Share

BAB 9

Penulis: Blezzia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-12 19:46:28

Diana masih menangis menahan sakit pada kakinya, dia bahkan tidak memerhatikan sekitarnya lagi. Baginya rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya sudah sangat menyiksa hingga dia lupa dengan sekitar. Gadis itu mengerang sakit saat berusaha menarik kakinya yang terjepit, namun gerakan putus asanya terhenti saat sebuah tangan kokoh menyentuh pangkal kakinya, dengan gerakan pelan menggeser letak batu dan membebaskan kaki Diana yang terjepit. Pria itu melakukannya dengan hati-hati, sebaik mungkin tidak menyakiti Diana.

Namun tidak hanya sampai di situ, pria asing itu meletakkan kaki Diana di atas pangkuannya, lalu memeriksa luka yang sedikit lebar di sana. Dia menatap wajah Diana sekilas sebelum perhatiannya kembali teralih pada luka di kaki Diana, dan saat itulah baru Diana bisa melihat wajahnya yang Diana akui memang tampan, namun kurang senyum. Pria itu tampak serius dengan mata saphirnya yang tajam.

Mereka tidak berbicara, Diana hanya menggigit bibirnya agar tidak terisak walau air mata terus mengalir. Pria itu mengeluarkan sapu tangan dan membalut luka Diana yang mengeluarkan darah. Diana seorang hemophobic sehingga dia memilih memalingkan wajah dan tidak melihat apa yang pria itu lakukan pada kakinya, namun sentuhan lembut jemari pria itu di permukaan kulitnya seakan menyengat, mengalirkan gelenyar aneh di sepanjang sentuhan pria itu.

“Ayo kita pulang,” katanya dengan suara dalam, tegas yang mampu membuat Diana bergidik ngeri seolah perkataannya tanpa bantahan.

“Pu-pulang? Ke-ke mana?” tanya Diana masih dengan sesenggukan dan juga bingung mendengar perkataan pria di hadapannya, namun dia tidak mendapat jawaban atas pertanyaanya. Sebagai ganti, pria itu menggendong Diana dan membuat gadis itu terpekik kaget dengan gerakan tiba-tiba pria bermata saphir itu.

“Ke rumah, Chéri,” jawabnya setelah mereka menjauhi pantai berbatu yang menjadi saksi kejadian traumatik Diana bersama Ari dan juga pertemuan Diana dengan pria bermata saphir.

.................

Diana melirik pria yang berada di sebelahnya. Sejak tadi dia tak henti-henti memerhatikan Mike yang hanya mendiamkannya tanpa mengatakan apa-apa. Keheningan melingkupi mereka sejak meninggalkan pantai. Diana tidak tahu ke mana dia akan dibawa, namun entah mengapa dia merasa familiar dengan jalanan yang mereka lalui. Berkali-kali Diana melirik Mike yang tampak fokus pada MacBooknya. Pria itu sibuk sendiri dengan dunianya dan mengabaikan Diana yang selalu mencuri-curi pandang.

Merasa gerah sendiri, Diana pun mencoba berdehem dan menarik perhatian Mike, tetapi pria itu seolah tidak mendengar dan membuat Diana semakin kikuk. Diana meringis saat merasakan kakinya berdenyut, dia tidak berani melihat pergelangan kakinya dan memilih menggigit bibir bawahnya karena menahan sakit. Mike menghela napas saat melihat kesakitan di wajah Diana dari ekor matanya, dan pria itu menaruh MacBook, beralih memerhatikan kaki Diana yang terbungkus sapu tangan putih berinisial MH dengan bordir benang emas di pinggir.

Pria itu menarik kaki Diana, membuat gadis itu terkesiap dan terkejut bersamaan. Dia melihat Mike dengan pandangan bingung sedangkan pria itu meminta Bima untuk mengambilkan kotak P3K yang disembunyikan di dalam dashbor. Diana mengerti apa yang Mike coba lakukan, dan dia memilih untuk diam saja selama Mike membersihkan lukanya dengan rivanol.

“Apa kau sudah menghubungi Dokter Ariadi?” tanya Mike pada Bima yang masih fokus di depan setir.

“Sudah, Sir,’ jawabnya. Mike mengangguk dan melirik pada Diana dengan mata tajamnya.

“Kita akan segera tiba Chéri, dan begitu sampai di sana lukamu akan segera diobati.”

Diana menunduk saat mendapat tatapan Mike barusan, dia tidak sanggup melihat pria itu berlama-lama, dan sebagai balasannya Diana hanya mengangguk. Mike meletakkan kembali kaki Diana dengan hati-hati dan dia melirik MacBook-nya lagi, namun gerakannya terhenti ketika Diana kembali bersuara.

“Sebenarnya siapa kau?”

Mike menoleh pada Diana, dan dia tersenyum samar. “Kau akan tahu, segera,” jawabnya tak acuh dan kembali memainkan MacBook-nya. Diana memerhatikan pria di sebelahnya masih dengan tatapan bertanya. Dia tidak mengerti mengapa Mike menolongnya dan membawanya pergi, tetapi melihat dua pria yang duduk di jok depan menyadarkan Diana bahwa mereka adalah pria-pria yang selalu mengawasinya, dan pastilah pria di sebelahnya bos mereka, dilihat dari bagaimana mereka memperlakukan pria itu dengan penuh hormat.

“Mungkinkah kau—?” Sebuah jawaban terlintas di kepala Diana, dia melirik Mike dengan gerakan cepat dan terkejut saat mendapati bahwa Mike juga menatapnya intens.

Mike menyeringai dan manik mata saphirnya berpendar hingga membuat Diana menggigil di bawah tatapan Mike, karena pria itu mengetahui dengan pasti apa yang saat ini dia pikirkan.

“Ya, Chéri, perkenalkan namaku Mike Hill, calon suamimu,” jawabnya singkat padat dan jelas sehingga tanpa sadar Diana memijit pelipisnya karena pusing. Dia tidak mengira dirinya terjebak dengan pria ini setelah lepas dari Ari.

.................

Bima melajukan mobil memasuki pekarangan yang sangat luas dengan tatanan kebun bunga yang indah dengan aneka bunga mekar menyebar di tengah halaman. Diana baru menyadari betapa luas rumah itu, karena ketika pertama kali dia dibawa ke sini, Diana bahkan tidak memerhatikan karena terlalu panik.

Mike keluar dari mobil begitu mereka sampai tepat di depan beranda. Diana hendak turun juga, tetapi dia meringis saat memindahkan kakinya sehingga matanya memejam untuk meredakan rasa sakit. Gadis itu berjengit kaget ketika merasakan sentuhan dari tangan hangat yang tiba-tiba menggendongnya keluar dari dalam mobil. Refleks, Diana mengalungkan kedua tangannya di leher pria yang menggendongnya, dan hidungnya dapat mencium bau parfum pria itu yang wangi seperti rempah dan menenangkan ketika menyentuh syaraf penciumannya, bahkan Diana bisa mencium bau jeruk dari sabun mandi yang masih melekat di kulit leher pria itu.

“Berhenti mengendusku atau aku akan menurunkanmu,” kata Mike sehingga Diana merona merah karena tertangkap basah, lebih tepatnya dia tidak sadar sudah melakukan itu.

“Maaf,” ucapnya dengan malu. Mike hanya diam dan terus membawa Diana ke dalam kamar, dan saat itulah Diana merasakan de javu ketika melihat pintu kamar tersebut yang mengingatkannya pada hari di mana dia dikurung.

Mike membuka pintunya dan tubuh Diana sedikit berayun ketika mereka memasuki ruangan. Dengan hati-hati Mike menaruh Diana di atas kasur dan melepaskan rangkulan gadis itu, dia melihat Diana sebentar sebelum keluar dari kamar. Diana memperhatikan kamar tersebut, mengernyit heran saat mendapati letak furnitur di kamar itu telah berubah. Dulu tidak ada meja rias di sana, dan sekarang Diana mendapati satu meja rias dan tidak ada lagi meja serta bangku yang kemarin mereka gunakan sebagai tempat membicarakan kontrak sialan itu, digantikan dengan sofa panjang yang bisa dipakai untuk bersantai.

Cat dinding di kamar itu tidak lagi putih abu-abu, tetapi sudah berganti biru langit dengan kombinasi putih dan merah muda. Kamar ini jadi lebih hidup dan terasa feminim sehingga membuatnya nyaman.

Suara pintu dibuka menarik perhatian Diana, dia melihat Mike masuk bersama seorang pria yang Diana perkirakan berusia sekitar tiga puluhan. Pria itu tersenyum ke arahnya dan Diana melihat tas hitam yang dia bawa.

“Mari kita lihat seberapa parah lukamu,” kata pria itu dan langsung menyentuh kakinya. Diana meringis sembari menggigit bibir.

“Kau membutuhkan satu dua jahitan untuk luka ini,” kata Dokter Ariadi saat melihat luka Diana yang terkoyak cukup dalam. Diana membelalak kaget mendengarnya, dia menggeleng dan menolak untuk itu.

“Tidak! Aku tidak mau ada jarum yang menusuk kulitku,” katanya histeris.

“Ini tidak akan sakit, hanya satu dua jahitan dan aku akan memberimu bius, tenang saja kau tidak akan merasakan sakit.”

Diana tidak peduli yang dia tahu adalah jarum-jarum itu pasti menembus kulitnya, dan dia tidak sanggup untuk membayangkan. Melihat kepanikan di wajah Diana, membuat Mike mendekatkan diri pada gadis itu untuk menenangkannya.

“Kau bisa memegang tanganku jika merasakan sakit,” jawabnya sembari mengulurkan tangan. Diana melihat Mike dengan air mata menggenang di pelupuk mata, dan hati Mike terenyuh melihat itu. Dia meraih tangan Mike dengan ragu dan meremasnya, Mike balik meremas tangan Diana.

Dokter Ariadi hanya tersenyum samar melihat mereka berdua selagi mengeluarkan peralatannya dan memulai sesi pengobatan di kaki Diana. Gadis itu memalingkan wajah ke kanan, tetapi hal itu membuat pandangannya dan Mike saling bertumbuk. Mereka hanya diam, walau jelas sekali Diana menahan air matanya saat merasakan ngilunya jarum suntik di kulitnya.

“Selesai,” kata Dokter Ariadi ketika menyelesaikan jahitannya. Diana menatap Dokter tersebut, dan dengan takut dia melirik ke arah lukanya yang telah dibalut kain kasa. “Mike. Ini antibiotik serta beberapa vitamin agar mempercepat penyembuhan lukanya,” katanya sembari menyerahkan beberapa tablet obat. Mike melepaskan tautan tangan mereka yang tanpa sadar terus terjalin sejak tadi.

Mike mengangguk dan mengantar dokter tersebut keluar dari sana. Diana terdiam di tempatnya, dia memperhatikan tangannya yang tadi dibungkus oleh genggaman hangat tangan Mike. dia bahkan sampai terpaku karena ini kali pertama dia merasakan sesuatu yang aneh ketika Mike menyentuhnya. Tetapi apa?

Bab terkait

  • MY TREASURE   BAB 10

    Jake masuk ke dalam rumah Mike dan dia melihat Mike yang sibuk menyeduh kopi di meja makan. Pria itu melihat kedatangannya, tetapi pandangannya tampak tak acuh dan langsung mengalihkan perhatian pada kopi yang berada di atas meja. Rasanya Jake ingin mengumpat karena pria itu menghilang begitu saja lima menit sebelum rapat dimulai. Dia harus kerepotan saat menghandel semua sendirian selama Mike tidak bersamanya.“Apa kau tahu, kita nyaris saja kehilangan salah satu partner terbaik dalam pembangunan hotel impianmu,” kata jake dengan suara menahan marah. Mike menatapnya malas.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 11

    Diana turun dari halte bis setelah menempuh perjalanan panjang selama satu hari satu malam. Tubuhnya begitu pegal dan beberapa sendinya berdenyut nyeri. Gadis itu memilih duduk diam di bangku halte, dia membutuhkan istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan setidaknya selama tiga jam lagi menuju ke Desa Pandan. Desa yang akan menjadi rumahnya selama pelarian, walau desa itu terpencil jauh ke dekat kaki bukit di pedalaman dengan akses masuk yang sulit dan jalanannya sempit, tetapi Diana harus bersyukur karena dia masih memiliki rumah untuk pelariannya. Setelah merasa cukup untuk sekedar meluruskan kaki, akhirnya gadis itu berdiri dan mencari bus yang akan membawanya memasuki desa.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 12

    Mike memasuki rumah bersama Jake. Mereka melintasi ruang tamu menuju meja makan, karena ini memang sudah jadwal makan malam. Keduanya merasa lapar setelah melakukan survey lapangan ke cabang MikeHill yang ada di sekitar kota itu, setidaknya ada tiga anak cabang MikeHill Corporate yang baru saja Mike awasi. Kesemua perusahan itu bergerak di bidang yang berbeda seperti percetakan kertas, perusahaan pembuatan produk furnitur dan cabang perusahaan MikeHill yang memproduksi parfum yang cukup terkenal."Aku tidak tahu kalau pria itu sangat berkompeten di bidang pemasaran," kata Mike memuji salah satu kar

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 13

    Jake mengurut pelipis dan memperhatikan beberapa keterangan yang Rudith laporkan mengenai Diana. Dia bingung harus bagaimana mengatakannya pada Mike, karena Jake yakin Mike akan sangat tidak senang pada kabar yang akan dia sampaiakan.Suara pintu berderit mengalihkan perhatian Jake dari layar ponsel, dia menodongak dan mendapati Mike yang memasuki ruang kerjanya dengan wajah kusut. Dari kantung mata pria itu jelas terlihat bahwa Mike tidak tidur beberapa malam ini dan hal itu semakin membuatnya merasa aneh.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 14

    Cahaya putih menyilaukan membuat Diana membuka mata, dia terduduk dari posisi berbaring dan selama sepuluh menit ke depan Diana hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Termenung dengan pikiran berkabut, seolah tidak percaya bahwa saat ini dia berada di rumah pria asing. Oh, akankah dia menganggap calon suaminya pria asing. Diana bahkan tidak mengerti harus bagaimana sekarang. Terjebak dalam rumah pria yang baru saja dia kenal bukanlah hal menyenangkan, bahkan dia tidak bisa bebas melakukan apa pun saat ini, karena Diana yakin sepenuhnya bahwa pria itu pasti mengawasi dan menaruh suruhannya di setiap sudut rumah yang baru saja Diana tempati.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 15

    Jake melihat Mike yang termenung di atas meja kerja sembari memutar ponsel, dan sikapnya ini sudah berlangsung selama empat hari sejak Diana memasuki kediaman Mike. Kerap kali Jake melihat Diana yang memasang wajah sendu ketika dia datang menyapa, dan bahkan Diana terang-terangan menatap Mike dengan tatapan penuh kebencian, tetapi Mike seolah tidak peduli, walau Jake sebenarnya menyadari bahwa Mike tidak suka dengan pandangan Diana padanya. Jake berdehem untuk menarik perhatian Mike, tetapi pria itu hanya diam sembari melirik dan kembali melakukan kegiatan tidak bergunanya. Jake merasa kesal karena Mike menyerahkan semua tugasnya hingga dia jadi lebih sibuk dari biasanya.“Mike, ada undangan dari Mr. Holand Ranaer dari Singapura. Dia mengundangmu untuk makan siang bersama di Villa pribadinya,”

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-13
  • MY TREASURE   BAB 16

    Mike menarik kerah baju beberapa pria yang berjaga di depan pintu masuk rumahnya. Wajah mereka memar dan tampak luka serta noda darah yang membekas di sebagian baju yang mereka kenakan.“Kalian berlima dan dia sendiri! Apa sesulit itu melumpuhkan satu orang?!” bentak Mike pada lima pria yang terkapar di atas lantai.Rudith menatap penuh penyesalan. “Dia menyerang dengan tidak terduga, Sir. Awalnya dia mendatangi kami dengan baik-baik dan tiba-tiba memukul tanpa memberi kami waktu untuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-14
  • MY TREASURE   BAB 17

    Mike membanting pintu perpustakaan pribadinya, dia melangkah lebar mendekati Steve dan Jake menahannya segera ketika mereka saling berhadapan. Steve duduk tenang di salah satu bangku putar berwarna merah terang dengan sandaranya yang empuk, kakinya menyilang di atas lutut dan saat ini dia menatap Mike dengan pandangan begitu merendahkan seolah dialah tuan rumah di sana.“Apa maumu sebenarnya?!” bentak Mike dengan kemarahan yang tidak ditutupi.Jake tertawa sarkastik, menghasilkan suara

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-14

Bab terbaru

  • MY TREASURE   EXTRA PART

    “DisneyLand”Jake tidak ikut ke mansionku, dia memilih langsung pulang ke rumahnya. Calon istrinya sedang menunggu di sana. Sayang sekali, padahal aku ingin mengajaknya untuk bertemu Jasmin dan Blair karena sudah lama dia tidak bertemu dengan keluarga kecilku, terutama Blair yang belum pernah dia temui.

  • MY TREASURE   EXTRA PART

    “Paris, four Years Latter”Suara gaduh yang kurindukan, tawa dan keributan kecil dari putera-puteriku selalu menyambut pagi setiap kali kuterjaga. Tanganku meraba sisi di sebelahku berbaring yang kini telah kosong, terasa dingin seakan sudah lama ditinggalkan.Penciumanku disapa oleh nikmatnya aroma mentega dan manisnya madu bersama roti bakar, kurasa dia sudah memulai aktivitasnya di dapur. Aku bergegas bangun dan bersiap memulai kesibukan hari ini.

  • MY TREASURE   EPILOG

    Salju di bulan Desember tampak menghiasi Avenue des Champs-Elysées, jalanan yang menghubungkan Concorde dan Arc de Triomphe, dijuluki sebagai belle avenue du monde—jalan terindah di dunia—kini ramai dikunjungi wisatawan, karena hari libur panjang untuk menyambut tahun baru.Seorang wanita dengan coat merah dan syal maroon tengah meniti langkah hati-hati di antara deretan lampu berpendar kuning keemasan dan jejeran pohon natal berhias lonceng, juga pita di setiap pertokoan sudut kota.Wanita itu tersenyum sumringah sembari mengelus perutnya yang tertutupi dengan baik melalui coat merahnya. Dia memasu

  • MY TREASURE   BAB 46

    Diana memilih menghabiskan waktu siang itu dengan tiduran di atas kasur, dia sangat malu menunjukkan mukanya di depan anggota keluarga Hill yang lain. Mike bahkan kehabisan akal untuk membujuknya keluar.“Diana, apa kau di dalam?” Suara Savira membuat Diana terjaga.“Iya, ada apa?” tanyanya sembari berjalan membukakan pintu. Terlihat Savira sudah siap dengan kaus longgar selutut dan celana jeans pendek.“Ayo, aku ingin mengajakmu naik sepeda ke Place de la Concorde,” ajaknya.Diana mengerutkan

  • MY TREASURE   BAB 45

    Cahaya matahari mengintip masuk ke kamar luas yang Diana tempati, membuat wanita itu menggeliat gelisah karena silau. Perlahan mata indah Diana terbuka, ia melihat jendela kamarnya yang sedikit terbuka dengan cahaya terang di tengah.Kepala Diana bergeser melirik ke sebelah, sisi kasur yang lain, tidak ada siapa-siapa di sana. Membuat Diana mengernyit heran. Dengan gerakan refleks Diana bangkit dari duduk dan mencari keberadaan suaminya di kamar luas tersebut, tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Mike di sana.Diana bergegas turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi, sekedar mencuci muka dan menggosok gigi sebelum turun ke bawah untuk bergabung bersama keluarga Hill lainnya. Di meja makan tampak Asley dan boneka b

  • MY TREASURE   BAB 44

    Cuaca kota Paris pagi itu sangat cerah. Diana bersemangat dan menarik tangan Mike untuk bergegas jalan-jalan keluar.“Ke mana kita akan pergi pagi ini?” tanya Mike yang sama antusiasnya.Diana mengeluarkan senjata andalan, sebuah peta kota Paris dari tas tangan. Mike mengernyit menatap peta yang Diana pegang.“Diana, kenapa kau membawa benda itu?” tanya Mike tak suka.“Tentu saja untuk keliling Paris agar tidak tersesat,” sungutnya pada Mike.

  • MY TREASURE   BAB 43

    Diana merentangkan tangan, menarik napas menghirup udara musim semi kota Paris. Sekarang sudah jam satu siang, mereka baru saja tiba dan sedang berdiri di luar pintu kedatang-an Bandara Charles de Gaulle. Empat belas jam di dalam pesawat membuatnya bosan. Berkali-kali dia mengganggu Mike yang tidur dalam pesawat hanya untuk mendengarkannya bercerita tentang rencana bulan madu yang telah ia persiapkan.“Apa kau lelah?” tanya Mike yang berjalan di belakang. Diana mengangguk dan menoleh pada Mike.“Kau tidak lelah?” Diana melihat Mike yang masih seg

  • MY TREASURE   BAB 42

    Tatapan Diana jatuh pada Mike yang masuk begitu saja dari pintu depan. Wanita itu menegang di tempat hendak memarahinya, namun Mike tak peduli dan terus menerjang Diana, menarik wanita itu dalam pelukannya. Dia mencium puncak kepala Diana dan membuat wanita itu menjeritkan penolakan.“Kumohon, jangan menolakku kali ini. Biarkan aku memelukmu sebentar, beri aku waktu lima menit setelahnya aku akan pergi seperti yang kau inginkan,” bisik Mike tepat di telinga Diana. Wanita itu terisak dan menghentikan rontanya, dia membiarkan Mike mengelus lembut puncak kepala serta punggungnya.“Biarkan aku mewujudkan impianmu dan impian ayahmu, jadikan aku pria beruntung yang memilikimu.”

  • MY TREASURE   BAB 41

    Hari pertama setelah kejadian tersebut. Mike mencari tahu siapa dalang di balik semua ini. Dia akan menuntaskannya hingga ke akar. Tangannya meremas ponsel hendak menghancur-kan benda tipis itu. Jake yang sedari tadi diam akhirnya menghirup udara dan mulai bersuara.“Mereka pasti akan menemukannya, Mike.”Orang yang diajak bicara hanya menatap datar dengan senyum sinis. Dia terus meremas ponselnya yang andaikan bisa berbicara pasti benda mati itu berteriak meminta lepas dari cengkraman Mike yang tampak tidak sabar sembari menahan amarah.“Aku akan me

DMCA.com Protection Status