"Kau lebih suka seks yang keras atau lembut?"
Tangan besar Jack menjelajahi wajah cantik Luna. Laki-laki itu memegang bibir Luna yang sudah ia ikat tangannya di belakang. Ia suka menjadi budak seperti ini. Sebenarnya Luna ingin memilih mundur, tak jadi ia menaklukan Jack karena si iblis ini memang bukan tandingannya, tapi Luna seperti terjebak dalam labirin dan tak bisa kembali.
Luna menatap Jack penuh permusuhan, sepertinya pertemuan-pertemuan mereka hanya diisi dengan seks—lebih tepatnya Jack yang memperkosa Luna. Terkadang Luna ingin meludah ke arah Jack, tapi ia tak berani, apa yang Jack bicarakan tidak main-main. Sekali Jack bicara menyakiti maka, akan ia lakukan.
Jack berbalik dan membuka lemari besar berisi barang-barang untuk memuaskan kegilaan seksnya. Tiba-tiba, Jack mengambil sebuah tongkat panjang dan mengelus-elusnya. Luna tak yakin, ia bisa melaksanakan kali ini. Terkadang Jack menawarkan kekayaan dan juga memanjakan dirinya, tapi sa
Laptop dan Ilene adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Ibarat kompor dan kuali tak bisa berfungsi tanpa satu sama lain. Laptop sudah seperti separuh nyawa bagi Ilene, walau keseriusan dirinya menggarap naskah belum terlihat hasilnya tapi Ilene yakin ada saatnya ia akan menikmati semuanya.Hubungan Moon dan Ilene berjalan lebih intim. Moon tak serese dulu bahkan terlihat begitu care pada Ilene. Ilene adalah kaum hawa yang lemah dikit-dikit bawa perasaan. Walau belum melihat siapa dalang di balik layar, Ilene sudah jatuh cinta pada Moon. Katakan semuanya kekanakan dan konyol tapi itu yang Ilene rasakan. Dadanya membuncah bahagia saat berbalas email dari Moon. Atau saat ia galau ketika dalam satu jam saja Moon belum membalas email dari dirinya.Kopi Janji Manis, di sini Ilene berada. Ia menikmati cappucino dingin dan manis sambil melihat banyak kata-kata yang sudah ia susun. Ilene memang membutuhkan suasana baru, walau terasa lebih nyaman di kamar. 
Yang Ilene lihat, Aftar adalah sosok laki-laki yang lembut dan juga perhatian. Bagaimana laki-laki ini begitu tenang dan menjawab semua pertanyaan yang Ilene lontarkan.Keduanya tengah berjalan di pinggir danau, sebuah taman air yang menyediakan perahu jika para pengunjung ingin mengeliling danau yang sedikit panjang dan luas. Ilene hanya tersenyum dan berjalan berdampingan bersama Aftar. Terkadang Ilene berpikir, jadi kekasih Aftar tidak terlalu buruk. Walau hatinya masih condong pada Kayvan. Hanya saja, Kayvan tak pernah peka padanya."Sosok yang kamu kagumi itu siapa?" Aftar menoleh. Ilene tertegun, ia baru memperhatikan wajah Aftar lebih dekat, hidung mancung alis rapi yang hampir menyatu. Aftar seperti memiliki darah timur tengah. Wajahnya seperti orang Arab dengan rambut sedikit bergelombang, Ilene jadi teringat Jared. Laki-laki itu memiliki rambut yang bergelombang, hingga sering jatuh ke jidatnya."Aku suka B.J Habibie. Bagaimana beliau
Ilene dan Kayvan menertawakan kebodohan mereka. Hari ini, akhirnya mereka bisa eksperimen makanan bersama. Seperti yang Ilene inginkan, masak mie dengan susu full cream coklat. Mungkin bagi orang lain akan bikin enek, tapi kita tidak akan tahu jika tidak mencobanya."Aku masukan susunya aja." Ilene yang tengah bersandar di pintu kulkas berwarna pink langsung mengangguk dan meneguk minumannya. Keduanya bereksperimen di dapur Kayvan.Dapur Kayvan lebih rapi dan tertata, mungkin Bunda Kayvan lebih rajin memasak di dapur. Bunda Ilene bukan orang yang terlalu berkutat di dapur, mau masak tinggal masak atau malas masak beli lauk. Ilene juga tak terlalu sering memasak di dapur walau ia bisa memasak apa saja.Setelah memasak mie dengan susu, Ilene ingin mempraktekan makanan yang lain. Walau harus menyalahkan estetika sebuah makanan tapi Ilene suka mencobanya. Mungkin ia bisa mencampurkan mie rebus dengan taburan meses coklat di atasnya. Kelihatannya meman
Ilene duduk di bangku kampus, menunggu giliran untuk mengurus syarat mengajukan sidang skripsi. Tidak ada hal yang membuatnya bersyukur, perjuangannya selama empat tahun tidak sia-sia."Ai udah dapat jadwal sidang?""Kan kita masukan semua syarat dulu baru nanti dibuat jadwal."Ilene melirik pada ibu-ibu anak satu yang memegang map putih di tangannya dan suaminya beserta anaknya yang tak pernah absen untuk menemani di mana ia berada.Hari ini Danish memakai kaos berwarna kuning terang dengan gambar pesawat. Anak ini semakin mengemaskan, tapi Danish tidak suka bermain bersama Ilene membuat Ilene ingin terus menganggu hingga Danish menangis. Ilene menatap pada abangnya yang mengendong Danish.Mereka hanya punya jadwal sidang selama dua minggu, dan siapa yang akan melaksanakan wisuda bulan depan, maka sudah harus sidang.Ilene takkan heran jika urusan Azyan sudah beres, karena Ilene bisa melihat apapun yang Azyan lakukan
"Perasaan dulu, bunda masih gantiin popok kamu. Kamu sering main jorok-jorok. Bahkan kamu pernah makan kotoran Darris."Ilene langsung manyun saat bagian terakhir tak mengenakan sama sekali. Bundanya sedang memperbaiki baju sidang brokat warna putih khas orang yang mau melaksanakan sidang skiripsi. Hari ini Ilene berjuang, demi masa depan ia akan mendapatkan gelar setelah 4 tahun jungkir-balik.Bundanya juga sedang menyisir rambutnya. Dan menyanggul rambutnya, bahkan Ilene didandani agar terlihat cantik. Bundanya ingin penampilannya jadi rapi dan juga agar dosen fokus ke penampilan dan menanyakan pertanyaan yang mudah."Bunda perlu antar nggak nih?""Bunda... Ai bukan anak kecil." Ilene merengek, bundanya kadang seperti tak sadar jika merasa sudah dewasa."Bunda beri doa terbaik buat Ai, biar bisa jawab pertanyaan semua dosen penguji.""Bunda percaya sama kamu." Ilene langsung memeluk bundanya. Wanita luar
"Cie... Cantik benar cicinnya." Ilene langsung manyun memandang ke arah kembarannya yang tengah menggodanya."Maaf ya kawan dari orok. Sepertinya aku nikah bentar lagi, nggak papa bentar lagi kamu juga bisa kayak aku. Cari perempuan yang benar-benar."Giliran Darris yang mendengkus kesal."Cepat tumpahin teh, siapa? Kembaranmu ini harus mengukur seberapa besar dia tidak brengsek. Atau benar-benar bermanfaat untuk masa depan." Ilene langsung terdiam, ia bahkan belum tahu wujud Moon. Tapi saat cincin itu bersemanyam di jarinya, Ilene tahu Moon adalah satu-satunya. Secara fisik ketiga laki-laki itu tidak akan membuatnya kecewa, walau Ilene punya ekspektasi sendiri."Ada saatnya."Orang yang harus tahu Moon setelah Ilene adalah Darris. Kembaran rese ini bisa memberikan gambaran."Makin kesini kok aku jadi menyadari kata bunda. Benar, kita udah besar. Aku bisa merasakan apa yang bunda rasakan. Kita cepat bangat
"Aku udah tahu itu kamu. Tapi kenapa kamu lakukan semua ini sama aku?" tangis Ilene pecah dan terduduk di tengah jalan yang sepi karena hujan yang deras bahkan ada petir."Kenapa Kayvan? Kenapa?" Gadis itu berlutut di tengah jalan, bahkan tak peduli dengan bajunya yang sudah basah semua. Ilene akan tetap menunggu Moon aka Kayvan di sini. Ilene yakin laki-laki itu akan menjemputnya sekarang, dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja.Kayvan akan membisikkan kata cinta yang membuat Ilene tak berhenti menangis tersedu merasa sangat dicintai dan menjadi wanita paling berharga di dunia ini."Asal kamu tahu, aku udah suka kamu sejak kita SMP. Tapi kenapa kamu nggak pernah lihat aku? Aku bahkan nggak pernah punya pacar, berharap kamu peka. Kamu juga selama ini tak punya pacar kan?"Ilene masih menangis, mengeluarkan semua yang ia rasakan dan melihat langit yang semakin gelap dan hujan yang seolah mendukung dirinya untuk terus menangis dan m
Moon tidak salah. Kayvan tidak salah. Perasaan Ilene yang tidak tahu tempatnya.Gadis itu menyeka air matanya saat melihat tisu bertebaran di lantai, Ilene yang salah! Ilene yang bodoh.Ia hanya memeluk bantal dan menangis dengan wajah jeleknya. Ilene merasa begitu hancur sekarang. Namun tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Kayvan tidak salah!Kalau boleh, Ilene ingin meminta jadi anak kecil saja. Rupanya ia belum siap menghadapi masalah orang dewasa, bagaimana perasaan yang sudah membatu, sudah menjamur ini seolah diberi racun dipaksa agar hilang tapi racun ini malah menyebar. Jika Ilene sedang berdiri dalam ketinggian, ia tak segan untuk berlari dari atas sambil berteriak sekencang mungkin. Seorang penulis itu cara berpikirnya selalu beda bahkan terkadang lebai.Ilene juga tak berhenti untuk menangis. Hanya menangis, hanya ingin menangis tak ada niatan untuk melakukan yang lain. Ilene penasaran, apa ada gadis lain di belahan dunia yang lain m
"Hari ini ujian? Sebelum ujian berdoa dan minum susu. Baca soal baik-baik dan jawab dengan benar." peringat Ilene pada kedua putrinya. Usia mereka sudah 10 tahun.Candy dan Crystal akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Ilene tersenyum dan tak berhenti bersyukur dengan semua anugerah yang ia dapatkan dalam hidupnya. Penyakit Crystal masih kambuh. Kabar baiknya mereka akan melaksanakan transplantasi jantung. Setelah pencarian dan penantian selama 10 tahun, semua kesabaran Ilene dan Jared akan berbuah manis.Jared sedang membuat sarapan untuk kedua putri kembarnya. Laki-laki itu menjalani perannya sebagai kepala rumah tangga yang luar biasa. Candy dan Crystal ingin makan nasi goreng dengan banyak hiasan lucu-lucu yang membuat mereka semangat dan sayang untuk makan.Jadi, Jared akan membentuk nasi goreng tersebut berbentuk karakter lucu. Kali ini dia akan membentuk karakter Rilakuma memakai selimut."Ayah, udah?" Candy langsung berla
"Buna, Kis kenapa?" tanya Candy sambil mendongak melihat ibunya.Ilene mengendong Candy menahan tangisnya, penyakit jantung Crystal kambuh membuat dia harus dilarikan ke rumah sakit. Ilene dan Jared sedang berusaha untuk mencari transplatasi jantung untuk Crystal namun saat ini belum juga dapat.Ilene menoleh ke belakang, tak kuat akhirnya menangis juga. Membayangkan Crystal yang kecil harus menderita seperti itu. Ilene tak ingin menangis di depan Candy membuat bocah itu terus bertanya dan mungkin tahu kesedihan apa yang tengah menimpa keluarga ini.Crystal bisa bermain tapi terkadang penyakit itu datang tanpa diundang. Sudah beberapa tahun mereka mencari transplatasi jantung yang cocok tapi tak kunjung berjodoh.Jared sedang berbicara dengan dokter pribadi Crystal. Dokter yang sudah dianggap keluarga dan menganggap Crystal anal sendiri karena ke sini.Ilene mencium-cium kepala Candy dengan sayang.Candy m
She's become a Momma. A proud Momma for her twins.Ini adalah hari terbahagia Ilene, bukan hari-hari yang ia jalani kini hanya terisi dengan kebahagiaan. Kilas balik tahun sebelumnya saat dia menderita sebuah penyakit aneh yang membuatnya hampir menyerah dan sangat percaya diri. Tapi lihatlah kini, dia mengendong dua putri kembarannya ke rumah Nenek mereka.Candy dan Crystal memakai dress mini lucu berwarna putih dengan rambut kucir dua diikat ke atas. Setiap melihat kedua putrinya dia selalu menumpahkan air mata kebahagiaan. Dia terlalu bangga dengan anak-anaknya.Kedua bocah itu berlari menuju ke dalam rumah neneknya. Mereka sudah tahu, jadi paling semangat jika berangkat ke rumah Nenek, Nenek baik, Nenek sangat memanjakan mereka."Nenek!" teriak Candy dan Crystal kompak. Lihat? Ilene hanya bisa geleng-geleng sambil membawa kantung berwarna putih yang barusan ia beli buah untuk Bundanya. Setiap minggu Ilene ajak anak-anaknya ke r
Ilene tersenyum malu-malu pada suaminya. Masih diliputi oleh rasa bersalah, takut, dan gagal, walau Bundanya telah meyakinkan jika semuanya baik-baik saja. Ilene bisa normal asal dia melawan ketakutannya sendiri dan dibantu terapi."Sini." Ilene tersenyum dan mendekati laki-laki itu. Bagaimana mungkin kamu merasa aneh dan asing dengan suami sendiri, apalagi merasa risih jika dia memegang kamu. Dengan perlahan Ilene mendekati Jared dan dengan rasa sayang yang penuh dia memeluk laki-laki itu. Ilene menutup matanya bersandar di dada laki-laki ini. Dia luar biasa, dia begitu sabar menghadapi sifat Ilene yang kekanakan. Ilene tahu, jika dia mendapatkan laki-laki lain dia sudah dipukul atau lebih parahnya lagi dicampakkan."Terima kasih." Ilene mengelus-elus dada Jared membentuk pola abstrak, walau gadis itu tak tahu jika laki-laki itu menahan dengan sekuat tenaga untuk tidak menerkam gadis itu. Jared begitu sabar, Jared bertahan dan sepertinya dia layak mendapat
"Bunda, Ai nggak bisa. Ai mau sama Bunda aja." Ilene merengek pada Bundanya seperti anak kecil, dan menangis.Pulang dari bulan madu Ilene langsung kabur ke rumahnya karena merasa gagal, merasa takut, dia sudah berusaha untuk mengalahkan rasa takut itu tapi berkali-kali gagal."Enakan jadi anak Bunda aja. Ai nggak siap jadi istri orang." Ilene jujur. Dia ingin menceritakan ketakutan yang terus menggerogoti dirinya, membuat dia tak bisa tidur dengan nyenyak. Ilene seperti dihantui mimpi buruk setiap waktu."Mana ada orang udah punya suami, ngadu-ngadu nangis kayak orang pacaran." Ilene berbalik melihat Darris yang menegurnya. Dulu dia bangga dan songong mengatakan ingin menikah, saat sudah terjadi dia menyesali hal itu."Huwaaaaaa, aku lebih baik kelahi sama kau daripada harus jadi istri orang." Ilene bangkit dan ingin memeluk Darris saat Darris sudah membentengi dirinya agar dipeluk Ilene."No. No! Haram pegang-pegang.
"Hi, Darris, aku akan berjumpa dengan salah satu saudaramu di sini. Mau nitip salam apa sama mereka?" tanya Ilene dengan suara cempreng di ujung telpon sambil menaikkan kaca mata hitam ke atas kepalanya. Gadis itu sedang berada di sebuah bukit dan melihat banyak pemandangan indah di sekelilingnya. Jared membawanya bulan madu ke Pulau Komodo."Siapa?""Komodo. Kamu hidup di jaman T-rex, jadi mau nitip salam-salam apa sama mereka?""Kau kan kembaran aku, jadi kamu juga komodo." sanggah Darris tak mau kalah."Sialan! Benar juga."Ilene mengubah panggilan jadi video chat. Dan terlihat wajah kusut Darris di layar, laki-laki itu hanya memakai kaos lusuh berwarna abu-abu. Ilene moodnya sangat baik sekarang bahkan memakai baju berwarna cerah, berwarna kuning."Kasian kembaran aku. Nikah sana. Biar bisa bulan madu kayak aku." perintah Ilene dengan songong. Mereka baru saja tiba di Labuan Bajo dan Ilene langsu
Terdiam. Kamar itu terasa mencekam, Ilene hanya menunduk dia tak berani menatap Jared. Laki-laki itu pasti semakin kecewa."Abang kecewa?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut si pendosa yang membuat lawannya hanya berdiri kaku seperti menahan napas bahkan bernapas saja rasanya sulit, Ilene menggigit bibirnya dan air mata itu mengalir dengan sendirinya.Jared mendekat, Ilene beringsut mundur hingga tubuhnya mentok di headboard dan menatap lawannya."Abang pasti kecewa kan?" tuduh Ilene. Jared masih diam. "Kamu tak bahagia?" tanya Jared. Ilene menggeleng, demi Tuhan dia bahagia, dia bahagia menikah, tapi ketakutan itu yang membuatnya hancur. Ilene menunduk dan memeluk lututnya sendiri, dia mengalami ketakutan seorang diri.Jared duduk di tepi ranjang dan terdiam. Ilene semakin menangis, sial! Dia harus bersifat sangat kekanakan sekarang."Mari kita coba! Abang buahi aku! Aku ingin melawan ketakutan ini!" Ilene berdiri
Kegiatan pengantin baru yang Ilene pelajari di internet barusan adalah menonton bersama dan memasak bersama.Gadis itu hanya membuat roti, masih serba canggung. Pagi-pagi sekali, Ilene sudah bangun, mandi, bahkan ia sedang membuat sarapan sekarang. Padahal di rumahnya dia jadi kebo, tidak akan bangun sebelum matahari merangkak tinggi dan Bundanya mengomel baru bangun, setelah bangun ia makan dan malas-malasan lagi. Tapi sekarang bukan lagi alasan dan Ilene merasa punya tanggung jawab besar sekarang.Ilene tak tahu selera minum Jared, kopi pahit tanpa gula atau takaran gula setengah sendok. Dia bahkan tak pernah membuat kopi untuk ayahnya. Ilene baru sadar dia tak berguna jadi anak dan hanya jadi beban keluarga, beruntung ada laki-laki yang mengambil alih itu hingga membuat Ilene harus turun tangan dan belajar.Ilene juga tak tahu cara memanggang roti. Gadis itu mengambil ponselnya sebentar dan melihat cara memanggang roti, ada susu coklat yang
Kekasihku, satu jam mendatang kamu akan menjadi istriku. Tiba saatnya semuanya disatukan, cinta tak pernah datang ke orang yang salah. Kamu bukan hanya masa depanku, tapi juga seorang sahabat yang akan selalu ada untuk menghabiskan seluruh sisa hidupku bersamamu. Kita akan minum susu lansia bersama, hingga rambut memutih, hingga urat-urat jari tangan menonjol, tangan kita terus bergandengan walau tak sekokoh dulu, walau tangan keriput dan penglihatan memudar."Aaahhhhhh. Aku nggak sanggup baca ini." Itu adalah surat cinta dari Jared buat dirinya, dia juga memberi surat pada Jared sebagai ungkapan cinta dan rasa terima kasih pada pasangan masing-masing."Gimana mau nikah, kalau makeup dihapus terus. Lihat udah berapa kali bedak tuh ulang-ulang terus." omel Ilona pada putrinya, mau nikah tapi malah menangis seperti orang gagal menikah."Bunda nggak romantis. Bunda pasti nikah nggak kayak gini kan? Ai nggak tahu dan nggak nyangk