Home / Romansa / MY SEXY EDITOR / 1. Kontrak Diterima

Share

1. Kontrak Diterima

Author: Rose Marberry
last update Last Updated: 2020-11-19 13:28:22

Tentang : Penawaran Kontrak.

Dear Gigi Kelinci,

Saya Moon. Editor dari, penerbit Suka-Suka.

Saya sudah membaca naskah kamu yang berjudul Brave Luna. Saya tertarik untuk memberikan penawaran kontrak.

Dengan CATATAN : Masih banyak perbaikan, PEUBI, tanda baca, typos (Mustinya kamu nulis pakai iup).

Tambahan : Saya ingin Anda menambahkan sisi erotis, bagaimana Luna menggoda bosnya dan berakhir bermalam bersama?

Tertanda,

Moon.

Ilene menelan ludahnya gugup, bentar-bentar ia pasti salah baca. Apa tadi? Penawaran kontrak? Oh ini pasti ia sedang bermimpi bukan penawaran kontrak dari tulisan acak kadutnya miliknya. Murni ia mengkhayal bagaimana seorang wanita menjadi kuat dan tidak lemah di bawah penindasan lelaki.

Ilene membaca berulang-ulang email tersebut dan berharap ia menghalu, tapi semuanya beneran. Nama Moon termpampang jelas disana.

"Anjirrr Moon. Moon maap." kekeh Ilene. Membasahi bibirnya, dan mencoba mencari kata yang tepat agar tidak salah kata. Salah kata, maka nasibnya berkahir mengenaskan karena memang ini impiannya, walau masih belum percaya ada yang menawarkan kontrak padanya dengan modal cerita ala kadar.

Re : Penawaran Kontrak.

Hi Moon,

Terima kasih penawarannya, saya masih belum percaya cerita abal-abal saya dilirik🥺🥺🥺. You don't know, how I was crying like a baby 😭😭😭. Makasih Moon.

Akan saya perbaiki di bagian yang perlu.

Regards,

Gigi Kelinci.

Ilene membaca ulang email sebelum ia yakin dan menekan fitur kirim.

"Bodo amat curhat. Biasanya, kalau curhat dia lebih luluh. Hihi." Ilene tersenyum sendiri, dan menekan fitur kirim ke Moon. Moon yang melambangkan bulan yang terang, bulan yang menyejukan hati.

"Apaan tadi? Pakai iup? Dih nggak sopan!" gerutu Ilene, ia seperti tahu editornya ini cerewet bahkan judes bicaranya.

Ilene melototkan matanya lagi, ketika melihat lambang pengirim pesan sudah muncul lagi di layar ponselnya.

Tentang : Penawaran Kontrak

Saya nggak butuh air mata palsu seperti itu. Saya butuh kredibiltasnya.

Saya tunggu malam ini, jam 12 malam. Satu bab sudah selesai, no typos. Belajar PEUBI yang benar, tanda baca yang sesuai. Buat karakter yang kuat, judulnya Brave, tapi karakternya menye-menye.

Saya nggak suka itu!

Tertanda,

Moon

"Lah anjirrr, udah tahu menye-menye ngapain lu terima Bambang?!" Ilene menjadi misuh-misuh setelah membaca balasan tak sopan dari editor Moon. Editor rese. Ya, baru berinteraksi, tapi Ilene sudah bisa menduga, editor yang satu ini rese minta ampun, yang membuat hari-harinya takkan tenang.

Re : 🤔🤔

Hi Moon,

Baik akan saya laksanakan. Dan saya kirim kesini lagi?

Regards,

Gigi Kelinci

Re : 🤔🤔 (Judul apa ini?)

Ya. Saya tunggu, lewat satu detik, kesempatan hangus.

Tertanda,

Moon.

"Shit! Mana aku juga punya deadline sama Pak Prapto lagi." Ilene guling-guling di kasur, sebenarnya ia mahasiswa akhir yang sedang berjuang antara hidup dan mati demi masa depannya. Ilene sedang mengerjakan skripsi. Tapi, karena stress revisi yang tak berkesudahan, gadis itu menjadikan menulis sebagai pelariannya.

"Ya Tuhan. Mana yang harus kubuat. Kalaupun, revisi naskah. Aku harus belajar tanda baca yang benar. Kapital, PEUBI, dan itu nggak bisa satu jam. Ya Tuhan, naskah jodohku kau datang disaat yang tidak tepat. Mama sedang berjuang dengan skrispi." Ilene menggigit bantalnya. Ini seperti maju kena-mundur rugi.

"Bentar-bentar, berarti cerita aku lumayan juga lah ya, sampai ditawarkan. Ahhhh... Bunda... Anak gadismu sebentar lagi jadi penulis terkenal." Ilene bolak-balik di kasur, merenggangkan tangan dan kakinya, setelah ini ia akan berjuang, demi kebaikannya semua.

"Tidur siang dulu atau baca-baca dulu nih?" Ilene menimbang, ia sebenarnya merasa mengantuk sekarang. Tidur sebentar biar segar dan bangun langsung mendapat hidayah, kedengarannya tidak buruk.

Ilene menutup matanya, niat hati mau tidur malah gadis itu berkahir mengkhayal hal yang belum waktunya. Ilene mengkhayalkan, bagaimana interaksi dia dengan sang editor dan lama-lama mereka berdua jadi akrab. Setelah sang editor tahu, bagaiamana asyiknya Ilene, editor akan ramah padanya, karena Ilene begitu baik, ceria, sopan? Menurut kacamata dirinyalah, Ilene termasuk anak yang sopan.

"Aish, baru juga mulai udah galak." Ilene berguman masih dengan menutup matanya. Gadis itu sudah membayangkan, bagaimana keduanya menjadi akrab, sang editor mengajak Ilene makan untuk merayakan keberhasilan mereka sebagai buku best seller.

"Ya, ceritaku harus menjadi buku best seller." Ilene langsung terduduk, rasa memgantuk itu menguap sektika, digantikan dengan rasa mengebu-gebu. Ilene mengambil laptop miliknya berwarna abu-abu dan mulai mencari apa yang perlu ia tahu. Jika memang ia tidak lulus di semester ini, semester depan bisa dikejar, asalkan ia sudah mendapatkan sesuatu yang bisa dibanggakan dan orang tuanya tidak akan marah, terutama bundanya.

Ilene hanya geleng-geleng, melihat tulisannya yang masih banyak typo, pantas saja editor galak, Moon rese begitu sikapnya.

Dua jam belajar sambil praktik, Ilene mempelajari teori dan langsung mengaplikasikan di tulisan miliknya, ternyata ia baru sadar masih banyak kesalahan yang ia lakukan, tapi ia terlalu percaya diri untuk mengirim naskahnya.

"Jodoh emang tak kemana." kekeh Ilene mulia mengetik di atas keyboard. Ilene mulai membuat Luna yang malam itu pergi ke club malam, karena ia sedang patah hati, dan tak ingin menyendiri karena takut bunuh diri. Akhirnya Luna memilih pergi ke club dan ia setengah sadar, mencium orang asing dalam club dan berakhir di kamar bersama.

"Anjirrr... Ini maksudnya sisi erotisnya?" guman Ilene sambil memikirkan adegan seperti apa yang harus ia tuangkan?

"Demi apa gue belum pernah ciuman, masih virgin dan sekarang buat cerita erotis? Bunda bisa bunuh aku kalau tahu." Ilene bingung, akhirnya ia menghubungi lagi editor Moon.

Tentang : Em ... Sisi Erotis

Hi Moon,

Maaf ganggu lagi, mau tanya apakah harus masukan adegan per adegan yang bagian erotis?

Jujur, saya belum pernah menulis dan pribadi belum pernah begituan. Maksud saya, bisakah di skip saja adegan itu?

Terima kasih.

Regards,

Gigi Kelinci.

Ilene menggigit bibirnya, pasti editor menolak mentah idenya. Karena dari awal sang editor menginginkan adegan erotis sebagai pembukaan agar menarik?

"Anjirrr, kalau nulis otomatis. Aku harus membayangkan adegan panas itu, atau posisikan jadi diri sendiri. Asoylah, gini amat resikonya."

Ilene kembali menekuni laptopnya dan membacar teori-teori dan ilmu dalam kepenulisan. Separuhnya ia langsung paham, dan Ilene akan langsung mempraktekan. Hingga, editor rese itu tak ada celah untuk menuntut dirinya.

"Kenapa aku harus tertekan? Harusnya aku enjoy jalanin ini semua. Aish, editor rese itu yang buat semuanya jadi gini. Gini amat mau jadi terkenal Ya Allah." Ilene masih bersungut. Gadis itu membuka percakapan email dan belum dibalas sang bos.

Ilene berbaring sebentar dan membayangkan, setiap hari ia masuk keluar mall untuk memberikan materi bedah buku dan ceritanya menjadi laris manis di pasaran bahkan di-filmkan. Namanya akan tertulis di mana-mana. Suatu pencapaian yang luar biasa bukan?

"Ya Tuhan, semoga ceritaku bisa laris manis."

Baru saja dipikirkan, ada nama Moon disana.

Re : Sisi Erotis

Dear Gigi Kelinci,

Sebelum gigi kamu jadi gigi sapi atau gigi buaya, silahkan dibuat saja. Karena saya lebih tahu, peluang pasarannya seperti apa.

Berikut, saya lampirkan beberapa cerita yang menulis adegan erotis di dalamnya, bisa kamu jadikan refrensi. Ingat! Jangan diplagiat, jika tidak, akan saya hapus dari list.

Tertanda,

Moon

"Faaaakkkk. Bahkan balasannya lebih menyakitkan, tahu gitu nggak usah tanya."

Ilene membuka lampiran file ada tiga potong cerita yang hanya menampilkan bagian erotisnya saja. Ilene hanya menggigit bibirnya membayangkan adegan panas tersebut, lama-lama otaknya bisa terkontaminasi dan jadi gila. Ia harus membayangkan hal panas dan menuangkan lagi dalam tulisan. Apa ini memang resiko jadi seorang penulis.

"Ouh Jack... Bukan disitu, di bawah lagi." pinta Kate dengan memohon, matanya merem-melek keenakan karena jari-jari panjang Jack bermain di intinya.

"You're so tigh baby. Sudah tidak sabar, si Tiger memasuki milikmu yang sempit, menjepit dan mencengkeram dengan begitu kuat, dan dilahap seperti lubang hitam."

Ilene hampir melemparkan ponselnya. Keringat dingin meguncur deras di dahinya, Ya Tuhan apa melakukan pekerjaan ini ia berdosa?

Ilene mulai membayangkan adegan per adegan, saat Jack memasuki Kate dan keduanya berteriak serempak dalam harmony. Saat paha keduanya beradu, dan Ilene membayangkan keringat menguncur deras di tubuh kedua pemuda itu, dan bagaimana rasanya nikmat dunia.

"Okay, bisa nih kayaknya. Awalnya aku buat mereka ciuman dulu."

Awalnya Ilene merasa sangat mengerikan, saat menulis setiap detail adegan saat Jose dan Luna mulai melakukan adegan oer adegan, bahkan Ilene menahan napas dan menutup matanya, saat ia membayangkan adegan itu atau menulis yang lebih spesifik.

"Gila sih ini! Gue jadi nggak polos lagi." Ilene menggeleng.

"Sebenarnya kalau nanya Bella bisa aja, tapi apa boleh? Itukan pasti privasi." guman Ilene. Apa iya, bertanya pada Azyan dan gadis pemalu itu akan membeberkan rahasia ranjangnya pada orang lain, walau alasannya untuk keperluan menulis. Ilene tak ingin mengusik ketenangan orang lain. Ia hanya belajar dari teori yang ia baca-baca.

"Tapi kayaknya enak berbuat gitu. Aish." Ilene geleng-geleng, baru menulis satu bab otaknya sudah terkkontaminasi secara tak sehat. Bagaimana ke depannya? Ia butuh menulis puluhan bab, dan Ilene yakin setiap bab pasti terselip adegan seperti itu.

"Tahu gini, mending aku bersuami dulu, biar nulisnya enak."

Ilene berbaring lagi, merenggangkan tubuhnya. Bagaimana ini, ke depannya pasti ia masuk lagi dalam dunia yang lebih dalam. Ia akan mengupas tuntas dunia yang seperti itu, bahkan tak menutup kemungkinan Ilene menulis tema Gore, BDSM. Ilene sudah merinding duluan, jika ia harus menulis adegan kekerasa dan tak layak seperti itu.

"Padahal aku udah dewasa, tapi kenapa harus malu?" Azyan menggigit bantal miliknya yang berwarna pink. Harusnya ia bisa bersikap dewasa, bahkan sahabtanya sudah punya di saat semester 5. Sekarang sudah semester 8, dan anak Azyan sudah 1 tahun lebih.

"Ah, minimal ada pacar biar tanya-tanya, atau praktekan ciuman itu kayak mana. Nggak mungkin aju nanya Bella, gimana rasanya ciuman?"

Ilene berpikir, tapi menyambar ponselnya, ia tahu, Azyan pasti malu tapi siapa tahu ia mendapat sedikit ilmu. Bertanya pada abanganya? Manusia kaku itu pasti tidak akan menjawab.

Ilene bukan Irene Red Velvet : Hi, ibu-ibu anak satu. Mo nanya, tapi agak privasi. Gimana rasanya ciuman?

"Bodo amat dah terlanjur ngirim." Ilene menelungkupkan kepalanya di kasur, nenbayangkan wajah Azyan memerah saat membaca pesan laknat itu, bisa-bisanya ia bertanya privasi seperti itu.

"Kayaknya enak bangat hidup jadi Bella. Punya anak punya suami, mana Abang perhatiannya berlebihan lagi. Ahh... Di mana jodohku kau berada." Ilene berguling-guling, sambil membayangkan kebahagian rumah tangga yang dijalani Azyan. Bahkan suami dan anaknya sangat support saat ia melaksanakan sidang skripsi, jadi skripsi Azyan cepat sekali di ACC. Azyan bahkan sudah seminar proposal, meninggakan dirinya yang bab 1 satu saja belum selesai.

ABella : Ya ampun Ai, pertanyaannya 🤭🤭🤭. Hihi, malu ah. Untung bukan abang yang baca duluan😅😅😅. Hehehe, maap itu privasi.

"Tuh kan, pasti dia nggak mau jawab. Bikin iri aja nih orang." Ilene semakin misuh-misuh, dia begitu iri dengan kebahagiaan Azyan. Bahkan, Danish makin pintar dan sudah bisa berbicara sekarang. Terkadang Ilene berpikir enak sekali menikah muda, dengan catatan kedua belah pihak telah siap mental dan materi. Azyan dan abangnya adalah manusia dewasa yang pemalu, Azyan yakin mereka pasti hampir tidak pernah bertengkar, malah hanya ada kehangatan dalam rumah tangga mereka.

Awal pertama kali menulis, karena Ilene bisa melihat kehidupan seperti apa yang Azyan jalani. Membuat Ilene ingin merasakan hal yang sama, walau Tuhan belum menunjukan padanya. Atau belum saatnya ia merasakan itu, karena Tuhan tahu yang terbaik.

Akhirnya dengan amatiran, Ilene mencoba menuangkan apa yang ada di isi kepalanya dan juga teori yang ia baca.

Walau dengan keringat dingin dan juga deg-deg ser karena menulis yang bukan passionnya, tapi Ilene berhasil. Bahkan, ia sudah submit agar editor rese itu tidak sibuk.

Ilene membuka pintu kamar dan ingin mengambil minuman dingin di kulkas, karena otaknya panas, tenggorkan kering, terlalu banyak menelan ludah di setiap adegan.

"Bella tadi di rumah ini?" tanya Ilene saat melihat temannya berada di rumah bersama keluarga kecilnya. Bundanya pasti takkan membiarkan cucunya untuk bermain sendirian. Danish adalah permata di keluarganya. Padahal, menurut Ilene Azyan bisa punya anak lagi, karena Danish sudah cukup besar untuk punya adik. Tapi itu urusan rumah tangga orang, karena ia masih dianggap bocah bagi orang lain. Padahal usianya sudah legal.

"Bella langsung hapus pesan tadi ya. Entar abang baca lagi." Ilene menutup wajahnya, Azyan hanya tertawa. Wanita ini semakin bahagia dalam hidupnya, bahkan tubuh Azyan bisa Ilene nilai jika semakin gemuk karena bahagia.

Ilene melihat abangnya yang mengendong anak semata wayangnya, dan menciumi wajah bocah itu berkali-kali.

"Lecet juga tuh muka nanti." komentar Ilene pada abanganya. Tapi Dennis tak menghiraukan, ia memberi Danish pada Azyan dan mengambil ponsel dari tas Azyan. Ilene melotot, mampus bisa habis riwayatnya jika Dennis membaca pesan tadi.

"Udah dihapus kok." kata Azyan menengangkan saat melihat raut muka Ilene.

"Yaudin lah ke kamar dulu. Makin iri lihat keluarga berencana, eh keluarga bahagia." Ilene pergi ke belakang dan mencari minuman yang ia cari seperti tujuan awalnya.

Azyan mengambil minuman kaleng, meneguknya sedikit ia masuk dalam kamar dan mengunci lagi kamarnya.

Layar ponsel Ilenr baru saja berkedip manja. Gadis itu menyambar ponselnya, dan melihat logo email, tanpa sadar ia tersenyum, walau tahu akan banyak kata memyakitkan di dalamnya.

Tentang : Bab SAMPAH!

APA INI? SAYA SUDAH KASIH REFRESNSI, TAPI KENAPA HASILNYA SEPERTI ANAK TK BELAJAR NAIK SEPEDA?

ANDA TIDAK BERKOMPETEN!

Tertanda,

Moon.

"Bangke! Dia tidak menghargai usahaku sedikitpun." sungut Ilene membuang ponselnya.

________________________

Hi, selamat datang di bab pertama. Bagaimana, sudah terbayang bon cabe level berapa yg akan editor Moon bagi ke Ilene. Dia harus jadi tahan banting menghadapi editornya.

Mohon dukungannya semua, agar emak terus menulis dan bisa menghibur kalian semua💋💋💋💋

See you babe💋💋💋💋

Comments (6)
goodnovel comment avatar
kaniaa azahra
kirain gue doang yg bingung...
goodnovel comment avatar
Anggra
agak bingung Ama nama² tokohny
goodnovel comment avatar
mei niski sitorus
ok mak, kalo para pembaca masih eror membacanya kudu ati ati, ntar g sinkron............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MY SEXY EDITOR   2. Editor Rese Sejagad Raya!

    Tentang : RevisiHi Moon,Semoga harinya menyenangkan 🤗🤗🤗 .Saya sudah revisi habis-habisan, berharap ada perubahan🥺🥺. Ya saya memang amatiran. Tapi saya siap belajar🙌🙌🙌. Berikut saya lampirkan revisi saya (berharap tidak ada lagi revisi)Terima kasih kesabarannya.Regards,Gigi KelinciIlene bernapas lega, setelah ia mengirimkan naskah yang sudah ia otak-atik habis-habisan. Sudah lima kali, ia menulis, menghapus, membuat yang baru, sampai tangannya kebas."Bodo amat, kalau di tersingung. Biar dia jadi normal dikit kayak manusia."Semalaman Ilene begadang, dan ia berhasil mengirimkan subuh hari berharap Moon mengerti kalau Ilene begadang demi revisi naskah. Jika sampai hati Moon masih bilang naskahnya sampah, Ilene tak tahu lagi. Tapi jangan khawatir ia tahan banting, dan juga takkan menyerah secepat ini.

    Last Updated : 2020-11-26
  • MY SEXY EDITOR   3. Pembalasan!

    "Loh kok cemberut aja?"Ilene yang sedang gondok mengaduk-gaduk minumannya dengan kasar. Editor rese itu membuat moodnya turun bebas seperti bermain seluncuran di water boom.Bahkan, sekarang sudah jam 4, Ilene tak peduli kalau pada akhirnya ia gagal jadi penulis best seller. Untuk apa ia terkenal, tapi jiwanya tak sehat karena jumpa editor rese sejagad raya. Bahkan depan gebetan Ilene masih misuh-misuh. Ilene juga tak peduli jika Kayvan semakin tak menyukai dirinya."Maaf aku lagi kesal." Aku Ilene jujur. Kayvan hanya mengangguk. Ia tahu, asa yang menganggu pikiran Ilene sekarang. Apalagi habis bimbingan itu memang butuh pelarian mood yang sempurna, seperti para lelaki main game atau futsal. Jika para wanita Kayvan kurang tahu, mungkin dengan bergosip atau makan. Kayvan tahu, wanita adalah makhluk yang suka mengunyah seperti sapi. Makanya ia sengaja mengundang Ilene makan terlebih dahulu, tapi gadis itu hanya memesan jus

    Last Updated : 2020-11-30
  • MY SEXY EDITOR   4. Siapa Editor Moon, Sebenarnya?

    Tersenyum malu-malu dan menunjukan sedikit keanggunan di depan crush. Ilene itu cantik, tapi saat ingin berhadapan dengan Kayvan ia merasa seperti seekor siput kecebur closet.Ilene mendapat ilmu dari ibu-ibu anak satu yang menjadi kakak iparnya sekarang. Kata Azyan, cara memikat laki-laki itu dengan berbuat anggun di hadapan mereka. Karena Ilene bisa melihat bagaimana abanganya begitu bucin pada ibu-ibu anak satu. Jadi, Ilene rasa Azyan punya resep khusus dan begitu jawaban ibu muda yang berbahagia tersebut, jadi Ilene menurut saja.Hari ini, ia memakai potongan dress sederhana yang sedikit pendek di atas lutut menunjukan kaki jenjangnya dengan memakai sneakers warna putih. Jika bunda dan kakaknya suka memakai heels, maka sneakers adalah alas kaki paling nyaman bagi Ilene.Ilene mengurai rambutnya, ia tersenyum anggun. Wajahnya memang lebih lembut, mirip Dennis versi cewek. Gadis itu memakai bedak tipis untuk menyamarkan

    Last Updated : 2020-12-05
  • MY SEXY EDITOR   5. Penawaran Kekasih

    Tentang : 🐛🐛🐛🐛🐛🐛🐛Dear Gigi Kelinci,Jangan penasaran saya siapa. Haram hukumnya! Cukup tahu, kita berkerja sama.P.S : Saya selalu mengawasi kamu. Saya tahu, apa yang kamu lakukan. Jadilah anak yang pintar.Yours,Moon."Dih sok yours." cibir Ilene. Rupanya Moon membalas lagi email miliknya sebelum ia sempat membalas. Gercep juga nih si rese!Tentang : 🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋Hi Moon,Kamu bukan ibu saya😴😴😴😴😴.Saya memang dari dulu pintar 🤪🤪🤪.Regards,Gigi KelinciIlene memegang ponselnya dengan keras."Dih, sok akrab lu. Tapi dia siapa sih? Aftar? Kayvan menurut aku sebenarnya. Tapi gimana nanyanya? Aku yakin, dia pasti nggak bilang." Ilene bermonolog sambil membaca kembali email mereka. Bagaimanapun, ia harus membuktikan siapa Moon sebenarnya. Biar Ilene bisa balas dendam dengan melemparkan laptop 14 inch miliknya ke kepala Moon,

    Last Updated : 2020-12-07
  • MY SEXY EDITOR   6. Candy dan Crystal

    Sepanjang pagi Ilene tersenyum. Walau Moon gila, tapi Ilene suka. Cara memaksa Moon itu membuat Ilene kesal tapi seperti hiburan untuk dirinya."Moon gila... Tapi aku suka." teriak Ilene tersenyum dan memeluk gulingnya. Andai sekarang ada Moon apakah laki-laki itu mengizinkan dirinya untuk memeluk Moon?"Tapi kan, aku belum tahu siapa. Kayvan? Berarti dia juga suka sama aku? Emang Moon suka sama aku? Tapi kan dia maksa jadi kekasihnya. Dih, Moon maksa amat."Tentang : Dih MaksaHi Moon,Tunjukan dulu identitasmu. Jangan bersembunyi di balik Moon. Karena Moon sudah kuanggap manusia rese🤬🤬🤬🤬🤬🤬.Regards,Gigi KelinciIlene membaca ulang dan mengerucutkan bibirnya. Walau ia tidak munafik, ia suka kehadiran Moon di hidupnya. Tapi sampai kapan Moon akan bersembunyi di balik layar? Akankah Moon jadi pengecut selamanya? Huh, membahas Moon memang tak ada habisnya.Tentang : Tunjukan Kr

    Last Updated : 2020-12-09
  • MY SEXY EDITOR   7. Moon, Where Are You?

    "Ugh... Jack ya di situ baby.""Seperti ini?" tanya Jack dengan suara parau saat memasukan jari-jarinya dalam inti Luna, wanita itu menutup matanya. Luna berhasil menggoda Jack dan sekarang Jack merasa terbakar dengan ramuan murahan yang berhasil Luna campurkan dalam minuman laki-laki itu."Ouh please. No please..." Luna mengeluh kecewa saat Jack malah mengelurkan jarinya. Wanita itu menatap bossnya kecewa. Apa-apaan ini? Kenapa Jack mempermainkan dirinya?"Bukankah kau juga menginginkan diriku?" tanya Luna tanpa malu seperti seorang jalang murahan. Jack menatap lawannya dengan kabut gairah yang terlihat jelas di matanya, tapi apalagi yang ditunggu laki-laki ini? Luna sudah sangat siap sekarang?"Pelan-pelan sweety. Tiger tidak akan senang, jika kamu langsung pada intinya. Tiger ingin dimanja terlebih dahulu." Goda Jack dengan memegang pucuk payudara Luna dan meremasnya. Awalnya ia memberi rangsangan ringan, tapi lama-lama Jack memeras

    Last Updated : 2020-12-11
  • MY SEXY EDITOR   8. Kecewa

    Salah jika Ilene berharap Moon ada di depannya? Aneh jika Ilene merindukab omelan jelek Moon. Kelainan bila Ilene lebih suka Moon membalas email dengan kata yang sangat tidak pantas bagi mata orang normal?Entah kenapa, Moon menghilang dan Ilene seperti tidak bersemangat untuk melakukan sesuatu.Ilene merasakan lengannya dicolek-colek tapi ia menepisnya."Aelah Ai. Udah macam putus cinta aja. Udah di ACC juga tuh proposal, tinggal ngurus syarat ikut seminar." Ilene langsung menendang kembarannya. Keduanya sedang makan ice cream di kedai ice cream. Darris yang traktir ia lagi senang, dan sepertinya banyak hal yang bisa ia ceritakan. Walau rese Ilene sangat menyayangi kembarannya. Jika Moon dibaratkan nyawa ke sepuluh baginya, maka Darris nyawa ke dua bagi Ilene. Baiklah, Ilene bukan kucing."Kau tahu Ai. Net kembali, dan bahkan dia jadi dosen aku. Anjirrr, gila beningnya ngalahin Galgadot parah emang." Darris menggeleng, masih belum percaya i

    Last Updated : 2020-12-15
  • MY SEXY EDITOR   9. Sweet Moon

    "Ai! Ai tunggu!" pekik Kayvan. Ilene menarik napas panjang. Entah kenapa ia baru menyadari telah melakukan kebodohan. Tentu saja Moon akan mengejek dirinya. Tapi entah kenapa, ia terlalu berharap banyak pada Moon?Ilene berbalik. Jatuh lagi harga dirinya depan Moon. Si rese itu akan semakin memandang dirinya rendah."Kenapa?" Ilene menggeleng menyadari kebodohan dirinya untuk kesekian kali. Ilene akhirnya mengikuti Kayvan. Walau rasanya sudah tak nyaman. Ya ia bodoh, kenapa harus ke kecewa? Bukankah Moon juga mempunyai kehidupan pribadi? Kenapa ia yang heboh seperti cacing?"Mau ikut main nggak?" Ilene menggeleng. Gadis itu diam, saat melihat ke tiga cowok itu bermain bahkan sampai coret spidol di wajah. Ilene masih menganalisa Moon, tapi rasanya sulit sekali mendeteksi Moon, seperti Moon makhluk angkasa. Dasar makhluk astral!"Kalian nggak kerja?" Ke tiga laki-laki itu kompak menoleh padanya. Huh, yang mana Moon coba. Kenapa sulit sek

    Last Updated : 2020-12-19

Latest chapter

  • MY SEXY EDITOR   Last : We'll Having Twins (Tamat)

    "Hari ini ujian? Sebelum ujian berdoa dan minum susu. Baca soal baik-baik dan jawab dengan benar." peringat Ilene pada kedua putrinya. Usia mereka sudah 10 tahun.Candy dan Crystal akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Ilene tersenyum dan tak berhenti bersyukur dengan semua anugerah yang ia dapatkan dalam hidupnya. Penyakit Crystal masih kambuh. Kabar baiknya mereka akan melaksanakan transplantasi jantung. Setelah pencarian dan penantian selama 10 tahun, semua kesabaran Ilene dan Jared akan berbuah manis.Jared sedang membuat sarapan untuk kedua putri kembarnya. Laki-laki itu menjalani perannya sebagai kepala rumah tangga yang luar biasa. Candy dan Crystal ingin makan nasi goreng dengan banyak hiasan lucu-lucu yang membuat mereka semangat dan sayang untuk makan.Jadi, Jared akan membentuk nasi goreng tersebut berbentuk karakter lucu. Kali ini dia akan membentuk karakter Rilakuma memakai selimut."Ayah, udah?" Candy langsung berla

  • MY SEXY EDITOR   44. Surga Yang Kita Ciptakan Sendiri

    "Buna, Kis kenapa?" tanya Candy sambil mendongak melihat ibunya.Ilene mengendong Candy menahan tangisnya, penyakit jantung Crystal kambuh membuat dia harus dilarikan ke rumah sakit. Ilene dan Jared sedang berusaha untuk mencari transplatasi jantung untuk Crystal namun saat ini belum juga dapat.Ilene menoleh ke belakang, tak kuat akhirnya menangis juga. Membayangkan Crystal yang kecil harus menderita seperti itu. Ilene tak ingin menangis di depan Candy membuat bocah itu terus bertanya dan mungkin tahu kesedihan apa yang tengah menimpa keluarga ini.Crystal bisa bermain tapi terkadang penyakit itu datang tanpa diundang. Sudah beberapa tahun mereka mencari transplatasi jantung yang cocok tapi tak kunjung berjodoh.Jared sedang berbicara dengan dokter pribadi Crystal. Dokter yang sudah dianggap keluarga dan menganggap Crystal anal sendiri karena ke sini.Ilene mencium-cium kepala Candy dengan sayang.Candy m

  • MY SEXY EDITOR   43. Semua Tentang Candy dan Crystal

    She's become a Momma. A proud Momma for her twins.Ini adalah hari terbahagia Ilene, bukan hari-hari yang ia jalani kini hanya terisi dengan kebahagiaan. Kilas balik tahun sebelumnya saat dia menderita sebuah penyakit aneh yang membuatnya hampir menyerah dan sangat percaya diri. Tapi lihatlah kini, dia mengendong dua putri kembarannya ke rumah Nenek mereka.Candy dan Crystal memakai dress mini lucu berwarna putih dengan rambut kucir dua diikat ke atas. Setiap melihat kedua putrinya dia selalu menumpahkan air mata kebahagiaan. Dia terlalu bangga dengan anak-anaknya.Kedua bocah itu berlari menuju ke dalam rumah neneknya. Mereka sudah tahu, jadi paling semangat jika berangkat ke rumah Nenek, Nenek baik, Nenek sangat memanjakan mereka."Nenek!" teriak Candy dan Crystal kompak. Lihat? Ilene hanya bisa geleng-geleng sambil membawa kantung berwarna putih yang barusan ia beli buah untuk Bundanya. Setiap minggu Ilene ajak anak-anaknya ke r

  • MY SEXY EDITOR   42. Melawan Rasa Takut!

    Ilene tersenyum malu-malu pada suaminya. Masih diliputi oleh rasa bersalah, takut, dan gagal, walau Bundanya telah meyakinkan jika semuanya baik-baik saja. Ilene bisa normal asal dia melawan ketakutannya sendiri dan dibantu terapi."Sini." Ilene tersenyum dan mendekati laki-laki itu. Bagaimana mungkin kamu merasa aneh dan asing dengan suami sendiri, apalagi merasa risih jika dia memegang kamu. Dengan perlahan Ilene mendekati Jared dan dengan rasa sayang yang penuh dia memeluk laki-laki itu. Ilene menutup matanya bersandar di dada laki-laki ini. Dia luar biasa, dia begitu sabar menghadapi sifat Ilene yang kekanakan. Ilene tahu, jika dia mendapatkan laki-laki lain dia sudah dipukul atau lebih parahnya lagi dicampakkan."Terima kasih." Ilene mengelus-elus dada Jared membentuk pola abstrak, walau gadis itu tak tahu jika laki-laki itu menahan dengan sekuat tenaga untuk tidak menerkam gadis itu. Jared begitu sabar, Jared bertahan dan sepertinya dia layak mendapat

  • MY SEXY EDITOR   41. Vaginismus

    "Bunda, Ai nggak bisa. Ai mau sama Bunda aja." Ilene merengek pada Bundanya seperti anak kecil, dan menangis.Pulang dari bulan madu Ilene langsung kabur ke rumahnya karena merasa gagal, merasa takut, dia sudah berusaha untuk mengalahkan rasa takut itu tapi berkali-kali gagal."Enakan jadi anak Bunda aja. Ai nggak siap jadi istri orang." Ilene jujur. Dia ingin menceritakan ketakutan yang terus menggerogoti dirinya, membuat dia tak bisa tidur dengan nyenyak. Ilene seperti dihantui mimpi buruk setiap waktu."Mana ada orang udah punya suami, ngadu-ngadu nangis kayak orang pacaran." Ilene berbalik melihat Darris yang menegurnya. Dulu dia bangga dan songong mengatakan ingin menikah, saat sudah terjadi dia menyesali hal itu."Huwaaaaaa, aku lebih baik kelahi sama kau daripada harus jadi istri orang." Ilene bangkit dan ingin memeluk Darris saat Darris sudah membentengi dirinya agar dipeluk Ilene."No. No! Haram pegang-pegang.

  • MY SEXY EDITOR   40. Xless Marriage

    "Hi, Darris, aku akan berjumpa dengan salah satu saudaramu di sini. Mau nitip salam apa sama mereka?" tanya Ilene dengan suara cempreng di ujung telpon sambil menaikkan kaca mata hitam ke atas kepalanya. Gadis itu sedang berada di sebuah bukit dan melihat banyak pemandangan indah di sekelilingnya. Jared membawanya bulan madu ke Pulau Komodo."Siapa?""Komodo. Kamu hidup di jaman T-rex, jadi mau nitip salam-salam apa sama mereka?""Kau kan kembaran aku, jadi kamu juga komodo." sanggah Darris tak mau kalah."Sialan! Benar juga."Ilene mengubah panggilan jadi video chat. Dan terlihat wajah kusut Darris di layar, laki-laki itu hanya memakai kaos lusuh berwarna abu-abu. Ilene moodnya sangat baik sekarang bahkan memakai baju berwarna cerah, berwarna kuning."Kasian kembaran aku. Nikah sana. Biar bisa bulan madu kayak aku." perintah Ilene dengan songong. Mereka baru saja tiba di Labuan Bajo dan Ilene langsu

  • MY SEXY EDITOR   39. Pro dan Noob

    Terdiam. Kamar itu terasa mencekam, Ilene hanya menunduk dia tak berani menatap Jared. Laki-laki itu pasti semakin kecewa."Abang kecewa?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut si pendosa yang membuat lawannya hanya berdiri kaku seperti menahan napas bahkan bernapas saja rasanya sulit, Ilene menggigit bibirnya dan air mata itu mengalir dengan sendirinya.Jared mendekat, Ilene beringsut mundur hingga tubuhnya mentok di headboard dan menatap lawannya."Abang pasti kecewa kan?" tuduh Ilene. Jared masih diam. "Kamu tak bahagia?" tanya Jared. Ilene menggeleng, demi Tuhan dia bahagia, dia bahagia menikah, tapi ketakutan itu yang membuatnya hancur. Ilene menunduk dan memeluk lututnya sendiri, dia mengalami ketakutan seorang diri.Jared duduk di tepi ranjang dan terdiam. Ilene semakin menangis, sial! Dia harus bersifat sangat kekanakan sekarang."Mari kita coba! Abang buahi aku! Aku ingin melawan ketakutan ini!" Ilene berdiri

  • MY SEXY EDITOR   38. Marriage Without Sex

    Kegiatan pengantin baru yang Ilene pelajari di internet barusan adalah menonton bersama dan memasak bersama.Gadis itu hanya membuat roti, masih serba canggung. Pagi-pagi sekali, Ilene sudah bangun, mandi, bahkan ia sedang membuat sarapan sekarang. Padahal di rumahnya dia jadi kebo, tidak akan bangun sebelum matahari merangkak tinggi dan Bundanya mengomel baru bangun, setelah bangun ia makan dan malas-malasan lagi. Tapi sekarang bukan lagi alasan dan Ilene merasa punya tanggung jawab besar sekarang.Ilene tak tahu selera minum Jared, kopi pahit tanpa gula atau takaran gula setengah sendok. Dia bahkan tak pernah membuat kopi untuk ayahnya. Ilene baru sadar dia tak berguna jadi anak dan hanya jadi beban keluarga, beruntung ada laki-laki yang mengambil alih itu hingga membuat Ilene harus turun tangan dan belajar.Ilene juga tak tahu cara memanggang roti. Gadis itu mengambil ponselnya sebentar dan melihat cara memanggang roti, ada susu coklat yang

  • MY SEXY EDITOR   37. You May Kiss The Bride

    Kekasihku, satu jam mendatang kamu akan menjadi istriku. Tiba saatnya semuanya disatukan, cinta tak pernah datang ke orang yang salah. Kamu bukan hanya masa depanku, tapi juga seorang sahabat yang akan selalu ada untuk menghabiskan seluruh sisa hidupku bersamamu. Kita akan minum susu lansia bersama, hingga rambut memutih, hingga urat-urat jari tangan menonjol, tangan kita terus bergandengan walau tak sekokoh dulu, walau tangan keriput dan penglihatan memudar."Aaahhhhhh. Aku nggak sanggup baca ini." Itu adalah surat cinta dari Jared buat dirinya, dia juga memberi surat pada Jared sebagai ungkapan cinta dan rasa terima kasih pada pasangan masing-masing."Gimana mau nikah, kalau makeup dihapus terus. Lihat udah berapa kali bedak tuh ulang-ulang terus." omel Ilona pada putrinya, mau nikah tapi malah menangis seperti orang gagal menikah."Bunda nggak romantis. Bunda pasti nikah nggak kayak gini kan? Ai nggak tahu dan nggak nyangk

DMCA.com Protection Status