Share

Bab 19

“Apa?” tanya Devi, istriku. Kemudian ia kembali melanjutkan, “Apa Mas lupa, berapa jatah bulanan yang Mas kasih?”

“Nggak, kok. Mas inget,” ucapku berkilah. Namun sejurus kemudian langsung ditimpali oleh Devi, “Inget? Yakin?”

“Yakin, kok. Lagian Mas cuma nanya, uang yang kemarin dikemanain? Itu aja kok,” ucapku sambil menatap Devi yang kini berwajah datar. Entahlah, aku mulai merasa tak mengenali istriku sendiri.

Dengan tangan menggaruk kepala yang tak gatal. Aku pun mulai memikirkan, apa ada yang salah dengan pertanyaanku. Tapi, aku rasa tak ada. Ini hanya karena Devi yang terlalu lebay saja. Benar sekali apa yang pernah ibu katakan. Jika Devi akan berubah wujud saat mendengar kata uang.

Devi menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaanku. “Uang kemarin habis untuk membeli keperluan rumah tangga, Mas.”

“Tapi ini bahkan masih kurang seminggu dari tanggal aku gajian, Devi,” sahutku yang tak mau percaya begitu saja dengan jawaban istriku.

“Kamu ‘kan tau. Dapur kita ada dua,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status