Share

BAB 7

Penulis: Blezzia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-12 19:44:25

Dua hari telah berlalu sejak Diana meninggalkan rumah Mike. Dia masih tidak terima dengan apa yang menimpanya. Dengan berat hati Diana meninggalkan kontrakan dan pindah ke kontrakan Nia karena Diana tidak bisa tinggal sendiri sejak hari itu. Malam-malamnya hanya dipenuhi mimpi di mana selembar kertas mengejar dan meminta Diana untuk mematuhi beberapa baris huruf dan angka yang berputar-putar di kepala hingga dia merasa sesak.

Keadaan Diana saat ini tidak lebih baik sejak ia pindah, kantung matanya jelas menggelayut membentuk lingkaran hitam akibat tidak pernah tidur semalaman. Pikirannya juga dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada, bahkan dia tidak peduli menjadi pengangguran dan mengurungkan niat untuk mencari pekerjaan.

Nia dengan senang hati menampung, namun Diana sadar dia tidak bisa seperti ini selamanya. Hutang-hutang pada rentenir itu juga mengejar dan mereka siap kapan saja untuk menangkap dirinya. Memikirkan organ tubuhnya menjadi pengganti atas hutang-hutang ayahnya sudah cukup membuat Diana bergidik ngeri.

“Aku akan pergi,” kata Diana pada Nia yang duduk santai di sebelah sambil menikmati acara TV kesukaan mereka, namun entah mengapa saat ini tidak ada apa pun yang menarik bagi Diana. Semua terasa hambar, bahkan cokelat panas dalam mugnya juga sama hambar. Nia menoleh cepat pada sahabatnya, dia memandang Diana dengan tatapan tidak setuju.

“Aku tidak mungkin terus memberatkanmu, Nia,” ujarnya. Diana terdiam sejenak sebelum mengatakan, “Ada begitu banyak masalah yang menyertaiku secara bersamaan, dan aku tidak mau menyeretmu. Sudah cukup kau membantuku selama ini, aku tidak bisa menerimanya lagi, aku sudah tidak memiliki apa-apa untuk membalas semua kebaikanmu padaku.”

Diana menunduk, menatap mug berisi cokelat hangat, dan sekilas jari-jemarinya mengusap mata yang mulai basah. Nia meletakkan kotak cemilan yang ia pegang, lalu mendekati Diana sembari memeluk gadis itu dengan perasaan tulus.

“Aku tidak meminta apa pun padamu. Bukankah sudah kukatakan bahwa aku adalah saudaramu sekarang? Jangan menganggapku sebagai orang lain Diana, itu hanya semakin membuatku sedih, dan ... aku tidak mungkin membiarkanmu sendiri di luar sana bukan?” ucapnya. Mereka sama-sama terisak dalam keadaan saling berpelukan, menyalurkan perasaan masing-masing.

Diana menggeleng di sela tangisnya. “Aku tidak bisa, dan sudah kuputuskan untuk pergi dari sini. Setidaknya Ayah tidak pernah menjual rumah warisan kakek di Desa Pandan, dan sudah kuputuskan akan pergi ke sana besok. Maaf kan aku jika ini terlalu tiba-tiba, tetapi aku sudah tidak bisa lagi terus seperti ini,” katanya dengan suara serak. Nia semakin mengeratkan pelukan. Gadis itu tahu seberapa jauh tempat yang Diana sebutkan tadi, dan bila memang dugaannya benar, mereka mungkin tidak akan bertemu lagi.

“Aku tidak bisa melepasmu Diana, kau akan sendirian, dan siapa yang akan mengurusmu nanti?” Nia melepas pelukannya dan melihat Diana dengan pandangan serius.

Diana tertawa hambar. “Aku bisa menjaga diriku, kau tidak perlu takut. Lagi pula aku gadis dewasa yang akan berusia dua puluh satu tahun.”

Nia terlihat tidak bisa terima dengan keputusan sahabatnya, tetapi dia juga tidak mungkin menahan Diana di saat seperti ini. Mereka sama-sama tahu betapa pelik masalah yang Diana alami.

“Apa kau akan terus menghubungiku?” tanya Nia sembari berharap.

Diana menggeleng lemah. “Maaf  kan aku, sebaiknya kita jangan berhubungan dulu, aku takut rentenir-rentenir itu datang dan memaksamu untuk buka mulut,” jawab Diana dengan rasa bersalah.

“Oh ayaolah, aku tidak mungkin mengatakan pada mereka!” ucap Nia dengan nada bercanda, karena dia sangat mengerti maksud sahabatnya. “Dan ... jika itu keputusanmu, jangan pernah lupakan aku, kita akan terus berteman dan kau bisa mengetuk pintu rumahku jika kau tersesat.”

“Jangan mengatakan sesuatu yang akan membuatku semakin berat untuk meninggalkanmu!” Mata Diana sembab hendak menangis, tetapi Nia malah menertawainya.

“Kau cengeng sekali, siapa yang mau menikahimu jika kau secengeng ini,” ledek Nia sembari menepuk punggung tangan Diana.

“Tentu saja akan ada yang menikahiku, lagi pula aku tidak jelek kalau menangis, dan kau tidak lupa bukan dengan julukanku.”

Nia menggeleng dramatis. Tentu saja dia ingat siapa Diana ketika mereka sama-sama duduk di bangku SMA. Gadis itu selalu menjadi tren center di seluruh sekolah hingga dijuluki sebagi Queen Bee. Banyak gadis seusia mereka yang berusaha agar bisa menjadi temannya, dan untuk urusan laki-laki, Diana dikenal sebagai princess of  broken heart. Dia ahlinya untuk membuat hampir setengah siswa di sekolah mereka menangis karena penolakan gadis itu.

“Ya, dan sebaiknya aku pergi bersiap ke salon, sudah pukul setengah sepuluh dan aku tidak mau terlambat kali ini. Wanita itu nanti mengomeliku jika aku tidak juga ada di sana setengah jam lagi,” kata Nia sembari beranjak dari sofa.

Diana mengangguk dan mengambil alih remot TV, lalu mengganti chanel sesukanya sembari menunggu Nia bersiap-siap sebelum berangkat kerja. Tangan Diana berhenti mengutak-atik remot ketika ponselnya berdering dan layarnya berkedip. Di sana tertera nama Ari yang membuat perasaan Diana semakin berat. Jika dia pergi dari tempat ini, itu artinya dia juga akan pergi meninggalkan pria itu. Pria yang telah menemaninya sejak tiga tahun yang lalu, walaupun mereka sebatas teman tapi hanya pria itu yang benar-benar peduli padanya. Lama Diana melamun sembari menatap layar ponselnya yang mati.

Nia keluar dengan blus biru laut dan rok span selutut lima belas menit kemudian. Dia berdecak melihat Diana yang tampak termenung di atas sofa.

“Ada apa Diana? Kau sedang memikirkan sesuatu?”

Diana mendongak lalu menggeleng pelan. “Tidak, aku hanya sedang berpikir apakah menyetujui ajakan seseorang. Ari memintaku untuk bertemu,” jawabnya. Nia tersenyum dan menggangguk.

“Pergilah, manfaatkan waktumu sebelum kau benar-benar meninggalkan tempat ini.”

Diana menghela napas dan menggangguk sebelum akhirnya beranjak dari tempatnya untuk bergegas ke kamar. Dia akan bersiap dan segera menemui pria itu di tempat biasa mereka bertemu.

...................

Mike duduk di bangku kekuasaannya, dia tampak sibuk memerhatikan sebuah rancangan kasar untuk bangunan Hotel MikeHill yang bekerja sama dengan perusahaan MJ Group. Berkali-kali dia menautkan alis karena tidak puas dengan desain dasar yang tidak sesuai dengan seleranya.

“Jake, apa kau sudah menghubungi Maldeva mengenai rencana pembangunan hotel ini?”

Jake yang tengah duduk sembari menyelesaikan pekerjaan di sofa akhirnya mendongak.

“Ya, dan beliau memintamu untuk segera mengatur pertemuan dengan perwakilan  MJ Group untuk membahas pembangunan kelanjutannya. Mereka sedang menyelesaikan pembebasan lahan dan pemerikasaan AMDAL.”

Mike menatap Jake dengan tatapan tajam. “Segera atur pertemuan dengan mereka karena aku tidak menyukai desain hotel ini, kau tidak lihat bahwa desainnya terlalu sederhana.”

Jake menggeleng lemah dan dia tahu bahwa Mike terlalu banyak menuntut.

“Sudah tiga kali kau mengganti desainnya Mike, apa kita harus mencari perancang baru lagi?”

Mike menggangguk mengiyakan. “Ya, aku tidak akan pernah puas jika hasilnya tidak sesuai dengan keinginanku. Aku sudah menginvestasikan banyak uang hanya untuk hotel ini saja, dan aku tidak ingin rugi. Hotel ini harus menjadi salah satu Best Asian Hotel dan satu-satunya di Indonesia. ”

Jake menghela napas dengan suara lemah. “Baiklah, akan kulakukan apa pun yang kau minta,” katanya dengan suara yang mengisyaratkan ketidaksukaannya.

Bab terkait

  • MY TREASURE   BAB 8

    Diana mendatangi Juizy Cafe yang tidak jauh dari kontrakan Nia. Dia memilih duduk di dekat jendela sembari menikmati pemandangan lalu-lalang pejalan kaki di luar sana. Seorang wanita denganname tagNadira Andrani mendatanginya, membawakan buku menu.“Aku mau Muffin dan segelas Vanilla Caramelo,” katanya.“Baiklah, ada yang lain?” tanya pelayan tersebut.Diana menggeleng dan pelayan itu segera mengambil pesanan Diana ke balikcounter. Selagi menunggu kedatangan Ari, Diana memilih untuk mendengarkan musik dariearphone, namun tangannya terhenti di tomb

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 9

    Diana masih menangis menahan sakit pada kakinya, dia bahkan tidak memerhatikan sekitarnya lagi. Baginya rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya sudah sangat menyiksa hingga dia lupa dengan sekitar. Gadis itu mengerang sakit saat berusaha menarik kakinya yang terjepit, namun gerakan putus asanya terhenti saat sebuah tangan kokoh menyentuh pangkal kakinya, dengan gerakan pelan menggeser letak batu dan membebaskan kaki Diana yang terjepit. Pria itu melakukannya dengan hati-hati, sebaik mungkin tidak menyakiti Diana.Namun tidak hanya sampai di situ, pria asing itu meletakkan kaki Diana di atas pangkuannya, lalu memeriksa luka yang sedikit lebar di sana. Dia menatap wajah Diana sekilas sebelum perhatiannya kembali teralih pada luka di kaki Diana, dan saat itulah baru Diana bisa melihat wajahnya yang Diana akui

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 10

    Jake masuk ke dalam rumah Mike dan dia melihat Mike yang sibuk menyeduh kopi di meja makan. Pria itu melihat kedatangannya, tetapi pandangannya tampak tak acuh dan langsung mengalihkan perhatian pada kopi yang berada di atas meja. Rasanya Jake ingin mengumpat karena pria itu menghilang begitu saja lima menit sebelum rapat dimulai. Dia harus kerepotan saat menghandel semua sendirian selama Mike tidak bersamanya.“Apa kau tahu, kita nyaris saja kehilangan salah satu partner terbaik dalam pembangunan hotel impianmu,” kata jake dengan suara menahan marah. Mike menatapnya malas.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 11

    Diana turun dari halte bis setelah menempuh perjalanan panjang selama satu hari satu malam. Tubuhnya begitu pegal dan beberapa sendinya berdenyut nyeri. Gadis itu memilih duduk diam di bangku halte, dia membutuhkan istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan setidaknya selama tiga jam lagi menuju ke Desa Pandan. Desa yang akan menjadi rumahnya selama pelarian, walau desa itu terpencil jauh ke dekat kaki bukit di pedalaman dengan akses masuk yang sulit dan jalanannya sempit, tetapi Diana harus bersyukur karena dia masih memiliki rumah untuk pelariannya. Setelah merasa cukup untuk sekedar meluruskan kaki, akhirnya gadis itu berdiri dan mencari bus yang akan membawanya memasuki desa.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 12

    Mike memasuki rumah bersama Jake. Mereka melintasi ruang tamu menuju meja makan, karena ini memang sudah jadwal makan malam. Keduanya merasa lapar setelah melakukan survey lapangan ke cabang MikeHill yang ada di sekitar kota itu, setidaknya ada tiga anak cabang MikeHill Corporate yang baru saja Mike awasi. Kesemua perusahan itu bergerak di bidang yang berbeda seperti percetakan kertas, perusahaan pembuatan produk furnitur dan cabang perusahaan MikeHill yang memproduksi parfum yang cukup terkenal."Aku tidak tahu kalau pria itu sangat berkompeten di bidang pemasaran," kata Mike memuji salah satu kar

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 13

    Jake mengurut pelipis dan memperhatikan beberapa keterangan yang Rudith laporkan mengenai Diana. Dia bingung harus bagaimana mengatakannya pada Mike, karena Jake yakin Mike akan sangat tidak senang pada kabar yang akan dia sampaiakan.Suara pintu berderit mengalihkan perhatian Jake dari layar ponsel, dia menodongak dan mendapati Mike yang memasuki ruang kerjanya dengan wajah kusut. Dari kantung mata pria itu jelas terlihat bahwa Mike tidak tidur beberapa malam ini dan hal itu semakin membuatnya merasa aneh.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 14

    Cahaya putih menyilaukan membuat Diana membuka mata, dia terduduk dari posisi berbaring dan selama sepuluh menit ke depan Diana hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Termenung dengan pikiran berkabut, seolah tidak percaya bahwa saat ini dia berada di rumah pria asing. Oh, akankah dia menganggap calon suaminya pria asing. Diana bahkan tidak mengerti harus bagaimana sekarang. Terjebak dalam rumah pria yang baru saja dia kenal bukanlah hal menyenangkan, bahkan dia tidak bisa bebas melakukan apa pun saat ini, karena Diana yakin sepenuhnya bahwa pria itu pasti mengawasi dan menaruh suruhannya di setiap sudut rumah yang baru saja Diana tempati.

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • MY TREASURE   BAB 15

    Jake melihat Mike yang termenung di atas meja kerja sembari memutar ponsel, dan sikapnya ini sudah berlangsung selama empat hari sejak Diana memasuki kediaman Mike. Kerap kali Jake melihat Diana yang memasang wajah sendu ketika dia datang menyapa, dan bahkan Diana terang-terangan menatap Mike dengan tatapan penuh kebencian, tetapi Mike seolah tidak peduli, walau Jake sebenarnya menyadari bahwa Mike tidak suka dengan pandangan Diana padanya. Jake berdehem untuk menarik perhatian Mike, tetapi pria itu hanya diam sembari melirik dan kembali melakukan kegiatan tidak bergunanya. Jake merasa kesal karena Mike menyerahkan semua tugasnya hingga dia jadi lebih sibuk dari biasanya.“Mike, ada undangan dari Mr. Holand Ranaer dari Singapura. Dia mengundangmu untuk makan siang bersama di Villa pribadinya,”

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-13

Bab terbaru

  • MY TREASURE   EXTRA PART

    “DisneyLand”Jake tidak ikut ke mansionku, dia memilih langsung pulang ke rumahnya. Calon istrinya sedang menunggu di sana. Sayang sekali, padahal aku ingin mengajaknya untuk bertemu Jasmin dan Blair karena sudah lama dia tidak bertemu dengan keluarga kecilku, terutama Blair yang belum pernah dia temui.

  • MY TREASURE   EXTRA PART

    “Paris, four Years Latter”Suara gaduh yang kurindukan, tawa dan keributan kecil dari putera-puteriku selalu menyambut pagi setiap kali kuterjaga. Tanganku meraba sisi di sebelahku berbaring yang kini telah kosong, terasa dingin seakan sudah lama ditinggalkan.Penciumanku disapa oleh nikmatnya aroma mentega dan manisnya madu bersama roti bakar, kurasa dia sudah memulai aktivitasnya di dapur. Aku bergegas bangun dan bersiap memulai kesibukan hari ini.

  • MY TREASURE   EPILOG

    Salju di bulan Desember tampak menghiasi Avenue des Champs-Elysées, jalanan yang menghubungkan Concorde dan Arc de Triomphe, dijuluki sebagai belle avenue du monde—jalan terindah di dunia—kini ramai dikunjungi wisatawan, karena hari libur panjang untuk menyambut tahun baru.Seorang wanita dengan coat merah dan syal maroon tengah meniti langkah hati-hati di antara deretan lampu berpendar kuning keemasan dan jejeran pohon natal berhias lonceng, juga pita di setiap pertokoan sudut kota.Wanita itu tersenyum sumringah sembari mengelus perutnya yang tertutupi dengan baik melalui coat merahnya. Dia memasu

  • MY TREASURE   BAB 46

    Diana memilih menghabiskan waktu siang itu dengan tiduran di atas kasur, dia sangat malu menunjukkan mukanya di depan anggota keluarga Hill yang lain. Mike bahkan kehabisan akal untuk membujuknya keluar.“Diana, apa kau di dalam?” Suara Savira membuat Diana terjaga.“Iya, ada apa?” tanyanya sembari berjalan membukakan pintu. Terlihat Savira sudah siap dengan kaus longgar selutut dan celana jeans pendek.“Ayo, aku ingin mengajakmu naik sepeda ke Place de la Concorde,” ajaknya.Diana mengerutkan

  • MY TREASURE   BAB 45

    Cahaya matahari mengintip masuk ke kamar luas yang Diana tempati, membuat wanita itu menggeliat gelisah karena silau. Perlahan mata indah Diana terbuka, ia melihat jendela kamarnya yang sedikit terbuka dengan cahaya terang di tengah.Kepala Diana bergeser melirik ke sebelah, sisi kasur yang lain, tidak ada siapa-siapa di sana. Membuat Diana mengernyit heran. Dengan gerakan refleks Diana bangkit dari duduk dan mencari keberadaan suaminya di kamar luas tersebut, tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Mike di sana.Diana bergegas turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi, sekedar mencuci muka dan menggosok gigi sebelum turun ke bawah untuk bergabung bersama keluarga Hill lainnya. Di meja makan tampak Asley dan boneka b

  • MY TREASURE   BAB 44

    Cuaca kota Paris pagi itu sangat cerah. Diana bersemangat dan menarik tangan Mike untuk bergegas jalan-jalan keluar.“Ke mana kita akan pergi pagi ini?” tanya Mike yang sama antusiasnya.Diana mengeluarkan senjata andalan, sebuah peta kota Paris dari tas tangan. Mike mengernyit menatap peta yang Diana pegang.“Diana, kenapa kau membawa benda itu?” tanya Mike tak suka.“Tentu saja untuk keliling Paris agar tidak tersesat,” sungutnya pada Mike.

  • MY TREASURE   BAB 43

    Diana merentangkan tangan, menarik napas menghirup udara musim semi kota Paris. Sekarang sudah jam satu siang, mereka baru saja tiba dan sedang berdiri di luar pintu kedatang-an Bandara Charles de Gaulle. Empat belas jam di dalam pesawat membuatnya bosan. Berkali-kali dia mengganggu Mike yang tidur dalam pesawat hanya untuk mendengarkannya bercerita tentang rencana bulan madu yang telah ia persiapkan.“Apa kau lelah?” tanya Mike yang berjalan di belakang. Diana mengangguk dan menoleh pada Mike.“Kau tidak lelah?” Diana melihat Mike yang masih seg

  • MY TREASURE   BAB 42

    Tatapan Diana jatuh pada Mike yang masuk begitu saja dari pintu depan. Wanita itu menegang di tempat hendak memarahinya, namun Mike tak peduli dan terus menerjang Diana, menarik wanita itu dalam pelukannya. Dia mencium puncak kepala Diana dan membuat wanita itu menjeritkan penolakan.“Kumohon, jangan menolakku kali ini. Biarkan aku memelukmu sebentar, beri aku waktu lima menit setelahnya aku akan pergi seperti yang kau inginkan,” bisik Mike tepat di telinga Diana. Wanita itu terisak dan menghentikan rontanya, dia membiarkan Mike mengelus lembut puncak kepala serta punggungnya.“Biarkan aku mewujudkan impianmu dan impian ayahmu, jadikan aku pria beruntung yang memilikimu.”

  • MY TREASURE   BAB 41

    Hari pertama setelah kejadian tersebut. Mike mencari tahu siapa dalang di balik semua ini. Dia akan menuntaskannya hingga ke akar. Tangannya meremas ponsel hendak menghancur-kan benda tipis itu. Jake yang sedari tadi diam akhirnya menghirup udara dan mulai bersuara.“Mereka pasti akan menemukannya, Mike.”Orang yang diajak bicara hanya menatap datar dengan senyum sinis. Dia terus meremas ponselnya yang andaikan bisa berbicara pasti benda mati itu berteriak meminta lepas dari cengkraman Mike yang tampak tidak sabar sembari menahan amarah.“Aku akan me

DMCA.com Protection Status