kabar Bahagia

    Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena

  • Maafkan Aku, Menikahinya   Kalung GPS

    “Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k

DMCA.com Protection Status